Share

Penganiayaan

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-16 23:27:55

Keenam pria yang tak dikenal menyeringai memandang Iris dan mengelilingi wanita itu.

“Kamu tidak perlu tahu tentang kami, jalang. Bermainlah dengan kami, kami akan menyenangkan kamu, hahaha ....” Salah satu pria itu berkata dengan tawa cabul memandang tubuh Iris. Teman-temannya yang lain tertawa terbahak-bahak.

Wajah Iris pucat. Jelas tujuan keenam pria itu adalah dirinya. Dia tidak bisa melarikan diri karena pintu keluar ditutupi oleh dua orang pria.

Dia dengan cepat mengambil ponselnya di dalam tas panik untuk menghubungi polisi tapi tasnya ditarik dan dilempar ke sudut kamar mandi.

“Jangan coba-coba panggil polisi jalang!”

“Aku tidak mengenal kalian. Aku akan membayar berapa pun jika kalian melepaskan aku,” ujar Iris memohon dan panik.

“Kamu tidak bisa membayar kami Nona, karena seseorang sudah membayar kami dengan sangat mahal untuk memperkosa kamu.”

Mata Iris menyipit mendengar ucapan salah satu pria itu. “Seseorang membayar kalian? Siapa dia?”

Keenam orang itu saling pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Kembalinya Ingatan Aiden

    Kelompok pria itu saling pandang dan pemimpin pria itu memerintahkan anak buahnya. “Hajar orang itu! jangan diam saja! kalian tidak akan mendapat apa-apa jika tidak menyelesaikan ini!” Mereka berjumlah enam orang tidak mungkin bisa dikalah oleh satu orang. Serentak kelompok pria itu bergegas menghajar Aiden. Tapi yang tidak mereka sangka pria itu ahli bela diri dan melawan enam orang sekaligus. Iris meringkuk memeluk dirinya dengan gemetar memandang Aiden cemas.Suara perkelahian mereka menyebabkan keributan dan menarik perhatian orang-orang yang berada di dekat toilet. Mereka mendekat dan tercengang melihat Aiden melawan enam orang sendirian. “Tolong hentikan mereka! panggilkan keamanan!” Iris berteriak putus asa melihat orang-orang hanya berdiri di depan toilet tanpa niat untuk membantu. Tapi orang-orang itu pengecut dan mabuk, tidak berani terlibat atau menghentikan perkelahian yang tidak seimbang itu. Tidak peduli Aiden terlatih bela diri, tenaganya tidak mampu melawan enam

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Ruang UGD

    Aiden dibawa ke rumah sakit sementara Peter tinggal untuk mengurus orang-orang yang menganiaya Iris di klub.Di rumah sakit, Iris berjalan mondar-mandir di depan pintu UGD menunggu dokter yang sedang menangani Aiden.“Iris!”Iris berbalik melihat sepupunya berlari menghampirinya.Hugo berhenti di depannya dengan napas terengah-engah. “Apa yang terjadi? Aku dengar kamu di rumah sakit. Kamu terluka lagi?” Dia menatap memar di wajah Iris dengan ekspresi terkejut.Pipi Iris memar dan bengkak seperti seseorang memukulnya dengan keras.Dia mengulurkan tangannya menyentuh memar parah di pipi Iris. “Siapa yang melakukan ini padamu?"Iris meringis merasakan sakit di sisi kiri wajahnya. Dia menjauhkan wajahnya dari tangan Hugo dan bertanya dengan gugup. “Hugo, kenapa kamu ada di sini?”Hugo menatapnya tajam. “Aku mencarimu karena ada masalah mendesak. Bibi Lina bilang kamu ada di rumah sakit merawat Dimitri. Tapi Bibi Marry bilang kamu sedang keluar. Aku kebetulan melihatmu di sini.”Dia meman

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Berita Mengejutkan

    “Maaf jika aku terlalu ikut campur dalam urusanmu.” Hugo menenangkan amarahnya dan bersikap tenang.“Aku ingin memberitahumu Bibi Lilian ....” Hugo merendahkan suaranya. “Aku mendapat berita dari keluarga bahwa Bibi Lilian meninggal malam ini.”Iris mendongak dengan ekspresi tercengang. Kata-kata Hugo seperti petir yang menyambarnya.“A-apa ....”Hugo menatapnya tanpa ekspresi. “Bibi Lilian meninggal karena serangan jantung. Aku berencana terbang malam ini. Pemakaman Bibi Lilian besok. Terserah kamu akan tinggal di sini, atau melewatkan pemakaman ibumu.”Setelah mengatakan itu, Hugo berbalik meninggalkan Iris yang membeku. Hugo melewati Peter yang baru datang.“Tuan Wallington, apa kabar ....”Hugo mengabaikannya dengan ekspresi dingin dan berjalan cepat meninggalkan tempat itu.Peter mengusap belakang lehernya dan menghampiri Iris.“Nyonya, apa yang terjadi pada— Nyonya!” Peter buru-buru menahan tubuh Iris yang tiba-tiba lunglai dan akan pingsan. Dia berlutut di depan Iris dan menaha

