Share

4. Drunk

Penulis: Yasmin_imaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-22 10:30:45

Pagi ini Lita terbangun lebih dulu, dia dengan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya dan tak lupa untuk menggosok gigi. Setelah selesai, Lita lantas pergi ke dapur dan hal pertama yang dia lakukan adalah membuat secangkir kopi untuk Brian, baru setelah itu Lita menyiapkan sarapan.

"Pagi, Lita."

Lita menengok ke belakang. "Pagi juga, Brian." Lita lantas menuangkan kopi dari mesin pembuat kopi ke cangkir. "Nikmati kopimu selagi aku menyiapkan sarapan."

"Terima kasih."

Setelah beberapa menit, Lita selesai membuat roti isi untuk sarapan keduanya pagi ini.

"Malam ini sepertinya aku akan pulang telat, jadi kamu tidak perlu membuat makan malam untukku juga. Dan jangan menunggu ku karena aku tidak yakin akan selarut apa aku pulang nanti," papar Brian sebelum pria itu memotong roti isinya.

"Kalau begitu aku hanya akan menyiapkan kopi mu, nanti kamu tinggal pindahkan saja ke cangkir."

"Brian, aku nanti berniat belajar masakan eropa, kalau boleh aku ingin memakai bahan yang ada di kulkasmu."

"Lakukan sesukamu, Lita."

Seperti yang Lita ucapkan kemarin bahwa dia akan belajar masakan Eropa, kini perempuan dengan rambut yang diikat tinggi dan pakaian yang tidak akan membuatnya kesulitan sedang berkutat dengan peralatan masak.

"Terlalu asin dan kurang creamy," ujar Lita ketika mashed potato yang baru saja selesai Lita buat terasa asin.

Pada akhirnya Lita membuang mashed potato tersebut ke dalam tempat sampah, Lita kembali membuatnya dengan lebih hati-hati.

Di sisi lain, Brian kini berada di salah satu kelab malam tempat di mana koleganya sedang membuat pesta dan mengundangnya. Sebenarnya, Brian tidak terlalu suka keramaian, namun untuk menjaga hubungan mereka Brian tetap datang.

Brian duduk dengan tenang di salah satu sofa yang tersedia dengan meminum wine yang dia pesan. Seseorang datang dan ikut duduk di sofa yang sama dengan Brian.

"Masih sendiri aja lo, masih nungguin masa kecil lo?" tanya teman Brian yang juga turut diundang di pesta ini.

"Bukan urusan lo, Yon."

"Brian, Brian. Percuma wajah lo ganteng gitu kalau nggak dimanfaatin. Lihat gue, bahkan sekali kedip aja gue yakin banyak cewek yang rela antri buat jadi pacar gue."

Dion Bastian, mereka telah berteman sejak kecil. Dion tahu bagaimana masa kecil Brian yang hingga dewasa ini masih terpaku dengan satu perempuan yang sama.

Brian tidak mendengarkan ucapan Dion, pria dengan jas yang telah terbuka memilih menikmati anggur yang dia pesan.

Malam semakin larut dan Brian kini hampir kehilangan kesadarannya karena anggur yang pria itu minum memiliki kadar alkohol yang tinggi. Walaupun Brian memiliki toleransi alkohol yang tinggi pula, tidak bisa membuat pria itu bertahan ketika gelas yang berada digenggamannya tidak berhenti diisi.

"Nyusahin, lo!" kesal Dion yang terpaksa mengantar Brian pulang lantaran pria itu yang datang ke sini seorang diri tanpa sopir yang biasa dia bawa. "Lama nggak minum, sekali minum kobam lo!"

Walaupun tidak suka keramaian, sebagai seorang pria dewasa Brian bukannya tidak pernah datang ke kelab. Brian datang, namun dia akan menyewa tempat VIP agar tidak terlalu bising dan ramai orang.

"Bacot! Biasanya juga lo yang gue anter pulang." Brian mengedipkan matanya berulang kali untuk memfokuskan pandangannya.

Brian akhirnya jatuh tertidur ketika pria itu telah duduk di dalam mobil. Dion menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku, tubuh Brian itu lebih besar daripada tubuhnya akan sangat memakan banyak tenaga walaupun dia berjalan tidak terlalu jauh.

