Beranda / Romansa / Istri Rahasia Tuan Brian / 6. Menghabiskan Waktu

Share

6. Menghabiskan Waktu

Penulis: Yasmin_imaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 16:59:53

"Apa aku terlihat menggodamu?" tanya Brian yang kini justru beranjak dari kursinya. Dia terlihat berjalan untuk mendekat ke arah Lita. Dengan menyadarkan tubuhnya ke meja makan, Brian kembali mengulangi pertanyaannya. "Apakah kamu mau jadi pacarku, Lita?"

Lita sendiri bahkan sama sekali tak berani untuk mendongak dan menatap Brian saat ini. pandangan matanya terus menunduk. Brian hanya mengulum senyumnya saat melihat ekspresi kikuk di wajah Lita.

"Jika memang kamu takut, maka aku tidak akan pernah memaksamu, Lita," ucap Brian.

Setelah berucap demikian, Brian kembali menegakkan punggungnya, mengusuk pucuk kepala Lita dan hendak melangkah pergi. Namun ketika badan yang begitu tegap itu tengah berbalik, Lita dengan cepat mencekal tangannya. "Izinkan aku ...." Lita tak lagi melanjutkan kata-katanya.

"Jalan yuk, mumpung aku sedang free. Jarang-jarang seseorang bisa mengajakku keluar. Kita cari self reward karena kamu telah mampu menjadi pacar dari seorang putra Wirawan." Brian berucap dengan senyum yang tersungging di ujung bibirnya.

Setelah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai, Brian dan Lita pun segera berjalan keluar. Di sana sudah siap seorang supir pribadi yang memang biasa mengantar kemanapun tuannya pergi. Namun kali ini, sengaja Brian memang ingin membawa mobil sendiri. Hari ini dia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Lita, mantan karyawan yang sekarang sudah berubah status menjadi seorang pacar.

Entah kemana Brian akan membawa gadis cantik itu pergi. Ia terus saja melajukan kendaraan roda empatnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Seolah ingin segera sampai ke tempat tujuan. Deru mobil terdengar begitu nyaring di indera pendengaran Lita. Meninggalkan dedauan kering yang beterbangan dan mengoyangkan rerumputan yang tumbuh di padang yang cukup luas.

"Mau pergi kemana kita?" tanya Lita yang menolehkan kepalanya, memandang ke arah Brian yang masih fokus pada jalanan panjang yang ada di depannya.

Sudah satu jam, tapi mereka belum juga sampai. Namun apa yang tak pernah Lita bayangkan kini terbentang di hadapannya. Jalanan lengang di depan sana seolah sedang menyambutnya yang baru saja datang. Dia merasa takjub ketika melihat pemandangan yang terbentang luas di samping kirinya. Dengan cepat, Lita membuka kaca mobil dan melongokkan kepalanya keluar. Tanpa berkedip, ia terus menatap keindahan itu seraya mengeluarkan tangannya dari sana. Merasakan embusan angin pantai yang kini menerpa pipinya.

Tanpa terlihat oleh Lita, Brian menggelengkan kepalanya.

Brian benar-benar membawanya ke sana. Ke sebuah villa yang tak jauh dari pantai. Villa yang memiliki view laut begitu mereka menaiki lantai dua dari villa yang tak seberapa besar itu.

"Kenapa kamu membawaku ke tempat ini, Brian?" tanya Lita yang merasa penasaran.

"Tak ada, aku hanya ingin menghabiskan waktu," jawabnya. "Mau ke pantai?" Tanpa menunggu jawaban dari Lita, Brian langsung menarik tangannya begitu saja. Dengan sedikit berlari, mereka berdua menuju ke pinggiran pantai dengan pasir putih yang terhampar luas.

Setelah beberapa waktu Lita merasa begitu terpuruk dengan kehidupan yang dianggap cukup suram, kini ia kembali bisa melepaskan tawa di sana. Di tengah riuhnya gelombang air laut yang terpecah ketika menghantam batuan karang. Entah kenapa, sedari tadi, pasang mata Brian tak bisa lepas dari gadis itu. Gadis yang tiga hari ini telah menemani sepinya.

