Share

Bab 47

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tasya lebih mengerti ketakutan yang dirasakan Zayn dari siapapun, dia tidak sedang berpura-pura, dia benar-benar takut!

Di usianya yang begitu kecil, sudah berapa kali fia melihat Putri berada di ambang kematian!

Melihat Putri yang setiap kali berjuang melawan kematian!

Wajah yang lemah dan pucat pasi itu, bagaimana mungkin dia tidak berempati pada saudara kembarnya itu?

Seperti saat ini, saat bocah itu melihat Mamanya yang terbaring di atas ranjang pasien, bagaimana perasaan seorang anak berusia lima tahun itu melihatnya?

"Sayang, maaf Mama membuatmu khawatir." Tasya menggenggam tangan Zayn, matanya dilumuri rasa bersalah.

Ketika Angkasa mendengar Tasya memanggil Zayn dengan panggilan sayang, timbul sepercik haru di hatinya. Rasanya dia seperti ingin memastikan sesuatu, namun sebaiknya dia tidak mengatakannya di situasi seperti ini.

Zayn yang merangkak ke pelukan Tasya itu gemetar, akhirnya anak itu sedikit berlaku layaknya anak berumur lima tahun. Dokter dan perawat di sampingnya ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Veni N
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 48

    Adelia melotot pada Angkasa dengan penuh kebencian. "Tuan Angkasa benar-benar punya kuasa besar, bahkan seorang anak kecil pun dapat disakiti seenaknya!"Selesai mengatakannya, dia keluar untuk mengejar Zayn. Hati Angkasa begitu kalut, tak dapat dijelaskan, terlebih lagi ketika barusan Zayn mengatakan bahwa ayah sahnya sudah mati, hatinya terasa sakit. Kalau memang benar dia adalah anak kandungnya, apa yang akan terjadi?Angkasa tidak berani berpikir lebih lanjut. "Maaf, aku bukan bermaksud berkata seperti itu, aku—"Angkasa sangat jarang meminta maaf pada orang lain, tapi dia sudah mengatakannya dua kali pada Tasya dalam beberapa hari ini.Tasya menggeleng, membereskan perasaannya. "Tidak ada hubungannya denganmu, ayah sahnya memang sudah meninggal!" Perkataan Tasya yang dingin itu seperti sebilah pisau runcing yang menghujam hati Angkasa."Meninggal? Bagaimana meninggalnya?" Angkasa tidak ingin bertanya, tapi juga tidak bisa menahan diri.Kalau benar dia adalah istrinya, maka dia ha

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 49

    'Bagaimana mungkin? Ini sama sekali bukan Angkasa yang aku kenal!'Seorang yang begitu angkuh seperti Angkasa tidak akan membiarkan orang bermain tangan padanya. Dia masih ingat beberapa tahun lalu ketika ada orang yang sengaja menabraknya, hampir saja dia mematahkan kedua kaki orang itu.Tadi dia begitu takut, takut Angkasa akan mengoyakkannya, tapi apa maksud sikapnya sekarang ini?Sorot matanya begitu lembut, seperti sedang menatap kekasih hatinya. Sorot mata seperti ini pernah dilihatnya ketika melihat Angkasa menatap Angelina, dan tiba-tiba dia merasa sakit.Tasya buru-buru mengalihkan pandangannya, menghindari aura Angkasa, dadanya berdegup tak karuan, hatinya berkecamuk tak menentu."Angkasa, kamu kira sikapmu ini berguna? Jangan kira dengan kamu berlaku seperti itu, aku akan memaafkanmu!" Gerutu Tasya dengan gemetar. "Cemoohan dan kesakitan yang diberikan olehmu dan pacarmu itu, ditambah lagi dengan kecelakaan saat test drive, aku tidak akan melupakannya. Dan lagi, apa kamu su

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 50

    "Tidak perlu, aku bisa sendiri." Untuk menghindari bersentuhan fisik dengannya, Tasya buru-buru menerima handuk itu.Angkasa yang sekarang entah kerasukan apa, begitu memperhatikannya, ini benar-benar membuatnya heran."Apa kamu tidak perlu ke kantor? Di kantor begitu banyak urusan, apalagi kita berdua hanya sebatas hubungan kerjasama, sekarang aku mendapat masalah seperti ini, rasanya reporter sudah sejak pagi ribut di kantor, kan? Apa kamu tidak perlu ke sana untuk menjelaskannya?" Tasya benar-benar berharap Angkasa segera meninggalkannya.Pria ini terlalu aneh, tidak seperti biasanya, membuat orang merasa tertekan, dia berdiri di sini saja membuatnya tak bisa berpikir dengan baik. Dengan kecut, dia menyadarinya, Tasya masih tak mampu bertahan menghadapi kharisma pria ini.Dulu, Angkasa begitu dingin terhadapnya, memperlakukannya dengan tidak baik. Tapi sekarang, pria itu tiba-tiba berubah menjadi lembut, begitu penyayang, dia ….Tasya menggelengkan kepala.Apa yang dipikirkannya?A

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 51

    Melihat ponsel Tasya yang berada di sampingnya itu berbunyi, spontan dia ingin mengambilnya. Namun Tasya lebih cepat selangkah, dia segera mengambil ponsel itu."Khiar?" Seluruh imajinasi dan mimpi Tasya lenyap ketika melihat nama Khiar di layar ponsel.Barusan dia sangat terlena! Bagaimana mungkin dia masih bisa berimajinasi seperti itu terhadap Angkasa? Tasya buru-buru duduk.Meskipun sedikit kesulitan, dia menolak bantuan Angkasa dan menolak bersentuhan dengannya. Diangkatnya telepon, terdengar suara Khiar dari seberang sana."Helen, kamu tidak apa-apa, kan? Kudengar kamu mengalami kecelakaan di sana?! Tadinya aku mau ke sana untuk menjengukmu, tapi Putri di sini ada sedikit masalah, aku tak bisa pergi." Suara Khiar begitu panik, atmosfer yang penuh perasaan itu membuat Angkasa yang mendengarnya tidak nyaman.Tasya saat itu bukannya tidak melihat wajah dan pikiran Angkasa, namun begitu mendengar kondisi Putri tidak baik, Tasya menjadi panik. "Ada apa dengan Putri? Apakah parah?""J

