“Halo Nyonya Wallington,” Bibi Ulya menghampiri mereka dan menyapa dengan sopan, diikuti oleh suaminya.Lily berhenti melihat ada banyak orang yang berkumpul di ruang tamu ini.“Oh, Bibi Ulya, apa Hugo ada di rumah?”Bibi Ulya menggelengkan kepalanya.“Tidak ada Nyonya.”“Pergi ke mana dia?”“Saya juga tidak tahu Nyonya. Tuan Hugo tidak ada rumah saat saya datang. Hanya ada Nona Candra di rumah ini.”“Candra? Gadis yang diadopsi Hugo?” Lily bertanya dengan ekspresi heran, sementara kening Liera berkerut tidak suka.Mendengar namanya disebutkan, Candra buru-buru turun dari tangga dan menghampiri mereka.“Halo, Bibi, apa kabar? Aku Candra.” Candra sedikit membungkuk hormat dan sopan di depan Lily.Mata Lily membelalak menatap Candra dengan tatapan heran dan takjub.“Astaga, kamu gadis yang cantik dan manis sekali.” Lily mengulurkan tangannya menyentuh wajah Candra mengagumi betapa cantiknya wajah gadis itu.Wajah Liera berkedut masam, tampak tidak suka dengan pujian Lily pada gadis itu.
“Ah ... kamu benar-benar gadis yang manis.” Bukan tersinggung, tapi Iris tersenyum, menatapnya tampak agak geli.Candra cemberut. Apa yang membuatnya geli? Dia langsung tidak menyukai Iris Wallington. Wanita itu mematahkan hati Paman Hugo.“Omong-omong Candra, kenapa kamu ada di sini?” Liera adalah satu-satunya orang yang tidak senang dengan Candra.“Ini libur natal, Paman Hugo membawaku ke sini tadi malam,” balas Candra menatapnya menantang.Liera tersenyum tipis, sangat tipis hingga terlihat seperti menggertak gigi. “Ah, bukankah kamu bilang kamu anak yang disponsori Hugo? Mengapa kalian tampaknya kalian sangat dekat sekali hingga kalian hanya tinggal berdua semalam.” Dia berkata lamat-lamat memandang Lily seolah ingin mengisyaratkan sesuatu.Mata Candra menyipit mengerti apa yang coba diisyaratkan oleh wanita itu. “Aku pernah tinggal di sini dengan kakakku dan Paman Hugo. Paman Hugo membiarkan kami tinggal di sini dan merayakan natal hampir setiap tahun. Memangnya salah jika aku t
“Maaf, aku akan kembali ke kamarku. Aku harus mengerjakan tugas kuliah,” kata Candra.Lily melambaikan tangannya mengizinkan. “Anak baik, meski libur kamu tetap memikirkan tugas kulaihmu. Tentu pergilah, sayang. Aku yakin kamu akan bosan dengan obrolan kami.”Candra senyum sopan dan berbalik naik ke kamarnya.....Candra terus mengurungkan dirinya di kamar menunggu para wanita itu pergi. Dia tidak membawa tugas kuliah ke sini saat paman Hugo menjemputnya dari asrama.Dia menunggu selama hampir sejam dan masih mendengar suara obrolan dan tawa dari lantai bawah.“Benar-benar sangat menyebalkan,” Candra berguma geram menggigit bantal. Dia lapar dan haus, tapi enggan turun. akan terjadi peran lisan lagi dengan Liera. Lebih baik dia menghindari wanita itu saat di depan Lily. Wanita itu seperti ingin menghancurkan citra Candra di depan ibu Paman Hugo.Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya. “Candra, ini aku Iris. boleh aku masuk ....”Candra bangun dengan panik, buru-buru dud
“Benar, kamu tahu kenapa?”Candra tidak menjawab.“Karena suamiku mencintaiku dengan begitu besar dan tidak menyerah. Dia melindungiku dan anak-anakku. Dia juga menyingkirkan orang yang mencoba mencelakaiku. Tapi bagaimana denganmu?” Iris menatap Candra. “Apa Hugo juga mencintaimu?”Candra membuang muka dan tidak menjawab.Iris mendesah. “Jadi Candra, sebelum kamu mendapatkan hati Hugo, jangan menentang siapa pun dengan sikap keras kepala. tidak ada orang yang akan melindungimu, kamu bisa membuat Nona Muda Walton melukai orang-orang terdekatmu, kamu mengerti?”Candra menunduk memikirkan ucapan Liera bahwa dia membuat Marcus berlutut dan memohon seolah dia adalah sampah tidak berarti. Dia mengepalkan tangannya merasa sangat bersama.“Aku mengerti karena kamu masih muda. Kamu labil dan tidak mengerti pikiran orang-orang di lingkaran sosial ini. Hugo juga harus disalahkan karena membesarkanmu dengan bebas. Sejujurnya, aku tidak keberatan kamu bersama Hugo selama kamu bisa membuatnya bah
