Angkasa menatap Ethan yang terlihat serius setelah menerima telepon dari Tasya."Tuan, Tuan Muda dan Tuan Zayn kembali dari pelatihan. Mereka mengatakan bahwa mereka telah menerima panggilan Nona Helen, tapi Nona Helen mengatakan dia tidak menelepon Dimas sama sekali, dan Dimas tidak mungkin berbohong. Nona Helen memintaku untuk mencaritahu ini. "Mendengar perkataan Ethan, raut wajah Angkasa menjadi lebih serius. Memanggil dengan menggunakan nama Tasya?' alisnya berkerut dengan erat. "Apa yang akan keluarga Diningrat lakukan?"Ethan sedikit tertegun, dia berkata. "Hmm … entahlah, tapi Yoga Alfarizi dari ibukota telah dipanggil. Bagaimana menurutmu?""Yoga? Bagaimana masalah ini dapat mengganggu Yoga?" Angkasa terkejut mendengar itu.Ethan merasakan bagian belakang kepalanya pusing dan berkata. "Aku tidak tahu dari mana Nona Helen berasal. Pada saat itu, aku seakan-akan mati berurusan dengan Keluarga Diningrat. Aku takut bahwa Keluarga Diningrat akan bertindak gegamah, jadi aku diberi
Tasya tenggelam dalam ciuman itu, dia hanya bisa menarik erat pakaian Angkasa. Seperti dua buah inang yang saling bercengkrama."Ibu, Apakah kamu masih memiliki makanan?" suara Zayn terdengar lemah, tetapi Tasya dengan cepat mendorong Angkasa, wajah sampai ujung lehernya memerah.'Ya Ampun! Bagaimana aku bisa lupa bahwa ada dua anak di ruangan ini?!'Melihat adegan putranya yang memalukan, dia merasa bahwa dia tidak memiliki keberanian untuk berbalik.Suasana hati Angkasa tiba-tiba terasa hambar, tapi dia dan tatapan mata Zayn sangat dingin. 'Anak ini, dia pasti sengaja?!'"T-tunggu, Mama akan mengambilnya untukmu," suara Tasya sedikit gemetar."Kamu, menjauhlah dari Mama!" Suara Zayn sangat dingin.Angkasa merasa anaknya jijik untuk pertama kalinya. "Zayn, aku pikir kita perlu berbicara tentang hal itu. "Angkasa berpikir sedikit aneh, tapi Zayn hanya berbalik dan meninggalkannya dengan sosok yang dingin dan sombong, sehingga dia tidak memperhatikanya lagi.Untuk sementara waktu, Angk
Mendengar itu, Angkasa dan Tasya sedikit kaget. "Kamu memanggilku apa?" Panggilan ini membuat Angkasa penasaran.Bocah kecil ini tahu hubungan antara mereka, tapi dia bahkan tidak menyebutnya!"Apakah aku tua?" Angkasa berpikir bahwa anak ini pasti memanggilnya dengan sebutan kolot.Tapi Zayn mendengus, "Bukankah kamu memang sudah tua? Kamu hampir berusia tiga puluh yahun! Aku baru berusia lima tahun. kamu sudah sangat tua untuk aku!""Zayn!" Tasya hanya bisa berteriak.Zayn bersinar dan berkata, "Ma, aku tidak salah.""Tapi tidak boleh tidak sopan." ucap Tasya dengan lembut.Melihat keluhan anaknya, Angkasa bergegas membuka mulutnya dan berkata. "Lupakan, dia bebas memanggil apapun yang dia suka. Bukankah aku sering menyebutnya anak nakal? Anggap saja itu hal biasa."Jelas, Angkasa membela Zayn. Tasya melihat padanya dan merasa bersalah.Ketika Zayn melihat bahwa mereka berdua main mata lagi, dia tidak bisa menahan untuk tidak menaikkan suaranya. "Apakah kamu mendengar apa yang aku k
