Share

BAB 190

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Bagaimana bisa kau menjadi manusia yang tidak tahu malu sekali, Julia?” tanya Helios. “Kau adalah pelaku perundungan di sekolah, sekarang kau dengan ekspresi wajahmu yang berani itu bertanya bagaimana perasaan korban?”

Mendengar ucapan Helios Julia pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Dia sendiri saat itu tidak bisa menahan perasaan kesal setiap kali melihat Helios yang terus saja memperhatikan dirinya.

Bahkan, sering kali saat Julia makan, Helios duduk di ujung ruangan sembari terus menatap ke arahnya, seolah sedang memperhatikan gerak-gerik Julia dengan detail.

Mengingat itu, Julia bahkan menjadi kesal.

Pria bertubuh gendut, menggunakan kacamata bulat hitam berukuran cukup besar, kepalanya selalu memiliki potongan yang sama, plontos yang mungkin hanya setengah sentimeter saja panjang rambutnya.

“Mengingat wajahmu saat itu, Tuhan saja pasti akan marah, Helios.” jawab Julia jujur. “Kau yang lebih suka mengucilkan dirimu sendiri, tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 191

    Malam itu, angin berhembus sepoi-sepoi di luar jendela, namun suasananya jauh dari tenang. Julia menahan nafasnya, mencoba tidak menangis saat tubuhnya dihukum oleh Helios, pria yang seharusnya tidak melakukan ini padanya. “Hukuman tidak masuk akal apa ini, Helios? Kesalahan apa yang aku lakukan sampai-sampai kau menghukum ku?” tanya Julia yang tidak mengerti atas tindakan Helios ini. Terjebak dalam pelukan besi pria itu, Julia merasa tak berdaya. Dia tidak mengerti mengapa harus menerima hukuman ini, padahal dia tidak melakukan kesalahan apa pun.“Banyak. Kau memiliki banyak sekali kesalahan padaku!” Tegas Helios. “Kau gila, Helios!” ucap Julia kesal. Di tengah deru napas Helios yang terdengar semakin berat, Julia merasa seolah-olah dia berada di cengkeraman seekor binatang buas. Lelaki itu mengekangnya tanpa ampun, membuat tubuhnya meronta untuk bebas. Namun, semakin dia mencoba melawan, semakin erat He

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 192

    “Apa aku sedang jadi bahan perbincangan sekarang?” tiba-tiba saja Edward muncul membuat Irene terkejut. Berbeda dengan Irene, Alenta sudah melihat mobil Edward berhenti tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang ini. Edward semakin mendekat kepada Alenta, melingkarkan lengan memeluk pundak Alenta. Tidak lupa juga, kecupan di dahi dan juga bibirnya sejenak. “Bagaimana pembicaraan dengan orang tadi?” tanya Edward mengabaikan keberadaan Irene. “Semuanya akan berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan di awal, jika terjadi sesuatu dia akan menghubungi kita saja, dan tidak perlu bertemu seperti ini.” jawab Alenta. Edward menganggukkan kepalanya, jelas tidak perlu lagi membahas detailnya karena dia sangat mempercayai Alenta tentang hal itu. Barulah setelah itu Edward mulai mengalihkan pandangannya untuk menatap Irene yang sejak tadi terus menatapnya. Teman Irene menatap Edward dengan tatapan kagum. Edward sangat tampan deng

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 193

    “Kalau kau mau, kau bisa membawa putrimu untuk datang ke tempat ini. Kau tidak perlu lagi terus menghubungi setiap hari, kan?” ucap Helios mengusulkan kepada Julia. Mendengar masukkan dari Helios, Julia benar-benar menjadi kesal sekali mendengarnya. “Kau ingin aku membawa putriku ke tempat yang berbahaya seperti ini?”Helios menghela nafasnya, meletakkan ponselnya untuk bisa menatap Julia dengan lekat. “Bukankah yang kau inginkan adalah hidup bersama dengan putrimu? Aku sedang memberikan pilihan padamu, itu jelas menguntungkan.” ujar Helios. Dengan cepat Julia menggelengkan kepalanya. “Ada Gabriella dan juga Ibumu yang selalu ingin menyingkirkan ku dan menyakitiku, mereka tentu akan menargetkan putriku dengan cara apapun. Aku hanya berharap bisa pulang, bersama putriku adalah impian terbesar saat ini.”Helios menatap Julia dengan tatapan yang sangat serius, Julia pun menjadi tidak nyaman oleh tatapan itu. “Kenapa menatapku seperti itu?”

