Share

2. Kecelakaan

last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-13 17:41:08

Calvin melempar berkas berisi calon pasangan kontraknya. Tidak ada satupun yang berhasil menarik perhatian dirinya. Sial sekali. Padahal ia yakin pasti malam ini neneknya akan mengoceh lagi soal pasangan hidup. Calvin melonggarkan dasinya lalu melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ia bangun dari kursinya dan mulai bersiap pulang. Hari ini Nicky izin pulang cepat dan ia tahu apa yang akan dilakukan teman kecilnya itu.

Jalanan sudah cukup sepi sehingga mudah bagi Calvin yang memang ingin cepat pulang. Pria itu mulai memacu mobilnya sedikit lebih cepat dan tiba-tiba semua gelap. Calvin hanya bisa mendengar suara dentuman keras dan pecahan kaca. Tubuhnya kaku dan rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Ia tidak memiliki kekuatan untuk membuka matanya. Tangan kirinya masih bisa bergerak walau lemah, pria itu berusaha membuat isyarat meminta tolong tapi tidak bisa, ia terlalu lemah. Sayup- sayup ia mendengar suara seorang perempuan, ia mencoba membuka matanya dan ia berhasil melihat kalung yang dipakai gadis itu sebelum akhirnya hilang kesadaran.

~

Rachel berjalan pelan di trotoar sambil menenteng 2 kantung belanja. Ini akibat kalah suit dengan Tiara sehingga ia harus membeli keperluan rumah dan beberapa camilan selarut ini. Ia mengambil jalan pintas yang hanya berjarak sekitar 5 menit dari apartemen menuju minimarket 24 jam. Hawa dingin yang mulai menusuk menyadarkan Rachel untuk berjalan lebih cepat. Saat tiba di perempatan ia melihat mobil sedan hitam ringsek.

Rachel memekik kaget dan refleks menjatuhkan belanjaannya. Ia langsung berlari menuju mobil tersebut. Rachel mencoba untuk membuka pintu bagian pengemudi namun tidak bisa. Pintu itu ringsek. Rachel merogoh sakunya dan cepat-cepat menghubungi panggilan darurat.

Rachel melihat ke sekelilingnya dan menemukan tongkat besi. Gadis itu mencoba mengintip ke dalam mobil untuk memastikan lokasi penumpangnya sebelum ia memecahkan kaca. Setelah yakin, ia mencoba untuk menghancurkan kaca mobil dan akhirnya berhasil mengeluarkan pria pengemudi mobil tersebut setelah sebelumnya kesulitan karena posisi kaki pria itu terjepit. Tidak lama kemudian ambulance dan mobil polisi datang.

"Kamu walinya kan? Ayuk ikut saya." Rachel hanya mengangguk dan mengikuti tim medis masuk ke dalam ambulance. Pria yang ia selamatkan berlumuran darah dan sepertinya dalam kondisi yang kurang baik.

"Anda keluarganya?" Pertanyaan itu langsung di jawab dengan gelengan kepala oleh Rachel.

"Ia membutuhkan operasi darurat dan harus menunggu persetujuan keluarganya." Rachel terdiam

"Apakah ada cara dari pihak rumah sakit untuk menghubungi keluarganya?" Tanya Rachel.

"Ada kak, tapi kami butuh waktu dan kondisi pasien sangat kritis." Tepat setelah mengatakan itu tubuh pria itu kejang dan sekilas Rachel mendengar itu adalah henti jantung. Gadis itu bergetar. Waktu seperti berputar saat hal yang serupa terjadi pada ayahnya dan ia tahu pasti kalau henti jantung kali ini berhasil diatasi maka jika terjadi lagi sebelum ada tindak medis nyawa pria itu dalam bahaya.

Tidak. Rachel tidak akan membiarkan pria itu mati konyol karena sebuah berkas persetujuan. Rachel langsung berlari mencari suster tadi.

"Saya tunangannya."

~

Rachel menunggu di depan ruang operasi setelah selesai memberi kesaksian kepada pihak polisi. Gadis itu menatap ruang operasi dengan nanar. Andai saja waktu itu ada orang seperti dirinya yang membatu ayahnya mungkin kini ayahnya masih hidup.

Sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja ruang operasi itu menjadi ramai setelah kedatangan 3 orang.

