Share

BAB 235

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Hal semacam ini adalah biasa untuk salam perpisahan, kan?” ucap Althea setelah mengecup singkat bibir Reiner.

Reiner terdiam sejenak, menganggukan kepalanya setelahnya tanpa bisa memaksakan senyumnya.

“Apa mau mampir sebentar?” tawar Althea.

Reiner menggelengkan kepalanya. “Maaf, ada hal yang harus aku kerjakan setelah ini,” ucapnya beralasan.

Althea menghela nafasnya, “Baiklah, hati-hati di jalan, ya. Sampai bertemu besok malam,” ucapnya lalu keluar dari mobil Reiner.

Begitu Althea keluar dari mobilnya, Reiner langsung menghubungi Violet, namun sampai panggilan ke-3 pun Violet masih belum memberikan jawaban.

“Kenapa Violet tidak menerima panggilan telepon dariku? Jangan bilang, dia dan juga Abigail pergi ke suatu tempat untuk berkencan? Tapi, rasanya violet bukanlah perempuan yang akan langsung setuju untuk pergi berkenca
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 236

    Mendengar ucapan Aruna, Ron pun menjadi kesal. “Apa kau bilang barusan, Aruna?” Matanya melotot tajam. Aruna membuang nafasnya, meski dia merasa takut berbuat tidak sopan terhadap Ron, nyatanya perasaan kesal yang dia miliki semakin menjadi-jadi. “Anda selalu menolak saat aku ingin membantu, juga tidak mau kalau dokter datang untuk memeriksa, apalagi pergi ke rumah sakit. Jadi, jika memang tujuan Anda adalah ingin mati, maka cepat saja matinya. Dengan anda tidak ada lagi di dunia ini, maka aku juga bebas setelahnya!” Semakin kesal mendengar ucapan Aruna yang kesal mendengar ucapan Aruna yang bertambah lancang, Ron mengulurkan tangannya untuk meraih Aruna. Namun, Aruna bergegas untuk memundurkan langkahnya sehingga Ron tidak bisa menggapainya. “Simpan saja perasaan kesal anda untuk nanti, Tuan Ron. Aku cuma ingin membantu, jadi tidak usah terbebani!” Ron menatap tajam, semakin ke

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 237

    “Presdir Reiner?” Violet seketika bangun, kini dalam posisi duduk. Ekspresi wajahnya jelas terkejut, tidak menyangka kalau Reiner akan datang ke rumah kedua orang tuanya. Semalam, Violet benar-benar tidur dengan sangat nyaman dan juga nyenyak karena perasaan lelah yang dia rasakan. Tidak sedetikpun dia terbangun, entah kapan juga Reiner datang ke kamarnya. Begitu violet membuka mata saat bangun tidur, wajah Reiner langsung terlihat saat itu juga. Reiner membuang nafasnya, ingin melanjutkan tidur tapi matahari sudah sangat silau menyusup masuk ke dalam kamar, bahkan mengenai wajahnya. “Kita Sudah setiap hari tidur di ranjang yang sama, melakukan aktivitas panas juga. Reaksi terkejut mu itu sangat aneh untuk kau lakukan sekarang,” sautnya. Violet mengusap wajahnya de

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 238

    “Mungkin bagi Presdir Reiner dan kalian, Violet itu cuma seorang asisten sekretaris saja. Tapi, bagiku dia benar-benar berbeda,” Abigail tesenyum, matanya penuh kekaguman saat membicarakan tentang Violet. Reiner mengepalkan tangannya yang tersembunyi di bawah meja makan. Ada rasa kesal yang dirasakan Reiner melihat ekspresi wajah Abigail saat ini. Althea memutar bola matanya, jengah dengan Abigail yang gila hanya karena seorang Violet. “Bicara apa kau ini, Abigail?” ujar Samuel keheranan dengan tingkah putranya itu. Abigail tersenyum, sorot matanya menerawang seolah tengah mengingat sesuatu yang penting. “Dulu, saat pertama kali aku bertemu Violet, dia benar-benar terlihat sangat polos, dan juga naif.” Abigail terkekeh. “Waktu itu aku mabuk parah, tapi dia mengira aku sedang demam, lalu mengantarkan aku ke rumah sakit.” Mendengar itu, Reiner semakin menahan diri, rahangnya mengeras. Samuel

