Home / Romansa / Istri Pilihan Mama / Ayo Ke Sana Sekarang Juga!

Share

Ayo Ke Sana Sekarang Juga!

last update Last Updated: 2023-09-18 18:23:39

Ketukan pintu menyadarkan Tantri bahwa ada seseorang atau mungkin banyak orang yang datang ke rumahnya.

Gadis itu mematut dirinya di depan cermin yang menggantung di dinding kamarnya. Ia tak tahu apa yang akan terjadi sesaat lagi. Setidaknya ia merasa telah mengenakan pakaian yang layak dipandang mata.

"Sepertinya sudah rapi. Aku harus keluar sekarang," ucap Tantri memutuskan.

Dibukanya pintu kamar dan menyusul sang bibi yang baru saja membukakan pintu untuk para tamu di luar sana.

Ada beberapa orang di luar pintu. Dan Tantri tahu jelas siapa yang mereka cari. Siapa lagi kalau bukan dirinya?

"Nyonya Mona," ucap Tantri dan segera mendekati wanita paruh baya tersebut dengan anggun. Ia mengulurkan tangan lalu menyalami sopan wanita yang pernah ditolong olehnya beberapa saat lalu.

"Bagaimana kabar kamu, Nak Tantri? Sehat-sehat, kan?" tanya Mona perhatian.

Hal itu mengundang perhatian Arsaka yang berada di samping ibunya. Hanya kepada gadis muda ini sang ibu begitu damai dan ramah sep
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Pilihan Mama   Ternyata Kamu Adalah...

    Makam?Mona mendongak ke atas. Ia membaca baik-baik tulisan besar yang melengkung dan menempel di tengah dua pilar besar di hadapannya. Mona menatap Tantri dengan penasaran. "Kenapa kamu mengajak kami ke sini, Nak Tantri?" tanya Mona pada akhirnya daripada terus menerka-nerka. Tantri tak juga menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. Ia malah melirik sang bibi dan kembali tersenyum. "Ayo, Nyonya, mari kita masuk! Jawabannya ada di dalam," jawab Tantri pada Mona lalu mengajak wanita itu untuk berjalan bersisian dengannya.Mona mengangguk setuju. Kini kedua perempuan berbeda generasi itu berjalan perlahan melewati banyak gundukan tanah merah yang mengubur setiap jasad di bawah sana. Hingga tanpa terasa mereka semua berada di depan dua nisan. Tantri tersenyum pada Mona lalu berkata, "Nyonya Mona, perkenalkan mereka adalah ayah dan ibu saya. Ayah dan ibu saya telah meninggal dunia delapan tahun silam. Sebelum saya dan Pak Saka menikah, akan lebih baik kalau Nyonya tahu siapa orang

    Last Updated : 2023-09-20
  • Istri Pilihan Mama   Apakah Dia Orangnya?

    Yusti dengan lugas berkata, "Belum muhrim! Jangan samakan Tantri dengan gadis yang bisa dibawa ke mana saja kalau belum sah secara agama dan negara. Kami memang bukan orang kaya, tapi kami punya adab dan tata krama. Pamali kalau belum ijab kabul sudah dibawa ke mana-mana," ujar Yusti yang masih mengikuti aturan jaman dulu. Mona segera angkat bicara guna memberi pengertian pada calon besannya. "Bu Yusti, Saka dan Tantri akan segera menikah. Kita sebagai orang tua tinggal mencari tanggal yang baik. Atau lebih tepatnya menentukan hari baik untuk pernikahan mereka. Alangkah lebih baik kalau kita memberikan mereka kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain. Dan membebaskan mereka untuk menentukan mahar apa yang Tantri inginkan. Kalau tidak pergi bersama Tantri, Saka pasti tidak akan tahu apa yang Tantri inginkan. Benar, kan?" Mona mengeluarkan pendapatnya.Mendengar bujukan Mona, Yusti memutar otak. Ia belum bisa merelakan Tantri pergi bersama laki-laki lain yang belum sah menjadi s

