Share

Pelukan Kedua

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 14:03:59

Davva membuka pintu apartemennya dan menyilakan Kanya masuk. Namun Kanya tertegun di tempat dan hanya berdiri di sana.

Davva sudah berjalan beberapa langkah ketika menyadari Kanya tidak berada di sebelahnya. Lelaki itu memandang ke belakang dan melihat Kanya berdiri bagai patung.

“Kanya, ayo!” panggilnya agar perempuan itu mendekat.

Terbangun dari ketermanguan, Kanya menggerakkan kaki berjalan menghampiri Davva yang berada beberapa meter di depannya.

Apartemen Davva sangat luas. Bahkan menurut Kanya terlalu lapang untuk dihuni sendiri. Tentang Davva yang tinggal sendiri di sana Kanya ketahui dari Wanda.

“Duduk bentar ya, aku ambilin air minum dulu.” Davva mengembangkan tangan menunjuk sofa.

Selagi Davva ke belakang, Kanya menanti sendiri dengan pikiran melayang ke mana-mana. Pada kejadian tadi yang hampir saja menodainya. Pada Raven yang jauh di daerah sana.

Sebuah pertanyaan tumbuh di hati Kanya. Apa seharian ini Raven ada menghubunginya? Apa orang-orang di rumah tidak bertanya-tanya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   Titik Balik

    Saat terbangun pagi ini Kanya sudah merasa jauh lebih baik. Semalam Davva menemaninya di kamar sampai Kanya tertidur. Davva meyakinkan jika posisi Kanya aman bersamanya. Kanya tidak perlu takut lagi. Barulah Kanya bisa memejamkan mata sampai pagi. Kanya tidak tahu entah jam berapa lelaki itu keluar dari kamarnya.Kanya kemudian turun dari tempat tidur, menghabiskan sepuluh menit di kamar mandi dan setelahnya keluar.Harumnya aroma kopi terhirup oleh hidung Kanya ketika kakinya menapak di lantai ruang tengah. Tidak ada sekat antara ruang tersebut dengan ruang belakang sehingga jenis aroma apapun akan mudah menguar dan menyebar ke bagian manapun di tempat itu.Kanya mengayun langkah pelan menuju ruang belakang. Ia tertegun saat melihat Davva sedang sibuk menyiapkan minuman yang berkemungkinan untuk mereka berdua. Cukup lama ia berdiri di sana sampai Davva menegurnya.“Udah bangun?” Davva tersenyum saat menyadari kehadiran Kanya.Kanya membalas dengan lengkungan bibirnya dan tetap berdir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Istri Pesanan CEO   Hamil

    Seharian itu berita tentang Kanya yang tertangkap gara-gara masalah prostitusi menjadi perbincangan hangat antara Aline dan mertuanya. Mereka sama sekali tidak menyangka jika Kanya adalah seorang wanita tuna susila."Makanya dari awal Mama nggak setuju Raven menikah dengan dia. Mama maunya sama perempuan yang jelas asal usulnya dan berasal dari keluarga terhormat. Sekarang terbukti kan kalau dia bukan perempuan baik-baik?” Marissa berceloteh panjang, puas karena pada akhirnya Kanya benar-benar tersingkir dari hidup Raven.“Aku juga nggak nyangka kalau dia kayak gitu, Ma. Coba deh Mama lihat wajahnya lugu kayak gitu. Tapi ternyata aslinya …” Aline mengembangkan kedua tangan sambil bergidik dengan ekspresi jijik.Marissa geleng-geleng kepala. Entah bagaimana tanggapan putranya setelah mengetahui kabar itu. Raven mungkin syok begitu tahu perempuan yang selalu dibelanya ternyata tidaklah sebaik kelihatannya.“Nanti Mama akan minta Raven untuk menceraikan dia. Mama nggak sudi punya menantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Istri Pesanan CEO   Kejutan Untuk Raven