Lamunan Brian buyar seketika saat percikan air laut mengenai pipinya, dan di balik sana Lita tengah tertawa terbahak-bahak saat melihat kekagetan di wajah Brian.

Marah? tentu saja tidak. Brian justru segera beranjak dari duduknya dan segera berlari mengejar Lita yang sudah terlebih dahulu berlari. Brian yang mampu menyusulnya, memeluk tubuh itu. Tubuh mungil dari seorang gadis yang mampu membuatnya tertawa lepas hari ini. Dengan sangat mudahnya ia mengangkat dan melemparkan tubuh itu ke laut, membuat seluruh tubuh Lita basah kuyub.

"Brian ...! Tidak. Aku tidak bawa baju ganti!" teriak Lita yang tak ingin kalah dengan suara ombak.

Memang Lita tidak tahu jika Brian akan mengajaknya untuk pergi ke pantai. Maka dari itu ia juga tidak mempersiapkan apa-apa. Tapi seolah menolak untuk peduli, Brian justru mendorong Lita jauh, dan lebih jauh lagi tenggelam ke dalam lautan yang cukup jernih itu. Di sana, mereka berdua melepaskan tawa, beban, dan segalanya. Di sana pula, ciuman kedua dia antara mereka kembali terjadi.

Menyadari untuk tak terlalu jauh dalam pagutan kemesraan itu, Lita pun perlahan mengurai dekapan Brian dan berjalan ke pantai.

"Kenapa, Lita?" tanya Brian.

"Sudah terlalu panas. Kita kembali ke villa aja yuk," ajak Lita pada akhirnya. Tak ada yang dapat dilakukan oleh Brian selain hanya menurut dan kembali ke villa yang dimilikinya. Hanya butuh berjalan kaki beberapa meter saja agar mereka sampai ke tempat itu.

"Di mana aku harus membersihkan diri?" tanya Lita yang memang merasa kedinginan dengan tubuh yang basah kuyub. Brian sendiri menjawab dengan hanya menunjuk ke arah kamar yang memang terdapat kamar mandi di dalamnya.

"Kamar ini begitu indah," gumam Lita yang memandang ke sekeliling ruangan bernuansa coklat dan emas itu. Nuansa yang menurutnya begitu mewah.

Di dalam sana, ia membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa pasir serta air laut yang terasa lengket. Dengan kebiasaan yang dilakukan setiap Lita sedang mandi, Lita menyanyi dengan suara lantang yang memang bisa dibilang cukup merdu. Tanpa dia sadari jika Brian tengah mendengarkannya dari balik pintu. Brian hanya diam, mendengarkan, dan membiarkan suara itu terus terdengar. Hingga pada akhirnya senandung itu berubah menjadi suara gumaman yang cukup keras. "Duh, nggak ada handuk, nggak ada baju ganti, bagaimana ini?"

Brian sendiri haya bisa mengulum senyumnya sembari menggelengkan kepala dengan tingkah gadis polos yang begitu menarik perhatiannya ini.

Tok! Tok!

Suara ketukan terdengar di pintu kamar mandi. "Siapa?" tanya Lita.

"Antar handuk," jawab Brian. Iya, Brian sedari tadi berdiri di sana hanya untuk mengantarkan handuk yang sudah ia siapkan sejak tadi. Satu stel pakaian wanita pun sudah ia letakkan di atas tempat tidur. Pakaian yang ia dapatkan dari dalam lemari pakaian yang ada di dalam kamar itu. Pakaian milik kekasihnya yang tak ia ketahui di mana keberadaannya kini.

Lita hanya membuka sedikit pintu kamar mandi dan meraih handuk yang dibawa oleh Brian. Namun saat tangan itu terlihat menjulur keluar, dengan cepat Brian masuk ke dalamnya. Membuat Lita memekik keras karena kaget. Hanya dalam beberapa detik saja, pekikan itu terhenti, ketika bibir lembut milik Lita telah menyatu dengan bibir Brian.

"Lalita ...."