    Last Updated : 2023-09-21
  • Istri Pilihan Mama   Tamparan

    Tak terima keponakannya ditunjuk-tunjuk oleh pria asing tak dikenal, Yusti mulai menunjukkan sisi keibuan yang dibalut amarah terpendam. "Jangan bawa-bawa keponakan saya ya, Pak! Dia ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan putusnya hubungan anak bapak dengan Pak Saka. Kalau mau menyalahkan orang itu cari dulu buktinya, jangan asal ngomong! Saya nggak terima keponakan saya yang nggak tahu apa-apa ini ikut terseret masalah. Lagian kalau cuma pacaran terus putus ya sudah sih, anggap saja bukan jodohnya. Nggak usah dibesar-besarin masalahnya. Yang tua mending diam saja, nggak usah ikut campur urusan anak muda," cetus Yusti dengan lugas dan lantang. Ia menunjukkan keberanian dan ketegasan walau di hadapannya seorang presiden sekali pun ia tak akan gentar melawan ketidakbenaran. Guntur berdecih kesal. "Anda ini siapa? Saya nggak kenal sama anda. Jadi saya minta anda jangan sok menasehati saya dan ikut campur!" "Apa? Bapak mengatai saya sok ikut campur? Nggak salah? Bapak yang lebih

    Last Updated : 2023-09-22
  • Istri Pilihan Mama   Kelakuan Ajaib

    "Ka-kamu!" Amarah Guntur terjeda ketika melihat beberapa pasang mata tertuju kepadanya. Hampir saja telapak tangannya terayun ke rahang tegas Arsaka. Tapi ia sadar tak ada gunanya melakukan hal itu pada pria muda yang ada di hadapannya yang masih begitu dicintai Aleta. "Om benar-benar nggak menyangka, ada manusia seperti kamu. Kamu nggak punya pendirian. Aleta adalah wanita yang baik. Apa kurangnya dia selama ini? Nggak ada, Saka. Dia nyaris sempurna. Tapi bagaimana bisa kamu meninggalkannya begitu saja tanpa ada niat untuk memperjuangkan cinta kalian? Kamu sangat menyedihkan!" hardik Guntur sebelum berbalik badan dan terpaksa berhenti ketika mendengar namanya dipanggil oleh Arsaka. "Om Guntur! Bisa diulang lagi pernyataan Om barusan? Saya sangat menyedihkan? Di bagian mananya? Bukannya terbalik? Putri Om-lah yang sangat menyedihkan. Kalau dia bahagia, dia tidak mungkin mengharapkan laki-laki seperti saya. Dia nyaris sempurna, tapi tetap saja dia manusia yang memiliki cela. Cela? Y

    Last Updated : 2023-09-23
  • Istri Pilihan Mama   Angkat Saja!

    "Maaf ya, Mbak. Lain kali saja kami ke sini lagi. Permisi," pamit Tantri sopan pada pramuniaga yang sebelumnya mencoba menawarkan bantuan padanya dan Yusti. Sumpah demi apa pun, Tantri merasa tak enak hati pada pramuniaga gerai toko atas perbuatan sang bibi. Sambil menarik paksa pergelangan tangan Yusti, Tantri menahan malu dengan pipi memerah. Gadis itu ingin sekali bersembunyi di tempat yang tidak dapat ditemukan siapa pun usai melakukan hal konyol bersama bibi kesayangan satu-satunya. Hampir saja Tantri menabrak bahu seseorang gara-gara tergesa-gesa keluar dari gerai toko. Tapi ia bisa mengerem tepat waktu."Eh, Pak Saka!" Tantri yang polos tidak bisa menutupi rasa sungkan yang diam-diam menyergap hatinya. Arsaka yang jujur saja juga merasakan kaget dan kikuk pun tersenyum tipis. Wajah pria muda itu mendadak merona merah. Perasaan ini sudah lama tidak ia rasakan saat bersama Aleta atau mungkin pada barisan mantan pacarnya yang terdahulu. Kali ini ia merasakan deg-degan dan sung