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 239

    Jam maka siang, Violet menggunakan sedikit waktunya itu untuk menemui Althea sebagai bentuk bahwa dia adalah orang yang tepat waktu, dan tidak suka mangkir. Duduk berhadapan, berseberangan meja, Althea dan Violet saat ini. “Aku sangat terkejut sekali saat Reiner mengatakan bahwa kalian menikah, bukankah itu lucu, Violet?” Althea tersenyum, namun sorot matanya yang menghina itu dapat diartikan dengan jelas oleh Violet sendiri. “Mungkin, memang benar itu sangat lucu dan tidak masuk akal,” Violet mencoba untuk tersenyum sebaik mungkin, tidak ingin menunjukkan perasaan yang sebenarnya saat ini. Althea kembali tersenyum, hanya sebentar, setelahnya dia menatap Violet dengan tatapan tajam. “Itu pasti sangat membebani mu, kan? Bagaimanapun, orang yang mengetahui tentang pernikahannya Reiner, pastilah akan menanyakan tentang seberapa pantas pasangannya. Namun, itu p

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 240

    “Tunggu di luar, atau jangan kerja lagi denganku!” ancam Ron tidak main-main. Melihat ekspresi wajah Ron saat berbicara barusan, Lukas pun hanya bisa menghela nafasnya pasrah. “Ck! Dasar pelit!” Sebalnya. Tidak menanggapi ucapan Lukas, berdebat Ron menutup pintu rumahnya. Menatap Aruna yang kini tengah membersihkan sofa dan mengelap meja, Ron merasa kesal sendiri. “Apa kau sengaja keluar saat Lukas datang supaya kau bisa tebar pesona?” Mendengar ucapan Ron yang tidak masuk akal tentangnya, Aruna pun hanya bisa tersenyum kesal. “Kalau kau ingin mencari perhatian seorang pria, kok bisa katakan saja padaku! Aku akan dengan murah hati menyewakan beberapa pria untukmu,” Ron menatap Aruna dengan sinis. Menahan kesal rasanya Aruna juga mulai lelah, dia pun sedang tidak ada energi untuk terus memaklumi segala perbuatan Ron padanya.

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 241

    “Sepertinya menyenangkan sekali mencurahkan isi hatimu, ya.” ujar Ron setelah merebut ponsel dan memutuskan sambungan teleponnya. Aruna menelan salivanya sendiri, tidak menyadari keberadaan Ron yang entah sejak kapan, dan seberapa banyak yang sudah dia dengar. Ron meletakkan ponsel di atas tempat tidurnya Aruna, lalu menatap Aruna dengan tatapan yang tajam. “Bagaimana bisa kau memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan mu dengan begitu gamblang, Aruna?” Glek! Aruna menelan salivanya sendiri. Tatapan matanya dia arahkan ke lain sisi, sekejap saja melihat sudah jelas Aruna bisa merasakan kemarahan yang dirasakan oleh Ron. “Memprovokasi adikmu untuk lari, menghakimi kami dengan mengatakan bahwa kami picik, apakah kau merasa sudah menjadi orang yang paling benar, Aruna?” Ron mencengkram dagu Aruna, menyalurkan kemarahannya.

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 242

    “Siapa yang memintamu untuk meminum pil penunda kehamilan, Violet?” tanya Reiner, matanya menyalak marah. Violet terdiam, tidak menyangka kalau Reiner akan melihat isi tasnya. Reiner adalah pria yang sangat tidak suka ikut campur, itulah kenapa Violet merasa tidak perlu menyembunyikan keberadaan pil penunda kehamilan itu. “Apa kau sengaja melakukan ini untuk memancing emosiku, Violet?” Reiner semakin terlihat kesal. Tidak tahu harus bagaimana menanggapinya, Violet hanya semakin menundukkan kepalanya. Melihat Violet tidak memiliki niat untuk menjawab pertanyaan darinya, Reiner pun semakin tidak bisa menahan diri. Tangannya meraih lengan Violet, mencengkram erat hingga Violet nampak meringis menahan sakit. “Jangan bertindak di luar izinku, Violet. Asal kau tahu, Beberapa waktu belakangan ini, kau benar-benar melakukan banyak tindakan

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 243

    “Siapa yang memberimu izin keluar dari kantor, bahkan sampai berjam-jam, Violet?!” Reiner melotot marah, jelas dia sangat kesal sekarang. Violet tidak memilki keinginan untuk menjawab, dia tahu apapun yang dia katakan hanya akan berakhir memicu kekesalan Reiner saja. “Mau sampai kapan kau diam, Violet? Kau pikir, diam akan menyelesaikan masalah, menjawab pertanyaan ku?!” Reiner mulai bangkit dari duduknya untuk mendekati Violet yang masih diam. “Katakan, dari mana saja kau ini, Violet!” Violet menyadari, apapun keputusannya jelas Reiner hanya akan marah. Diam salah, bicara juga salah. Hanya bisa menghela nafas dan menjawab saja pertanyaan itu, Violet tidak mampu lagi berpikir dengan tenang sekarang. “Pergi untuk menemui Kak Aruna, Presdir Reiner. Maaf k