Zayn berlari keluar dari koridor, tetapi dia tidak segera kabur. Dia berpikir bahwa Tadya akan mengejarnya, tapi ternyata tidak!Hati Zayn terluka.Dulu, ketika Zayn sedang bersama dengan Khiar, tidak peduli apa yang dia lakukan, Tasya selalu membawanya dan Putri sebagai pertimbangan pertama. Sekarang dia marah, tapi Tasya tidak mengejarnya."Semua ini salah Angkasa! Dia orang yang membuat Mama berubah! Dia sebenarnya orang jahat!" Mata kecil Zayn memerah lagi.Dia merasa bahwa ibunya telah dirampok oleh Angkasa. "Bagaimana jika Mama tidak mencintaiku?"Zayn memikirkannya dan menjadi lebih sedih, dan langsung berpaling ke halaman belakang.Tasya tidak dapat melihat Zayn ketika dia keluar. Anak itu tidak bisa berlari begitu cepat dengan lengan dan kakinya yang kecil, tapi kemana dia bisa pergi?Tasya dihadang oleh para pengawal, dengan terburu-buru para pengawal berkata. "Nona Helen, mari kita cari bersama-sama. Jangan khawatir dulu.""Yah, mari kita berpisah. Aku akan merepotkanmu. "
Dalam enam tahun terakhir, dia telah menjalani kehidupan yang perih, dan bahkan berusaha mati-matian untuk mendapatkan gelar desainer di luar negeri. Dia terus-menerus berjuang untuk kedua anaknya. Tapi sekarang anaknya hilang, dan dia hanya seorang ibu tak berdaya.Jantung Angkasa sangat sesak. "Tasya, jangan khawatir. Bandung adalah tempat dimana aku dilahirkan. Aku akan memberitahu seseorang untuk menemukannya segera. Bahkan, aku bisa membuat seluruh kota Bandung sunyi dalam sekejap, dan aku akan menemukan Zayn!""Tolong, pastikan untuk menemukan anakku. Dia masih begitu muda dan dia tidak pernah meninggalkanku. Bagaimana jika dia diculik?" Tasya tidak dapat menemukan Zayn, dan pikirannya penuh dengan para penculik.Dia takut! Jika itu terjadi pada putranya, dia akan menjadi gila!Tangan Angkasa gemetar. Dia segera bangkit dari tempat tidur, mengabaikan kelemahan tubuhnya, mengatakan dengan suara rendah. "Tasya, Jangan menangis dulu, kita perlu tenang saat ini. Percayalah, aku akan
Sepertinya tidak ada seorang pun yang bisa menjawab Agung untuk masalah ini.Barulah saat itu Angkasa menyadari keberadaan Agung, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya terhadap Agung. "Agung, aku telah mendengarnya. Kamu telah mengerahkan seluruh kemampuanmu untuk membantu mencari anakku. Aku sungguh berterima kasih padamu."Kata 'Anakku' membuat Agung kembali merasa bingung. "Yang menghilang adalah?""Anak dariku, Angkasa! Zayn! Dia mengikuti marga Ibunya." Penjelasan Angkasa kali ini membuat Agung langsung mengerti.Tasya dan Angkasa tidak seperti myang mereka lihat dari luar, yang seperti hanya baru saling mengenal beberapa hari. Ternyata bahkan mereka telah mempunyai seorang anak. Pantas saja mereka mempunyai hubungan yang mendalam."Aku akan berusaha sebisa mungkin. Jika nanti ada kabar, aku harap kita bisa saling membsntu." Tanpa menunda waktu lagi, Agung pun pergi.Angkasa dan Tasya juga tidak berani menunda waktu lagi. Dengan cepat mereka pergi mencari jejak menghilangnya Zay
"Masalah ini kita harus memikirkannya lebih lanjut dan mendiskusikannya, atau, lebih baik kita lapor polisi saja." Angkasa tahu dengan melakukan hal ini tidak begitu memberikan keuntungan, tapi jika pelaku sangat penuh kesiapan, dia pasti ada niat mengincar dari awal. Nanti pelaku pasti bisa menghubunginya atau Tasya.Tentu saja, Tasya juga memikirkan hal yang sama. Walaupun dia panik, tapi dia juga tahu mencari dengan cara seperti ini bukanlah cara yang bagus. Dia pun mengangguk menyetujui keputusan Angkasa untuk melapor kepada polisi.Mereka pun naik ke mobil. Saat di perjalanan menuju kantor polisi, mereka berdua tidak berkata apapun, tapi Angkasa menggenggam tangan Tasya dengan erat. "Jangan khawatir, walaupun harus melibatkan seluruh Keluarga Wijaya, aku pasti melakukannya dan akan menemukan Zayn."Mendengar itu, Tasya tidak menjawab apapun. Bukan karena dia tidak percaya pada Angkasa, tapi karena dia sudah terlalu panik. Semua potongan gambar video itu terus berputar di ingatann