    Kanya sulit untuk mempercayai kenyataan bahwa saat ini dirinya sedang berbadan dua. Sampai Davva meminta agar dokter yang memberitahu langsung padanya.“Tapi saya kan sedang haid, Dok, jadi bagaimana mungkin saya bisa hamil?” tanya Kanya kebingungan.“Ibu bukan haid, tapi mengalami pendarahan, oleh sebab itu Ibu harus banyak beristirahat dan hindari kegiatan atau aktivitas fisik yang berat.”Setelah ahlinya yang langsung menjelaskan barulah Kanya percaya. Hanya saja Kanya mulai kebingungan, apa yang harus dikatakannya pada Raven?“Dimakan dulu, Nya.”Lamunan Kanya pergi begitu saja ketika Davva masuk ke kamar membawa nampan berisi sepiring nasi serta satu gelas air putih. Ada juga plastik cetik berisi obat-obatan yang harus Kanya konsumsi.Kanya memandang hampa. Selera makannya menguap tersedot oleh kebingungan yang saat ini meliputinya.“Kok malah ngelamun? Kamu nggak lupa kan kalau dokter menyuruh jangan banyak pikiran dan harus rajin minum obat? Kandungan kamu tuh lemah, Nya. Atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri Pesanan CEO   Ternyata Kamu Seorang Pecundang

    Raven menggenggam erat ponsel yang diberikan ibunya. Kemudian mata pria itu mulai menekuri layar dan membaca berita yang disajikan di sana.Beberapa detik kemudian Raven mengangkat wajahnya. Adam's apple-nya bergerak-gerak bersama dengan rautnya yang berganti tegang. Ternyata begitu banyak yang terjadi selama dirinya pergi. Padahal menurut Raven ia pergi tidak begitu lama.“Tahu sendiri kan kenapa Mama melarang kamu marah pada Aline? Aline nggak salah apa-apa. Tapi perempuan sialan itu yang keparat. Dari awal firasat Mama udah nggak enak. Mama nggak yakin kalau dia perempuan baik-baik, tapi kamu keras kepala.”Raven terdiam saat Marissa mulai mengomelinya. Saat ini Raven merasa hancur mengetahui perbuatan yang dilakukan oleh istri kecilnya. Sedikit pun Raven tidak memiliki firasat jika Kanya akan melakukan hal senista itu. Tidak ada tanda-tanda jika Kanya adalah perempuan binal. Secara kasat mata Kanya terlalu sempurna.“Ma, rasanya Kanya nggak mungkin ngelakuin itu. Dia perempuan bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri Pesanan CEO   Cemburu

    Davva mengikuti langkah panjang Kanya setelah meninggalkan tatapan tajam di wajah Raven. Ia menyumpah di dalam hati betapa bajingannya lelaki itu. Davva bisa merasakan betapa hancurnya hati Kanya begitu mendapat penolakan frontal dari suaminya sendiri. Davva masuk ke mobil setelah Kanya lebih dulu masuk ke sana. Davva menyetir dalam diam sedangkan di sebelahnya Kanya terisak. Ia sudah mencoba sekuat daya agar tidak menangis. Tapi Kanya hanyalah seorang manusia biasa.Tangisan Kanya tidak berhenti hanya sampai di mobil. Setibanya di apartemen Davva Kanya langsung melarikan diri ke kamar dan menangis di sana. Davva hanya diam menyaksikan semua itu. Awalnya Davva ingin mengetuk pintu. Namun langkahnya terhenti. Kanya pasti butuh waktu untuk sendiri. Nanti setelah tenang Davva akan menemuinya.Di dalam kamar Kanya tergugu dalam tangis hingga berjam-jam sampai akhirnya perempuan itu tertidur. Kanya terbangun dengan mata bengkak dan menyadari ruangan sudah gelap gulita.Ternyata sudah mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri Pesanan CEO   Memburuknya Hubungan Raven dan Aline