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 194

    “Ayo kita relakan saja, aku yakin kita akan hidup bahagia saat kita memberikan kebahagiaan juga untuk anak kita, Karina.” ucap Horrison kepada Karina. Tidak langsung memberikan tanggapan, Karina memilih untuk diam lebih dulu. “Edward Sudah menentukan dengan siapa dia akan hidup, Alenta adalah wanita yang dipilih olehnya. Kau dan aku sudah memiliki cucu kandung, bukan? Cobalah bayangkan betapa menyakitkannya saat nanti cucu kita sudah dewasa, lalu mengetahui cerita bahwa kita berdua mencoba untuk menyingkirkan Ibunya. Kita hanya akan menjadi sepasang orang tua yang menyedihkan karena tidak dicintai oleh cucunya,” ungkap Horrison, berharap Karina memahami benar dan berhenti mendatangkan wanita-wanita untuk Edward. Karina menghela nafas panjangnya, mengingat kembali beberapa waktu terakhir ini. Alenta memang tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, wajahnya sepintas terlalu biasa. Namun, saat dia tersenyum dia akan terlihat sangat man

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 195

    Julia berdiri di samping Helios, dengan gaun pengantin yang diberikan padanya. Jelas dia mengingat bahwa gaun itu adalah gaun yang dia coba di butik tempo hari. Nafasnya tersengal-sengal, mencoba menenangkan diri dari kegelisahan yang melanda. “Helios, aku benar-benar ingin memukulmu!” Batin Julia. Di seberang mereka, Max dan sekretaris Helios menyaksikan dengan raut wajah serius.“Sudah siap?” tanya Helios, menatap Julia tajam. Julia menggigit bibirnya, sementara matanya tajam menahan rasa jengkel yang kian memuncak. “Jujur saja aku tidak siap!” ucap Julia berbisik. Namun, ia tetap mengangguk pelan, menunjukkan kesediaannya untuk mengikuti sumpah pernikahan tersebut.Mereka mengucapkan sumpah pernikahan satu per satu, suara mereka berat dan penuh tekanan. Setiap kata yang terucap seolah menghujam hati Julia yang belum rela menikah dengan Helios, pria yang menyebalkan itu. Namun, dia harus melakukannya dem

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 196

    “Menikah, kalian bilang?” Kanya menatap Julia dan Helios yang kini duduk di depannya, berseberangan meja. “Helios, kau gila, kah?” tanya Kanya yang menolak untuk percaya ucapan Helios. Gabriella yang ada di sana pun hanya bisa terperangah tak percaya. Kecewa, dia juga merasa sangat marah jika memang benar Helios dan Julia sudah menikah secara diam-diam. “Apa perlu aku tunjukkan buku nikah kami, Ibu?” ujar Helios, ekspresi wajahnya yang dingin itu terlihat jelas. Julia pun keheranan, tidak mengerti kenapa Helios begitu dingin kepada Ibunya. Namun, katanya Helios selalu menuruti semua yang Ibunya katakan. Kanya menunjukkan emosinya, tegas dia mengatakan, “Ibu sudah menyiapkan calon istri untukmu, jangan macam-macam, Helios!” Ancamnya. Mendengar itu, Helios pun tersenyum kesal. Lelah dia memberikan kesempatan kepada Ibunya untuk bersikap semaunya, ini sudah saatnya Helios bersikap tegas dan keras. Helios me

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 197

    Malam itu, Kanya dan Gabriella pergi dengan perasaan yang bercampur aduk. Helios, yang ingin membereskan semuanya, menggandeng tangan Julia dan mengajaknya ke kamar mereka. Namun, Julia menarik tangannya dengan geram, “Aku masih ingin duduk di ruang tamu!” sergahnya sinis.Helios menghela napas, “Kita harus berkemas, Julia. Besok pagi, aku akan mengantarmu kembali ke negaramu.”Mendengar itu, ekspresi wajah Julia berubah. Dia menatap Helios dengan tatapan penasaran, “Benarkah, kau tidak sedang membohongiku kan, Helios?” tanyanya penuh harap.Helios mengangguk, “Terserah mau percaya atau tidak. Kita hanya harus segera bersiap.”Julia tersenyum lega dan akhirnya mau diajak ke kamar. Begitu mereka masuk, Helios mendekap Julia dari belakang, bibirnya mendekati telinga Julia, “Sebelum kita berkemas, ada bagusnya kalau kau menyenangkan ku lebih dulu, Julia,” bisiknya lembut.Julia mengernyit, hatinya merasa jengkel namun tan

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 198

    Alenta tersenyum lega, pembicaraannya dengan Sofia berakhir baik. Sempat tidak menyangka bahwa Sofia akan menikah dengan pria lain, mengingat sebelumnya Dia terlihat begitu obsesi terhadap Edward. Alenta mulai tersadar bahwa, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dulu, Dia pikir dia tidak akan pernah berani mencintai seseorang apalagi memikirkan untuk dicintai. Hidupnya terlalu sampah yang tak memiliki arti, sekarang semuanya menjadi kebalikannya. Dia dicintai oleh Edward, mencintai Edward, memiliki anak, memiliki keluarga. “Rasanya, kehidupan benar-benar berubah dengan sangat cepat.” gumam Alenta. Ingat bahwa barang belanjaannya belum dia susun, Gegas Alenta mengerjakan itu. Hari ini ia membeli banyak sekali stok makanan dan juga buah, belanja sendiri sangat menyenangkan hingga tidak menyadari seberapa banyak yang dibelinya. Sekitar hampir 1 jam, menyusun belanjaan akhirnya selesai.