Dion mengendarai mobilnya menuju alamat rumah Brian. Sesampainya di sana, Dion kembali memapah Brian untuk berjalan masuk. Biasanya Dion akan masuk ke rumah Brian tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu karena rumah itu hanya ditinggali Brian. Namun, ketika Dion melangkah lebih dalam dia terkejut dengan keberadaan perempuan yang sedang duduk tenang dan menonton televisi serta di pangkuannya terdapat toples makanan ringan.

Secara perlahan kepala perempuan itu bergerak ke samping karena mendengar langkah kaki yang menggema di rumah tersebut.

"Lo … siapa?" tanya Dion ketika raut wajah terkejut sangat terlihat di wajah Lita.

Lita segera berdiri dan mendekati Brian. "Brian kenapa?"

"Lo siapanya Brian?"

"Aku … pembantunya," jawab Lita setelah lama berpikir dan langsung mengambil alih tubuh Brian dan meninggalkan Dion yang terkejut.

"Pembantu?" gumam Dion tak percaya.

Lita memapah Brian ke kamar pria itu, namun langkahnya terhenti ketika teringat dia tidak bisa memasuki ruangan pria itu tanpa seizin pemiliknya. Akhirnya Lita berbelok ke kamar sebelahnya yang merupakan kamar milik Lita.

"Berat sekali," keluh Lita setelah menurunkan Brian ke atas tempat tidur. Lita menggerakkan pinggangnya hingga terdengar bunyi retakan yang mampu membuat tubuh Lita lebih rileks.

"Ini terus bagaimana?" Lita bingung karena dia tidak pernah menangani orang mabuk bahkan dia tidak pernah mabuk.

Tiba-tiba Lita merasa tangannya di genggaman dan tak lama tubuhnya ditarik ke bawah membuat Lita kini menimpa tubuh Brian. Kedua bola mata Lita melotot tak percaya ketika wajah mereka berada dalam jarak yang sangat dekat.

Lita semakin melotot ketika Brian mendorong kepalanya untuk mendekati wajah pria yang sedang tidak sepenuhnya terkendali.

"Bri … Brian?"

Cup!

Lita segera bangun dari tidurnya ketika bayangan itu terus menghantuinya. Setelah kejadian tak terduga itu, Lita segera keluar dari kamarnya dengan membawa bantal serta selimut. Lita memutuskan tidur di luar daripada hal tak terduga lainnya akan terjadi.

"Sialan! Jangan memikirkan hal itu, Lita!"

Jam sudah menunjukkan bahwa hari telah berganti, namun mata Lita tak juga ingin menutup.

"Baru dua hari kerja udah dapat tekanan batin gini. Apa dia nggak sadar kalau dia itu ganteng banget dan perbuatannya itu bikin jantung aku mau meledak!" Lita mengacak-acak rambutnya hingga dia kini terlihat seperti orang gila.

"Besok pagi gimana kalau ketemu? Malu banget!!!" Lita menelungkupkan wajahnya di atas bantal dengan kaki yang bergerak acak memukul-mukul sofa yang mampu menampung tubuhnya.

Akhirnya setelah sesi curhatnya, Lita tertidur dengan posisi tengkurap. Hingga pagi kembali tiba, Lita belum juga bangun. Sedangkan di kamar perempuan itu, terlihat Brian yang mulai membuka matanya disertai rasa pusing yang memukul kepalanya.

Ingatan tentang dia yang mencium Lita datang membuat Brian terkejut apalagi mengetahui jika kamar yang saat ini dia tempati adalah kamar Lita.

"Dimana perempuan itu?"

Brian berdiri dan mencari keberadaan Lita. Berjalan ke dapur, Brian tidak menemukan keberadaan Lita yang kemarin dia temukan berada di sana sedang membuat sarapan. Langkah kakinya mengajak Brian untuk berjalan ke ruang televisi dan Brian menemukan Lita yang masih terlelap di sana.

"Tubuhnya pasti sakit semua," gumam Brian.

Brian akhirnya memutuskan mengangkat tubuh Lita ke dalam gendongannya dengan hati-hati agar Lita tidak terbangun. Brian membawa Lita kembali ke dalam kamar perempuan itu dan meninggalkannya sendirian.

Brian menutup pintu kamar Lita dan membuka pintu kamarnya, pria itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Brian tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan tubuhnya, pria itu bahkan sudah keluar dengan bathrobe yang menutupi tubuh polosnya.