Latest chapter

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 347

    “Pendonoran sumsum tulang belakang 7 bulan yang lalu dinyatakan sukses, Tuan dan Nyonya.” ucap dokter yang selama ini menjadi dokter yang merawat Johnson. Aruna menangis haru, segera Ron memeluk bahagia istrinya itu. Edward juga langsung memeluk Alenta yang menangis haru, begitu juga dengan kedua orang tua Aruna yang ada di sana. Violet menyeka air matanya, Reiner mengusap kepalanya dengan lembut, lalu merangkulnya. Ada Arabella di gendongan Reiner yang tertidur pulas sejak tadi. “Tapi, untuk mengantisipasi kemungkinan dan bahkan selalu ada, di saat kelahiran bayi kedua anda nanti, pastikan untuk menyimpan darah tali pusat di rumah sakit, Nyonya dan Tuan.” saran dari Dokter itu. Aruna dan Ron menganggukkan kepalanya, dan akhirnya anggota keluarga besar saling berpelukan erat. Walaupun memang benar kemungkinan terburuk selalu ada, s

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 346

    Anara menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, matanya menatap benda mungil yang menjadi bagian dari kebahagiaannya. Alat penguji kehamilan yang menyatakan bahwa Aruna tengah hamil. “Ini benar-benar nyata, kan?” tanya Aruna, air matanya sudah mulai mengembung di pelupuk matanya. Padahal, 3 Minggu bersama Ron artinya pun dia sudah melewati 1 Minggu masa datang bulannya. Hanya saja, Aruna cukup stres dengan apa yang terjadi sekarang. Fokusnya benar-benar tertuju kepada Johnson, sampai dia tidak ada waktu untuk memikirkan yang lainnya. Tes! Jatuh sudah air mata Aruna, dia merasa bahagia karena bisa mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi kepada Johnson. Mengenai donor sum-sum tulang belakang yang dijalani Ron dan Johnson beberapa waktu sebelumnya jelas

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 345

    Ron merasakan denyut jantungnya yang berpacu kencang saat ruangan operasi dihiasi dengan suara bip mesin monitor yang terus menerus. Tangan Johnson yang lemah terkulai di samping tubuhnya, pucat dan tidak berdaya. Mata Ron berkaca-kaca saat dia menatap putranya yang terbaring tak sadarkan diri, berharap dan berdoa dalam diam bahwa semua ini akan membawa keajaiban untuk kesembuhan Johnson. “Johnson, sembuh lah....” Harap Ron di dalam hati, “jika menunggu adikmu terlalu lama, maka sembuhlah dengan cara ini, Ayah mohon. Ibumu pasti akan sangat menderita jika terjadi sesuatu padamu, berjuanglah terus, ya....” Dokter yang berpengalaman itu mengenakan sarung tangan sterilnya, seraya memeriksa kembali alat-alat medis yang telah disiapkan. Ron, dengan keberanian yang dipaksakan, berbaring di sisi lain ruangan yang sama, siap untuk mendonorkan sumsum tulang bela

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 344

    “Maafkan aku, tapi semua ini terjadi juga di luar dugaan ku, James.” ucap Aruna jujur, berharap kejujurannya itu dapat dirasakan oleh pria itu. “Aku pikir, aku akan memulai hidup baru bersama Johnson dan kedua orang tuaku saja. Tapi, Johnson mengalami sakit yang benar-benar tidak ada dalam rencana ku, leukimia.” Mendengar itu, James pun terkejut, lupa untuk bernafas hingga beberapa saat. “Leukimia?” James benar-benar lemas, tidak menyangka kalau Johnson akan memiliki sakit mengerikan itu di usianya yang masih begitu kecil. “Kau benar-benar tidak sedang membohongiku, kan? Mana mungkin Johnson sakit seperti itu? Jangan bilang, kau cuma mengada ada supaya bisa menjalin hubungan dengan Ron lagi, Aruna,” harap James. Mendengar itu, jatuh sudah air mata Aruna. Ron, pria itu benar-benar seperti tidak tahu harus mengatakan apa. Jika membuat kebohongan seperti itu sangatlah mudah, maka