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Menjemput Mommy

    Aiden memandangnya dengan alis terangkat. “Ada apa?” “N-nyonya ... dia tidak ada di rumah sakit sekarang. Kamu tidak bisa menemuinya sekarang.” Peter menjawab dengan tergagap. “Mengapa?” tuntut Aiden tidak sabar. Sebelum Aiden menjawab, terdengar suara kekanakkan memanggilnya. “Daddy!” Aiden berbalik melihat Dimitri berlari menghampirinya. “Dimitri.” Dia sangat merindukan putranya dan berlutut membuka lengan untuk memeluk putranya. Tapi dia justru mendapat pukulan di wajahnya. “Daddy jahat!” Dimitri berseru memukul Aiden. “Aku benci Daddy! Aku tidak mau sama Daddy! Aku mau sama Mommy! Antar aku pada Mommy! Aku tidak mau tinggal sama Daddy!” Anak itu menangis memukul-mukul Aiden. Aiden kewalahan dengan serangan tiba-tiba putranya. “Tuan muda, kamu tidak boleh begitu pada Daddy.” Bibi Marry mencoba menahan Dimitri dan menariknya menjauh dari Aiden. “Biarkan dia,” perintah Aiden pada Bibi Marry. Dia menangkap tangan mungil Dimitri yang memukulnya. “Dimitri, apa yang sudah da

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pemakaman

    Awan gelap menaungi pemakaman tempat peristirahatan Lilian Wallington. Rintik-rintik mulai hujan turun seolah ikut berkabung. Pemakaman tampak khusyuk. Semua orang mengenakan pakaian hitam berkabung mengucapkan belasungkawa pada Iris dan Hugo sebelum berjalan meninggalkan pemakaman saat hujan turun semakin deras. Iris berdiri dengan wajah tanpa ekspresi memegang payung hitam di tangannya memandang batu nisan yang bertuliskan nama Lilian. Dia pikir tidak akan merasa sakit kehilangan ibunya karena Lilian adalah sosok ibu yang dingin dan tegas padanya. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang atau kehangatan ibu kandungnya sejak tinggal di keluarga Wallington. Dia tetap merasa kehilangan mendengar kematian Lilian. “Meski Bibi Lilian adalah orang dingin, dia menyayangimu dan Dimitri. Sebelum meninggal, Bibi Lilian membuat wasiat dan meninggalkan banyak aset untukmu dan Dimitri agar kalian bisa hidup tanpa khawatir,” kata Hugo di sebelah Iris.“Aku tahu,” balas Iris tenang.Hugo menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Memutuskan Semua Komunikasi

    Iris mengerut keningnya mendengar ucapan pelayan itu. “Jangan khawatir tentang itu. Aku tidak akan membiarkan orang-orang mengangguku. Aku membutuhkan ponselku untuk menghubungi suami dan anakku. Aku ingin tahu kabar mereka. berikan ponselku,” ujar Iris mengulurkan tangan meminta ponselnya. Pelayan menggelengkan kepala dan berkata dengan tenang. “Maafkan aku Nona, aku belum bisa memberi ponselmu tanpa persetujuan Tuan Hugo.” “Kalau begitu telepon dan beritahu dia. Aku membutuhkan ponselku sekarang,” ujar Iris tidak sabar. “Tuan Hugo sedang sibuk dan tidak bisa dihubungi. Tuan Hugo berkata akan pulang malam ini dan berbicara denganmu,” balas pelayan itu tenang. Iris tidak bisa berkata-kata mendengar ucapan pelayan itu. “Apa maksudnya ini? Sudahlah, aku akan menemuinya sendiri,” ujarnya kesal berjalan meninggalkan kamarnya. Ketika keluar dari kediaman seorang pria berpakaian seperti pengawal menghentikannya di depan pintu.. “Nona, kamu akan ke mana?” Iris mengerutkan keningnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Aku Minta Maaf, Sayang