"Steve, hari ini aku tidak datang. Atur ulang jadwal pertemuan hari ini dan untuk berkas-berkas yang bisa aku kerjakan di rumah tolong kirim lewat email."

Brian meletakkan ponselnya kembali ke tempatnya. Brian yang masih memakai bathrobe itu kini duduk di sofa kamarnya. Ibu jari dan telunjuknya memijit hidungnya untuk meredakan rasa pusing yang mendera.

"Bagaimana bisa aku melakukan itu? Sial! Dia bahkan baru dua hari di rumah ini!"

~~~~~

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
gk papa Brian kan gk sengaja kenapa kalian berdua jadi galau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Rahasia Tuan Brian   5. Ketika Hujan

    Ting!Brian membuka notifikasi yang asa di ponsel pintarnya. Ternyata itu adalah pesan dari Dion.[Cewek di rumah lo itu pembantu lo?Nggak lo apa-apain kan?]Brian hanya mengernyitkan dahi saat membacanya, tanpa adanya keinginan untuk membalas pesan tersebut."Jam … 9? Sial! Aku kesiangan!" Lita melompat dari tidurnya ketika matanya melihat jam yang menempel di dinding telah menunjukkan pukul 9 pagi."Kok … aku di kamar? Ah, bodo amat!"Lita segera keluar dari kamar dan berlari ke dapur. Lita mungkin lupa jika jam segini pastinya Brian sudah berangkat ke kantor."Lita?" panggil Brian yang sedang menuangkan kopi dari teko ke cangkir, tentu saja itu adalah kopi buatan Lita yang memang sengaja disiapkan untuk Brian tadi malam.Lita yang mendengar suara Brian terkejut, dia belum siap untuk bertemu dengan pria itu setelah kejadian malam tadi. Tanpa di sadari wajah Lita kini mulia bersemu. "Bri … Brian, maaf aku kesiangan," ujar Lita dengan tergagap bahkan suaranya seperti cicitan."Tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Istri Rahasia Tuan Brian   6. Menghabiskan Waktu

    "Apa aku terlihat menggodamu?" tanya Brian yang kini justru beranjak dari kursinya. Dia terlihat berjalan untuk mendekat ke arah Lita. Dengan menyadarkan tubuhnya ke meja makan, Brian kembali mengulangi pertanyaannya. "Apakah kamu mau jadi pacarku, Lita?"Lita sendiri bahkan sama sekali tak berani untuk mendongak dan menatap Brian saat ini. pandangan matanya terus menunduk. Brian hanya mengulum senyumnya saat melihat ekspresi kikuk di wajah Lita."Jika memang kamu takut, maka aku tidak akan pernah memaksamu, Lita," ucap Brian.Setelah berucap demikian, Brian kembali menegakkan punggungnya, mengusuk pucuk kepala Lita dan hendak melangkah pergi. Namun ketika badan yang begitu tegap itu tengah berbalik, Lita dengan cepat mencekal tangannya. "Izinkan aku ...." Lita tak lagi melanjutkan kata-katanya."Jalan yuk, mumpung aku sedang free. Jarang-jarang seseorang bisa mengajakku keluar. Kita cari self reward karena kamu telah mampu menjadi pacar dari seorang putra Wirawan." Brian berucap denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Istri Rahasia Tuan Brian   7. Nafsu Sesaat

    Pagutan demi pagutan semakin memanas di antara mereka berdua. Brian yang awalnya hanya ingin mengantarkan handuk, kini harus rela berbasah-basahan bersama dengan Lita di dalam sana. Brian tak mampu lagi untuk membendung hasr*t nya untuk menjamah tubuh bug*l yang begitu mulus itu. Lita, si gadis polos yang memang belum pernah melakukan hal hal semacam itu pun tak kuasa untuk menolak ketika Brian terus merangsek dan menenggelamkan bibirnya di antara cerukan lehernya. Tak cukup sampai di situ, keliaran itu mulai turun menuju pada kedua bukit yang terlihat menonjol dan masih tampak basah.Desahan demi desahan pun mulai keluar dari bibir Lita. Tak bisa ia untuk menahan gejolak kenikmatan yang baru pertama kali ini ia rasakan. Setelah menanggalkan seluruh pakaiannya, Brian segera memutar kran hingga shower pun mulai menyala, membasahi tubuh mereka berdua yang berada di bawahnya. Memberikan sensasi dingin yang menuntut kehangatan. Lita hanya bisa memekik kecil saat coklat yang ada di atas b