Tasya tahu ada petunjuk yang baru. Mereka pun dengan segera pergi ke ruang tunggu. Saat dibawa ke sana, pria muda itu masih meluapkan emosinya. Pemuda itu terlihat seperti berusia masih belasan tahun, terlihat sangat memberontak. Awalnya dia merasa tidak senang karena telah dibawa Ethan kemari, tapi saat melihat Angkasa dia mendadak diam.Orang seperti Angkasa, tidak sedikit orang di Bandung yang tidak mengenalnya. Jika sampai dipanggil oleh Angkasa ke tempat ini, pemuda itu merasa tidak tenang."Pak, aku sungguh tidak melakukan apapun, sungguh!" Walaupun tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi tatapan dingin Angkasa membuat siapapun merasa was-was.Sebenarnya Tasya ingin sekali menanyakan hal mengenai Zayn, tapi sekarang dia tidak bersuara. Dia hanya menunggu Angkasa memberikan pertanyaan. Dia yakin pertanyaan yang akan diberikan Angkasa akan Zayn sama dengan apa yang dia rasakan.Dengan tatapan dingin Angkasa bertanya pada pemuda itu. "Jelaskan tentang wanita yang bertabrakan denga
"Tuan Angkasa!" Ethan menerobos pintu kamar dengan terburu-buru. "Tuan, aku mendapatkannya!"Ethan berlari mendekati Angkasa sembari memberikan secarik kertas kepada Angkasa. Melihat kertas itu, raut wajah Angkasa berubah, dia terlihat sangat gembira dan berkata. "Bagus! Bagus sekali! Tapi, kenapa orang ini tidak menginginkan imbalan sama sekali? Siapa dia?!"Pertanyaan itu membuat Ethan tertegun, dia menarik nafas dalam-dalam kemudian berkata. "Aku tidak tahu, Tuan, pria itu tidak ingin memberikan identitasnya, dia hanya menelpon dan ingin memberikan ginjalnya kepada Putri, namun, siapakah Putri?""Nanti aku jelaskan, untuk sekarang jangan banyak bertanya!" Angkasa mengerutkan keningnya, dia terus berpikir namun tidak menemukan jawaban apapun. Kemudian dia berkata, "Apakah dia mau datang ke rumah sakit?"Ethan terkejut, dia tidak berani bertanya lebih banyak lagi dan berkata. "Ya, tapi dia tidak ingin bertemu denganmu, dia hanya berkata 'Jika menginginkan Putri selamat, jangan mencari
Melihat ibu dan putranya yang sama-sama menangis, membuat Ethan merasa sedih. Da melangkahkan kakinya dan berkata, "Nyonya, Tuan Muda, Tuan Angkasa telah memperhatikan kalian selama ini. Enam tahun yang lalu, saat tubuh Nyonya tidak ditemukan, Tuan Angkasa tidak mengizinkan siapa pun untuk membangun makam untuk Anda. Dia bersikeras mengatakan bahwa jika tubuh istrinya tidak ditemukan, itu berarti istrinya masih hidup. Selama enam tahun terakhir, Tuan Angkasa telah mengubah dirinya menjadi sebuah mesin yang bekerja tanpa henti seperti robot," Ethan menghela nafas panjang. "Tak ada kesedihan, kegembiraan, maupun kebahagiaan. Meskipun dia membawa Nona Angelina ke rumah Keluarga Wijaya, dia juga merawat dan memperhatikan Tuan Muda Kedua dan ibunya. Meskipun demi mengembalikan identitas dan perkembangan Tuan Muda Kedua, tapi Tuan Angkasa sama sekali tak ada perasaan khusus kepada Nona Angelina."Ethan terdiam beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Tuan Angkasa bahkan tidak membiarkan Nona A