Untuk sejenak Brian melepas pagutan itu, sebelum akhirnya ia kembali melumat kembali dengan ga*rah yang lebih menggebu.

~~~~~

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
waduh gk bahaya tah.. Brian main nyosor Lita dikamar mandi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Rahasia Tuan Brian   7. Nafsu Sesaat

    Pagutan demi pagutan semakin memanas di antara mereka berdua. Brian yang awalnya hanya ingin mengantarkan handuk, kini harus rela berbasah-basahan bersama dengan Lita di dalam sana. Brian tak mampu lagi untuk membendung hasr*t nya untuk menjamah tubuh bug*l yang begitu mulus itu. Lita, si gadis polos yang memang belum pernah melakukan hal hal semacam itu pun tak kuasa untuk menolak ketika Brian terus merangsek dan menenggelamkan bibirnya di antara cerukan lehernya. Tak cukup sampai di situ, keliaran itu mulai turun menuju pada kedua bukit yang terlihat menonjol dan masih tampak basah.Desahan demi desahan pun mulai keluar dari bibir Lita. Tak bisa ia untuk menahan gejolak kenikmatan yang baru pertama kali ini ia rasakan. Setelah menanggalkan seluruh pakaiannya, Brian segera memutar kran hingga shower pun mulai menyala, membasahi tubuh mereka berdua yang berada di bawahnya. Memberikan sensasi dingin yang menuntut kehangatan. Lita hanya bisa memekik kecil saat coklat yang ada di atas b

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Istri Rahasia Tuan Brian   8. Hadiah Untuk Lita

    "Ganti bajumu dengan baju yang ada di dalam lemari, Lita. Kamu boleh memilih dan juga memakainya sesukamu." Brian sendiri berjalan keluar kamar setelah mengenakan pakaiannya."Banyak sekali, milik siapa sebenarnya semua ini? Apakah mungkin ...?" Lita langsung membekap mulut dengan kedua tangannya itu. Entah apa yang tengah Lita pikirkan saat ini. Tapi satu hal yang pasti, pikirannya itu tentu bukanlah suatu pikiran yang baik. Namun apa lagi yang dapat dia lakukan saat ini selain memakai salah satu dari deretan pakaian yang tersedia di dalamnya.Dia kini telah memilih dress tanggung berwarna putih yang biasa digunakan oleh para wanita untuk pergi ke kantor. Apa yang akan dia pilih jika gaun-gaun yang ada di dalam sana hampir semuanya terbuka. Tepat pada saat Lita selesai, tepat pada saat itu pula pintu terbuka.Untuk sesaat, Brian sempat terpaku saat melihat Lita. "Kini aku telah menemukanmu," gumamnya.Lita yang tersentak kaget pun segera berbalik dan menatap Brian dengan tatapan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Istri Rahasia Tuan Brian   9. Kepulangan Tuan Besar

    Pagi itu Lita dikagetkan dengan suara derap langkah kaki yang terdengar riuh. Seperti biasanya Lita akan bangun dan menyiapkan sarapan untuk Brian. Lita beranjak dari tempat tidurnya lalu menggelung rambutnya ke atas begitu saja.Lita cukup tercengang melihat keadaan yang ada di luar ruangan, semuanya tak tampak seperti biasanya. Puluhan laki-laki berpakaian hitam sudah berdiri rapi entah karena apa. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang tentu saja itu adalah Brian, namun tak ia temukan lelaki itu dimana-mana."Ada apa ini?" desisnya.Tak menghiraukan semua itu, Lita berjalan menuju ke dapur. Dan di sana ia melihat beberapa wanita yang sudah berpakaian rapi dengan menggunakan celemek kain di depan tubuhnya tengah sibuk memasak sesuatu. Sesuatu yang pastinya sangat besar dan juga banyak, karena mereka butuh empat wanita hanya untuk mengurus masakan di dapur.Lita semakin terlihat keheranan, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Maaf, ada apa ya ini?" t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Istri Rahasia Tuan Brian   10. Ingin Pergi

