Share

Titik Balik

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 16:52:34

Saat terbangun pagi ini Kanya sudah merasa jauh lebih baik. Semalam Davva menemaninya di kamar sampai Kanya tertidur. Davva meyakinkan jika posisi Kanya aman bersamanya. Kanya tidak perlu takut lagi. Barulah Kanya bisa memejamkan mata sampai pagi. Kanya tidak tahu entah jam berapa lelaki itu keluar dari kamarnya.

Kanya kemudian turun dari tempat tidur, menghabiskan sepuluh menit di kamar mandi dan setelahnya keluar.

Harumnya aroma kopi terhirup oleh hidung Kanya ketika kakinya menapak di lantai ruang tengah. Tidak ada sekat antara ruang tersebut dengan ruang belakang sehingga jenis aroma apapun akan mudah menguar dan menyebar ke bagian manapun di tempat itu.

Kanya mengayun langkah pelan menuju ruang belakang. Ia tertegun saat melihat Davva sedang sibuk menyiapkan minuman yang berkemungkinan untuk mereka berdua. Cukup lama ia berdiri di sana sampai Davva menegurnya.

“Udah bangun?” Davva tersenyum saat menyadari kehadiran Kanya.

Kanya membalas dengan lengkungan bibirnya dan tetap berdir
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Hamil

    Seharian itu berita tentang Kanya yang tertangkap gara-gara masalah prostitusi menjadi perbincangan hangat antara Aline dan mertuanya. Mereka sama sekali tidak menyangka jika Kanya adalah seorang wanita tuna susila."Makanya dari awal Mama nggak setuju Raven menikah dengan dia. Mama maunya sama perempuan yang jelas asal usulnya dan berasal dari keluarga terhormat. Sekarang terbukti kan kalau dia bukan perempuan baik-baik?” Marissa berceloteh panjang, puas karena pada akhirnya Kanya benar-benar tersingkir dari hidup Raven.“Aku juga nggak nyangka kalau dia kayak gitu, Ma. Coba deh Mama lihat wajahnya lugu kayak gitu. Tapi ternyata aslinya …” Aline mengembangkan kedua tangan sambil bergidik dengan ekspresi jijik.Marissa geleng-geleng kepala. Entah bagaimana tanggapan putranya setelah mengetahui kabar itu. Raven mungkin syok begitu tahu perempuan yang selalu dibelanya ternyata tidaklah sebaik kelihatannya.“Nanti Mama akan minta Raven untuk menceraikan dia. Mama nggak sudi punya menantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Istri Pesanan CEO   Kejutan Untuk Raven

    Kanya sulit untuk mempercayai kenyataan bahwa saat ini dirinya sedang berbadan dua. Sampai Davva meminta agar dokter yang memberitahu langsung padanya.“Tapi saya kan sedang haid, Dok, jadi bagaimana mungkin saya bisa hamil?” tanya Kanya kebingungan.“Ibu bukan haid, tapi mengalami pendarahan, oleh sebab itu Ibu harus banyak beristirahat dan hindari kegiatan atau aktivitas fisik yang berat.”Setelah ahlinya yang langsung menjelaskan barulah Kanya percaya. Hanya saja Kanya mulai kebingungan, apa yang harus dikatakannya pada Raven?“Dimakan dulu, Nya.”Lamunan Kanya pergi begitu saja ketika Davva masuk ke kamar membawa nampan berisi sepiring nasi serta satu gelas air putih. Ada juga plastik cetik berisi obat-obatan yang harus Kanya konsumsi.Kanya memandang hampa. Selera makannya menguap tersedot oleh kebingungan yang saat ini meliputinya.“Kok malah ngelamun? Kamu nggak lupa kan kalau dokter menyuruh jangan banyak pikiran dan harus rajin minum obat? Kandungan kamu tuh lemah, Nya. Atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri Pesanan CEO   Ternyata Kamu Seorang Pecundang

    Raven menggenggam erat ponsel yang diberikan ibunya. Kemudian mata pria itu mulai menekuri layar dan membaca berita yang disajikan di sana.Beberapa detik kemudian Raven mengangkat wajahnya. Adam's apple-nya bergerak-gerak bersama dengan rautnya yang berganti tegang. Ternyata begitu banyak yang terjadi selama dirinya pergi. Padahal menurut Raven ia pergi tidak begitu lama.“Tahu sendiri kan kenapa Mama melarang kamu marah pada Aline? Aline nggak salah apa-apa. Tapi perempuan sialan itu yang keparat. Dari awal firasat Mama udah nggak enak. Mama nggak yakin kalau dia perempuan baik-baik, tapi kamu keras kepala.”Raven terdiam saat Marissa mulai mengomelinya. Saat ini Raven merasa hancur mengetahui perbuatan yang dilakukan oleh istri kecilnya. Sedikit pun Raven tidak memiliki firasat jika Kanya akan melakukan hal senista itu. Tidak ada tanda-tanda jika Kanya adalah perempuan binal. Secara kasat mata Kanya terlalu sempurna.“Ma, rasanya Kanya nggak mungkin ngelakuin itu. Dia perempuan bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri Pesanan CEO   Cemburu