"Cucuku..." tangis wanita lanjut usia itu sambil terduduk lemas. Rachel langsung menghampiri keluarga itu.

"Keluarga Pak Calvin?" Tanyanya hati-hati. Rachel mengetahui namanya setelah polisi menyerahkan dompet dan ponsel pria itu padanya. Rachel juga berhasil menghubungi keluarga itu melalui ponsel pria itu yang untungnya tidak terkunci.

Pundak Rachel disentuh seorang pria. Pria itu sama kacaunya dengan wanita lanjut usia tadi. Pria itu menggeleng dan memberikan isyarat agar Rachel mengikutinya.

"Terima kasih sudah menolong Calvin." Rachel kaget saat pria itu membungkuk sambil mengucapkan terima kasih.

"Tidak pak saya hanya melakukan yang seharusnya." Rachel mencoba mensejajarkan tubuhnya dengan pria tadi.

"Tidak anda benar-benar penyelamat. Tidak hanya Calvin tapi seluruh keluarga Miguel." Rachel hanya mengiyakan agar pria itu berhenti menunduk di depannya. Jujur ia sangat risih dan merasa tidak enak hati.

"Duduk dulu pak kita bicarakan dengan nyaman." Rachel mengajak pria itu untuk duduk dan pria itu langsung setuju.

Rachel menjelaskan situasinya dengan rinci mulai dari kecelakaan dan kondisi kritis pria itu sehingga membuat dirinya terpaksa mengaku sebagai tunangan pria itu. Ekspresi pria di depannya terlihat kaget dan tidak percaya.

"Sekali lagi terima kasih, untuk selanjutnya serahkan saja kepada saya. Oh iya perkenalkan saya Nicky Lewis sekretaris Pak Calvin sekaligus teman kecilnya." Pria itu mengulurkan kartu nama dan langsung diterima oleh Rachel. Gadis itu sedikit terkejut melihat logo kartu nama di tangannya. Miguel Group. Gila!

~

Rachel menatap kosong. Dirinya masih tidak percaya yang baru saja ia tolong adalah presdir perusahaan impiannya. Ini gila banget!

Lampu ruang operasi dipadamkan pertanda operasi sudah selesai. Tidak lama kemudian pintu besar itu terbuka dan seorang dokter keluar disusul dengan dua dokter lainnya.

"Keluarga Calvin Miguel." Panggilnya.

"Bagaimana keadaan cucu saya?"

"Operasinya berhasil, namun jika terlambat sedikit saja akan berakibat buruk. Syukurlah tunangan pasien datang tepat waktu." Wanita lanjut usia itu mendelik kaget. Tunangan?

"Pasien masih dalam pengaruh obat bius sehingga masih belum tersadar, sebentar lagi pasien akan segera di bawa ke ruang rawat inap." Semua orang disana menghela nafas lega.

Ketiga dokter itu meninggalkan mereka. Rachel dapat merasakan tatapan kebingungan dari semua orang disana. Nicky terlihat panik namun baru saja pria itu ingin menjelaskan, Carla sudah memeluk Rachel.

"Terima kasih. Aku senang ternyata Calvin punya tunangan semulia ini." Rachel mendelik kaget atas pelukan mendadak itu. Namun tidak dapat dipungkiri ia merasakan kehangatan dari pelukan ini.

"Siapa namamu?" Rachel mencoba menormalkan ekspresinya.

"Aku Rachel Lee nyonya bisa panggil aku Rachel." Jawab Rachel sesopan mungkin. Jujur ia agak gugup. Alasan pertama karena identitasnya sebagai tunangan palsu terungkap dan alasan kedua wanita lanjut usia di depannya ini tampak memiliki aura yang luar biasa.

"Jangan panggil nyonya, panggil aku nenek." Rachel tertegun lalu mengangguk.

"Nicky sudah menceritakan kronologinya, terima kasih kamu sudah menyelamatkan Calvin. Dia cucuku satu-satunya. Hartaku satu-satunya." Carla menggenggam tangan Rachel dan ini semakin membuat Rachel tidak nyaman. Rachel mencoba melirik Nicky namun pria ini hanya mengatupkan kedua tangannya dengan ekspresi memohon. Dirinya menyimpulkan bahwa Nicky ingin ia tidak melakukan apapun dan mengiyakan saja dulu.