    Brian memijit-mijit dahinya. Rasa pusing tiba-tiba menderanya. "Ah, apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sebelum beranjak dari tempat duduknya.Brian segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang ditempati oleh Lita. Dirinya kini telah berdiri di sana, tangannya pun sudah terulur hendak mengetuk pintu kamar itu. Namun, kembali ia urungkan niat itu. Brian merasa bersalah telah berbicara kasar pada Lita.Akhirnya, Brian memilih untuk berjalan menjauh, dan kembali ke kamarnya sendiri.Sementara itu, Lalita saat ini sedang membenamkan wajahnya di atas bantal. Memang terasa sesak napasnya, namun lebih sesak lagi perasaannya pada saat ini. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh di dunia saat ini.Tidak, dia sebenarnya tidak terlalu mengharap pada Brian, karena dirinya pun harus fokus pada kehidupannya sendiri yang memang belum jelas. "Ah, tidak, tidak, tidak! Aku bahkan sudah tak punya muka laki-laki hadapan Brian. Aku harus segera pergi dari sini," gerutu Lita sembari memukul-mukul kepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Istri Rahasia Tuan Brian   11. Malam Panjang

    Sapuan lembut lidah Brian membuat gadis itu tak menyadari jika jemarinya mengupas satu persatu kancing kemeja yang Brian kenakan saat ini. Kecupan demi kecupan kembali Brian berikan ke bahu hingga dada Lita yang masih terbungkus bra putih berbahan renda, sementara tangannya mengelus turun dari dada ke pinggang Anna, lalu turun ke pahanya dan berhenti di atas lutut gadis itu.Brian berhenti sejenak untuk melakukan serangan dan mengambil posisi duduk untuk menikmati pemandangan erotis ada di hadapannya saat ini. Di sanalah ia sekarang, Lita terbaring dalam keadaan yang pasrah dan terangsang.Dalam waktu kurang dari satu detik yang Brian berikan tersebut membuat Lita merasakan hampa saat tak merasakan gerakannya lagi. Perlahan dibukanya kelopak matanya untuk melihat apa yang membuat Brian berhenti menjamah tubuhnya. Namun sayang, yang dia dapati adalah justru tatapan tajam dari sosok pria yang begitu mempesona.Menyadari arti tatapan yang Lita berikan padanya, cepat-cepat Brian membuka ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Istri Rahasia Tuan Brian   12. Pertemuan Bisnis

    Lalita meraba-raba tempat tidur yang ada di sebelahnya dengan kedua mata yang masih terpejam. Kosong, ternyata tempat itu sudah kosong. Tak ada lagi sosok Brian yang semalam menemaninya.Lita pun kemudian membuka kedua matanya, beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat aktivitas malam yang begitu melelahkan.Sekarang tubuhnya terasa lebih segar. Lalita pun kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Tak seperti hari-hari biasanya, semua makanan telah tersaji di atas meja. Di bawah sana ada dua orang pelayan wanita dan juga dua orang penjaga yang menunggunya. Tapi bukan Lalita namanya jika dia tak turun tangan sendiri di dapur. "Semua makanan sudah siap, nona," ucap salah seorang pelayan wanita. Lalita pun kemudian tersenyum ke arahnya."Ya sudah, ngapain kalian masih berdiri di situ? Ayo kita makan bersama," ajak Lita pada mereka.Karena sama sekali tak mendapatkan respon dari keempat orang itu, Lita pun kembali berkata, "kita i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Istri Rahasia Tuan Brian   13. Calon Istri