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 343

    Aruna benar-benar menyuapkan makanan ke mulutnya Ron. “Makanlah....” Ron, pria itu benar-benar kehabisan kata-kata, padahal sudah bukan hanya satu atau dua kali dia menolak, dan meminta Aruna untuk fokus makan sendiri saja. Masih memangku laptop, pada akhirnya Ron membuka mulutnya, menerima suapan makanan dari Aruna. Nyut!!!! Nyeri, sungguh nyeri sekali dadanya. Kenapa begitu sakit? Ron seperti mendapatkan balasan dari luka yang dia berikan kepada Aruna, tertampar oleh fakta yang ada. Andai saja luka itu tidak pernah tertoreh, mungkinkah hubungan mereka akan lebih jujur dan diliputi kelegaan? Mata Ron memerah, pelupuknya sudah mulai dipenuhi dengan air mata. Melihat itu, Aruna menjadi bingung. Tidak ad

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 342

    Mendengar permintaan maaf yang diucapkan oleh Ron, Aruna pun terdiam karena tidak tahu harus mengatakan apa. Tidak menyangka kalau pria yang dulu begitu angkuh dan juga arogan bisa mengucapkan kata ‘maaf’ namun dengan ekspresi yang begitu tulus. Tes! Tanpa sadar air mata Aruna terjatuh, luka yang seolah sudah sedikit sembuh kini terasa kembali. Semua rasa sakit yang diberikan oleh Ron kembali teringat olehnya. Melihat Aruna meneteskan air mata tanpa kata, Ron benar-benar semakin merasa bersalah. Dia seperti tengah menghianati dirinya sendiri, padahal menyakiti wanita bukanlah sesuatu yang biasa untuk dia lakukan. “Maaf, itu pasti sangat menyakitkan untukmu, bukan? Maaf, aku sungguh meminta maaf untuk apa yang terjadi, dan apa yang sudah aku lakukan padamu, Aruna.” Suara R

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 341

    Ron merasakan beratnya kelopak matanya saat dia mengedipkan mata beberapa kali, mencoba untuk sepenuhnya terjaga. “Sudah mulai sore rupanya,” batin Ron. Ruangan itu dipenuhi oleh sinar sore yang menembus tirai, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Aruna, di sisi lain tempat tidur, tampak begitu damai dalam tidurnya. Rambutnya yang panjang terhampar di bantal, wajahnya tenang meski terlihat ada sedikit kelelahan yang tersisa. “Biarkan saja deh dia lanjut tidur,” gumam Ron. Dengan hati-hati, Ron menyelinap keluar dari selimut dan perlahan-lahan beranjak dari tempat tidur. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Mereka telah terlewat makan siang, tetapi Ron tahu bahwa Aruna membutuhkan istirahat ini lebih dari apapun. Dengan langkah yang hampir tidak terdengar, d

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 340

    Ron dan Aruna memutuskan untuk kembali ke rumah, sementara itu Edward dan Alenta tengah menemani Johnson. Sudah 2 hari full Ron dan Aruna di rumah sakit, walaupun ada saatnya Ron meninggalkan Aruna karena ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan. Sesampainya di rumah, Mereka langsung masuk ke kamar. “Kau istirahat saja dulu, aku akan pergi ke luar sebentar. Ada yang harus aku kerjakan, mungkin cuma 1 jam saja.” ucap Ron, langsung mendapatkan anggukan setuju dari Aruna. Bergegas Ron mengganti pakaiannya, dia akan bertemu dengan Ben di kantor cabang karena dia beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Ron. Sejenak meninggalkan Aruna, Ron menyelesaikan pekerjaannya secepat yang dia bisa. Selama dua hari di rumah sakit, Ron juga tidak bisa tidur nyenyak sama sekali. Johnson selalu menangis, lebih cengeng dari biasanya. Mungk

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 339

    “Kamila, aku mengatakan kepada suamiku untuk membiarkan kau bekerja di perusahaannya karena aku merasa kasihan padamu. Padahal, bagian personalia mengatakan kau tidak dibutuhkan di perusahaan itu.” ujar Violet, tersenyum tak peduli kalau ucapannya barusan sangat tidak nyaman untuk Kamila dengar. Kamila menggigit bibir bawahnya, campur aduk perasaan. Dia tidak menyangka kalau Violet mengetahui banyak hal, namun memilih untuk tidak mengatakan apapun. “Sebenarnya, seberapa banyak hal yang tidak kau katakan padaku, Violet?” tanya Kamila, kali ini dia benar-benar terlihat emosi. Merasa dikhianati, namun sadar pula dia tidak berhak untuk menunjukkan secara jelas kemarahannya. Mendengar pertanyaan dari Kamila, sontak saja sorot mata Violet terarahkan padanya, “Kau sungguh ingin tahu?” Violet mendekati Kamila, “Hampir semua aku tahu, Kamila. Niat mu datang ke apartemen ku, dan kau y

DMCA.com Protection Status