'Yasudahlah nanti jika kondisinya sudah tenang ia akan menjelaskan semuanya, sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat' pikir Rachel.

Bab terkait

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   3. Pasangan Kontrak (1)

    Rachel menatap ruang rawat inap VIP dengan kagum. Selera orang kaya memang berbeda pikirnya. Ruang rawat VIP itu tampak seperti apartemen mewah yang bahkan terdapat dapur, ruang makan dan ruang keluarga. Rachel meringis kecil jika mengingat ruang rawat ibunya. Carla langsung berdiri saat melihat Rachel memasuki ruang rawat cucunya. Wanita lanjut usia itu menghampiri Rachel dan meraih tangannya. "Ini sudah larut malam sebaiknya kamu beristirahat di rumah dulu. Besok pagi kamu bisa datang lagi, malam ini biar Nicky antar kamu pulang ya nanti Bu Shella yang akan menjaga Calvin." Rachel kebingungan. Tujuannya datang kesini memang untuk berpamitan pulang sekaligus meluruskan kesalahpahaman ini. Namun perkataan Carla membuat dirinya terpojok. "Nek maaf tapi--" "Rachel mari saya antar pulang." Perkataannya dipotong oleh Nicky. Dalam hati Rachel mendengus kesal. Tapi ia memutuskan untuk mengikuti Nicky dan berpamitan dengan Nenek Carla serta Bu Shella. Hening. Mereka berdua hanya diam dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   4. Pasangan Kontrak (2)

    Rachel kembali duduk di tempat sebelumnya. Gadis itu berusaha menahan kekesalannya. Ia yakin pria di depannya ini sudah menyelidiki semua kehidupan pribadinya. Bahkan pria ini juga berani mengancam dirinya menggunakan nama ibunya."Syaratnya sesuai dengan kontrak, saya akan memberikan anda waktu 24 jam untuk memikirkan tawaran ini." Rachel mengambil kembali dokumen tersebut dan mulai membaca poin-poin pentingnya."Ibu saya, kapan anda bisa bantu perawatannya?""Setelah anda setuju dengan kontrak ini."Rachel merasa amarahnya sudah mencapai batasnya. Ia cukup bersyukur pria ini mau membantu ibunya tapi entah kenapa menurutnya ada yang salah dengan dengan pria di depannya ini.Gadis itu mengambil pulpen yang terletak di meja samping tempat tidur pasien dan langsung membubuhkan tanda tangannya di atas kontrak tersebut. Calvin tersenyum puas. Pria itu mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu."Anetha Lee, tempatkan dia di urutan pertama donor." Calvin mengatakan kalimat itu sambil menat

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   5. Kediaman Miguel (1)

    Rachel langsung mengambil kopernya sesampai di apartment. Tiara menatap temannya kebingungan dan terus mengoceh tentang kemana sahabatnya itu akan pergi. Rachel yang mulai pusing dengan ocehan Tiara menghentikan langkahnya."Ara, dengarkan baik-baik dan jangan teriak-teriak." Tiara mengangguk dan Rachel langsung menceritakan kronologi kejadian yang ia alami seminggu terakhir ini pada Tiara. Gadis itu mendelik kaget dan memberikan tatapan kasihan pada Rachel."Sekarang kau sudah mengerti kan? lebih baik bantu aku berkemas dan jangan khawatirkan hal apapun." Tiara mengangguk namun tidak lama kemudian gadis cerewet itu kembali membuka mulutnya."Tapi kenapa sampai harus pindah ke kediaman Miguel?" Rachel menghentikan gerakannya sebentar lalu menatap Tiara. Pertanyaan Tiara ada benarnya. Kenapa ia harus sampai pindah?"Hmm, mungkin aku akan mengetahuinya setiba disana. Kurasa sekarang yang terpenting adalah menuruti dulu semua keinginannya." Tiara mengangguk dan kembali membantu Rachel be

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   6. Kediaman Miguel (2)