    Davva mengikuti langkah panjang Kanya setelah meninggalkan tatapan tajam di wajah Raven. Ia menyumpah di dalam hati betapa bajingannya lelaki itu. Davva bisa merasakan betapa hancurnya hati Kanya begitu mendapat penolakan frontal dari suaminya sendiri. Davva masuk ke mobil setelah Kanya lebih dulu masuk ke sana. Davva menyetir dalam diam sedangkan di sebelahnya Kanya terisak. Ia sudah mencoba sekuat daya agar tidak menangis. Tapi Kanya hanyalah seorang manusia biasa.Tangisan Kanya tidak berhenti hanya sampai di mobil. Setibanya di apartemen Davva Kanya langsung melarikan diri ke kamar dan menangis di sana. Davva hanya diam menyaksikan semua itu. Awalnya Davva ingin mengetuk pintu. Namun langkahnya terhenti. Kanya pasti butuh waktu untuk sendiri. Nanti setelah tenang Davva akan menemuinya.Di dalam kamar Kanya tergugu dalam tangis hingga berjam-jam sampai akhirnya perempuan itu tertidur. Kanya terbangun dengan mata bengkak dan menyadari ruangan sudah gelap gulita.Ternyata sudah mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri Pesanan CEO   Memburuknya Hubungan Raven dan Aline

    Seharian ini Kanya disibukkan oleh aktivitas di butik. Mereka bersiap-siap untuk acara peragaan busana yang sedianya diselenggarakan nanti malam.Wanda sebagai pemilik Queen Boutique betul-betul mendapuk Kanya sebagai utusan dari butik mereka. Perempuan itu tidak hanya mengajarkan Kanya caranya berlenggak-lenggok di catwalk. Namun juga menumbuhkan kepercayaan diri Kanya. “Saya nggak pede, Bu, gimana kalau nanti kesandung? Gimana kalau penampilan saya nggak bagus? Gimana kalau saya malu-maluin?” Berbagai pengandaian Kanya ajukan.Dan sama seperti sebelum-sebelumnya Wanda meyakinkan kalau Kanya pasti bisa. Kanya tidak kalah dari yang lainnya. Kanya adalah perempuan yang hebat. Kanya tidak hanya bisa merancang tapi juga memeragakan hasil rancangannya.“Bener tuh yang dibilang Mama,” kata Davva menimpali. “Kamu nggak usah mikirin soal tinggi badan segala macam. Setiap pribadi itu unik dan nggak bisa disamaratakan.”Kanya tersenyum. Davva dengan aura positifnya seakan ikut menularkan ener

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Istri Pesanan CEO   I'm So Fucking Happy For You

    Raven dan Aline akhirnya tiba di tempat yang dituju. Tadi keduanya menghabiskan sisa perjalanan dalam diam. Begitu pun ketika turun dari mobil mereka berjalan sendiri-sendiri membawa langkah kaki masing-masing. Barulah ketika hampir memasuki ruangan Aline merapat pada Raven. Aline mengaitkan tangan ke lengan Raven dan menebar senyum pada siapa pun yang berpapasan dengannya. Sedangkan Raven tampak menjahit mulut. Mood-nya yang amat sangat buruk semakin parah setelah pertengkaran di mobil tadi.Malam itu Aline terlihat begitu penuh percaya diri. Jujur saja perempuan tersebut semakin cantik dengan one shoulder dress berwarna mustard yang saat ini dikenakannya sehingga mengekspos dengan jelas area pundak dan lehernya. Tinggi tubuhnya pun hampir menyamai Raven berkat wedges berwarna senada dengan dress yang malam itu dipakainya.Raven dan Aline duduk di tempat yang disediakan. Lebih tepatnya di barisan front row. Baru beberapa menit mereka di sana, lampu runway pun menyala.Para penonton d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Istri Pesanan CEO   Yang Di Sini Bahagia, Di Sana Merana

