Share

Bab 139

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Apa? Kau tak becus sama sekali! Kau hanya tinggal membuka password laptopnya! Atau kau membongkarnya, mengambil hardisknya? Mengambil laptop itu kalau perlu? Masa kau tak bisa? Kau tak melakukan apapun?” salak Ana pada salah satu orang suruhannya. Sepulang dari kafe, Ana langsung memanggil orang itu, untuk membicarakan soal keberhasilan tugasnya.

Pria itu gemetar saat melihat majikannya. Tak pernah menyangka wanita cantik nan lembut di depannya bisa menjadi impulsif dan frontal. Ia sangat terkejut.

Ana meminta seseorang untuk mengambil file video dirinya dengan Abhizar atau menghapusnya. Namun jauh panggang dari api, orang itu tak mampu mewujudkan keinginan Ana karena sistem keamanan di kantor Abhizar sangatlah baik.

Jangankan membuka laptopnya, memasuki ruangannya saja tidak bisa.

“Maaf, Nona Ana. Keamanan kantor Pak Abhi ketat. Soalnya sebelumnya pernah terjadi perampokan dan dilakukan oleh orang dalam yang bekerja sama dengan perampok tersebut. Oleh karena itu sistem keamananny
Piemar

Assalamualaikum Dear Reader, Moga sehat selalu ya amin. Bab konflik klimaks ya … menuju anti klimaks. Jangan lupa event giveaway kali ini berakhir 30 April 2024. Thanks buat support kalian

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
yenyen
wookee ayo klimaks!brantem tonjok tonjokkan yo ali and al
goodnovel comment avatar
Nurul Habibatul Rosaini
Ya jangan ditutupi lg malanklu ana itu udh tau pernikahan kalian dan menampar mu
goodnovel comment avatar
Adhitya Bagitaningtyas
ayo mala segera ceritakan smua pd aldino..biar bisa menghadapi bersama²
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 140

    “Tidak ada yang menamparku, Pak. Aku alergi dingin jadi terkadang kulitku merah-merah dan gatal,” jawab Malati dengan tenang. “Bapak, makasih sudah menolongku.” Malati hanya mengucapkan terima kasih dengan wajah minim ekspresi. Namun Aldino tak lantas percaya pada perkataan gadis itu. Malati sering menyembunyikan sesuatu darinya. Tak ingin melihat Malati merasa terintimidasi, Aldino memberi waktu bagi gadis itu istirahat. Ia akan mencari tahunya sendiri. Sudah saatnya ia mencari tahu siapa sebenarnya istrinya itu. Namun sebelum itu, Aldino meminta ijin Malati untuk memijat kakinya yang kram. “Saya mau pijat kakimu boleh? Pelan-pelan untuk menghilangkan kram. Saya hanya mengompres dengan air hangat.” Malati mengangguk. Tak lama kemudian Aldino memijat kakinya yang kram hingga kondisi kaki Malati membaik. Aldino membiarkan istri kecilnya istirahat di kamar. Tak terasa malam beranjak, saat Malati duduk menikmati udara yang dingin di balkon, Aldino tiba-tiba teringat Ana. Perasaa

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 141

    Percakapan dengan Ana, membuat Aldino diserbu kegamangan hati. Saat ia berencana ingin mengakhiri hubungannya dengan Ana, Ana justru mengetahui pernikahan rahasia yang Aldino lakukan dengan Malati.Gadis itu tidak menunjukan reaksi marah dan kecewa berlebihan padanya. Namun sebaliknya, Ana memperlihatkan keikhlasan dan ketulusan cintanya pada Aldino. Ia memaafkan kebohongan Aldino. Ia tunjukan pada Aldino sikapnya untuk selalu mensupport apapun yang Aldino lakukan selama itu demi kebaikan. Bukankah pernikahan itu juga karena terpaksa?Dilematis, kini Aldino tak bisa memutuskan hubungannya dengan Ana begitu saja. Ia merasa tak tega melihat sikapnya yang bijak. Namun sebuah dorongan besar terus mengetuk jiwanya. Ia tidak bisa mundur lagi. Ia sudah menentukan pilihannya.Aldino mengabaikan semua cerita Ana. Ia tidak peduli dengan apa yang Ana sampaikan padanya tentang Putri Melati. Baginya, mengakhiri hubungan cinta kasih yang sudah terjalin lama dengan Ana adalah keputusan masak yang s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 142