    Aiden balas memeluk Iris dengan erat dan mencium pucuk kepalanya.“Apa yang terjadi padamu, mengapa kamu sangat kurus. Apa kamu tidak makan dengan baik?” bisiknya merasakan tubuh Iris tampak kurus dalam pelukannya. Orang-orang bilang bahwa ibu hamil akan menjadi gemuk ketika sedang menangandung. Tapi mengapa istrinya tampak kurus?Iris melepaskan pelukannya dan menatap Aiden dengan mata berkaca-kaca dan cemberut. Namun tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya.Aiden menghela napas dan mengusap rambutnya dengan lembut.“Aku sudah dengar tentang ibumu. Maaf aku tidak hadir di pemakaman Nyonya Lilian. Tapi bukan berarti kamu harus mengabaikan kesehatanmu. Bagaimana pun anak kita juga butuh nutrisi,” ujarnya dengan ekspresi tidak setuju dan mengelus perut Iris lembut.Iris mengerjap menatap wajah Aiden dengan ekspresi aneh.“Kamu ... bukankah kamu meragukan anak ini dan ingin aku menggugurkannya?” bisiknya dengan nada menyindir.Aiden berkedip dan berkata dengan marah. “Omong kosong.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pria yang mendapatkan Kekuasaan itu Berbahaya

    “Tapi dia menahanmu di sini dan kalian hanya berdua di sini.”“Ada pelayan juga.”“Iris!” Suara Aiden meninggi.“Kamu tahu apa maksudku, kan? Dia menahanmu di sini seolah dia ingin menyimpan kamu sebagai wanitanya! Dia orang gila!” serunya dengan ekspresi gelap di wajahnya.“Jangan membuat asumsi konyol, itu tidak mungkin,” balas Iris menggelengkan kepalanya dengan ekspresi tidak setuju.“Mengapa itu tidak mungkin? Dia menyukaimu dan menyembunyikan barang-barangmu agar kamu tidak meninggalkan rumah ini atau kembali ke York City. Dia bajingan sakit,” desis Aiden menggertakkan gigi.Iris mengalihkan pandangannya dari Aiden. “Aku akan berbicara dengan Hugo agar dia mengembalikan barang-barangku.”“Saat dia menyita barang-barangmu, dia tidak akan berniat mengembalikannya.”“Lalu apa ingin aku melakukan apa?!” Iris menatapnya kesal.“Tinggalkan tempat ini dan kembali bersamaku. Aku akan mengeluarkan kamu dari sini. aku tidak akan membiarkan bajingan itu menahanmu di sini dan memisahkan kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Akhir

    Mereka pun telah selesai makan malam bersama. Lily dan Candra melangkah menuju ke arah ruang tamu. Sementara itu Aurelio sudah terlelap di kamarnya. Candra sengaja menemani putra tunggal Hugo hingga ia terlelap agar dirinya bisa pergi meninggalkan Aurelio tanpa merasa terbebani oleh rasa bersalah, karena sang putra tak ingin melepaskannya. “Candra apakah kamu yakin tetap balik hotel malam ini? Sudah larut malam Candra, apa tidak sebaiknya besok pagi-pagi sekali kamu kembali ke hotel. Kurasa belum terlambat jika kamu memang akan kembali besok ke Italia.” Ucap Lily seraya melangkah di sisi Candra. “Sekali lagi aku minta maaf Bibi Lily. Aku harus kembali malam ini ke hotel, jika aku harus menginap malam ini di sini dan kembali pagi harinya ke hotel, rasanya aku tak punya banyak waktu untuk berberes-beres barang-barangku yang berada di hotel, karena besok pagi aku harus segera berangkat ke Italia.” Jelas Candra menanggapi tawaran dari nyonya Wallington. “Ya sudah. Jika memang demikian,

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Makan Malam Bersama

    Lily mengerucutkan bibirnya melihat sikap dingin Hugo. Dia menatap Candra dan menepuk lengannya menenangkan.“Jangan berkecil hati. Hugo selalu seperti ini.”Candra mengangguk, dia tidak mengambil sikap dingin Hugo, apalagi setelah mendengar kata-kata Aurelio bahwa Hugo menyimpan foto dirinya.Lily menyruh pelayan menyiapkan camilan ringan dan menghabiskan waktu mengobrol bersama Candra dan bermain dengan Aurelio.Sepanjang hari itu Hugo tidak turun dan berada di ruang kerjanya. Entah dia sengaja untuk menghindari Candra atau pria itu memang seperti itu. Candra tidak terlalu memikirkannya. Dia menikmati bermain dengan Aurelio. Candra tampak bahagia ia menikmati kebersamaannya bersama Aurelio di rumah Hugo Wallington. Meskipun Hugo terlihat cuek tak mengacuhkannya, namun Candra tidak mempedulikannya.Ia justru semakin akrab dan dekat dengan putra tunggal CEO berwajah tampan tersebut.Lily menyukai Candra, setelah melihat ketika Candra begitu pintar mengambil hati cucunya. Ini peluang te