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Istri Rahasia Tuan Brian   8. Hadiah Untuk Lita

    "Ganti bajumu dengan baju yang ada di dalam lemari, Lita. Kamu boleh memilih dan juga memakainya sesukamu." Brian sendiri berjalan keluar kamar setelah mengenakan pakaiannya."Banyak sekali, milik siapa sebenarnya semua ini? Apakah mungkin ...?" Lita langsung membekap mulut dengan kedua tangannya itu. Entah apa yang tengah Lita pikirkan saat ini. Tapi satu hal yang pasti, pikirannya itu tentu bukanlah suatu pikiran yang baik. Namun apa lagi yang dapat dia lakukan saat ini selain memakai salah satu dari deretan pakaian yang tersedia di dalamnya.Dia kini telah memilih dress tanggung berwarna putih yang biasa digunakan oleh para wanita untuk pergi ke kantor. Apa yang akan dia pilih jika gaun-gaun yang ada di dalam sana hampir semuanya terbuka. Tepat pada saat Lita selesai, tepat pada saat itu pula pintu terbuka.Untuk sesaat, Brian sempat terpaku saat melihat Lita. "Kini aku telah menemukanmu," gumamnya.Lita yang tersentak kaget pun segera berbalik dan menatap Brian dengan tatapan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Istri Rahasia Tuan Brian   9. Kepulangan Tuan Besar

    Pagi itu Lita dikagetkan dengan suara derap langkah kaki yang terdengar riuh. Seperti biasanya Lita akan bangun dan menyiapkan sarapan untuk Brian. Lita beranjak dari tempat tidurnya lalu menggelung rambutnya ke atas begitu saja.Lita cukup tercengang melihat keadaan yang ada di luar ruangan, semuanya tak tampak seperti biasanya. Puluhan laki-laki berpakaian hitam sudah berdiri rapi entah karena apa. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang tentu saja itu adalah Brian, namun tak ia temukan lelaki itu dimana-mana."Ada apa ini?" desisnya.Tak menghiraukan semua itu, Lita berjalan menuju ke dapur. Dan di sana ia melihat beberapa wanita yang sudah berpakaian rapi dengan menggunakan celemek kain di depan tubuhnya tengah sibuk memasak sesuatu. Sesuatu yang pastinya sangat besar dan juga banyak, karena mereka butuh empat wanita hanya untuk mengurus masakan di dapur.Lita semakin terlihat keheranan, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Maaf, ada apa ya ini?" t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Rahasia Tuan Brian   10. Ingin Pergi

    Brian memijit-mijit dahinya. Rasa pusing tiba-tiba menderanya. "Ah, apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sebelum beranjak dari tempat duduknya.Brian segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang ditempati oleh Lita. Dirinya kini telah berdiri di sana, tangannya pun sudah terulur hendak mengetuk pintu kamar itu. Namun, kembali ia urungkan niat itu. Brian merasa bersalah telah berbicara kasar pada Lita.Akhirnya, Brian memilih untuk berjalan menjauh, dan kembali ke kamarnya sendiri.Sementara itu, Lalita saat ini sedang membenamkan wajahnya di atas bantal. Memang terasa sesak napasnya, namun lebih sesak lagi perasaannya pada saat ini. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh di dunia saat ini.Tidak, dia sebenarnya tidak terlalu mengharap pada Brian, karena dirinya pun harus fokus pada kehidupannya sendiri yang memang belum jelas. "Ah, tidak, tidak, tidak! Aku bahkan sudah tak punya muka laki-laki hadapan Brian. Aku harus segera pergi dari sini," gerutu Lita sembari memukul-mukul kepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Istri Rahasia Tuan Brian   11. Malam Panjang