Latest chapter

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 347

    “Pendonoran sumsum tulang belakang 7 bulan yang lalu dinyatakan sukses, Tuan dan Nyonya.” ucap dokter yang selama ini menjadi dokter yang merawat Johnson. Aruna menangis haru, segera Ron memeluk bahagia istrinya itu. Edward juga langsung memeluk Alenta yang menangis haru, begitu juga dengan kedua orang tua Aruna yang ada di sana. Violet menyeka air matanya, Reiner mengusap kepalanya dengan lembut, lalu merangkulnya. Ada Arabella di gendongan Reiner yang tertidur pulas sejak tadi. “Tapi, untuk mengantisipasi kemungkinan dan bahkan selalu ada, di saat kelahiran bayi kedua anda nanti, pastikan untuk menyimpan darah tali pusat di rumah sakit, Nyonya dan Tuan.” saran dari Dokter itu. Aruna dan Ron menganggukkan kepalanya, dan akhirnya anggota keluarga besar saling berpelukan erat. Walaupun memang benar kemungkinan terburuk selalu ada, s

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 346

    Anara menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, matanya menatap benda mungil yang menjadi bagian dari kebahagiaannya. Alat penguji kehamilan yang menyatakan bahwa Aruna tengah hamil. “Ini benar-benar nyata, kan?” tanya Aruna, air matanya sudah mulai mengembung di pelupuk matanya. Padahal, 3 Minggu bersama Ron artinya pun dia sudah melewati 1 Minggu masa datang bulannya. Hanya saja, Aruna cukup stres dengan apa yang terjadi sekarang. Fokusnya benar-benar tertuju kepada Johnson, sampai dia tidak ada waktu untuk memikirkan yang lainnya. Tes! Jatuh sudah air mata Aruna, dia merasa bahagia karena bisa mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi kepada Johnson. Mengenai donor sum-sum tulang belakang yang dijalani Ron dan Johnson beberapa waktu sebelumnya jelas

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 345

    Ron merasakan denyut jantungnya yang berpacu kencang saat ruangan operasi dihiasi dengan suara bip mesin monitor yang terus menerus. Tangan Johnson yang lemah terkulai di samping tubuhnya, pucat dan tidak berdaya. Mata Ron berkaca-kaca saat dia menatap putranya yang terbaring tak sadarkan diri, berharap dan berdoa dalam diam bahwa semua ini akan membawa keajaiban untuk kesembuhan Johnson. “Johnson, sembuh lah....” Harap Ron di dalam hati, “jika menunggu adikmu terlalu lama, maka sembuhlah dengan cara ini, Ayah mohon. Ibumu pasti akan sangat menderita jika terjadi sesuatu padamu, berjuanglah terus, ya....” Dokter yang berpengalaman itu mengenakan sarung tangan sterilnya, seraya memeriksa kembali alat-alat medis yang telah disiapkan. Ron, dengan keberanian yang dipaksakan, berbaring di sisi lain ruangan yang sama, siap untuk mendonorkan sumsum tulang bela

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 344

    “Maafkan aku, tapi semua ini terjadi juga di luar dugaan ku, James.” ucap Aruna jujur, berharap kejujurannya itu dapat dirasakan oleh pria itu. “Aku pikir, aku akan memulai hidup baru bersama Johnson dan kedua orang tuaku saja. Tapi, Johnson mengalami sakit yang benar-benar tidak ada dalam rencana ku, leukimia.” Mendengar itu, James pun terkejut, lupa untuk bernafas hingga beberapa saat. “Leukimia?” James benar-benar lemas, tidak menyangka kalau Johnson akan memiliki sakit mengerikan itu di usianya yang masih begitu kecil. “Kau benar-benar tidak sedang membohongiku, kan? Mana mungkin Johnson sakit seperti itu? Jangan bilang, kau cuma mengada ada supaya bisa menjalin hubungan dengan Ron lagi, Aruna,” harap James. Mendengar itu, jatuh sudah air mata Aruna. Ron, pria itu benar-benar seperti tidak tahu harus mengatakan apa. Jika membuat kebohongan seperti itu sangatlah mudah, maka