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertamu di Kediaman Keluarga Wallington

    “Tidak kok nyonya. Aku tidak memikirkan apapun, dan aku baik-baik saja kok nyonya,” ucapnya kembali berbohong menutupi jika sesungguhnya pikirannya justru melayang ke arah Hugo berada.“Candra. Aku minta maaf, jika selama ini sikapku sudah sangat keterlaluan padamu. Aku sadar, seharusnya aku tak memperlakukanmu seperti itu, hingga akhirnya kamu pergi meninggalkan putraku Hugo. Aku berharap kamu bisa memaafkanku Candra, meskipun aku akui kesalahanku mungkin sudah terlalu besar terhadapmu.”Candra tak menyangka, jika nyonya Wallington bisa berkata demikian padanya. Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Candra.Candra menyentuh tangan nyonya Wallington, seraya menganggukkan kepalanya pelan. Candra tersenyum begitu juga dengan nyonya Wallington.“Iya nyonya. Aku sudah memaafkanmu nyonya, jauh sebelum nyonya minta maaf padaku,” jawab Candra seketika membuat nyonya Wallington berbinar-binar wajahnya.“Sungguhkah? Kamu memaafkanku Candra..? Kam

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lily

    "Ya, ibu bantu cari pengasuh yang lebih kompenten.”“Kamu tidak butuh pengasuh untuk Aurelio, tapi seorang ibu untuk anakmu,” ujar Lily melirik Hugo dengan hati-hati.“Ibu ....” Hugo menatap ibunya tidak suka topik itu di bahas lagi.“Kamu tidak berniat mencari ibu untuk Aurelio? Apa karena kamu tidak bisa melupakan Candra?”Hugo terdiam, pikirannya kembali memikirkan Candra. Wanita itu memperlakukan Aurelio dengan baik saat itu dan dia pula yang menemukan putranya.Hugo menggelengkan kepala mengusir bayangan gadis itu dan berpura-pura mengetik sesuatu di laptop. "Aku sibuk, tolong tinggalkan aku, Bu.”Lily mendesah pasrah dan meninggalkan Hugo untuk mengurus pekerjaannya.....Beberapa hari kemudian sejak pertemuannya dengan Paman Hugo, Candra masih tidak memiliki keberanian mencari pria itu.Gadis berparas manis itu, bolak-balik tak jelas dan gelisah di ruang tamu kamar hotelnya seolah-olah mengukur ruang luas di kamar hotel tempat ia menginap selama berada di kota tersebut. Pikira

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pernikahan yang Batal

    Candra merasa sedih atas sikap Hugo Wallington bersikap dingin dan mengabaikannya. Dia meninggalkan taman hiburan dan kembali ke hotel tempat dia menginap. Candra gelisah terus memikirkan pertemuannya dengan Hugo. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang pria itu selama lima tahun sejak dia meninggalkannya. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginannya dan menelepon seorang asisten yang mengurus semua keperluannya. Dia menyuruh asistennya mencari tahu tentang Hugo selama lima tahun ini. Setelah itu Candra menunggu informasi dari asistennya semalaman. Beberapa jam kemudian asistennya datang ke kamar hotelnya. “Bagaimana, Vivi?” Candra bertanya gelisah meraih tangan wanita itu. “Nona muda, Tuan Wallington tidak pernah menikah, tapi dia memiliki seorang anak yang sampai saat ini masih dia sembunyikan dari mata publik. Ibu dari anak itu, mantan pelacur Tuan Wallington meninggal saat melahirkan.” Mata Candra melebar, jantung berdegup kencang merasa senang karena

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lagi dengan Soerang Kenalan Lama