Tasya menepis keraguannya, kemudian mendengar rekaman itu.[Angkasa, kamu sungguh keji! Tasya, kamu brengsek! Apakah kamu tidak melihatku di matamu, selama wanita ini ada? Aku kembali enam tahun yang lalu untuk mendapat status sebagai Nyonya Wijaya?! Angkasa, apakah kamusungguh-sungguh tak tahu? Aku melahirkan David untuk bisa bersamamu. Tapi, mengapa hanya ada Tasya di hatimu? Itu kejadian enam tahun yang lalu, dan enam tahun kemudian juga masih seperti itu! Kamu yang memaksaku, Angkasa, kamu memaksaku!][Enam tahun lalu, aku menyuruh seseorang membakar Tasya hingga mati. Enam tahun kemudian, bahkan aku juga membuat hidup Tasya jauh lebih buruk!]Saat dia mendengar apa yang dikatakan Angelina, ekspresi wajahnya mendadak berubah. Ternyata kebakaran enam tahun lalu diatur oleh Angelina! Dengan kata lain, Angkasa benar-benar tidak tahu apa-apa pada saat itu.Apakah justru dia yang selalu menyalahkan Angkasa? Meskipun Tasya sudah mulai percaya kepada Angkasa, tapi ketika bukti sudah ada
Zayn rasanya ingin sekali menghajar Decky, tapi Ethan lebih cepat darinya. Saat Angkasa melangkah mundur, dia langsung meninju mata pria itu. Decky merasa kepalanya pusing. Ethan memelintir lengannya tepat di belakangnya dan mengambil alih kembali.Ethan menendang tempurung lutut Decky dan berkata dengan dingin, "Decky, siapa yang mengajarimu keahlian ini? Kamu sungguh tak tahu berterima kasih karena hari ini kamu berurusan dengan Tuan Angkasa. Apakah kamu tidak punya hati?"Decky tahu bahwa dia sudah kalah, dia tidak bisa berjuang lebih jauh lagi. Namun, dia berpikir, 'Apakah Kokom sudah membuangku saat ini?'Decky tidak tahu dan tidak berani bertanya, dia hanya berharap Kokom bisa melarikan diri dari dunia ini. Meskipun kemungkinannya sangat rendah, memiliki harapan masih lebih baik daripada tak punya harapan.Dimas yang berada di luar juga bergerak cepat. Dia sudah berurusan dengan tim di bagian depan dan segera berkumpul menuju ke tempat Angkasa berada."Angkasa, Zayn!" Tasya berl
Saat Kokom melihat Angkasa, mereka berdua bingung. Dia menarik Decky, kemudian berbalik dan pergi. Namun dia mendengar Angkasa berkata dengan nada dingin, "Kalian kira kalian bisa pergi ke mana? Salon ini dikepung oleh orang-orangku. Apa kalian yakin kalian bisa kabur?"Decky langsung menghentikan langkahnya saat itu juga. Sebenarnya, Angkasa bisa dianggap sebagai penyelamatnya. Dalam Keluarga Wijaya, selama ini Angkasa sangat baik kepadanya, tapi ... Decky menghentikan langkahnya dan memandang Angkasa.Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tuan Angkasa ... Kupikir Anda meninggal dalam kebakaran enam tahun yang lalu. Ternyata aku sangat naif. Anda melewati hidup Anda dengan baik saat ini. Tapi Tasya telah berubah karena kebakaran itu. Dapatkah Anda memberi tahu saya apa yang terjadi kemudian?"Wajah Angkasa berubah menjadi dingin, raut wajahnya tak sebaik sebelumnya.Decky tahu bahwa persahabatannya dengan Tuannya, Angkasa dan asisten rumah tangganya, telah memburuk sejak enam tahun
Decky buru-buru kembali. Saat dia melihat seseorang membuat keributan, dia merasa sedikit gugup. Namun, dia tak berani tinggal di situ dan segera berbaur dengan kerumunan orang yang berjalan ke arahnya.Sebelum Angelina keluar, Decky ditarik seseorang begitu dia melalui pintu."Siapa?" Decky sangat waspada."Ini aku, Kokom." Mata Kokom hanya dibalut secara sederhana, tapi luka itu masih terasa sakit.Melihat kondisi Kokom, Decky menjadi makin khawatir. "Bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?""Bocah ingusan itu! Kami semua membenci anak itu. Decky, dengarkan aku. Zayn kabur. Meskipun aku tahu dia masih di salon kecantikan ini, tapi aku sangat kesal dan tidak tenang. Bukan suatu kebetulan jika seseorang membuat masalah di luar tanpa alasan. Kemungkinan kita semua akan terlibat!" Ujarnya dengan panik. "Dengarkan aku. Jangan menemui Angelina sekarang. Ayo kita pergi. Aku khawatir orang-orang Angkasa ada di luar sekarang. Ketika kita ingin lari, kita sudah tidak bisa lari lagi." Kokom berk