    Last Updated : 2023-09-24
  • Istri Pilihan Mama   Menyudutkan

    "Ada apa? Kok mukanya jadi tegang begitu?" tanya Arsaka ingin tahu.Tantri dilema. Haruskah ia menjawab? Atau diam adalah jalan terbaik? Tidak! Bukan diam, ia harus menjawab. Tapi menjawab apa? "Kalau kamu merasa adanya saya di sini malah mengganggu privasi kamu, saya nggak keberatan kok kalau saya pergi sebentar ke mobil atau masuk ke dalam rumah kamu. Saya nggak akan membuat kamu terganggu sedikit pun. Kamu punya privasi. Dan mungkin saja saya sudah mengganggu ketenangan kamu. Silakan diangkat saja, Tantri. Urusan kita bisa kita bahas lagi nanti," ujar Arsaka dengan cukup bijak walau dalam hati merasa ada yang aneh di dalam dirinya. Entah cemburu atau curiga, ia pun belum bisa mendeskripsikannya. Arsaka beranjak dari bangku panjang dan bersiap melangkah. Mendadak pemuda tampan itu merasakan sesuatu yang halus dan kuat mencengkeram pergelangan tangannya. Arsaka menunduk ke bawah lalu menoleh ke samping. Ia bisa menemukan bukti kuat bahwa saat ini Tantri sedang memegang pergelang

    Last Updated : 2023-09-25
  • Istri Pilihan Mama   Kamu Mau Nggak?

    Tantri menimang-nimang dalam hati. "Ya sudah kalau begitu, Pak, eh Mas Saka," sahut Tantri pasrah. Gadis itu tak mau bersilang pendapat yang nantinya akan membuat suasana menjadi kisruh. Ditambah lagi hari pun sudah malam, ia tak mau membuat tetangga sekitar berpikir yang bukan-bukan pada mereka berdua. "Nah, kalau dari tadi kamu jawab seperti ini kan saya sudah bisa pulang. Nggak perlu sampai saya terus memaksa kamu. Ya, kan?" Arsaka tersenyum penuh. Lengkungan itu terlihat begitu manis. Ia melihat gadis bermata bulat di hadapannya dengan ekspresi yang perlahan berubah dari awal mereka berjumpa beberapa saat lalu. Tantri mengangguk. Arsaka kembali bertanya sebelum ia pulang dari rumah mungil milik calon istrinya. "Besok kamu pulang jam berapa?""Jam 4, Mas." "Oke. Sampai jumpa besok. Assalamualaikum," pamit Arsaka lalu tersenyum dan melambaikan tangan pada Tantri sebelum memasuki kendaraan roda empat mewahnya yang telah terparkir di tepi jalan. Tantri mengangguk pelan lalu mem

    Last Updated : 2023-09-26
  • Istri Pilihan Mama   Ingin Berdua Denganmu!

    Tak mudah lepas dari seorang Arjuna. Pria itu sekali ditolak, tak langsung menyerah. Pria itu melancarkan ide-ide lainnya untuk membuat Tantri mengiyakan keinginannya. Belum sempat Tantri menjawab, Sandra yang ada di sampingnya tiba-tiba memuji seseorang. "MasyaAllah, ada mas-mas ganteng, Tantri," ujar Sandra memberitahu. Secara otomatis pandangan kedua manusia di sekelilingnya segera terarah pada seseorang yang dimaksud Sandra."Hah, biasa saja, tuh. Gantengan juga saya," celetuk Arjuna tak mau kalah. Apalagi saat ini ia melihat tatapan Tantri juga terarah ke arah datangnya pria asing itu di sana. Arjuna memberengut sebal. 'Mas Saka!' Tantri takjub di dalam hati. 'MasyaAllah Mas Saka beda banget dari sebelumnya. Meski cuma pakai kaos dan celana panjang, dia tetap terlihat sangat menawan. Ya ampun Tantri, kenapa kamu dengan mudahnya berpindah ke lain hati? Di mana perasaan kamu buat Mas Banyu? Kenapa sekarang kamu memuji laki-laki itu?' Tantri pun bingung. Ia tak tahu apa sebabny