    Sapuan lembut lidah Brian membuat gadis itu tak menyadari jika jemarinya mengupas satu persatu kancing kemeja yang Brian kenakan saat ini. Kecupan demi kecupan kembali Brian berikan ke bahu hingga dada Lita yang masih terbungkus bra putih berbahan renda, sementara tangannya mengelus turun dari dada ke pinggang Anna, lalu turun ke pahanya dan berhenti di atas lutut gadis itu.Brian berhenti sejenak untuk melakukan serangan dan mengambil posisi duduk untuk menikmati pemandangan erotis ada di hadapannya saat ini. Di sanalah ia sekarang, Lita terbaring dalam keadaan yang pasrah dan terangsang.Dalam waktu kurang dari satu detik yang Brian berikan tersebut membuat Lita merasakan hampa saat tak merasakan gerakannya lagi. Perlahan dibukanya kelopak matanya untuk melihat apa yang membuat Brian berhenti menjamah tubuhnya. Namun sayang, yang dia dapati adalah justru tatapan tajam dari sosok pria yang begitu mempesona.Menyadari arti tatapan yang Lita berikan padanya, cepat-cepat Brian membuka ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Istri Rahasia Tuan Brian   12. Pertemuan Bisnis

    Lalita meraba-raba tempat tidur yang ada di sebelahnya dengan kedua mata yang masih terpejam. Kosong, ternyata tempat itu sudah kosong. Tak ada lagi sosok Brian yang semalam menemaninya.Lita pun kemudian membuka kedua matanya, beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat aktivitas malam yang begitu melelahkan.Sekarang tubuhnya terasa lebih segar. Lalita pun kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Tak seperti hari-hari biasanya, semua makanan telah tersaji di atas meja. Di bawah sana ada dua orang pelayan wanita dan juga dua orang penjaga yang menunggunya. Tapi bukan Lalita namanya jika dia tak turun tangan sendiri di dapur. "Semua makanan sudah siap, nona," ucap salah seorang pelayan wanita. Lalita pun kemudian tersenyum ke arahnya."Ya sudah, ngapain kalian masih berdiri di situ? Ayo kita makan bersama," ajak Lita pada mereka.Karena sama sekali tak mendapatkan respon dari keempat orang itu, Lita pun kembali berkata, "kita i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Tuan Brian   17. Tercoret

    Brian merasakan campuran antara kemarahan dan keputusasaan saat mendengar kata-kata kasar dari ayahnya sendiri. Dia merasakan tamparan keras mendarat di wajahnya, menyakitkan fisiknya sekaligus mengguncang batinnya.Dengan hati yang berat, Brian menundukkan kepalanya, merasakan air mata yang mulai mengalir di pipinya. Dia merasa terjepit di antara cinta dan keterpaksaan, tidak tahu harus berbuat apa lagi di tengah tekanan dan ancaman dari ayahnya yang kejam."Saya... saya tidak bisa, Papa," bisik Brian dengan suara gemetar, mencoba menahan emosinya yang meluap-luap.Guntur Wirawan menatap Brian dengan tatapan dingin, tanpa belas kasihan. "Kamu tak punya pilihan, Brian. Kehormatan keluarga harus dijaga, apa pun caranya," ucapnya dengan suara tegas.Dengan perasaan hampa dan penuh penyesalan, Brian melihat Lita pergi dari hidupnya, meninggalkan seutas benang cinta yang putus di antara mereka. Dia merasa hancur oleh keputusannya untuk membiarkan Lita pergi, tetapi juga tidak bisa melawan

  • Istri Rahasia Tuan Brian   16. Tertangkap

    "Berhenti, Lita. Tunggu, biar aku saja!" cegah Brian.Brian bergerak cepat untuk mengambil pakaian dan mengenakannya dengan tergesa-gesa, hatinya berdebar-debar memikirkan siapa yang mungkin berada di balik pintu itu."Tenanglah, Brian. Aku akan melihat siapa di sana," ucap Lita dengan cukup halus, mencoba meredakan kegelisahan Brian.Lita melangkah ke arah pintu dan dengan hati-hati membukanya. Di belakangnya sudah berdiri Brian yang datang mengikuti. Di sana, mereka melihat seorang pria paruh baya dengan senyum ramah di wajahnya."Maaf mengganggu, saya dari layanan kebersihan vila. Saya datang untuk membersihkan vila ini seperti yang telah dijadwalkan," ucap pria tersebut dengan sopan.Brian menghela nafas lega, menyadari bahwa itu hanyalah seorang petugas kebersihan. "Terima kasih, kami lupa dengan jadwal pembersihan hari ini. Silakan masuk dan lakukan pekerjaanmu," ucap Brian dengan ramah.Setelah petugas kebersihan itu masuk dan mulai membersihkan vila, Brian dan Lita bernapas leg