Tangan Angkasa gemetar. Ketika Tasya mendengarnya, fia dengan cepat mendekati Angkasa. Ketika dia melihat deretan kode di ponsel Angkasa, dia bertanya dengan bingung, "Di mana ini? Mengapa semuanya begitu acak?"Angkasa dengan bangga berkata, "Anak kita sungguh genius! Ini adalah kode jaringan antara dia dan aku. Zayn telah memberi tahu aku lokasi tepatnya. Ethan, beri aku alat pelacak lokasi."Karena Ethan tahu teknologi komputer Zayn, sehingga dia tidak meragukannya lagi. Ethan menyerahkan alat pelacak lokasi kepada Angkasa. Angkasa mencari sesuai dengan posisi yang diberikan oleh Zayn, dan akhirnya lokasinya terlacak di sebuah kamar di lantai pertama barat laut sebuah salon kecantikan."Di sana! Zayn ada di salon itu! Tunjukkan padaku bagaimana cara masuk ke lubang ventilasi. Yang lain bekerja sama dengan Tasya. Ethan, suruh Agung untuk menutup jaringan internet. Semua orang yang berada di luar, hari ini, tak peduli siapa yang ada di dalam sana, aku tak akan membiarkannya kabur!""
Setelah Zayn bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang VIP, dia tiba-tiba melihat sebuah lubang kecil yang didalamnya terdapat kamera. Dia tidak mengerti mengapa benda itu ada di sana, tetapi baginya, itu merupakan kesempatan.Zayn tersenyum tipis. Dengan cepat, dia melihat ke arah kamera, dan menemukan bahwa ini hanyalah mesin yang terhubung, dan ada mesin kontrol utama di luar untuk mengendalikannya.'Bagaimana aku bisa melewati semuanya di sini?' Zayn merasa bahwa ini agak merepotkan.Jika dia mematikan kamera ini, pasti akan menarik perhatian semua orang, sekaligus memberitahu semua orang bahwa dia ada di sini. Zayn menjulurkan kepalanya dan melihat ke arah kamar mandi. Orang di dalamnya masih mandi dan bahkan tidak memperhatikan dia masuk.Zayn pelan-pelan merangkak ke luar, mencari saklar listrik, tapi dia tidak bisa menemukannya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa saklar biasanya ada di luar, dan dia akan tertangkap jika dia keluar.'Bagaimana aku bisa mematikan listrik untuk semen
Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada marah, "Salon kecantikan macam apa ini? Kalian mengintimidasiku seperti orang asing? Baiklah! Di seluruh Bandung, tak hanya ada salon kecantikan ini saja. Kamu benar-benar menganggap dirimu sampah. Aku tak perlu membuang waktuku di sini."Setelah berkata demikian, Tasya menendang kursi, mengambil tas miliknya, dan meninggalkan salon kecantikan itu. Pelayan itu tidak menahan kepergian Tasya, tapi dia merasa lega."Pergi dan periksalah. Apakah orang-orang di belakang sudah menemukan si kecil brengsek itu? Sekarang, pasanglah tanda di luar untuk menutup toko. Jangan biarkan seorang pun masuk lagi, atau sesuatu akan terjadi." Seorang Manajer salon kecantikan itu berkata dengan tenang.Para pelayan lainnya melakukan titahnya dengan cepat.Tasya memperhatikan bahwa saat dia keluar, para pelayan salon kecantikan itu tiba-tiba menggantung tanda 'TUTUP'.Tiba-tiba, dia merasa dugaannya semakin kuat. Saat Angkasa melihat Tasya keluar, di