“Nona Candra sudah kembali ke asrama. Omong-omong Tuan Hugo, bukankah Anda bilang tidak akan kembali malam ini?”“Tidak jadi,” balas Hugo dengan Hugo muram. Ibunya memaksanya datang ke kediaman Wallington untuk merayakan natal kedua, selain keluarga Walton juga hadir. Kedua keluarga itu mencoba menjodohkannya dengan Liera.Hugo sangat menyayangi ibunya, tapi dia tidak suka Lily terlalu memaksakan pernikahan padanya. Dia harus menahan amarah dan ejekan diam-diam dari Aiden Ridley.Bibi Ulya mengangguk mengerti, lalu raut wajahnya berubah cemas.“Tuan, sepertinya Nona Candra tidak sehat. Dia melewatkan sarapan dan tidak makan apa pun sepanjang hari. Dia tidur terlalu lama dan bangun saat langit sudah gelap. Wajah Nona Candra pucat, namun tidak makan malam dan langsung pulang ke asrama-nya. Padahal tadi salju turun lebar, dia langsung pulang ke asrama tanpa makan apa pun,” ujarnya menceritakan kondisi Candra.Raut wajah Hugo terlihat khawatir. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi
Di dalam kamar asrama pria, Lorcan tersenyum gembira mendengar permintaan Candra. Dia akan memberikan apa pun untuk gadis itu agar dia bisa mendengar suaranya dan berbicara dengannya.“Okey, aku akan membelikan obat demam, puding, burger, kentang goreng dan apa pun yang kamu inginkan. Aku akan segera ke asramamu setelah itu,” Dia berkata dengan suara cukup riang sebelum mengakhiri panggilan.“ ‘okey, aku akan membelikanmu obat demam, puding, burger, kentang goreng dan apa pun yang kamu inginkan’ , kalian dengar itu? Tuan Muda kita tergila-gila dengan mahasiswi pindahan itu!” seseorang berseru meledek Lorcan.Rupanya Lorcan tidak sendirian, namun bersama dengan teman-temannya yang lainnya. Mereka berkumpul di asrama Lorcan dan bermain. Ada total empat pemuda dan tiga gadis di dalam asrama itu. ada banyak bungkusan snack, bir dan kotak piza di lantai. Mereka menggoda Lorcan setelah mendengar pembicaraannya di telepon.“Hush, diam.” Lorcan menepuk kepala orang meledeknya.“Astaga Lorcan,
“Omong-omong, kenapa tidak dibolehkan lagi orang luar masuk ke kamar asrama? asramaku tidak ada pengumuman seperti ini,” kata Lorcan menatap ke arah penjaga asrama yang sesekali melirik ke arah mereka.Candra menelan makanan di mulutnya sebelum menjawab pertanyaan Hugo. “Kemarin ada perempuan yang membawa pacarnya ke kamar asrama. katanya hanya beberapa jam, tapi pacarnya cukup lama di dalam kamar sampai pagi dan teman sekamar lain melaporkan hal ini. Madam Hilda sampai harus ke kamarnya untuk memeriksa dan memergoki mereka sedang tidur bersama,” bisik Candra agak malu menceritakan bagian tidur bersama pada Lorcan dan melirik penjaga di meja resepsionis.“Ah, aku mengerti. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?”“Rupanya Madam Hilda menemukan sebuah tes pack kehamilan di kamarnya. Gadis itu dihamilin oleh pacarnya. Insiden ini sangat heboh, orang tua mahasiswi ini protes karena penjaga asrama membiarkan asrama bebas dimasuki oleh laki-laki hingga insiden ini terjadi. Karena orang tua maha
“Tolong beri aku waktu enam bulan untuk bersamamu. Aku membuktikan padamu aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakan pria yang sudah menyia-nyiakanmu.”Puk!“Sial!” Candra menggerutu mengusap keningnya yang baru saja menghantam meja.“Kamu sudah gila?” Joy duduk di depannya dengan ekspresi bosan melihat temannya sejak tadi memukul keningnya di meja berkali-kali.Mereka berada di salah satu Cafe besar di tengah kota dan paling terkenal di ibukota. Kafe ini terkenal karena rasa dan elegan, serta menjadi tempat para elite untuk tempat berkumpul. Namun sayang harga menu di kafe ini sangat mahal untuk mahasiswi seperti Candra dan Joy.Candra memandang dengan muram temannya yang tampak menikmati kue-kuenya. Sementara kepalanya sangat pusing. Dua hari sudah berlalu sejak malam pengakuan Lorcan. Sejak saat itu pula Candra belum bertemu Lorcan. Pria itu cukup pengertian untuk memberi Candra waktu untuk memikirkan perasaannya. Dia tidak berusaha menelepon atau mengirim SMS pada Cand
Joy memutar mata jengkel. “Jadi intinya begini, terima saja kencan dengan Lorcan untuk membuat Paman Hugo-mu cemburu dan tidak suka kamu dekat dengan Lorcan. Jika dia cemburu, berarti dia memiliki perasaan padamu dan kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.”Candra berkedip dengan ekspresi tidak yakin. “Tapi itu akan menyakiti Lorcan.”“itu sudah resikonya dia. Dia sendiri meminta kesempatan dan menjadi orang kedua. Lorcan pasti mengerti jika kamu akan tetap memilih Paman Hugo-mu.”“Benarkah? Bagaimana kamu bisa yakin Lorcan tidak akan tersakiti dengan pilihanku?” Candra tetap tidak yakin.Joy memelototinya. “Kamu meragukan kata-kataku? Asal tahu saja aku memiliki banyak teman pria dan mantan selusin, aku lebih berpengalaman dari pada kamu,” ujarnya kesal.Candra tersenyum buru-buru menenangkannya dengan menyodorkan kue pancake-nya yang masih utuh.“Tentu aku percayamu. Nasehatmu yang terbaik, tidak ada yang bisa menyaingi pengalamanmu.” Dia menyanjung gadis itu untuk menyenangkannya.