    "Itu di belakangmu adalah kamar kita."Rachel melongo tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh pria di hadapannya. Calvin tersenyum nakal lalu membuka pintu di belakang Rachel tanpa aba-aba sehingga membuat Rachel sedikit terhuyung.“Di perjanjian tidak tertulis bahwa kita harus tidur di dalam satu kamar yang sama!” Rachel berseru tidak terima.“Tapi di perjanjian kita tertulis bahwa kamu harus melakukan semua hal yang dapat membuat nenek mempercayai hubungan kita.” Calvin menjawabnya dengan ringan membuat Rachel tidak lagi bisa melanjutkan protesnya.“Tidur saja dulu di sofa, nanti aku akan memikirkan bagaimana caranya membawa satu kasur lagi masuk ke kamar ini.” Calvin menunjuk sofa yang tepat berada di sebelah Rachel.“Sofa? Bukankah seharusnya kamu sebagai lelaki yang mengalah dan tidur di sofa?” Rachel tidak terima dengan keputusan sepihak Calvin. Bagaimana tidak, ukuran sofa itu terlalu kecil bahkan lebih baik ia tidur di lantai.“Mengalah? Ini kan kamarku. Kalau k

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   7. Bekerja Di Kantor Pusat

    “Mulai besok Rachel akan bekerja di kantor pusat dan menjadi bagian dari tim pemasaran. Saya sendiri yang akan mengaturnya.” Rachel membelalakan matanya kaget dengan perkataan Carla. Gadis itu bahkan tidak sengaja menjatuhkan sumpit yang sedang dipegangnya.“Nek sepertinya ini tidak baik,” ujar Calvin mencoba mencegah neneknya.“Iya nek, aku sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang pemasaran.” Rachel menanggapi.“Bukankah kamu sudah cukup lama menjadi penyiar online? Itu juga bagian dari pemasaran.” Jawaban Carla memang ada benarnya tapi entah mengapa Rachel merasa tidak seharusnya seperti itu. Ia memang memiliki pengalaman di bidang pemasaran tetapi sebagai penyiar online bukan sebagai tim yang menyusun strategi pemasaran dan bertanggung jawab atas pemasaran suatu produk. Bekerja dengan target seperti itu sudah jelas bukan bidang yang pernah disentuh oleh Rachel.“Tapi nek—” Calvin menyenggol kakinya dari bawah meja meminta Rachel berhenti membuat alasan dan melawan neneknya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   8. Hubungan Aneh

    Calvin menghentikan langkahnya saat sudah tiba tepat di depan ruangan tim pemasaran. Entah apa yang membuatnya sangat ingin melihat keadaan Rachel yang hari ini mulai bekerja di tim pemasaran. Masih berdebat dengan dirinya sendiri, tanpa terasa ia sudah berjalan mondar-mandir sejak 15 menit yang lalu membuat beberapa karyawan bergosip tentang kedatangan dirinya.“Aku sudah janji dengan nenek akan menguruskan dikantor.” Calvin mencoba meyakinkan alasan ia datang mencari Rachel di tim pemasaran sambil membawa sebungkus roti yang ia rebut dari Nicky.Para karyawan yang berada di dalam ruangan tim pemasaran kaget dengan kedatangan Calvin dan langsung memberikan salam. Calvin hanya bisa membalasnya dengan kaku. Matanya mencari-cari keberadaan Rachel.“Pak Calvin” Calvin menghentikan langkahnya saat sebuah suara menyapanya. Calvin menghela nafas pelan saat melihat Diana yang menyapanya. Diana teman semasa kuliah Calvin yang sudah tidak terdengar kabarnya selama hampir 6 tahun dan tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   9. Api Cemburu Diana (1)

    “Kemarin kalian berdua pergi terpisah dan pulang terpisah?” Rachel dan Calvin sontak menghentikan gerakan makan mereka dan menatap neneknya kebingungan. “Itu karena kami memiliki jadwal pulang dan pergi yang berbeda nek.” Rachel mencoba menjawab dengan alasan paling logis menurutnya. Memang kemarin Rachel memutuskan untuk berangkat dan pulang terpisah saat bekerja untuk mengurangi rumor-rumor yang beredar di perusahaan nantinya. “Kalau begitu kalian harus saling menunggu” ujar Carla tenang. “Tapi Calvin sering lembur nek, aku agak lelah jika harus menunggu Calvin sampai lewat tengah malam.” Rachel mencoba membujuk Carla kembali. “Kau memiliki Rachel. Bukankah seharusnya kamu akan lebih sering pulang tepat waktu dan menghabiskan waktu bersama?” Calvin melirik Rachel meminta bantuan gadis itu untuk menjawab namun Rachel hanya fokus dengan makannya. “Nek menurutku–” “Tidak ada alasan lagi Calvin, mulai hari ini jika nenek tidak melihat kalian berangkat bersama dan pulang bersama, n