    Kanya merebahkan punggungnya ke sandaran jok. Ia menghela napas dalam-dalam dan mengisi paru-parunya dengan udara baru. Peristiwa yang dialaminya tadi membuat dadanya menjadi sesak. Bukan karena kemenangannya melainkan karena peristiwa perkelahian Raven dan Davva tadi. Perkelahian kedua lelaki itu sempat menjadi pusat perhatian orang-orang. Beruntung Kanya segera membawa Davva pergi dari tempat itu.“Kanya …,” panggil Davva pelan.Kanya lalu menoleh ke arah Davva. “Iya, Dav?"“Yang tadi jangan dipikirin, jangan diambil hati. Kamu nggak akan menjadi rendah hanya karena ucapan orang tadi,” kata Davva menasehati menghibur Kanya. Walau bagaimanapun ucapan Raven merupakan hinaan paling menyakitkan bagi seorang wanita. Apalagi Raven bukan orang asing namun suami Kanya sendiri. Sakitnya mungkin tidak akan separah itu jika Raven adalah orang yang tidak Kanya kenal.Kanya tersenyum getir. Hinaan tadi memang membuatnya sangat sakit, tapi Kanya pastikan Raven akan menyesal karena sudah mengucapk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Istri Pesanan CEO   Mencari Kanya

    Raven terbangun karena dering keras dari ponselnya. Begitu membuka mata di saat itulah dirinya menyadari jika ia berada bukan di rumahnya bersama Aline, melainkan rumah Kanya.Mengulurkan tangan untuk menjangkau ponsel, Raven melihat nama sang istri di layar. Entah mengapa hal tersebut membuat Raven merasa sangat kesal. Raven merasa Aline seakan sedang mengekangnya, memata-matai ke manapun Raven pergi.Raven putuskan untuk mereject panggilan tersebut dan mematikan ponselnya. Setelah meletakkan kembali Raven berniat melanjutkan tidurnya. Namun begitu matanya tanpa sengaja bertemu dengan jam di dinding, ia terkesiap. Ternyata hari sudah pagi. Sudah saatnya beraktivitas. Banyak yang harus dilakukannya hari ini.Menyingkirkan kantuk, Raven lantas turun dari ranjang. Hal pertama yang dilakukannya adalah masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya di sana. Raven menghela napas panjang ketika tanpa sengaja momen-momen mandi bersama dengan Kanya melintas di depan matanya.Setelah mandi, Rav

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Happy Ending

    Raven termangu sekian lama sambil memandang nanar cincin yang diberikan Kanya langsung ke telapak tangannya.“Nggak bisa begitu, Nya. Kamu nggak bisa membatalkan pernikahan kita hanya karena Qiandra terbukti sebagai anak Davva. Kita sudah merencanakan semua ini dengan matang. Undangan sudah dicetak, gedung sudah di-booking, belum lagi yang lainnya,” tukas Raven tidak terima. Ini bukan hanya semata-mata perihal persiapan pernikahan, melainkan tentang perasaannya pada Kanya. Ia tidak rela melepas Kanya justru setelah perempuan itu berada di genggamannya.“Rav, mengertilah, aku nggak bisa,” jawab Kanya putus asa. Entah bagaimana lagi caranya menjelaskan pada Raven bahwa dirinya benar-benar tidak bisa melanjutkan hubungan mereka.“Kamu minta aku untuk mengerti kamu, tapi apa kamu mengerti aku? Alasan kamu nggak jelas. Kenapa baru sekarang kamu bilang nggak bisa menikah denganku? Kenapa bukan dari sebelum-sebelumnya? Kenapa setelah kedatangan Davva? Semua ini terlalu lucu untuk disebut hany

  • Istri Pesanan CEO   Cinta Saja Tidak Cukup

    Waktu saat ini menunjukkan pukul satu malam waktu Indonesia bagian barat, tapi tidak sepicing pun Kanya mampu memejamkan matanya. Adegan demi adegan tadi siang terus membayang. Saat ia bertemu dengan Davva, bicara berdua dari hati ke hati, serta mengungkapkan langsung kegalauannya pada laki-laki itu. Dan Davva dengan begitu bijak menjawab saat Kanya menanyakan apa ia harus memikirkan lagi hubungannya dengan Raven.“Aku rasa aku butuh waktu untuk mengkaji ulang hubungan dengan Raven. Aku nggak mau gagal lagi seperti dulu. Menurut kamu gimana kalau misalnya aku menunda atau membatalkan pernikahan itu?”Davva terlihat kaget mendengar pertanyaan Kanya. Ia memindai raut Kanya dengan seksama demi meyakinkan jika Kanya sungguh-sungguh bertanya padanya. Dan hasilnya adalah Davva melihat keraguan yang begitu kentara di wajah Kanya.“Aku bingung, aku nggak mau gagal lagi.” Kanya mengucapkannya sekali lagi sambil menatap Davva dengan intens.“Follow your heart, Nya. Ikuti apa kata hatimu. Dan ja