  • Istri Rahasia Tuan Brian   15. Kenangan Lama

    Di dalam vila yang tenang, Brian dan Lita duduk di ruang tamu yang nyaman. Suasana hening memenuhi ruangan, hanya terdengar desiran angin yang lembut di luar.Brian memandang Lita dengan ekspresi campuran antara kekhawatiran dan keputusasaan. "Lita, aku tahu semuanya terasa aneh dan membingungkan. Aku akan menjelaskan semuanya padamu sekarang."Lita menatap Brian dengan mata penuh penasaran, menunggu penjelasan yang sudah lama dinantikan. Hatinya berdebar-debar, siap menerima apapun yang akan diungkapkan Brian."Sebenarnya, Lita...," ujar Brian perlahan, mencoba merangkai kata-kata dengan hati-hati. "Sebenarnya, aku tidak bisa menjelaskan semuanya dengan mudah. Ada rahasia besar yang harus aku ungkapkan padamu."Lita mengangguk, menunjukkan bahwa dia siap mendengarkan."Kau tahu, kita berdua memiliki masa lalu yang terhubung jauh sebelum ini," lanjut Brian, matanya menatap jauh ke dalam ingatannya.Lita memicingkan mata, mencoba memahami apa yang Brian maksudkan. "Apa maksudmu, Brian?

  • Istri Rahasia Tuan Brian   14. Meninggalkan Pesta

    Jangankan untuk menoleh, Brian pun seolah tak mendengarkan teriakan sang ayah saat mencegahnya untuk pergi. Brian sama sekali tak mempedulikan itu semua, yang ada di pikirannya kini adalah Lita.Brian melihat sekelebat bayangan Lita di kejauhan. "Lita!" Lita, tunggu Lita!" Brian berteriak, menyeru seraya menyusul Lita yang masih terus berlari."Lita, berhenti!" cegah Brian dengan meraih tangan Lita."Lepasin tanganku, Brian." Lita memaksakan diri untuk tetap pergi. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan tangan Brian."Dengarkan aku dulu, Lita." Brian tetap bersikeras menahan Lita untuk pergi."Kenapa kamu menahanku, Brian? Kenapa kamu mengatakan kalau aku adalah calon istrimu? Apakah kamu tahu jika itu hanya akan membuat mereka semua menatap sinis padaku? Kenapa juga kamu harus mengajakku ke tempat ini, Brian? Kamu sengaja, kan?" Banyak pertanyaan yang pada saat itu juga Lita lontarkan.Dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya, Lita menangis sesenggukan mengelu

  • Istri Rahasia Tuan Brian   13. Calon Istri

    Di sebuah hotel berbintang yang cukup terkenal, ballroom sudah dihias dengan sedemikian rupa. Segalanya telah tertata dengan sempurna, semuanya tampak indah dan sangat menawan. Di sanalah kini para orang-orang kaya sedang berkumpul. Di tempat itu pula, acara pesta dari Anton Wirawan yaitu kakek Brian akan dilaksanakan.acara ini memang selalu rutin diadakan di setiap tahunnya.Banyak sekali tamu-tamu undangan yang datang untuk menghadiri acara tersebut. Begitu banyak pemilik perusahaan dan juga orang-orang penting lainnya. mereka semua ada di temoat itu, selain untuk memberikan ucapan kepada Anton Wirawan tentu saja mereka tengah membicarakan sesuatu hal yang penting, sudah barang tentu itu adalah masalah bisnis.Sebuah mobil merk ternama segera berhenti tepat di pintu masuk hotel. Di sana sudah berjajar rapi para pengawal dengan pakaian hitam senadanya. Seorang lelaki berusia sekitar tujuh puluh tahun turun dari dalam mobil. Iya, dia adalah Anton Wirawan. Sang pendiri serta pemilik Wi

  • Istri Rahasia Tuan Brian   12. Pertemuan Bisnis