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Istri Pura-Pura Sang CEO   10. Api Cemburu Diana (2)

    [Kamu tidak lembur tapi aku yang lembur. Kalau ada masalah dengan kekasihmu segera selesaikan agar ia tidak melampiaskannya padaku.]Calvin hampir saja mengumpat saat membaca pesan balasan dari Rachel. Ia sudah berniat baik untuk tidak lembur dan ingin mengajak gadis itu menikmati makan malam di luar rumah seperti saran neneknya, tapi balasan Rachel sangat tidak sesuai dengan dugaannya. Bahkan ia juga menyebutkan kekasih yang entah siapa itu.“Ada apa?” Nicky bertanya seraya meletakan beberapa dokumen di atas meja Calvin.“Menurutmu siapa kekasihku disini?” tanya Calvin.“Tentu saja Rachel.”“Kalau Rachel yang mengatakan aku memiliki kekasih disini menurutmu siapa?” Nicky mengerutkan dahinya bingung.“Mungkin… Diana?” Nicky menjawab dengan ragu namun reaksi Calvin sungguh di luar dugaan. Pria itu tampak terkejut dan menyangkal semuanya.“Kau tahukan sering ada rumor bahwa kau berkencan dengan Diana karena ia adalah salah satu teman kuliahmu?” Calvin berpikir sebentar lalu mengangguk.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22

Bab terbaru

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   61. Rose (1)

    "Bagaimana kondisi kakimu hari ini?" Rachel tersentak saat mendengar suara Calvin."Baik, seperti yang kau lihat aku sudah bisa berjalan sendiri." Rachel menunjukkan kakinya pada Calvin. Ia memang sudah bisa beraktivitas dengan normal lagi setelah 2 minggu istirahat dan pemulihan."Bekas lukanya masih ada." Ujar Calvin saat melihat bekas luka jahitan di kaki Rachel yang masih terlihat cukup jelas."Tidak masalah, nanti juga dia akan memudar." Rachel menjawab sekenanya. Sejak membaca pesan singkat dari Rose malam itu, Rachel sudah membuat keputusan. Ia tidak boleh lagi terbuai oleh perhatian dan semua hal romantis yang dilakukan Calvin.Bahkan ia juga sudah mulai menyiapkan diri jika Calvin mulai mengungkit perceraian dengannya."Kau mau kemana?" Calvin mengerutkan dahinya bingung saat menyadari Rachel sudah rapi dengan pakaian semi formal."Kerja, kau pikir apalagi?" Rachel menjawabnya dengan bingung. Ia sudah lama tidak ke kantor apakah pria itu lupa ka

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   60. Rose (1)

    "Apa aku salah kalau perhatian dengan istriku sendiri?""AARRGGHHHHH!!!" Rachel berteriak heboh sambil menjambak rambutnya saat perkataan Calvin kembali terngiang-ngiang di kepalanya.Rachel tidak bisa tidur semalaman memikirkan perkataan Calvin yang berhasil membuat perasaannya kembali goyah. Sampai detik ini juga Rachel masih belum memantapkan hatinya tentang perasaannya pada Calvin.Di satu sisi Rachel merasa dirinya memiliki perasaan untuk pria itu karena perhatian yang selama ini Calvin berikan namun di satu sisi lainnya Rachel merasa semua itu hanyalah sandiwara belaka. Statusnya hanya sebagai istri pura-pura dari seorang Calvin Miguel."Rambutmu kenapa?" Rachel tersnetak kaget saat Calvin tiba-tiba masuk dna memergokinya yang sedang berantakan. Dengan cepat Rachel merapikan rambut menggunakan tangan sebisanya."Ada apa?" Tanya Calvin lagi. Pria itu membuka laci di sebelah ranjang rawat Rachel dan mengambil sebuah sisir.