    Last Updated : 2023-09-27

Latest chapter

  • Istri Pilihan Mama   Kan Sudah Halal (TAMAT)

    Kedua mata Tantri terbuka lebar. Ia menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah pria muda yang pernah singgah di hatinya selama bertahun-tahun lamanya. Tantri menahan tangis dan amarah di saat bersamaan. Ia terlanjur kecewa dan terluka. Baik Tantri dan Banyu, mereka sama-sama terluka. Namun luka yang dialami Tantri kali ini bertambah dengan ucapan Banyu barusan. Perempuan itu menghela napas berat sebelum akhirnya memberanikan diri kembali mendekati Banyu."Mas…"Banyu menatap dalam kedua mata Tantri dengan hati yang terluka sekaligus penuh harap akan perpisahan perempuan itu yang baru saja menikah dengan Arsaka. "Bagaimana bisa kamu mendoakan aku untuk berpisah dengan laki-laki yang baru beberapa hari menikahiku? Apakah itu adalah doa terbaik darimu atau kutukan darimu? Aku tahu Mas Banyu bukan laki-laki pendendam yang sanggup mengatakan hal-hal semacam itu. Mas, ingat kata-kata itu termasuk doa. Jaga lisan kamu, Mas! Aku tahu kamu itu orang baik. Jangan pernah mengatakan hal

  • Istri Pilihan Mama   Kutunggu Jandamu!

    "Saya nggak keberatan kalau kamu mau menyelesaikan urusan kamu dengan dia. Saya akan menunggu kamu di mobil." Arsaka mengatakan hal itu dengan tenang sebelum akhirnya mantap melangkahkan kaki menuju ke dalam kendaraan roda empatnya yang terparkir di halaman Rumah Sakit.Tantri mengangguk pelan menanggapi pemberian izin suaminya. Ia terus mengarahkan pandangannya pada laki-laki yang semula ia benci dan kini telah menjadi suami sahnya hingga tak lagi terjangkau sepasang mata indahnya.Sepeninggal Arsaka, Banyu menatap wajah ayu Tantri yang kini tampak bersalah kepadanya. Suasana mendadak sendu. Rasa kecewa dan terluka bercampur aduk di sekitar mereka berdua."Bagaimana kabarmu setelah melakukan ini padaku, Tantri?" tanya Banyu dengan ekspresi terluka yang begitu kentara."Mas Banyu, aku minta maaf," ucap Tantri seraya menundukkan kepalanya."Minta maaf dalam hal apa, Tantri? Minta maaf karena kamu menikah secara tiba-tiba dengan mantan atasan kita tanpa sepengetahuanku atau karena meny

  • Istri Pilihan Mama   Apa Kabarmu, Tantri?

    Yusti tersenyum teduh pada lelaki yang pernah menjadi cinta pertamanya saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia pun memantapkan hati dan pikirannya mengenai keputusan yang sesaat lagi harus ia ungkapkan di depan orang-orang ini. "Bu Mona, saya tidak mau jadi orang munafik," kata Yusti sembari tersenyum malu beberapa detik kemudian."Maksudnya?" "Saya bersedia menghabiskan sisa hidup saya bersama laki-laki ini," ucap Yusti kemudian sambil meruncingkan jari telunjuknya ke arah Yadi. Yadi masih tak menyangka akan mendapat durian runtuh seperti ini. Ia masih mengira semua ini adalah halusinasi yang ditimbulkan olehnya efek bius yang sempat bertengger di tubuhnya. Nyatanya, senyum manis mengembang sempurna di wajah ayu Yusti yang tak lagi muda. "Kamu serius mau menikahi laki-laki seperti aku, Yusti?" Yadi bertanya dengan tatapan yang semakin lama semakin blur. Rupanya air matanya menggenang di sana membuat penglihatannya sedikit terganggu."Kenapa nggak, Yadi? Semula aku selal

  • Istri Pilihan Mama   Menolak Atau Menerima?