    Seharian ini Kanya disibukkan oleh aktivitas di butik. Mereka bersiap-siap untuk acara peragaan busana yang sedianya diselenggarakan nanti malam.Wanda sebagai pemilik Queen Boutique betul-betul mendapuk Kanya sebagai utusan dari butik mereka. Perempuan itu tidak hanya mengajarkan Kanya caranya berlenggak-lenggok di catwalk. Namun juga menumbuhkan kepercayaan diri Kanya. “Saya nggak pede, Bu, gimana kalau nanti kesandung? Gimana kalau penampilan saya nggak bagus? Gimana kalau saya malu-maluin?” Berbagai pengandaian Kanya ajukan.Dan sama seperti sebelum-sebelumnya Wanda meyakinkan kalau Kanya pasti bisa. Kanya tidak kalah dari yang lainnya. Kanya adalah perempuan yang hebat. Kanya tidak hanya bisa merancang tapi juga memeragakan hasil rancangannya.“Bener tuh yang dibilang Mama,” kata Davva menimpali. “Kamu nggak usah mikirin soal tinggi badan segala macam. Setiap pribadi itu unik dan nggak bisa disamaratakan.”Kanya tersenyum. Davva dengan aura positifnya seakan ikut menularkan ener

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Istri Pesanan CEO   I'm So Fucking Happy For You

    Raven dan Aline akhirnya tiba di tempat yang dituju. Tadi keduanya menghabiskan sisa perjalanan dalam diam. Begitu pun ketika turun dari mobil mereka berjalan sendiri-sendiri membawa langkah kaki masing-masing. Barulah ketika hampir memasuki ruangan Aline merapat pada Raven. Aline mengaitkan tangan ke lengan Raven dan menebar senyum pada siapa pun yang berpapasan dengannya. Sedangkan Raven tampak menjahit mulut. Mood-nya yang amat sangat buruk semakin parah setelah pertengkaran di mobil tadi.Malam itu Aline terlihat begitu penuh percaya diri. Jujur saja perempuan tersebut semakin cantik dengan one shoulder dress berwarna mustard yang saat ini dikenakannya sehingga mengekspos dengan jelas area pundak dan lehernya. Tinggi tubuhnya pun hampir menyamai Raven berkat wedges berwarna senada dengan dress yang malam itu dipakainya.Raven dan Aline duduk di tempat yang disediakan. Lebih tepatnya di barisan front row. Baru beberapa menit mereka di sana, lampu runway pun menyala.Para penonton d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Istri Pesanan CEO   Yang Di Sini Bahagia, Di Sana Merana

    Kanya merebahkan punggungnya ke sandaran jok. Ia menghela napas dalam-dalam dan mengisi paru-parunya dengan udara baru. Peristiwa yang dialaminya tadi membuat dadanya menjadi sesak. Bukan karena kemenangannya melainkan karena peristiwa perkelahian Raven dan Davva tadi. Perkelahian kedua lelaki itu sempat menjadi pusat perhatian orang-orang. Beruntung Kanya segera membawa Davva pergi dari tempat itu.“Kanya …,” panggil Davva pelan.Kanya lalu menoleh ke arah Davva. “Iya, Dav?"“Yang tadi jangan dipikirin, jangan diambil hati. Kamu nggak akan menjadi rendah hanya karena ucapan orang tadi,” kata Davva menasehati menghibur Kanya. Walau bagaimanapun ucapan Raven merupakan hinaan paling menyakitkan bagi seorang wanita. Apalagi Raven bukan orang asing namun suami Kanya sendiri. Sakitnya mungkin tidak akan separah itu jika Raven adalah orang yang tidak Kanya kenal.Kanya tersenyum getir. Hinaan tadi memang membuatnya sangat sakit, tapi Kanya pastikan Raven akan menyesal karena sudah mengucapk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   Saling Memuji

    “Papaaa!!!”Monica berlari kecil saat melihat Davva begitu keluar dari kelas.Davva mengembangkan senyum, lalu membungkukkan badan sambil merentangkan tangan untuk menyambut sang putri. Begitu Monica sampai tepat di hadapannya, Davva langsung menggendong anak itu.“Udah boleh pulang kan?” tanyanya sambil melabuhkan kecupan lembut di pipi sang putri.“Udah, Pa,” jawab Monica singkat sambil membalas kecupan Davva di pipinya.Sambil tetap menggendong Monica, Davva membawa Monica ke mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Davva sengaja memarkirnya di sana—tidak masuk ke parkiran sekolah, agar nanti keluarnya tidak susah, mengingat begitu banyak kendaraan keluar masuk di area sekolah.Setelah menyeberang jalan dan tiba di mobilnya, Davva memasukkan Monica ke dalam mobil.“Papa, Monic senang deh Papa yang jemput Monic ke sekolah.”“Kan tadi Papa udah janji kalau nanti Papa yang bakalan jemput.” Berhubung Davva berhalangan mengantar Monica ke sekolah, maka sebagai gantinya Davva menjanjika