    “Apa kau menceritakan pernikahan kita pada Ana?” telisik Aldino. “Maaf, saya bertanya masalah ini lagi,” imbuh Aldino tak biasanya menggunakan kata diksi ‘maaf’ untuk menjaga perasaan istri kecilnya. Aldino tahu jika seseorang akan gelisah saat berbohong dan langsung menyangkal hebat.Malati menatap Aldino dengan wajah datarnya. Padahal dalam hatinya ia kecewa mendengar pertanyaan itu, seakan-akan ia meragukan dirinya.“Tidak, Pak. Tentu saja aku tidak akan mengingkari janjiku, Pak. Bukankah pernikahan kita itu tidak boleh bocor ke publik, terutama kekasih Bapak dan keluarganya.”Aldino merasa tidak ada keraguan dalam jawaban Malati. Kesimpulannya ia berkata jujur. Sementara itu Malati merasa gugup mendengar pertanyaan itu meskipun ia berhasil menampakkan wajah datar. Satu yang pasti ia yakini, ia tidak pernah menceritakan pernikahannya pada siapapun. Sekalipun Ana mengetahuinya itu karena informasi dari orang lain. Bukan urusannya.Seketika Malati teringat dengan perjanjian kontrakn

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 143

    Sepulang bertemu dengan Malati, Ana menyambut kedatangan Ali dengan sukacita. Bahkan sebelum Ali tiba di bibir pintu rumah. Senyum mengembang di bibirnya. “Bagaimana Ali?” tanya Ana pada sang kakak.Ali mendesah melihat kelakuan Ana yang begitu manja. Ia merangkul lengan Ali dan menatapnya penuh harap. Ia tak sabar dengan hasil pertemuan antara Ali dan Malati.Pertemuan tersebut telah direncanakan sebelumnya oleh mereka. Ana mengadukan pada kakaknya bahwa Aldino telah menikahi Malati terpaksa demi warisan saat dirinya koma.Mendengar hal itu, tentu saja reaksi Ali terkejut. Pertama, ia terkejut karena Aldino dianggap telah mengkhianati adiknya. Ke dua, ia juga terkejut mengetahui wanita yang ditaksirnya telah dinikahi oleh pria itu. Pantas saja Ali pernah memergoki mereka berbincang berdua.“Ana, aku baru tiba. Coba kau minta Bibik bikinkan aku teh. Aku haus.”Ali dan Ana berjalan bersisian menuju rumah.Hanum yang berada di ruang tamu tersenyum melihat keharmonisan ke dua anak kembar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 144

    Sebelum Malati pulang ke rumahnya, ia tiba-tiba mengubah rencananya. Ia akan mengunjungi Mr Bon-sosok pria tua yang begitu dekat dengannya. Mungkin ada pekerjaan freelance sampingan untuknya.Pikirannya sudah berkecamuk. Ia harus mencari pekerjaan untuk membayar hutangnya pada Aldino. Begitulah pikiran Malati saat ini. Ketika pernikahan itu terbongkar ia pasti menjadi sosok yang disalahkan. Mungkin hal terburuk yang akan ia alami ialah Aldino meminta uangnya kembali. Itulah yang berada dalam pemikiran gadis itu.“Assalamu’alaikum!” sapa Malati di bibir pintu yang sedikit terbuka. Ia mengintip dengan memanjangkan lehernya, melihat sosok pria bertubuh tambun yang sedang asik telponan dengan seseorang.Saat tatapan pria itu tertuju pada sosok gadis berjilbab hitam polos dihiasi tuspin berwarna silver, pria itu segera melambaikan tangannya mempersilakan gadis itu masuk.Malati pun langsung menerobos masuk ke dalam ruangan itu dan duduk di salah satu sofa yang tersedia di sana. Tatapannya