    Di sebuah hotel berbintang yang cukup terkenal, ballroom sudah dihias dengan sedemikian rupa. Segalanya telah tertata dengan sempurna, semuanya tampak indah dan sangat menawan. Di sanalah kini para orang-orang kaya sedang berkumpul. Di tempat itu pula, acara pesta dari Anton Wirawan yaitu kakek Brian akan dilaksanakan.acara ini memang selalu rutin diadakan di setiap tahunnya.Banyak sekali tamu-tamu undangan yang datang untuk menghadiri acara tersebut. Begitu banyak pemilik perusahaan dan juga orang-orang penting lainnya. mereka semua ada di temoat itu, selain untuk memberikan ucapan kepada Anton Wirawan tentu saja mereka tengah membicarakan sesuatu hal yang penting, sudah barang tentu itu adalah masalah bisnis.Sebuah mobil merk ternama segera berhenti tepat di pintu masuk hotel. Di sana sudah berjajar rapi para pengawal dengan pakaian hitam senadanya. Seorang lelaki berusia sekitar tujuh puluh tahun turun dari dalam mobil. Iya, dia adalah Anton Wirawan. Sang pendiri serta pemilik Wi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Istri Rahasia Tuan Brian   14. Meninggalkan Pesta

    Jangankan untuk menoleh, Brian pun seolah tak mendengarkan teriakan sang ayah saat mencegahnya untuk pergi. Brian sama sekali tak mempedulikan itu semua, yang ada di pikirannya kini adalah Lita.Brian melihat sekelebat bayangan Lita di kejauhan. "Lita!" Lita, tunggu Lita!" Brian berteriak, menyeru seraya menyusul Lita yang masih terus berlari."Lita, berhenti!" cegah Brian dengan meraih tangan Lita."Lepasin tanganku, Brian." Lita memaksakan diri untuk tetap pergi. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan tangan Brian."Dengarkan aku dulu, Lita." Brian tetap bersikeras menahan Lita untuk pergi."Kenapa kamu menahanku, Brian? Kenapa kamu mengatakan kalau aku adalah calon istrimu? Apakah kamu tahu jika itu hanya akan membuat mereka semua menatap sinis padaku? Kenapa juga kamu harus mengajakku ke tempat ini, Brian? Kamu sengaja, kan?" Banyak pertanyaan yang pada saat itu juga Lita lontarkan.Dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya, Lita menangis sesenggukan mengelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Tuan Brian   17. Tercoret

    Brian merasakan campuran antara kemarahan dan keputusasaan saat mendengar kata-kata kasar dari ayahnya sendiri. Dia merasakan tamparan keras mendarat di wajahnya, menyakitkan fisiknya sekaligus mengguncang batinnya.Dengan hati yang berat, Brian menundukkan kepalanya, merasakan air mata yang mulai mengalir di pipinya. Dia merasa terjepit di antara cinta dan keterpaksaan, tidak tahu harus berbuat apa lagi di tengah tekanan dan ancaman dari ayahnya yang kejam."Saya... saya tidak bisa, Papa," bisik Brian dengan suara gemetar, mencoba menahan emosinya yang meluap-luap.Guntur Wirawan menatap Brian dengan tatapan dingin, tanpa belas kasihan. "Kamu tak punya pilihan, Brian. Kehormatan keluarga harus dijaga, apa pun caranya," ucapnya dengan suara tegas.Dengan perasaan hampa dan penuh penyesalan, Brian melihat Lita pergi dari hidupnya, meninggalkan seutas benang cinta yang putus di antara mereka. Dia merasa hancur oleh keputusannya untuk membiarkan Lita pergi, tetapi juga tidak bisa melawan

  • Istri Rahasia Tuan Brian   16. Tertangkap

    "Berhenti, Lita. Tunggu, biar aku saja!" cegah Brian.Brian bergerak cepat untuk mengambil pakaian dan mengenakannya dengan tergesa-gesa, hatinya berdebar-debar memikirkan siapa yang mungkin berada di balik pintu itu."Tenanglah, Brian. Aku akan melihat siapa di sana," ucap Lita dengan cukup halus, mencoba meredakan kegelisahan Brian.Lita melangkah ke arah pintu dan dengan hati-hati membukanya. Di belakangnya sudah berdiri Brian yang datang mengikuti. Di sana, mereka melihat seorang pria paruh baya dengan senyum ramah di wajahnya."Maaf mengganggu, saya dari layanan kebersihan vila. Saya datang untuk membersihkan vila ini seperti yang telah dijadwalkan," ucap pria tersebut dengan sopan.Brian menghela nafas lega, menyadari bahwa itu hanyalah seorang petugas kebersihan. "Terima kasih, kami lupa dengan jadwal pembersihan hari ini. Silakan masuk dan lakukan pekerjaanmu," ucap Brian dengan ramah.Setelah petugas kebersihan itu masuk dan mulai membersihkan vila, Brian dan Lita bernapas leg