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   59. Dilema Hati (4)

    Calvin menghela napas saat keluar dari kamar rawat Rachel. Pria itu benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan kali ini.Ia memutuskan untuk menghindar sejenak sambil mencari secangkir kopi untuk menyegarkan dirinya."Calvin" Seorang gadis berambut sebahu menghampirinya. Calvin terdiam.Ia tahu gadis yang kini berdiri di hadapannya adalah Rose. Cinta pertamanya."Sedang apa kau disini?" Tanya Calvin dingin. Gadis itu tampak tidak peduli dan memamerkan senyuman manis."Bukankah seharusnya kau senang melihatku disini?" Rose balik bertanya."Aku tidak ingin melihatmua disini." Calvin berniat untuk berjalan mendahului Rose namun gadis itu menghadangnya."Jangan begitu, aku disini untuk menjenguk istrimu." ujar Rose sabtai sambil melambaikan sebuket bunga yang ua bawa sejak tadi."Rachel tidak butuh dijenguk olehmu. Sebaiknya kau oergi dan jangan buat masalah." Rose tertawa sinis."Kau masih sakit hati dengan penolakkanku? Kalau begitu apaka

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   58. Dilema Hati (3)

    "Kau sudah bangun?" Rachel mengerjapkan matanya kaget saat mendengar suara Calvin begitu ia membuka matanya.Pria itu sedang duduk di kursi kecil tepat di sebelah ranjang rawatnya sambil memangku laptop. Calvin bertanya tanpa mengalihkan perhatian dari layar laptopnya."Kau tidak ke kantor?" Rachel bertanya dengan kebingungan. Gadis itu berusaha untuk bangun dan duduk bersandar.Melihat Rachel yang kesulitan, Calvin dengan sigap membantu gadis itu. "Aku sudah bilang aku akan terus bersamamu sampai kau benar-benar pulih." Calvin menjawab seraya membantu Rachel mengatur posisi.Selesai membantu Rachel, Calvin kembali mengambil laptopnya namun kali ini pria itu meletakkan laptopnya di atas meja.Calvin mulai menata laptopnya bersamaan dengan banyak berkas-berkas yang menumpuk di sekitarnya. Rachel menatap pria itu kebingungan. Calvin tampak sibuk."Kau sepertinya cukup sibuk, apa tidak sebaiknya kau kembali ke kantor?" Tanya Rachel hati-hati takut menyinggung pria itu lagi."Aku tidak s

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   57. Dilema Hati (2)

    "Ceraikan Calvin, aku yang seharusnya ada di posisi ini.""Maksudmu? Siapa kau berani bicara seperti itu?" Rachel bertanya dengan sedikit amarah. Gadis di deoannya begitu santai dan lancar mengatakan hal tersebut seolah itu bukanlah hal yang serius."Posisi Nyonya Miguel milikku. Andai saja waktu itu aku tidak memilih untuk melanjutkan pendidikan ke Canada pasti sekarang aku yang menikah dengan Calvin.""Calvin sudah menikah denganku nona." Rachel tersneyum sinis menbuat gadis di hadapannya menatap tidak suka."Calvin hanya mencintaiku seumur hidupnya, bahkan Diana tidak bisa mendapatkan Calvin setelah semua yang ia lakukan. Sekarang aku sudah kembali, kita lihat saja siapa yang akan Calvin pilih." Gadis itu mengucapkan kata demi kata dengan penuh penekanan. Rachel sedikit terkejut saat gadis itu melemparkan sebuah kertas kecil ke pangkuannya sebelum berbalik pergi."Apa itu?" Tanya Tiara penasaran.Rachel mengambil kertas tersbeut dan membaca isiny

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   56. Dilema Hati (1)

    "Kau gila? Kenapa kau melakukan itu?" Tiara meneriaki Rachel setelah Rachel selesai menceritakan kronologi kejadian yang menyebabkan dirinya sekarang terbaring di ranjang rumah sakit.Hari ini Calvin sudah kembali bekerja setelah Rachel membujuknya dengan berbagai macam cara. Tidak mudah untuk membujuk pria itu namun akhirnya Calvin setuju dengan segudang syarat yang harus Rachel penuhi. Salah satunya adalah harus ada orang yang menjaga Rachel disaat Calvin tidak ada.Kali ini Rachel benar-benar bingung dengan sikap Calvin.Ia sadar dan sangat sadar akan posisinya yang hanya sebagai istri pura-pura dari pria itu lalu apa yang menyebabkan pria itu memperlakukannya dengan penuh perhatian seakan ia benar-benar menjadi istrinya?"Tapi pria itu tau cara berterima kasih juga ya, kudengar ini kamar private untuk keluarga Miguel di rumah sakit ini." "Cara berterima kasih?" Rachel tercengang mendengar perkataan Tiara."Lalu kalau bukan cara pria itu untuk berter