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 145

    “Bapak, tolong! Jangan permainkan perasaanku! Bapak menyentuhku lalu mengatakan aku istri Bapak. Aku istri di atas kertas, Pak,” Malati memberanikan diri mengatakan itu karena sudah merasa tidak tahan dengan tekanan yang diperolehnya. Suaranya bergetar seiring dengan rintik hujan yang turun berdenting menimpa genting. Pundaknya berguncang dengan isak yang tertahan. Pria itu berhasil membuatnya melambung tinggi, merasakan apa itu kebahagiaan. Namun sekejap ia menjatuhkan dirinya pada jurang ngarai sedalam-dalamnya, merasakan kesedihan. Gadis malang itu jatuh hati lalu langsung patah hati sekaligus. Ia merasa dirinya yang menderita akan perasaan itu. Nyatanya, Aldino pun merasakan hal yang serupa di mana ia sendiri terjebak dalam perasaan pada gadis itu. Naasnya, ia harus melepaskan hubungannya dengan Ana yang sudah terjalin lama. Namun setelah ia menimang-nimang Ana mungkin bisa menjadi kekasihnya akan tetapi ia tidak bisa menjadi istrinya mengingat sikap manja, impulsif dan kekana

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 146

    Malati menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang ia dengar. Tak mungkin Aldino semudah itu mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya. Melihat reaksi Malati yang terbengong lama, Aldino meraih ke dua tangan gadis itu, menggenggamnya dengan erat. Mereka duduk berhadap-hadapan dengan ke dua netra bertumbur sembari menyelami perasaan masing-masing. “Saya sudah memutuskan. Saya ingin menjalani pernikahan denganmu, Putri Melati. Saya sudah mengakhiri hubungan saya dengan Ana. Kini, kita tak perlu lagi merahasiakan pernikahan kita. Saya sudah menikahimu sah baik secara agama maupun hukum.” Aldino memberikan sebuah penjelasan singkat dan padat. Berharap Malati menerima keputusannya. Namun ia tidak menceritakan bagaimana respon Ana-yang tentu saja tidak menerima keputusan Aldino. Ana butuh waktu menerimanya. Malati menggelengkan kepalanya lagi seraya menarik tangannya kendati tak berhasil karena Aldino menggenggam tangannya erat dan posesif. Ia bahkan mengecup punggung tangannya b

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 147

    Malati menarik sudut bibirnya saat mereka tiba di suatu tempat yang mungkin menurut Aldino ialah ‘tempat kencan’. Ingin sekali ia tertawa namun ia sebisa mungkin menahannya, mengingat Aldino seorang yang temparamen sehingga akan mudah tersinggung. Ia menghargai usaha pria itu yang tengah berusaha memikat hatinya.Gadis itu menatap Aldino dengan senyum yang mengembang dari samping. Senyuman yang paling lebar seperti saat ia mendapat nilai seratus pada ujian Matematika. Atau saat ia menerima gaji pertama sebagai tutor Matematika.“Suamiku ganteng ya,” imbuh Aldino narsis saat merasa memang dirinya tengah diperhatikan gadis itu.Malati tak merespon pria bertubuh besar itu. Ia memalingkan wajahnya pada sebuah batu besar dengan pahatan kuno di hadapannya.Saat ini mereka tengah berada di sebuah museum Pasir Angin yang terletak di daerah Cemplang, Cibungbulang. Bukan tanpa alasan Aldino mengajak istri kecilnya pergi ke sana. Ia berpikir secara matang bahwasanya tipikal gadis cerdas semacam

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status