"Hei bocah, barusan kamu panggil dia apa?" Angkasa maju mendekat, Adelia yang ingin menghalanginya itu didorong oleh Angkasa.Da begitu tegang menatap Zayn. 'Zayn, Tasya?'Saat ini kalau dilihat-lihat dengan cermat, Zayn memang memiliki beberapa kemiripan tubuh dengan Tasya. Hanya saja, dia mirip dengan Tasya yang dulu, sama sekali tidak mirip dengan Tasya yang sekarang. Karena itu, dia tidak sadar kalau mereka mungkin memiliki hubungan.'Kalau Zayn benar adalah anak Tasya, dia baru 5 tahun, mungkinkah dia ini anakku?' Hati Angkasa mendadak berdegup kencang. "Anak kecil, beritahu aku, barusan kamu panggil dia apa?" Angkasa tak menyadari suaranya yang bergetar.Zayn malah seperti tidak mendengarnya, dia juga tidak memandang Angkasa, di matanya hanya ada Tasya. "Kamu tidak boleh menyerah, katamu tunggu pekerjaanmu stabil, kamu akan membawaku ke taman bermain. Sekarang untuk apa kamu berbaring di sini?"Zayn terus menatap lurus Tasya, genangan air mata telah menumpuk di matanya, namun di
Kedua tangannya mengepal dengan erat, dia tak sabar untuk mengetahui hasilnya, tapi dia justru dikagetkan oleh Zayn. Sudah sekian lama dia berkiprah di dunia bisnis, tidak pernah sekalipun dia tidak tenang. Apalagi merasa kacau dan berantakan. Tapi kali ini, dia justru tidak dapat mengontrol dirinya sendiri yang tengah kegirangan sekaligus bersemangat.Bahkan, menandatangani kontrak berapa triliun pun tak memberikannya kesukacitaan seperti ini. Tapi ria juga takut, jika bukan anaknya, bagaimana? Apakah dia sanggup menanggung kekecewaan seberat itu?Sama seperti saat dia kehilangan Tasya enam tahun lalu! Dia hampir saja ingin pergi mengikutinya, di saat itu dia baru tahu sepenting apa Tasya di hatinya, syukurlah Tuhan memberinya kesempatan sekali lagi. Perasaan Angkasa perlahan mengambang, fia duduk di kursi panjang itu tanpa tahu apa yang harus dilakukannya.Di saat itu, pintu kamar pasien terbuka, dilihatnya bocah kecil itu berjalan ke arahnya, lalu langsung duduk di samping Angkasa.
"Sudahlah, urusan orang dewasa seperti ini tidak perlu kamu pikirkan, ya.""Tidak! Aku ingin membuat Mama bahagia. Aku ingin Mama punya pasangan hidup, Mama adalah wanita terbaik di muka bumi ini, dia layak mendapatkan cinta dari pria terbaik!" Zayn mengatakannya dengan mengagetkan, membuat Adelia tertawa geli."Hei bocah, kamu masih kecil, apa yang kamu ketahui tentang pasangan hidup? Dan lagi, siapa yang bisa sepadan dengan Mama terbaikmu ini?" Adelia menatap lurus ke arah Zayn."Ayah angkatku!" Tiba-tiba Zayn mengangkat kepala, dengan tatapan lurus ia berkata. "Ayah angkatku adalah pria terbaik dan terhebat di dunia! Dan dia juga memperlakukanku dan Mama dengan sangat baik. Kata ayah, kalau Mam mau, kapanpun dia bersedia jadi ayahku!""Siapa ayah angkatmu?" Adelia tidak pernah tahu kehidupan seperti apa yang dijalani Tasya di Prancis.Saat ini ketika didengarnya Zayn punya satu ayah angkat, dan lagi dia menceritakannya dengan sorot mata penuh bangga dan kagum, tak diragukan lagi, d
Tasya lebih mengerti ketakutan yang dirasakan Zayn dari siapapun, dia tidak sedang berpura-pura, dia benar-benar takut!Di usianya yang begitu kecil, sudah berapa kali fia melihat Putri berada di ambang kematian!Melihat Putri yang setiap kali berjuang melawan kematian!Wajah yang lemah dan pucat pasi itu, bagaimana mungkin dia tidak berempati pada saudara kembarnya itu?Seperti saat ini, saat bocah itu melihat Mamanya yang terbaring di atas ranjang pasien, bagaimana perasaan seorang anak berusia lima tahun itu melihatnya?"Sayang, maaf Mama membuatmu khawatir." Tasya menggenggam tangan Zayn, matanya dilumuri rasa bersalah.Ketika Angkasa mendengar Tasya memanggil Zayn dengan panggilan sayang, timbul sepercik haru di hatinya. Rasanya dia seperti ingin memastikan sesuatu, namun sebaiknya dia tidak mengatakannya di situasi seperti ini.Zayn yang merangkak ke pelukan Tasya itu gemetar, akhirnya anak itu sedikit berlaku layaknya anak berumur lima tahun. Dokter dan perawat di sampingnya ti