    “Kamu tidak usah takut dengan kakak. Kakak tidak jahat kok, jadi adik kecil jangan menangis lagi ya. Tenang saja, Kakak akan bantuin kamu kok.” Candra terus mengajak anak kecil tersebut berbicara, meskipun ia tetap bungkam tak mau bicara sepatah kata pun.“Ayo sini..! Ikut dengan kakak. Kita cari keberadaan orang tua kamu ya,” ujar Candra mengulurkan tangannya pada anak kecil itu.Anak itu seolah mengerti dan menghapus air matanya. dia mengulurkan tangan kecilnya meraih tangan wanita di depannya.Candra tersenyum hangat meremas tangan kecilnya. Dia pun menggendong dan mengajaknya menuju ke arah ruangan bagian informasi. Candra berpikir jika anak tersebut adalah anak hilang, mungkin dengan bantuan bagian informasi dapat mempertemukan kembali anak kecil yang terpisah dari orang tuanya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.Anak kecil tersebut saat ini berada dalam gendongan Candra tidak menangis dan memeluk leher Candra saat dibawa masuk ke pusat informasi taman hiburan.Candra mendeka

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Lima tahun kemudian

    Lima tahun kemudian.Langit biru cerah dan angin bertiup lembut. Taman hiburan tampak hidup dan meriah.Gadis itu memandang langit musim panas dan memejamkan mata menikmati sinar matahari bersinar cukup cerah.Dia cantik berada di usia muda 25 tahun, kecantikannya mekar dengan indah. Jejak naif dan polos seorang gadis memudar dengan kecantikan wanita dewasa. Dia menarik perhatian beberapa pria yang lewat.Candra memuka mata, memperlihat matanya yang cerah dan cemerlang, namun menyimpan jejak kesedihan.Lima tahun telah berlalu, kota ini tak begitu banyak perubahannya. Kerinduannya begitu besar terhadap kota ini, begitu banyak kenangan yang tak mudah dilupakan di sini. Candra telah kembali ke kota di mana dulu ia memiliki story dan kenangan yang begitu membekas untuk dirinya.Bagaimana kabarnya kamu paman Hugo?Pasti saat ini dia sudah bahagia menikah dengan perempuan itu.Candra mendesah. Tak ada gunanya lagi mengingat semuanya jika saat ini paman Hugo sudah menjadi milik perempua

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Selamat Tinggal

    Candra tidak menjawab, dia menatap bibir tipis Hugo sebelum menundukkan kepala mencium bibirnya. Ciumannya agak grogi dan gugup. Hugo merasa terkejut. Sudah lama sekali Candra tidak mengambil inisitif menciumnya. Tapi dia tidak membalas ciuman Candra dan menahan keinginannya untuk melumat bibirnya menggoda. Dia harus memberinya pelajaran hari ini. Merasa Hugo tidak membalas ciumannya membuat Candra agak cemas dan malu. Tapi Hugo tidak mendoronya. Candra agak berani memperdalam ciumannya, bibir menghisap bibir bawah pria itu dan menyapu lidahnya di sepanjang bibir Hugo. Hugo mengerang pelan dalam bibirnya, tangannya mencengkeram pinggang ramping gadis itu. Candra semakin berani menyelipkan lidahnya menggoda bibir Hugo, tanganya mengusap-ngusap dada pria itu dengan gerakan menggodanya. Pinggulnya mengosok pangkal paha Hugo, menggoda ‘junior’ pria itu. Napas Hugo semakin dalam, dia mengcengkeram pinggang gadis itu semakin erat. Salah satu tangannya meremas pantat Candra di balik cel

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Waktu Terakhir

    “Tidak,” balas Candra serak dan menundukkan kepala agar Hugo tidak melihat dia menangis.“Benarkah?” Hugo meraih dagu gadis agar mendongak menatapnya. Dia melihat mata Candra berkaca-kaca dan basah. “Kamu menangis? Mengapa kamu menangis?” tanyanya dengan kening berkerut.Candra menggelengkan kepala. “Tidak, aku hanya mengantuk kok.”Candra mengusap matanya dan berpura-pura menguap. “Aku tidak tidur nyenyak semalam dan bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bubur.”Hugo menatapnya lekat-lekat seolah mencari kebohongan dari mata gadis itu.Candra menguap hingga air matanya keluar. “Aku mengantuk. Bangunkan aku jika makan malam sudah selesai ....” Lalu dia dengan hati-hati memeluk pinggang Hugo agar menekan luka di perutnya dan bersandar di dada Hugo. Matanya terpenjam, dalam hitungan beberapa menit, dia sudah tertidur.Hugo mengamati gadis yang tertidur itu dan mendesah memeluk kepalanya di dadanya. Dia mencium kepala Candra dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.Satu jam kemudian, Hug

DMCA.com Protection Status