  • Istri Rahasia Tuan Brian   15. Kenangan Lama

    Di dalam vila yang tenang, Brian dan Lita duduk di ruang tamu yang nyaman. Suasana hening memenuhi ruangan, hanya terdengar desiran angin yang lembut di luar.Brian memandang Lita dengan ekspresi campuran antara kekhawatiran dan keputusasaan. "Lita, aku tahu semuanya terasa aneh dan membingungkan. Aku akan menjelaskan semuanya padamu sekarang."Lita menatap Brian dengan mata penuh penasaran, menunggu penjelasan yang sudah lama dinantikan. Hatinya berdebar-debar, siap menerima apapun yang akan diungkapkan Brian."Sebenarnya, Lita...," ujar Brian perlahan, mencoba merangkai kata-kata dengan hati-hati. "Sebenarnya, aku tidak bisa menjelaskan semuanya dengan mudah. Ada rahasia besar yang harus aku ungkapkan padamu."Lita mengangguk, menunjukkan bahwa dia siap mendengarkan."Kau tahu, kita berdua memiliki masa lalu yang terhubung jauh sebelum ini," lanjut Brian, matanya menatap jauh ke dalam ingatannya.Lita memicingkan mata, mencoba memahami apa yang Brian maksudkan. "Apa maksudmu, Brian?

  • Istri Rahasia Tuan Brian   14. Meninggalkan Pesta

    Jangankan untuk menoleh, Brian pun seolah tak mendengarkan teriakan sang ayah saat mencegahnya untuk pergi. Brian sama sekali tak mempedulikan itu semua, yang ada di pikirannya kini adalah Lita.Brian melihat sekelebat bayangan Lita di kejauhan. "Lita!" Lita, tunggu Lita!" Brian berteriak, menyeru seraya menyusul Lita yang masih terus berlari."Lita, berhenti!" cegah Brian dengan meraih tangan Lita."Lepasin tanganku, Brian." Lita memaksakan diri untuk tetap pergi. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan tangan Brian."Dengarkan aku dulu, Lita." Brian tetap bersikeras menahan Lita untuk pergi."Kenapa kamu menahanku, Brian? Kenapa kamu mengatakan kalau aku adalah calon istrimu? Apakah kamu tahu jika itu hanya akan membuat mereka semua menatap sinis padaku? Kenapa juga kamu harus mengajakku ke tempat ini, Brian? Kamu sengaja, kan?" Banyak pertanyaan yang pada saat itu juga Lita lontarkan.Dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya, Lita menangis sesenggukan mengelu

  • Istri Rahasia Tuan Brian   13. Calon Istri

    Di sebuah hotel berbintang yang cukup terkenal, ballroom sudah dihias dengan sedemikian rupa. Segalanya telah tertata dengan sempurna, semuanya tampak indah dan sangat menawan. Di sanalah kini para orang-orang kaya sedang berkumpul. Di tempat itu pula, acara pesta dari Anton Wirawan yaitu kakek Brian akan dilaksanakan.acara ini memang selalu rutin diadakan di setiap tahunnya.Banyak sekali tamu-tamu undangan yang datang untuk menghadiri acara tersebut. Begitu banyak pemilik perusahaan dan juga orang-orang penting lainnya. mereka semua ada di temoat itu, selain untuk memberikan ucapan kepada Anton Wirawan tentu saja mereka tengah membicarakan sesuatu hal yang penting, sudah barang tentu itu adalah masalah bisnis.Sebuah mobil merk ternama segera berhenti tepat di pintu masuk hotel. Di sana sudah berjajar rapi para pengawal dengan pakaian hitam senadanya. Seorang lelaki berusia sekitar tujuh puluh tahun turun dari dalam mobil. Iya, dia adalah Anton Wirawan. Sang pendiri serta pemilik Wi

  • Istri Rahasia Tuan Brian   12. Pertemuan Bisnis

    Lalita meraba-raba tempat tidur yang ada di sebelahnya dengan kedua mata yang masih terpejam. Kosong, ternyata tempat itu sudah kosong. Tak ada lagi sosok Brian yang semalam menemaninya.Lita pun kemudian membuka kedua matanya, beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat aktivitas malam yang begitu melelahkan.Sekarang tubuhnya terasa lebih segar. Lalita pun kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Tak seperti hari-hari biasanya, semua makanan telah tersaji di atas meja. Di bawah sana ada dua orang pelayan wanita dan juga dua orang penjaga yang menunggunya. Tapi bukan Lalita namanya jika dia tak turun tangan sendiri di dapur. "Semua makanan sudah siap, nona," ucap salah seorang pelayan wanita. Lalita pun kemudian tersenyum ke arahnya."Ya sudah, ngapain kalian masih berdiri di situ? Ayo kita makan bersama," ajak Lita pada mereka.Karena sama sekali tak mendapatkan respon dari keempat orang itu, Lita pun kembali berkata, "kita i