Adelia melotot pada Angkasa dengan penuh kebencian. "Tuan Angkasa benar-benar punya kuasa besar, bahkan seorang anak kecil pun dapat disakiti seenaknya!"Selesai mengatakannya, dia keluar untuk mengejar Zayn. Hati Angkasa begitu kalut, tak dapat dijelaskan, terlebih lagi ketika barusan Zayn mengatakan bahwa ayah sahnya sudah mati, hatinya terasa sakit. Kalau memang benar dia adalah anak kandungnya, apa yang akan terjadi?Angkasa tidak berani berpikir lebih lanjut. "Maaf, aku bukan bermaksud berkata seperti itu, aku—"Angkasa sangat jarang meminta maaf pada orang lain, tapi dia sudah mengatakannya dua kali pada Tasya dalam beberapa hari ini.Tasya menggeleng, membereskan perasaannya. "Tidak ada hubungannya denganmu, ayah sahnya memang sudah meninggal!" Perkataan Tasya yang dingin itu seperti sebilah pisau runcing yang menghujam hati Angkasa."Meninggal? Bagaimana meninggalnya?" Angkasa tidak ingin bertanya, tapi juga tidak bisa menahan diri.Kalau benar dia adalah istrinya, maka dia ha
'Bagaimana mungkin? Ini sama sekali bukan Angkasa yang aku kenal!'Seorang yang begitu angkuh seperti Angkasa tidak akan membiarkan orang bermain tangan padanya. Dia masih ingat beberapa tahun lalu ketika ada orang yang sengaja menabraknya, hampir saja dia mematahkan kedua kaki orang itu.Tadi dia begitu takut, takut Angkasa akan mengoyakkannya, tapi apa maksud sikapnya sekarang ini?Sorot matanya begitu lembut, seperti sedang menatap kekasih hatinya. Sorot mata seperti ini pernah dilihatnya ketika melihat Angkasa menatap Angelina, dan tiba-tiba dia merasa sakit.Tasya buru-buru mengalihkan pandangannya, menghindari aura Angkasa, dadanya berdegup tak karuan, hatinya berkecamuk tak menentu."Angkasa, kamu kira sikapmu ini berguna? Jangan kira dengan kamu berlaku seperti itu, aku akan memaafkanmu!" Gerutu Tasya dengan gemetar. "Cemoohan dan kesakitan yang diberikan olehmu dan pacarmu itu, ditambah lagi dengan kecelakaan saat test drive, aku tidak akan melupakannya. Dan lagi, apa kamu su
"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Untuk menghindari bersentuhan fisik dengannya, Tasya buru-buru menerima handuk itu.Angkasa yang sekarang entah kerasukan apa, begitu memperhatikannya, ini benar-benar membuatnya heran."Apa kamu tidak perlu ke kantor? Di kantor begitu banyak urusan, apalagi kita berdua hanya sebatas hubungan kerjasama, sekarang aku mendapat masalah seperti ini, rasanya reporter sudah sejak pagi ribut di kantor, kan? Apa kamu tidak perlu ke sana untuk menjelaskannya?" Tasya benar-benar berharap Angkasa segera meninggalkannya.Pria ini terlalu aneh, tidak seperti biasanya, membuat orang merasa tertekan, dia berdiri di sini saja membuatnya tak bisa berpikir dengan baik. Dengan kecut, dia menyadarinya, Tasya masih tak mampu bertahan menghadapi kharisma pria ini.Dulu, Angkasa begitu dingin terhadapnya, memperlakukannya dengan tidak baik. Tapi sekarang, pria itu tiba-tiba berubah menjadi lembut, begitu penyayang, dia ….Tasya menggelengkan kepala.Apa yang dipikirkannya?A
Melihat ponsel Tasya yang berada di sampingnya itu berbunyi, spontan dia ingin mengambilnya. Namun Tasya lebih cepat selangkah, dia segera mengambil ponsel itu."Khiar?" Seluruh imajinasi dan mimpi Tasya lenyap ketika melihat nama Khiar di layar ponsel.Barusan dia sangat terlena! Bagaimana mungkin dia masih bisa berimajinasi seperti itu terhadap Angkasa? Tasya buru-buru duduk.Meskipun sedikit kesulitan, dia menolak bantuan Angkasa dan menolak bersentuhan dengannya. Diangkatnya telepon, terdengar suara Khiar dari seberang sana."Helen, kamu tidak apa-apa, kan? Kudengar kamu mengalami kecelakaan di sana?! Tadinya aku mau ke sana untuk menjengukmu, tapi Putri di sini ada sedikit masalah, aku tak bisa pergi." Suara Khiar begitu panik, atmosfer yang penuh perasaan itu membuat Angkasa yang mendengarnya tidak nyaman.Tasya saat itu bukannya tidak melihat wajah dan pikiran Angkasa, namun begitu mendengar kondisi Putri tidak baik, Tasya menjadi panik. "Ada apa dengan Putri? Apakah parah?""J
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di