Tiga hari kemudian setelah gangguan Letizia, wanita itu tidak lagi muncul di depan Iris atau datang ke rumah sakit membuat Iris lega.Iris tidak meninggalkan sisi Aiden dan merawatnya dengan telaten selama tiga hari penuh. Dia meminta Hugo untuk menjaga Dimitri agar anak itu tidak melihat ayahnya yang terbaring koma di rumah sakit.“Nyonya, istirahatlah. Biar aku yang membersihkan tubuh Presdir. Kamu sudah tiga hari menjaga Presdir,” kata Peter meletakkan sebuah berkas di atas meja nakas samping ranjang. “Aku baik-baik saja. Aku sudah selesai melap tubuh Aiden.” balas Iris membilas handuk basah di tangannya sebelum meletakkan handuk itu di dalam mangkuk air.“Mengapa kamu tidak menggunakan perawat saja, Nyonya? Akan melelahkan jika kamu yang melakukan ini setiap hari. Belum lagi kamu sedang hamil.” Peter menatapnya prihatin.“Aku masih istrinya, sudah tugasku merawat suamiku,” balas Iris acuh tak acuh mengancingkan pakaian pasien di tubuh Aiden.“Peter, aku tidak ingin kehamilanku d
“Karena Aiden sedang koma dan tidak bisa bekerja. Kami tidak bisa membiarkan pekerjaan Presdir mengganggur, jadi kami memutuskan untuk menggantikan Aiden dengan pengganti sementara,” kata Pria tua dengan nada arogan lalu memberi isyarat pada sekretarisnya.Seorang pria yang mengenakan setelan kerja abu-abu mengeluarkan sebuah dokumen dan menunjukkannya pada Iris.“Sebagai istri Aiden, kamu harus mewakili Aiden dan menandatangan surat itu,” kata Kakek Billy.Iris mengambil dokumen itu dan hendak membaca isinya tapi sekretaris itu merebut dokumen itu darinya.“Nyonya, Anda hanya perlu menanda tangan surat ini,” ujarnya memberikan pulpen.“Aku tidak akan menanda tangan ini sebelum aku tahu apa isi dokumen itu,” kata Iris kasar.Kekek Billy mencibir. “Aku dengar kamu hanya mantan pelayan bar yang bahkan tidak berkuliah. Tidak perlu repot-repot mengetahui isi dokumen itu. Kamu hanya perlu memberi tanda tangan.”Iris memandang kakek Billy lalu melirik Felicia. “Apa Felicia yang memberitahum
Mata Iris memerah panik dan melihat grafik di mesin motitor EGK bergerak tidak stabil. Dia langsung menekan tombol darurat di samping tempat tidur Aiden.Dia berbalik memandang kakek Billy dan Felicia dengan pandangan dingin.“Felicia Hills, Tuan Tua jika sesuatu terjadi pada Aiden! Aku tidak melepaskan kalian! Lihat saja nanti!”“Perempuan kurang ajar! Aku akan memberimu pelajaran hari ini!” Kakek Billy menatapnya marah dan mengangkat tongkatnya untuk memukul Iris.Tapi tiba-tiba sekelompok dokter dan perawat masuk tergesa-gesa. Mereka terkejut melihat orang-orang berkerumun di ruang rawat Aiden.“Apa yang terjadi di sini? Kalian tidak boleh berkerumun di dalam kamar pasien!” tegur seorang dokter.“Dokter, dokter Philip! Telepon polisi! Orang-orang itu hendak membunuh suamiku dan menyakitiku! ” Iris berteriak berpura-pura menangis histeris dan ketakutan sambil menunjuk kakek Billy yang masih mengangkat tongkat. Dia sangat marah dengan tindakan Kakek Billy dan Felicia yang hampir menc
“Nyonya, Anda harus menghindari stress dan kegiatan yang dapat mengguncang emosimu. Kehamilanmu masih dalam tahap trimester pertama yang di mana kondisi yang mudah rentan keguguran. Belum lagi beberapa hari yang lalu hampir keguguran yang menyebabkan kandunganmu lemah. Tolong perhatikan lagi kondisi tubuh dan kesehatanmu, Nyonya.”Iris hanya bisa meringis dan mengangguk mendengar nasihat dokter di depannya.“Aku mengerti dokter, terimakasih.”“Apa kamu memiliki obat tonik untuk kandungan Anda?”Iris menggelengkan kepalanya. “Aku belum membelinya dokter. Tapi aku akan membelinya nanti.”Ketika mengandung Dimitri, Lilian dan Hugo selalu perhatian membelinya obat herbal untuk menjaga kesehatan kandungannya. Iris lupa membeli obat herbal yang selalu diminumnya ketika hamil.Karena hubungan tegangnya dengan Aiden dan kejadian beberapa hari yang lalu membuat Iris lalai menjaga kandungannya.“Apa ada keluargamu atau suamimu yang memperhatikanmu? Dari yang kulihat kamu selalu datang sendiri,