  • Istri Pesanan CEO   Kesadaran Yang Menghampiri

    Kanya tersentak ketika mendengar ketukan di depan pintu. Pasti itu Raven yang datang, pikirnya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bukan karena mereka ada masalah, tapi karena Kanya sedang butuh waktu untuk sendiri.Mengayunkan langkah ke depan, Kanya membuka pintu. Tubuhnya membeku seketika begitu mengetahui siapa yang saat ini berdiri tegak di hadapannya. Bukan Raven seperti yang tadi menjadi dugaannya, tapi ...“Dav ...”Davva membalas gumaman Kanya dengan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.“Aku baru tahu semuanya dari Raven. Aku minta maaf karena waktu itu ninggalin kamu. Aku nggak tahu kalau kamu hamil anak kita,” bisik Davva pelan penuh penyesalan.“Kamu nggak salah, Dav, aku yang salah. Aku pikir Qiandra anak Raven,” isak Kanya dalam dekapan laki-laki itu.Kenyataan bahwa Qiandra adalah darah daging Davva membuat Kanya begitu terpukul. Beberapa hari ini ia merenungi diri dan menyesali betapa bodoh dirinya yang tidak tahu mengenai hal tersebut.

  • Istri Pesanan CEO   Pulang

    Davva menegakkan duduknya lalu memfokuskan pendengarannya pada Raven yang menelepon dari benua yang berbeda dengannya.“Sorry, Rav, ini kita lagi membicarakan siapa? Baby girl apa maksudnya?” Davva ingin Raven memperjelas maksud ucapannya. Apa mungkin Raven salah orang? “Ini aku Davva. Kamu yakin yang mau ditelepon Davva aku? Atau mungkin Davva yang lain tapi salah dial?”“Aku nggak salah orang. Hanya ada satu Davva yang berhubungan dengan hidupku dan Kanya, yaitu kamu," tegas Raven.Perasaaan Davva semakin tegang mendengarnya, apalagi mendengar nada serius dari nada suara Raven.“Jadi maksudnya baby girl apa? Kenapa kasih selamat sama aku?” tanya Davva tidak mengerti. Justru seharusnya Davvalah yang menyampaikan ucapan tersebut pada Raven karena dialah yang berada di posisi itu.“Aku tahu semua ini nggak akan cukup kalau hanya disampaikan melalui telepon. Ceritanya panjang. Tapi aku harus bilang sekarang kalau Qiandra adalah anak kandung kamu, Dav. Dia bukan darah dagingku. Hasil tes

  • Istri Pesanan CEO   Karena Darah Lebih Kental Daripada Air

    Kanya mengajak Raven keluar dari ruangan dokter. Mereka tidak mungkin berdebat apalagi sampai bertengkar di sana.“Jawab pertanyaanku, Nya, siapa bapak anak itu?” Raven kembali mendesak setelah mereka tiba di luar.Kanya menggelengkan kepala. Bukan karena tidak tahu, tapi juga akibat syok mendapati kenyataan yang tidak disangka-sangka.“Jadi kamu nggak tahu siapa bapak anak itu? Memangnya berapa banyak lelaki yang meniduri kamu, Nya?” Kanya membuat Raven hampir saja terpancing emosi.“Jangan pernah menuduhkku sembarangan, Rav! Aku bukan perempuan murahan yang akan tidur dengan laki-laki sembarangan! Aku masih punya harga diri,” bantah Kanya membela diri.“Tapi hasil tes itu nggak mungkin berbohong, Kanya!” ucap Raven gregetan. “Ini rumah sakit internasional, tenaga medis di sini juga profesional. Mereka nggak akan mungkin salah menentukan hasil tes. Jangan kamu pikir mamaku yang mengacaukan agar hasilnya berbeda. Ini kehidupan nyata, Kanya, bukan adegan sinetron!”Suara tinggi Raven m