“Sorry, sorry, apa benar-benar sakit?” Joy benar-benar prihatin. Dia yakin tangisan Candra bukan karena tendangannya di tulang keringnya.“Kenapa kamu tidak coba saja tendang tulang keringmu dan rasakan sakitnya,” Candra menangis sedih. Dia menjadi sedikit lebih tenang. tindakannya Joy sedikit menyelamatkan harga dirinya jika dia menangis karena mendengar pertunangan Hugo dan Liera.“Sorry, aku akan membayar biaya perawatan rumah sakit,” Joy tersenyum merasa bersalah.“Ada apa? Candra? Biar aku lihat tulang keringmu.” Hugo khawatir mendengar percakapan mereka dan tangisan Candra yang terdengar menyayat hati.Dia tiba-tiba berlutut di depan Candra meraih kaki gadis itu dan menggulung celana jeans.Candra masih terluka karena berita pertunangan Hugo hingga tindakan perhatian pria itu tidak membahagiakannya.Ekspresi Liera berubah marah melihat tindakan Hugo yang langsung berlutut untuk memeriksa kaki gadis jelek itu.“Hugo, apa yang sedang kamu lakukan?” desisnya marah dan cemburu.Hugo
“Hai Lorcan, ini aku Joy, teman sekamar Candra. Begini kamu berada di kafe Peach Blossom, aku tidak sengaja menendang tulang kering Candra. Mungkin tulang keringnya retak atau tergeser, Candra sampai menangis kesakitan seperti tulangnya patah. Kupikir harus membawanya ke rumah sakit. Aku tak jauh dari Kafe Peach Blossom.” Joy menjelaskan luka Candra dengan dramatis dan berlebihan untuk memberi efek panik pemuda itu. dia mendapat tatapan aneh dari ketiga orang lainnya.Seperti yang dia harapkan, suara Lorcan terdengar panik dan cemas. pemuda itu berkata dengan tergesa-gesa. “Tunggu aku, aku akan menjemput kalian dan membawa Candra ke rumah sakit. Aku tak jauh dari tempat kalian.”Panggilan langsung berakhir. Joy tersenyum menyerahkan ponselnya pada Candra. “Lorcan akan segera datang. Dia bilang“Kamu tidak perlu repot-repot menelepon orang lain saat ada aku di sini. Aku bisa mengantarmu ke rumah sakit,” kata Hugo mengerut keningnya.“Lorcan bukan orang lain, dia pacar Candra, Paman,”
“Mengapa kamu melakukan itu?”“Melakukan apa?” Liera balik bertanya dengan ekspresi polos.Hugo meraih lengannya dan mencengkeram lengan wanita agak kasar. Liera meringis.“Dengar, siapa memberimu izin berbohong pada orang lain kalau kita bertunangan?”“Tapi kamu juga tidak membantah, kan?” balas Liera tenang.Hugo mengerut kening. “Bukan berarti kamu bisa seenaknya,” desisnya tajam.Liera tertawa mencemooh. “Keluarga kita sudah sepakat untuk menjodohkan kita, bukan kah sama saja kita sudah bertunangan? Kamu juga tidak menolak kemarin saat orang kita mendiskusikan perjodohan kita. Kamu ingin aku menjadi temeng dan menahan ibumu agar kamu tidak terus diperkenalkan dari wanita lain ke wanita lain. Kamu juga tidak membantah ucapan karena kamu ingin gadis kecil itu tahu dan tidak mengejarmu, kan?”Dia tersenyum memandang Hugo. “kamu mencintai Iris, namun hatimu tidak pernah dibalas oleh sepupumu. Kamu meniduri para wanita untuk mengalihkan perhatianmu dari Iris. kamu bersalah pada Candra