Share

87. Pagi yang Ribut

"Ini HP kamu!" Syamil memberikan ponsel Zahra kembali. Lalu ia menuangkan semua pakaian yang sudah ada di koper, ke dalam lemari.

"Semua sudah menunggu kamu di bawah, jangan bikin saya malu! Saya cuma minta satu hal, jangan bikin saya malu!" Syamil menarik tangan Zahra untuk segera bangun. Ia mengambilkan kerudung, lalu ia berikan pada Zahra.

"Pakailah, kita turun berdua!" Syamil merendahkan suaranya. Zahra merasa sangat beruntung karena Syamil orang yang sangat sabar. Ia merajuk sedikit saja, suaminya langsung takut. Bukankah ini sangat menguntungkannya? Batin Zahra senang. Sebelum turun, Zahra menyemprotkan parfum di sekitar jilbabnya. Lalu ia menghampiri Syamil yang sudah menunggunya di depan pintu kamar.

Syamil dan Zahra pun turun sambil bergandengan tangan. Syamil memperlihatkan wajah semringah, begitu juga Zahra, padahal semua hanya kepura-puraan. Bu Umi tersenyum melihat anak menantunya turun. Sekali lagi Bu Umi memuji menantunya di dalam hati karena wajah dan juga sikapnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Yunita Anisyah
Zahra nya aj yg g punya sopan santun
goodnovel comment avatar
Prapto Vera
astaga,,zahra trnyatamulutnya gk ada remnya.wkwkwk smoga tdk lma deh pernikahan syamil dan zahra.hahaha..segera tergantikan hani&syamil
goodnovel comment avatar
Fikadyrov
Rada rada emang mantu stu ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status