“Aku bertanya sekali, mengapa kamu ada di sini ... Letizia.” Suara Aiden sekali terdengar semakin dingin memandang Iris dengan ekspresi gelap.Iris tidak melepaskan pandangannya dari Aiden. Jantung berdebar kencang, tapi bukan perasaan menyenangkan seperti beberapa saat yang lalu ketika mendengar Aiden sudah sadar.Dengan suara tercekat, dia berkata dengan lirih. “Kamu ... kamu tidak mengenaliku?”Aiden masih menatapnya dingin.Peter memandang mereka cemas sebelum menjelaskan pada Aiden. “Presdir, Nyonya ini ... bukan Nona Letizia, tapi Nyonya Iris, istri kamu.”Aiden mengerutkan keningnya. “Konyol. Aku belum menikah. Apalagi dengan wanita itu. Wajahnya itu ... membuatku muak.”“Ini ....” Peter terlihat bingung dan stres bagaimana menjelaskan kondisi yang dialami Aiden.Mata iris memerah mendengar kebencian dalam suara Aiden. meski bukan ditujukan padanya, tapi hatinya tetap sakit menerima tatapan dingin dan benci dari pria itu.“Aku bukan Letizia,” ujar Iris menenangkan dirinya dan m
Iris membuka matanya dan menoleh menatap Bibi Lina.“Biarkan dia masuk,” balasnya kembali melakukan gerakan King pigeon di atas tikar.Bibi Lina menganguk sebelum kembali ke dalam rumah. Tak lama kemudian seorang pria datang menemui Iris di halaman kolam.“Nyonya, apa kabar,” Peter menundukkan kepalanya dengan ekspresi hormat di depan Iris.“Apa yang membuatmu ke sini?” tanya Iris tanpa membuka matanya.“Nyonya, kamu sudah lima hari tidak mengunjungi Presdir. Apa kamu baik-baik saja?” tanya Presdir berbasa-basi.“Aku sedang berusaha untuk tidak memikirkan pria itu agar tidak membuatku stres. Jadi jangan mengungkitnya di depanku.”Peter meringis. “Tapi tujuanku ke sini ... ini tentang Presdir.”Iris menghela napas dan menurunkan kakinya. Dia mengubah posisi duduknya bersila di atas tikar dan memandang pria itu.“Bukankah Felicia sedang merawat Aiden? Kenapa? Apa wanita itu melakukan sesuatu yang melecehkan suamiku hingga membuat suamiku marah dan memecatnya?” balas Iris tersenyum mence
“Peter, aku lihat kamu semakin dekat dengan Iris selama beberapa hari ini. Kamu bahkan sering keluar masuk dari rumahnya. Jangan bilang padaku, kamu mulai menyukai istri bosmu? Aku mengerti Iris kesepian karena suaminya koma dan sakit, hingga dia melakukan tindakan tak bermoral dengan berselingkuh dengan asisten pribadi suaminya.”“Nona Hills jangan sembarangan menfitnah aku dan Nyonya Iris!” bentak Peter memelototi Felicia lalu menatap Aiden cemas.“Presdir, tolong jangan dengarkan ucapan Nona Hills yang tidak benar. Nyonya bukan orang yang seperti itu. Dia sangat setia padamu, Presdir.”Ekspresi Aiden acuh tak acuh. “Bagaimana aku bisa percaya dengan ucapamu? Felicia benar, kamu dekat wanita itu dan melaporkan kata-kata wanita itu padaku. Kamu juga selalu membelanya. Seberapa dekat kamu dengan wanita itu?”Aiden enggan menyebut wanita itu sebagai istrinya. Dia bahkan tidak ingat kapan dia menikah, apalagi memiliki anak dan istri. Sejauh ini hanya wanita itu yang dia lihat ketika ban
Aiden melihat daftar saham RDY Group dan tidak bisa berkata-kata melihat nama Iris Wallington di daftar pemegang saham pemegang. Dia mengambil saham yang dulu dimiliki ibu tirinya. “Jadi aku memberikan saham ini pada ‘istri’ku secara cuma-cuma?” Aiden mendongak menatap Peter dengan tatapan tidak percaya. Peter mengangguk. “Benar Presdir. Anda mengubah kepemiliki saham 20% atas nama Nyonya.” Aiden memegang dagunya dengan ekspresi berpikir. “Seberapa penting wanita itu bagiku?” “Sangat penting hingga Anda rela mengusir Nona Hills dan memenjarakan Nyonya Esme,” balas Peter dengan ekspresi tegas. Aiden mengangkat sebelah alisnya, memandangnya dengan wajah tanpa ekspresi. “Wanita itu hebat juga, tapi aku tidak suka hidupku di kendalikan oleh seseorang,” desisnya menggertakkan gigi. Tidak hanya wajahnya mirip dengan Letizia, wanita memiliki kemampuan untuk mengendalikan hatinya agar melakukan segalanya untuk wanita itu. Aiden sangat membenci ini. dia sudah meremehkan wanita itu. “Ap