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 52

    Dan tentu saja, wajah Angkasa perlahan membengkak. Tapi Angkasa seperti tidak merasakan apapun, pria itu hanya menatap Tasya, menatap matanya yang penuh kebencian. Hal itu membuatnya teringat lagi bagaimana tadi mengangkat telepon Khiar dengan tergesa-gesa dan suara yang lembut, tapi amarahnya kembali membludak."Aku? Bajingan?! Tak peduli apa yang ingin kamu lakukan, apa yang ingin kamu dapatkan dariku, asalkan kamu mengatakannya, aku akan memberikannya. Tapi aku pasti tidak akan meninggalkanmu, tidak akan!" Selesai mengatakannya, Angkasa bangkit berdiri dan melankahkan kakinya.Kebetulan Ethan datang dan menabrak Angkasa. "Tuan Angkasa, wajahmu—""Bukan urusanmu!" Angkasa melotot padanya, menghentakkan kaki dan pergi dari kamar pasien.Udara dalam kamar masih tersisa akan aroma tubuh Angkasa, Tasya tidak membiarkan dirinya terhanyut dalam perkataan Angkasa. Dulu, Angkasa tidak mungkin mengatakan kalimat seperti itu, jadi ketika saat ini Angkasa mengatakannya padanya, pasti karena di

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 53

    Tasya buru-buru menghapus air matanya, namun sekali lagi tertangkap basah oleh Angkasa. "Ada apa?"Dia buru-buru mendekat, melihat tangan Tasya yang masih menggenggam ponsel. Layar ponsel saat itu belum mati, dia dapat melihat dengan jelas bahwa Tasya sedang mengobrol dengan Khiar, dia bahkan masih dapat melihat dengan jelas video call yang mereka lakukan.Melihat Tasya yang menangis hebat, lalu sekali lagi Tasya menatapnya dengan penuh kebencian seperti ingin membunuh, api amarah yang telah diredam Angkasa sejak tadi akhirnya membara. "Kamu, sedang video call dengan Khiar dan memelas padanya, bukan? Memberitahu dia bahwa aku, seorang CEO Wijaya Company, tidak sanggup menjagamu dengan baik bukan?" Dengus Angkasa debgan kesal. "Sampai-sampai kamu langsung mengalami kecelakaan ketika kembali ke sini. Khiar menghiburmu? Dia memintamu langsung pulang ke Prancis? Atau aku memberitahunya bahwa tadi aku memaksa menciummu, dan dia akan segera terbang kemari dan menghajarku?" timpalnya dengan

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 54

    'Mungkingkah dia?'Belum selesai Tasya berbicara, dia sudah kembali digendong oleh Angkasa, dan kembali ke atas ranjang."Kalau kamu lelah, tidur saja dulu, beritahu aku kalau ingin melakukan sesuatu, jangan pikir aku akan meninggalkan tempat ini." Selesai mengatakannya, Angkasa duduk di sofa di samping Tasya, mengeluarkan laptop dan mengerjakan urusannya.Tasya yang melihatnya memulai video conference merasa tidak enak mengganggu. Tapi tampaknya Angkasa tidak berniat menyembunyikannya dari Tasya, kondisi kantor saat ini seluruhnya terpampang jelas di hadapan Tasya."Tuan Angkasa, data rahasia perusahaan kita terbongkar, saat ini sudah tidak keburu menariknya kembali. Saat ini, baru perhitungan kasar di atas kertas saja perusahaan kita sudah rugi sekitar 2 miliar. Rencana investasi kita kedepannya pun sudah menyebar, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Tuan Angkasa, saat ini perusahaan saingan kita sudah mulai menarik orang-orang kita, harga saham kita menurun drastis, saat ini ke

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 55

    "Tuan Angkasa, sakit tuan muda tidak separah itu, dia akan sembuh seiring berjalannya waktu. Anak seusianya memang sering membuat orang khawatir." Dokter berusaha bersikap profesional dan menjelaskannya.Angkasa membuka laci meja, mengeluarkan sebuah sapu tangan. Di dalam sapu tangan itu ada rambut Tasya yang tertinggal di sisir rumah mereka enam tahun lalu setelah Tasya diketahui telah terbakar mati.Saat itu, dia sama sekali tidak melihat jasad Tasya, dan demi mengabadikan kenangan bersamanya, dia menyimpan rambut panjangnya dan meletakkannya dalam laci meja, tak seorangpun boleh memindahkannya. Dan saat ini, dia mengeluarkan sapu tangan tersebut, kemudian mengeluarkan sehelai rambut yang diambilnya tadi dari Tasya, lalu memberikannya pada Dokter."Dokter, aku ingin minta tolong satu hal padamu, tolong bantu aku memeriksa apakah pemilik dua helai rambut ini adalah orang yang sama," suara Angkasa terdengar dingin dan tegas.Dokter Huang tercengang sejenak, lalu bertanya pelan. "Tuan

Bab terbaru

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 188

    "Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 187

    Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 186

    Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 185

    Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 184

    Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 183

    Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 182

    Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 181

    Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen

  • Istri Sah, sang Presdir Dingin   Bab 180

    Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di

DMCA.com Protection Status