“Maaf, aku akan kembali ke kamarku. Aku harus mengerjakan tugas kuliah,” kata Candra.Lily melambaikan tangannya mengizinkan. “Anak baik, meski libur kamu tetap memikirkan tugas kulaihmu. Tentu pergilah, sayang. Aku yakin kamu akan bosan dengan obrolan kami.”Candra senyum sopan dan berbalik naik ke kamarnya.....Candra terus mengurungkan dirinya di kamar menunggu para wanita itu pergi. Dia tidak membawa tugas kuliah ke sini saat paman Hugo menjemputnya dari asrama.Dia menunggu selama hampir sejam dan masih mendengar suara obrolan dan tawa dari lantai bawah.“Benar-benar sangat menyebalkan,” Candra berguma geram menggigit bantal. Dia lapar dan haus, tapi enggan turun. akan terjadi peran lisan lagi dengan Liera. Lebih baik dia menghindari wanita itu saat di depan Lily. Wanita itu seperti ingin menghancurkan citra Candra di depan ibu Paman Hugo.Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya. “Candra, ini aku Iris. boleh aku masuk ....”Candra bangun dengan panik, buru-buru dud
“Benar, kamu tahu kenapa?”Candra tidak menjawab.“Karena suamiku mencintaiku dengan begitu besar dan tidak menyerah. Dia melindungiku dan anak-anakku. Dia juga menyingkirkan orang yang mencoba mencelakaiku. Tapi bagaimana denganmu?” Iris menatap Candra. “Apa Hugo juga mencintaimu?”Candra membuang muka dan tidak menjawab.Iris mendesah. “Jadi Candra, sebelum kamu mendapatkan hati Hugo, jangan menentang siapa pun dengan sikap keras kepala. tidak ada orang yang akan melindungimu, kamu bisa membuat Nona Muda Walton melukai orang-orang terdekatmu, kamu mengerti?”Candra menunduk memikirkan ucapan Liera bahwa dia membuat Marcus berlutut dan memohon seolah dia adalah sampah tidak berarti. Dia mengepalkan tangannya merasa sangat bersama.“Aku mengerti karena kamu masih muda. Kamu labil dan tidak mengerti pikiran orang-orang di lingkaran sosial ini. Hugo juga harus disalahkan karena membesarkanmu dengan bebas. Sejujurnya, aku tidak keberatan kamu bersama Hugo selama kamu bisa membuatnya bah
“Paman Hugo!” Candra berdiri dengan gembira dan berlari menghampiri pria itu.“Paman Hugo, kamu dari mana saja?” Dia meraih telapak tangan Hugo dengan senang. Pikiran bahwa Paman Hugo mencampakknya langsung hilang. Dia senang pria itu sudah kembali dan datang ke kamarnya. Mungkin Paman Hugo sudah tidak marah padanya karena kejadian semalam? Pikirnya.Hugo tidak memperhatikannya, perhatiannya tertuju pada Iris. “Kenapa kamu masih di sini? Bukankah kamu bilang akan kembali ke York City?”Candra menggigit bibir bawahnya merasa masam dalam hati melihat perhatian Hugo hanya tertuju pada Iris.“Bibi tidak membiarkan kami pergi dan terus menahan aku dan Aiden tinggal beberapa hari. Mereka tidak rela berpisah dari Nessie dan Dimitri,” ujarnya tenang. “Bibi membawaku ke sini, agar aku berbicara denganmu.”“Jika ini tentang pernikahanku, kamu tidak perlu repot-repot, aku bisa mengurus urusanku sendiri. balas Hugo dengan bibir terkatup, tatapannya pada Iris cukup intens, bahkan mengabaikan Cand
“Nona Candra sudah kembali ke asrama. Omong-omong Tuan Hugo, bukankah Anda bilang tidak akan kembali malam ini?”“Tidak jadi,” balas Hugo dengan Hugo muram. Ibunya memaksanya datang ke kediaman Wallington untuk merayakan natal kedua, selain keluarga Walton juga hadir. Kedua keluarga itu mencoba menjodohkannya dengan Liera.Hugo sangat menyayangi ibunya, tapi dia tidak suka Lily terlalu memaksakan pernikahan padanya. Dia harus menahan amarah dan ejekan diam-diam dari Aiden Ridley.Bibi Ulya mengangguk mengerti, lalu raut wajahnya berubah cemas.“Tuan, sepertinya Nona Candra tidak sehat. Dia melewatkan sarapan dan tidak makan apa pun sepanjang hari. Dia tidur terlalu lama dan bangun saat langit sudah gelap. Wajah Nona Candra pucat, namun tidak makan malam dan langsung pulang ke asrama-nya. Padahal tadi salju turun lebar, dia langsung pulang ke asrama tanpa makan apa pun,” ujarnya menceritakan kondisi Candra.Raut wajah Hugo terlihat khawatir. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi
Di dalam kamar asrama pria, Lorcan tersenyum gembira mendengar permintaan Candra. Dia akan memberikan apa pun untuk gadis itu agar dia bisa mendengar suaranya dan berbicara dengannya.“Okey, aku akan membelikan obat demam, puding, burger, kentang goreng dan apa pun yang kamu inginkan. Aku akan segera ke asramamu setelah itu,” Dia berkata dengan suara cukup riang sebelum mengakhiri panggilan.“ ‘okey, aku akan membelikanmu obat demam, puding, burger, kentang goreng dan apa pun yang kamu inginkan’ , kalian dengar itu? Tuan Muda kita tergila-gila dengan mahasiswi pindahan itu!” seseorang berseru meledek Lorcan.Rupanya Lorcan tidak sendirian, namun bersama dengan teman-temannya yang lainnya. Mereka berkumpul di asrama Lorcan dan bermain. Ada total empat pemuda dan tiga gadis di dalam asrama itu. ada banyak bungkusan snack, bir dan kotak piza di lantai. Mereka menggoda Lorcan setelah mendengar pembicaraannya di telepon.“Hush, diam.” Lorcan menepuk kepala orang meledeknya.“Astaga Lorcan,
“Omong-omong, kenapa tidak dibolehkan lagi orang luar masuk ke kamar asrama? asramaku tidak ada pengumuman seperti ini,” kata Lorcan menatap ke arah penjaga asrama yang sesekali melirik ke arah mereka.Candra menelan makanan di mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Hugo. “Kemarin ada perempuan yang membawa pacarnya ke kamar asrama. katanya hanya beberapa jam, tapi pacarnya cukup lama di dalam kamar sampai pagi dan teman sekamar lain melaporkan hal ini. Madam Hilda sampai harus ke kamarnya untuk memeriksa dan memergoki mereka sedang tidur bersama,” bisik Candra agak malu menceritakan bagian tidur bersama pada Lorcan dan melirik penjaga di meja resepsionis.“Ah, aku mengerti. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?”“Rupanya Madam Hilda menemukan sebuah tes pack kehamilan di kamarnya. Gadis itu dihamilin oleh pacarnya. Insiden ini sangat heboh, orang tua mahasiswi ini protes karena penjaga asrama membiarkan asrama bebas dimasuki oleh laki-laki hingga insiden ini terjadi. Karena orang tua maha
“Tolong beri aku waktu enam bulan untuk bersamamu. Aku membuktikan padamu aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakan pria yang sudah menyia-nyiakanmu.”Puk!“Sial!” Candra menggerutu mengusap keningnya yang baru saja menghantam meja.“Kamu sudah gila?” Joy duduk di depannya dengan ekspresi bosan melihat temannya sejak tadi memukul keningnya di meja berkali-kali.Mereka berada di salah satu Cafe besar di tengah kota dan paling terkenal di ibukota. Kafe ini terkenal karena rasa dan elegan, serta menjadi tempat para elite untuk tempat berkumpul. Namun sayang harga menu di kafe ini sangat mahal untuk mahasiswi seperti Candra dan Joy.Candra memandang dengan muram temannya yang tampak menikmati kue-kuenya. Sementara kepalanya sangat pusing. Dua hari sudah berlalu sejak malam pengakuan Lorcan. Sejak saat itu pula Candra belum bertemu Lorcan. Pria itu cukup pengertian untuk memberi Candra waktu untuk memikirkan perasaannya. Dia tidak berusaha menelepon atau mengirim SMS pada Cand
Joy memutar mata jengkel. “Jadi intinya begini, terima saja kencan dengan Lorcan untuk membuat Paman Hugo-mu cemburu dan tidak suka kamu dekat dengan Lorcan. Jika dia cemburu, berarti dia memiliki perasaan padamu dan kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.”Candra berkedip dengan ekspresi tidak yakin. “Tapi itu akan menyakiti Lorcan.”“itu sudah resikonya dia. Dia sendiri meminta kesempatan dan menjadi orang kedua. Lorcan pasti mengerti jika kamu akan tetap memilih Paman Hugo-mu.”“Benarkah? Bagaimana kamu bisa yakin Lorcan tidak akan tersakiti dengan pilihanku?” Candra tetap tidak yakin.Joy memelototinya. “Kamu meragukan kata-kataku? Asal tahu saja aku memiliki banyak teman pria dan mantan selusin, aku lebih berpengalaman dari pada kamu,” ujarnya kesal.Candra tersenyum buru-buru menenangkannya dengan menyodorkan kue pancake-nya yang masih utuh.“Tentu aku percayamu. Nasehatmu yang terbaik, tidak ada yang bisa menyaingi pengalamanmu.” Dia menyanjung gadis itu untuk menyenangkannya.