“Paman Hugo!” Candra berdiri dengan gembira dan berlari menghampiri pria itu.“Paman Hugo, kamu dari mana saja?” Dia meraih telapak tangan Hugo dengan senang. Pikiran bahwa Paman Hugo mencampakknya langsung hilang. Dia senang pria itu sudah kembali dan datang ke kamarnya. Mungkin Paman Hugo sudah tidak marah padanya karena kejadian semalam? Pikirnya.Hugo tidak memperhatikannya, perhatiannya tertuju pada Iris. “Kenapa kamu masih di sini? Bukankah kamu bilang akan kembali ke York City?”Candra menggigit bibir bawahnya merasa masam dalam hati melihat perhatian Hugo hanya tertuju pada Iris.“Bibi tidak membiarkan kami pergi dan terus menahan aku dan Aiden tinggal beberapa hari. Mereka tidak rela berpisah dari Nessie dan Dimitri,” ujarnya tenang. “Bibi membawaku ke sini, agar aku berbicara denganmu.”“Jika ini tentang pernikahanku, kamu tidak perlu repot-repot, aku bisa mengurus urusanku sendiri. balas Hugo dengan bibir terkatup, tatapannya pada Iris cukup intens, bahkan mengabaikan Cand
“Nona Candra sudah kembali ke asrama. Omong-omong Tuan Hugo, bukankah Anda bilang tidak akan kembali malam ini?”“Tidak jadi,” balas Hugo dengan Hugo muram. Ibunya memaksanya datang ke kediaman Wallington untuk merayakan natal kedua, selain keluarga Walton juga hadir. Kedua keluarga itu mencoba menjodohkannya dengan Liera.Hugo sangat menyayangi ibunya, tapi dia tidak suka Lily terlalu memaksakan pernikahan padanya. Dia harus menahan amarah dan ejekan diam-diam dari Aiden Ridley.Bibi Ulya mengangguk mengerti, lalu raut wajahnya berubah cemas.“Tuan, sepertinya Nona Candra tidak sehat. Dia melewatkan sarapan dan tidak makan apa pun sepanjang hari. Dia tidur terlalu lama dan bangun saat langit sudah gelap. Wajah Nona Candra pucat, namun tidak makan malam dan langsung pulang ke asrama-nya. Padahal tadi salju turun lebar, dia langsung pulang ke asrama tanpa makan apa pun,” ujarnya menceritakan kondisi Candra.Raut wajah Hugo terlihat khawatir. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi
Di dalam kamar asrama pria, Lorcan tersenyum gembira mendengar permintaan Candra. Dia akan memberikan apa pun untuk gadis itu agar dia bisa mendengar suaranya dan berbicara dengannya.“Okey, aku akan membelikan obat demam, puding, burger, kentang goreng dan apa pun yang kamu inginkan. Aku akan segera ke asramamu setelah itu,” Dia berkata dengan suara cukup riang sebelum mengakhiri panggilan.“ ‘okey, aku akan membelikanmu obat demam, puding, burger, kentang goreng dan apa pun yang kamu inginkan’ , kalian dengar itu? Tuan Muda kita tergila-gila dengan mahasiswi pindahan itu!” seseorang berseru meledek Lorcan.Rupanya Lorcan tidak sendirian, namun bersama dengan teman-temannya yang lainnya. Mereka berkumpul di asrama Lorcan dan bermain. Ada total empat pemuda dan tiga gadis di dalam asrama itu. ada banyak bungkusan snack, bir dan kotak piza di lantai. Mereka menggoda Lorcan setelah mendengar pembicaraannya di telepon.“Hush, diam.” Lorcan menepuk kepala orang meledeknya.“Astaga Lorcan,
“Omong-omong, kenapa tidak dibolehkan lagi orang luar masuk ke kamar asrama? asramaku tidak ada pengumuman seperti ini,” kata Lorcan menatap ke arah penjaga asrama yang sesekali melirik ke arah mereka.Candra menelan makanan di mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Hugo. “Kemarin ada perempuan yang membawa pacarnya ke kamar asrama. katanya hanya beberapa jam, tapi pacarnya cukup lama di dalam kamar sampai pagi dan teman sekamar lain melaporkan hal ini. Madam Hilda sampai harus ke kamarnya untuk memeriksa dan memergoki mereka sedang tidur bersama,” bisik Candra agak malu menceritakan bagian tidur bersama pada Lorcan dan melirik penjaga di meja resepsionis.“Ah, aku mengerti. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?”“Rupanya Madam Hilda menemukan sebuah tes pack kehamilan di kamarnya. Gadis itu dihamilin oleh pacarnya. Insiden ini sangat heboh, orang tua mahasiswi ini protes karena penjaga asrama membiarkan asrama bebas dimasuki oleh laki-laki hingga insiden ini terjadi. Karena orang tua maha