  • Istri Rahasia Tuan Brian   11. Malam Panjang

    Sapuan lembut lidah Brian membuat gadis itu tak menyadari jika jemarinya mengupas satu persatu kancing kemeja yang Brian kenakan saat ini. Kecupan demi kecupan kembali Brian berikan ke bahu hingga dada Lita yang masih terbungkus bra putih berbahan renda, sementara tangannya mengelus turun dari dada ke pinggang Anna, lalu turun ke pahanya dan berhenti di atas lutut gadis itu.Brian berhenti sejenak untuk melakukan serangan dan mengambil posisi duduk untuk menikmati pemandangan erotis ada di hadapannya saat ini. Di sanalah ia sekarang, Lita terbaring dalam keadaan yang pasrah dan terangsang.Dalam waktu kurang dari satu detik yang Brian berikan tersebut membuat Lita merasakan hampa saat tak merasakan gerakannya lagi. Perlahan dibukanya kelopak matanya untuk melihat apa yang membuat Brian berhenti menjamah tubuhnya. Namun sayang, yang dia dapati adalah justru tatapan tajam dari sosok pria yang begitu mempesona.Menyadari arti tatapan yang Lita berikan padanya, cepat-cepat Brian membuka ka

  • Istri Rahasia Tuan Brian   10. Ingin Pergi

    Brian memijit-mijit dahinya. Rasa pusing tiba-tiba menderanya. "Ah, apa yang telah aku lakukan?" gumamnya sebelum beranjak dari tempat duduknya.Brian segera melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang ditempati oleh Lita. Dirinya kini telah berdiri di sana, tangannya pun sudah terulur hendak mengetuk pintu kamar itu. Namun, kembali ia urungkan niat itu. Brian merasa bersalah telah berbicara kasar pada Lita.Akhirnya, Brian memilih untuk berjalan menjauh, dan kembali ke kamarnya sendiri.Sementara itu, Lalita saat ini sedang membenamkan wajahnya di atas bantal. Memang terasa sesak napasnya, namun lebih sesak lagi perasaannya pada saat ini. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh di dunia saat ini.Tidak, dia sebenarnya tidak terlalu mengharap pada Brian, karena dirinya pun harus fokus pada kehidupannya sendiri yang memang belum jelas. "Ah, tidak, tidak, tidak! Aku bahkan sudah tak punya muka laki-laki hadapan Brian. Aku harus segera pergi dari sini," gerutu Lita sembari memukul-mukul kepa

  • Istri Rahasia Tuan Brian   9. Kepulangan Tuan Besar

    Pagi itu Lita dikagetkan dengan suara derap langkah kaki yang terdengar riuh. Seperti biasanya Lita akan bangun dan menyiapkan sarapan untuk Brian. Lita beranjak dari tempat tidurnya lalu menggelung rambutnya ke atas begitu saja.Lita cukup tercengang melihat keadaan yang ada di luar ruangan, semuanya tak tampak seperti biasanya. Puluhan laki-laki berpakaian hitam sudah berdiri rapi entah karena apa. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang tentu saja itu adalah Brian, namun tak ia temukan lelaki itu dimana-mana."Ada apa ini?" desisnya.Tak menghiraukan semua itu, Lita berjalan menuju ke dapur. Dan di sana ia melihat beberapa wanita yang sudah berpakaian rapi dengan menggunakan celemek kain di depan tubuhnya tengah sibuk memasak sesuatu. Sesuatu yang pastinya sangat besar dan juga banyak, karena mereka butuh empat wanita hanya untuk mengurus masakan di dapur.Lita semakin terlihat keheranan, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi."Maaf, ada apa ya ini?" t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status