  • Istri Pesanan CEO   Hasil Tes DNA

    “Kanya, aku rasa sudah saatnya kita lakukan tes DNA. Aku nggak mau menunggu lagi. Aku nggak bisa melihat kamu mengurus anak-anak kita sendiri.”Kanya menolehkan kepalanya kala mendengar ucapan Raven.Hari ini baby Qiandra berumur satu bulan. Kanya sudah sejak lama pulang dari rumah sakit. Kondisinya pasca persalinan juga sangat baik.Setelah saat itu Raven datang ke rumah sakit, Davva pergi tiba-tiba. Padahal Raven ingin mengucapkan terima kasih padanya.“Siang ini aku harus pulang ke NY, Nya.” Itu alasan Davva saat Kanya menelepon menanyakan keberadaannya.“Tapi kenapa kamu pergi nggak bilang aku dulu?”“Maaf banget ya, Nya, aku ada panggilan mendadak dan nggak sempat bilang ke kamu.”Setelah hari itu Kanya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Davva. Davva sibuk dengan pekerjaannya, Kanya juga sedang menikmati hari-harinya memiliki buah hati yang baru.“Kanya! Gimana?” tegur Raven meminta jawaban lantaran Kanya tidak menjawab.“Harus banget ya tes DNA itu?” Kanya masih merasa keber

  • Istri Pesanan CEO   Tahu Diri

    Pria itu baru saja keluar dari mobil lalu menarik langkah cepat. Ia mengangguk sepintas pada seseorang saat berpapasan. Entah siapa orang itu tidak terekam di benaknya. Ia hanya ingin segera tiba secepatnya di kamar lalu beristirahat sepuasnya.Smart lock kamarnya berbunyi kecil saat mendeteksi kesesuaian. Pintu kamar pun terbuka.Raven—lelaki itu langsung masuk. Begitu melihat hamparan kasur ia langsung menghambur. Hari ini begitu melelahkan. Pertemuan serta dengar pendapat dengan pemerintah daerah tadi siang berlangsung dengan alot. Pemerintah setempat memberi banyak tuntutan yang kurang masuk akal kepada para pengusaha yang sebagian besar tidak bisa mereka penuhi.Tatapan Raven berlabuh pada benda seukuran telapak tangan yang terselip di antara bantal. Ternyata Raven lupa membawa ponselnya yang ternyata berada dalam keadaan mati.Sambil berbaring Raven menyalakannya. Beberapa detik kemudian setelah mendapat sinyal, notifikasinya berdenting. Raven terkesiap ketika membaca pesan dari

  • Istri Pesanan CEO   Segalanya Untuk Kanya

    Sedikit pun tidak terlintas di pikiran Kanya bahwa dirinya akan menghadapi hal menakjubkan di dalam hidupnya, yaitu melakukan persalinan sendiri tanpa bantuan tenaga medis dan terjadi di tempat yang sama sekali tidak disangka-sangka.Setelah melahirkan di toilet SPBU ditemani Davva, Kanya mendapat pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Cerita tentang persalinan di toilet tersebut menjadi buah bibir di sekitar tempat itu, tapi untung tidak sampai viral, karena Kanya tidak ingin populer dengan cara tersebut.Setelah proses observasi, saat ini Kanya berada di ruang rawat. Kondisi Kanya masih terlihat lemah karena kehilangan banyak energi. Tapi perasaan bahagia yang begitu dalam menyelimuti hatinya melihat bayi perempuan yang dilahirkannya begitu sehat, normal, serta lengkap seluruh organ tubuhnya. Bayi mungil itu saat ini berada di dalam box yang diletakkan di samping tempat tidur Kanya.Monic begitu gembira karena pada akhirnya keinginan anak itu untuk memiliki adik perempuan m

  • Istri Pesanan CEO   Melahirkan Anakmu Bersamamu

    “Kanya, maaf sekali, aku nggak bisa menemani kamu lahiran.”Kanya yang saat itu sedang menyesap juice apel refleks memandang ke arah Raven kala mendengar ucapan laki-laki itu. Bagaimana tidak, mereka sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bahkan Raven sudah mem-booking rumah sakit terbaik untuk proses persalinan Kanya. Lalu dengan seenaknya sekarang Raven mengatakan tidak bisa.Raven mengangkat tangan sebagai isyarat bahwa ia akan menjelaskan alasannya pada Kanya sebelum perempuan itu mengajukan aksi protes.“Aku baru mendapat telepon dari asistenku di daerah. Dia bilang ada undangan untuk pertemuan dari pemerintah daerah setempat, dan itu nggak bisa diwakilkan. Bukan hanya aku tapi semua pengusaha sawit yang berada di sana,” jelas Raven menyampaikan alasannya.Kanya memahami argumen Raven. Dalam hal ini ia tidak boleh egois dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia juga harus mendukung karir Raven.“Nggak apa-apa, Rav, pergilah,” jawab Kanya merelakan.Raven memindai wajah Kanya, mencoba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status