    Empat orang berkumpul di kamar inap Yadi. Semua orang memiliki buah pemikiran mereka sendiri. Arsaka diam-diam mencuri pandang pada istri kecilnya lalu perlahan-lahan melarikan pandangan pada Yusti yang sedang menunggu penjelasan baik darinya ataupun Tantri. "Sebenarnya tadi itu saya sudah mengetuk pintu. Tapi tidak ada jawaban. Melihat Bi Yusti dan Pak Yadi masih sama-sama terlelap, saya tidak berani membangunkan kalian. Jadi, saya memutuskan meletakkan makanan di atas meja. Setelah itu saya juga ingin meminta maaf karena kami diam-diam mencuri dengar apa yang tadi kalian bicarakan. Untuk yang terakhir ini memang kami akui kami sudah kelewat batas. Tolong maafkan kami, Bi Yusti." Arsaka membela sang istri di garda depan agar tak mendapat amukan Yusti yang sedari tadi memberengut kesal. "Tapi kan kalian ini sudah sama-sama dewasa, masa iya ada orang tua lagi bicara serius eh malah kalian nguping? Malu ah sama umur," Yusti masih terlihat merajuk.Yadi yang ada di sebelahnya tertawa

  • Istri Pilihan Mama   Sejak Kapan?

    Kedua mata Arsaka membola. Ia sudah membayangkan yang tidak-tidak. Ia begitu khawatir dan juga panik kalau sampai aksinya saat ini tertangkap basah oleh pasangan paruh baya di sekelilingnya. Eh tunggu dulu? Memangnya mereka adalah pasangan kekasih? Astaga! 'Fokus, Saka! Fokus! Nggak usah mikirin hal lain. Lebih baik kamu berdoa supaya bisa tetap aman dan bisa cepat kabur dari sini. Bi Yusti, aku mohon tolong jangan bangun dulu,' ucap Arsaka dalam hati seraya menyemangati diri sendiri supaya situasi tetap aman terkendali.Entah semesta merestui niat baiknya atau tidak. Bukan Yusti yang membuka mata atau menangkap basah dirinya di ruangan itu, melainkan pasien yang terbaring lemah bernama Yadi yang kini membuka mata. Pandangan Yadi sepertinya masih blur dan pria itu sedang berusaha sekuat tenaga beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Hal itu dimanfaatkan oleh Arsaka untuk berjongkok dan berjalan mengendap-endap hingga pintu keluar. Sumpah demi apa pun, Arsaka tidak pernah melakuka

  • Istri Pilihan Mama   Gawat! Bagaimana Ini?

    Selang infus masih terpasang di punggung tangan Yadi. Yusti menatap iba pada lelaki yang seringkali ia maki jika mereka berjumpa. Dan sekarang ia merasakan kesepian sepertinya ada yang kurang di dalam hatinya.Bukan ini yang Yusti inginkan. Ia ingin melihat Yadi dalam keadaan baik-baik saja. Walau kata dokter barusan Yadi akan baik-baik saja usai mendapatkan penanganan, hal itu tidak lantas membuat kecemasannya mereda. Ia masih tetap merasakan hal itu mengganggu ketenangan jiwanya. "Yadi, ayo bangun! Kamu nggak kangen berantem sama aku? Kalau kamu berani sama aku, ayo ladeni kata-kataku! Jangan cuma tidur terus! Payah ah kamu, masa begitu saja kamu belum bangun juga. Ayo bangun! Kita lanjutkan perseteruan kita lagi dan lagi," tantang Yusti sambil menahan tangis. Air matanya kembali tumpah membasahi pipi. Ia kesal sekali. Menurutnya, ia bukan tipikal wanita yang cengeng. Tapi kenapa ia malah menangis hanya karena ini? "Ayo bangun, Yadi! Katanya kamu mau nikah sama aku? Jadi apa ngga