    Lalita meraba-raba tempat tidur yang ada di sebelahnya dengan kedua mata yang masih terpejam. Kosong, ternyata tempat itu sudah kosong. Tak ada lagi sosok Brian yang semalam menemaninya.Lita pun kemudian membuka kedua matanya, beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat aktivitas malam yang begitu melelahkan.Sekarang tubuhnya terasa lebih segar. Lalita pun kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Tak seperti hari-hari biasanya, semua makanan telah tersaji di atas meja. Di bawah sana ada dua orang pelayan wanita dan juga dua orang penjaga yang menunggunya. Tapi bukan Lalita namanya jika dia tak turun tangan sendiri di dapur. "Semua makanan sudah siap, nona," ucap salah seorang pelayan wanita. Lalita pun kemudian tersenyum ke arahnya."Ya sudah, ngapain kalian masih berdiri di situ? Ayo kita makan bersama," ajak Lita pada mereka.Karena sama sekali tak mendapatkan respon dari keempat orang itu, Lita pun kembali berkata, "kita i

  • Istri Rahasia Tuan Brian   11. Malam Panjang

    Sapuan lembut lidah Brian membuat gadis itu tak menyadari jika jemarinya mengupas satu persatu kancing kemeja yang Brian kenakan saat ini. Kecupan demi kecupan kembali Brian berikan ke bahu hingga dada Lita yang masih terbungkus bra putih berbahan renda, sementara tangannya mengelus turun dari dada ke pinggang Anna, lalu turun ke pahanya dan berhenti di atas lutut gadis itu.Brian berhenti sejenak untuk melakukan serangan dan mengambil posisi duduk untuk menikmati pemandangan erotis ada di hadapannya saat ini. Di sanalah ia sekarang, Lita terbaring dalam keadaan yang pasrah dan terangsang.Dalam waktu kurang dari satu detik yang Brian berikan tersebut membuat Lita merasakan hampa saat tak merasakan gerakannya lagi. Perlahan dibukanya kelopak matanya untuk melihat apa yang membuat Brian berhenti menjamah tubuhnya. Namun sayang, yang dia dapati adalah justru tatapan tajam dari sosok pria yang begitu mempesona.Menyadari arti tatapan yang Lita berikan padanya, cepat-cepat Brian membuka ka

  • Istri Rahasia Tuan Brian   10. Ingin Pergi

    Brian memijit-mijit dahinya. Rasa pusing tiba-tiba menderanya. "Ah, apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sebelum beranjak dari tempat duduknya.Brian segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang ditempati oleh Lita. Dirinya kini telah berdiri di sana, tangannya pun sudah terulur hendak mengetuk pintu kamar itu. Namun, kembali ia urungkan niat itu. Brian merasa bersalah telah berbicara kasar pada Lita.Akhirnya, Brian memilih untuk berjalan menjauh, dan kembali ke kamarnya sendiri.Sementara itu, Lalita saat ini sedang membenamkan wajahnya di atas bantal. Memang terasa sesak napasnya, namun lebih sesak lagi perasaannya pada saat ini. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh di dunia saat ini.Tidak, dia sebenarnya tidak terlalu mengharap pada Brian, karena dirinya pun harus fokus pada kehidupannya sendiri yang memang belum jelas. "Ah, tidak, tidak, tidak! Aku bahkan sudah tak punya muka laki-laki hadapan Brian. Aku harus segera pergi dari sini," gerutu Lita sembari memukul-mukul kepa

  • Istri Rahasia Tuan Brian   9. Kepulangan Tuan Besar

    Pagi itu Lita dikagetkan dengan suara derap langkah kaki yang terdengar riuh. Seperti biasanya Lita akan bangun dan menyiapkan sarapan untuk Brian. Lita beranjak dari tempat tidurnya lalu menggelung rambutnya ke atas begitu saja.Lita cukup tercengang melihat keadaan yang ada di luar ruangan, semuanya tak tampak seperti biasanya. Puluhan laki-laki berpakaian hitam sudah berdiri rapi entah karena apa. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang tentu saja itu adalah Brian, namun tak ia temukan lelaki itu dimana-mana."Ada apa ini?" desisnya.Tak menghiraukan semua itu, Lita berjalan menuju ke dapur. Dan di sana ia melihat beberapa wanita yang sudah berpakaian rapi dengan menggunakan celemek kain di depan tubuhnya tengah sibuk memasak sesuatu. Sesuatu yang pastinya sangat besar dan juga banyak, karena mereka butuh empat wanita hanya untuk mengurus masakan di dapur.Lita semakin terlihat keheranan, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Maaf, ada apa ya ini?" t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status