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 343

    Aruna benar-benar menyuapkan makanan ke mulutnya Ron. “Makanlah....” Ron, pria itu benar-benar kehabisan kata-kata, padahal sudah bukan hanya satu atau dua kali dia menolak, dan meminta Aruna untuk fokus makan sendiri saja. Masih memangku laptop, pada akhirnya Ron membuka mulutnya, menerima suapan makanan dari Aruna. Nyut!!!! Nyeri, sungguh nyeri sekali dadanya. Kenapa begitu sakit? Ron seperti mendapatkan balasan dari luka yang dia berikan kepada Aruna, tertampar oleh fakta yang ada. Andai saja luka itu tidak pernah tertoreh, mungkinkah hubungan mereka akan lebih jujur dan diliputi kelegaan? Mata Ron memerah, pelupuknya sudah mulai dipenuhi dengan air mata. Melihat itu, Aruna menjadi bingung. Tidak ad

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 342

    Mendengar permintaan maaf yang diucapkan oleh Ron, Aruna pun terdiam karena tidak tahu harus mengatakan apa. Tidak menyangka kalau pria yang dulu begitu angkuh dan juga arogan bisa mengucapkan kata ‘maaf’ namun dengan ekspresi yang begitu tulus. Tes! Tanpa sadar air mata Aruna terjatuh, luka yang seolah sudah sedikit sembuh kini terasa kembali. Semua rasa sakit yang diberikan oleh Ron kembali teringat olehnya. Melihat Aruna meneteskan air mata tanpa kata, Ron benar-benar semakin merasa bersalah. Dia seperti tengah menghianati dirinya sendiri, padahal menyakiti wanita bukanlah sesuatu yang biasa untuk dia lakukan. “Maaf, itu pasti sangat menyakitkan untukmu, bukan? Maaf, aku sungguh meminta maaf untuk apa yang terjadi, dan apa yang sudah aku lakukan padamu, Aruna.” Suara R

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 341

    Ron merasakan beratnya kelopak matanya saat dia mengedipkan mata beberapa kali, mencoba untuk sepenuhnya terjaga. “Sudah mulai sore rupanya,” batin Ron. Ruangan itu dipenuhi oleh sinar sore yang menembus tirai, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Aruna, di sisi lain tempat tidur, tampak begitu damai dalam tidurnya. Rambutnya yang panjang terhampar di bantal, wajahnya tenang meski terlihat ada sedikit kelelahan yang tersisa. “Biarkan saja deh dia lanjut tidur,” gumam Ron. Dengan hati-hati, Ron menyelinap keluar dari selimut dan perlahan-lahan beranjak dari tempat tidur. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Mereka telah terlewat makan siang, tetapi Ron tahu bahwa Aruna membutuhkan istirahat ini lebih dari apapun. Dengan langkah yang hampir tidak terdengar, d

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 340

    Ron dan Aruna memutuskan untuk kembali ke rumah, sementara itu Edward dan Alenta tengah menemani Johnson. Sudah 2 hari full Ron dan Aruna di rumah sakit, walaupun ada saatnya Ron meninggalkan Aruna karena ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan. Sesampainya di rumah, Mereka langsung masuk ke kamar. “Kau istirahat saja dulu, aku akan pergi ke luar sebentar. Ada yang harus aku kerjakan, mungkin cuma 1 jam saja.” ucap Ron, langsung mendapatkan anggukan setuju dari Aruna. Bergegas Ron mengganti pakaiannya, dia akan bertemu dengan Ben di kantor cabang karena dia beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Ron. Sejenak meninggalkan Aruna, Ron menyelesaikan pekerjaannya secepat yang dia bisa. Selama dua hari di rumah sakit, Ron juga tidak bisa tidur nyenyak sama sekali. Johnson selalu menangis, lebih cengeng dari biasanya. Mungk

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 339

    “Kamila, aku mengatakan kepada suamiku untuk membiarkan kau bekerja di perusahaannya karena aku merasa kasihan padamu. Padahal, bagian personalia mengatakan kau tidak dibutuhkan di perusahaan itu.” ujar Violet, tersenyum tak peduli kalau ucapannya barusan sangat tidak nyaman untuk Kamila dengar. Kamila menggigit bibir bawahnya, campur aduk perasaan. Dia tidak menyangka kalau Violet mengetahui banyak hal, namun memilih untuk tidak mengatakan apapun. “Sebenarnya, seberapa banyak hal yang tidak kau katakan padaku, Violet?” tanya Kamila, kali ini dia benar-benar terlihat emosi. Merasa dikhianati, namun sadar pula dia tidak berhak untuk menunjukkan secara jelas kemarahannya. Mendengar pertanyaan dari Kamila, sontak saja sorot mata Violet terarahkan padanya, “Kau sungguh ingin tahu?” Violet mendekati Kamila, “Hampir semua aku tahu, Kamila. Niat mu datang ke apartemen ku, dan kau y

DMCA.com Protection Status