  • Istri Pilihan Mama   Permintaan Bibi

    Arsaka diam. Pria itu bergeming di posisinya. Ia melirik sekilas ke arah Yadi. Tak lama kemudian Arsaka menghela napas panjang sebelum berucap pada sang mantan. "Silakan lakukan apa pun yang kamu mau. Aku nggak akan menghentikan atau melarang kamu untuk menyakiti dirimu sendiri. Kalau kamu sakit, yang rugi itu bukan aku. Melainkan kamu. Sekarang kamu mau melakukan apa pun, semuanya juga akan kembali ke kamu. Kamu sudah dewasa dan bisa berpikir jernih. Kalau kamu merasa menyakiti diri sendiri akan menjadi jalan terbaik untuk kamu, ya itu hak kamu. Kamu dan aku sudah tidak seperti dulu. Kamu adalah kamu. Dan aku adalah aku dengan seseorang yang telah menjadi masa depanku. Sekarang yang bisa aku katakan ke kamu adalah berhentilah bersandiwara! Kamu adalah seorang artis dan model. Tidak bersamaku tidak akan membuat kamu menderita atau merugi. Seharusnya kamu bersyukur karena sudah tidak lagi berhubungan dengan aku. Kamu bisa mencari atau menemukan seseorang yang jauh lebih tepat darip

  • Istri Pilihan Mama   Ancaman Sang Mantan

    Tepat sebulan setelah kejadian di mana Tantri dilamar secara pribadi dan mendadak oleh Arsaka, saat ini kedua insan manusia yang sempat dijodohkan oleh Mona beberapa bulan lalu duduk bersisian di hadapan sang penghulu."Nak Arsaka sudah siap?" tanya sang penghulu sebelum memulai prosesi ijab kabul."Saya siap, Pak," tegas Arsaka tanpa ragu."Wah pengantin laki-lakinya sudah nggak sabaran rupanya menjadi suami sah dari Mbak Tantri! Kalau begitu tanpa mengulur waktu lagi, mari kita mulai prosesi pengucapan janji suci antara Mas Saka dan Mbak Tantri!" ajak sang penghulu yang berusaha mencairkan suasana yang sempat terasa kaku di sekelilingnya.Dan dimulailah pengucapan ijab kabul…Arsaka mengucap janji suci pernikahan dengan tegas, lantang dan "Bagaimana saksi? Sah?" tanya bapak penghulu pada para saksi yang duduk mendampingi sepasang pengantin tersebut. "Sah!" pekik para saksi dengan penuh semangat. Arsaka melirik Tantri yang ada di sampingnya yang kini tersipu malu usai mendengar pe

  • Istri Pilihan Mama   Kita Nikah Bulan Depan!

    "Lepaskan ibuku!" teriak Arsaka sambil mendorong tubuh Debora hingga terjatuh di paving block. BruggSuara tubuh wanita itu "Aaaakkh, sakit!" Debora meringis kesakitan. Ia mengangkat tangannya meminta pertolongan suaminya. "Papa, tolong!" Guntur yang merasa bersalah usai mendengar pengakuan Mona hanya bisa diam dan perlahan-lahan membantu istrinya untuk bangun dari posisi memalukan itu."Papa, jangan tinggal diam! Mereka berdua sudah melakukan kejahatan sama Mama. Ayo buruan lapor polisi, Papa!" Debora mengemis iba pada Guntur. Ia mencoba mengompori sang suami agar mau menuruti permintaannya. Bukan ekspresi marah yang kini terlihat di wajah Guntur. Wajahnya masih menunjukkan perasaan bersalah pada semua orang yang ada di sekelilingnya terutama pada gadis cantik yang diakui Mona sebagai calon menantu."Apakah benar kamu adalah anaknya Sekar?" tanya Guntur usai membantu sang istri berdiri di sampingnya dengan lebih baik. Ia melepaskan gelayutan tangan Debora dan mendekati Tantri. "

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status