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   55. Kecelakaan

    "RACHEL!!" Seru Calvin saat melihat lampu itu terjatuh tepat di atas kaki istrinya. Calvin tidak mempedulikan sakit di tubuhnya saat terjatuh akibat dorongan Rachel tadi dan segera menghampiri istrinya yang sudah tidak berdaya."Rachel kau bisa mendengarku?" Calvin menepuk-nepuk wajah Rachel. Celana yang ia kenakan basah. Calvin menoleh melihat ke arah kakinya dan mendapati darah dari kaki Rachel sudah mengalir deras.Calvin semakin panik saat Rachel tidak kunjung menjawab."CEPAT TELPON AMBULANCE ISTRIKU TERLUKA PARAH!!" Seru Calvin keras. Beberapa orang yang sudah mengerumuni tubuh Rachel menganga kaget mendengar itu tapi tidak seorangpun berani mengomentari. Situasi sudah terlalu kacau sekarang.Calvin meletakkan kepala Rachel di pangkuannya dan terus menepuk-nepuk pipi gadis itu. Tanpa pria itu sadari air mata mulai menetes. "Ambulance masih membutuhkan waktu 10 menit lagi untuk tiba, jalan di depan macet sekali." Laporan Nicky membuat Calvin mengu

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   54. 100 Tahun Miguel Group (4)

    "Kau diam di situ!"Rachel terkejut mendengar suara yang sanagt dikenalnya. Juan masuk dengan tatapan membunuh."Aku hanya ingin kembali ke acara.""Tidak! Kakak ipar sudah berpesan agar aku memastikan kau tetap disini." Tolak Juan. Rachel hanya bisa menghela napas pasrah. Adiknya keras kepala dan ia sangat tahu hal itu."Kau sudah lebih baik? Mau makan sesuatu?" Juan bertanya seraya mengeluarkan beberapa jenis buah kesukaan Rachel dan meletakkannya di meja makan.Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di kepala Rachel. Ia menemukan cara agar bisa kembali ke gedung acara. "Kau bawa semua buah itu untukku?" Rachel bertanya sambil tersenyum kecil."Tentu saja. Semua ini kesukaan kakak. Aku tidak tahu kakak akan memilih yang mana jadi aku beli saja semua.""Wah uangmu banyak ya." ujar Rachel sedikit mencibir saat memperhatikan jumlah barang bawaan Juan yang cukup banyak."Aku baru saja gajian dan aku hampir

  • Istri Pura-Pura Sang CEO   53. 100 Tahun Miguel Group (3)

    "Bagaimana keadaannya?" Calvin bertanya pada Nicky dengan wajah marah. Ia baru saja mendengar berita istrinya tidak sadarkan diri dan sedang dilarikan ke ruamh sakit.Dalam hati, Calvin merutuki sikapnya tadi saat bertemu dengan Rachel. Seandainya ia lebih memperhatikan gadis itu dan lebih bersikeras menyuruhnya untuk istirahat pasti tidak akan ada kejadian seperti ini."Tenangkan dirimu."Nicky mencoba memperingati Calvin dimana mereka berada sekarang.Calvin tidak peduli. Pria itu terus melangkah dengan cepat bahkan hampir berlari. "Aku akan menggantikanmu melihat kondisi Rachel, kau tunggu saja disini, tidak akan baik saat dilihat oleh para petinggi lain." Nicky lagi-lagi berusaha mencegah Calvin untuk pergi.Bukan karena tidak mengerti situasinya, tapi acara ulang tahun ke 100 Miguel Group merupakan acara penting yang sudah disiapkan sejak tahun lalu dan ia hanya tidak mau Calvin dalam posisi sulit karena dituduh telah lalai dalam menjalankan acara.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status