  • Istri Pesanan CEO   Stres

    Menikah hampir tiga tahun lamanya, Kanya dan Davva sudah melakukan banyak cara dan mengupayakan berbagai hal agar bisa memiliki anak atau keturunan. Terserah mau laki-laki atau pun perempuan. Namun sampai saat ini belum satu pun dari usaha tersebut yang membuahkan hasil, padahal ahli medis menyatakan pada keduanya bahwa mereka berada dalam keadaan sehat. Itulah sebabnya Davva sangat menyayangi Monica. Terlepas dari hal tersebut, perasaan Davva pada Monica tetap tidak akan berubah. Baginya anak sambungnya itu tak ubah statusnya bagai anak kandungnya sendiri.Setelah ucapan Kanya tadi Raven termangu di belakang kemudi. Tatapannya lurus dan terfokus pada jalan raya yang dilaluinya. Akan tetapi pikirannya mengembara jauh. Raven mengira-ngira seperti apa kehidupan Kanya saat ini dengan Davva. Apa mereka bahagia? Apa kehidupan pernikahan mereka harmonis? Dan terutama bagi Davva, apa ia bisa menikmati kehidupannya tanpa memiliki anak dari Kanya tapi malah membesarkan anak orang lain?Sementa

  • Istri Pesanan CEO   Berdua Denganmu

    Raven mendekati Kanya, menyentuh dahinya yang menjadi sasaran kenakalan sang putra. Lemparan Ray yang begitu kuat membuat dahi Kanya bengkak. Kepalanya juga pusing dan terasa berdenyut.Kejadian yang menimpa Kanya membuatnya otomatis memindahkan atensi orang-orang. Kanya dibawa ke ruangan guru untuk diobati di sana. “Biar saya saja, Bu,” kata Raven pada guru yang akan mengompres dahi Kanya. Raven mengambil alih. Dikompresnya dahi Kanya pelan-pelan.Kanya meringis, tangannya refleks mencekal pergelangan Raven.“Sakit?” tanya Raven melihat ringisan Kanya.Kanya mengangguk dengan perlahan. Kanya tidak habis pikir bagaimana mungkin anak seusia Ray bisa melakukan tindakan seperti tadi.“Maafin Ray ya, Nya. Dia nggak tahu kamu siapa. Dia memang manja, semua keinginannya harus dituruti, kalau ada yang nggak sesuai dengan hatinya dia akan ngamuk, contohnya seperti tadi. Awalnya dia nggak mau sekolah. Tapi dari pada terus berada di rumah aku pikir sebaiknya disekolahkan, apalagi teman-teman

  • Istri Pesanan CEO   After All These Years

    Keluar dari kamar Wanda, Davva melangkah menuju ruang tamu guna menemui Kanya yang sedang duduk menunggu di sana. Kanya tampak sedang mengawasi Monic bermain. Anak itu tidak betah duduk di pangkuan Kanya. Sedari tadi ia sibuk berjalan ke sana kemari mengeksplor apapun yang menarik perhatiannya.“Nya, ayo ke kamar Mama.”“Kamu udah kasih tahu aku ada di sini?”“Udah, yuk.” Davva kemudian melambaikan tangan pada Monic meminta agar gadis cilik itu mendekat. “Monic! Ayo sini sama Papa, Nak!” Sejak resmi menikahi Kanya, Davva mengajarkan agar anak sambungnya memanggil Papa padanya.Monic berlari kecil menghampiri Davva yang membungkuk sambil merentangkan tangan. Begitu anak itu berada dekat dengannya, Davva langsung membawa ke gendongannya.Jantung Kanya berdegup kencang begitu Davva merangkul punggungnya menuju kamar Wanda. Kanya menyiapkan diri untuk kemungkinan paling buruk termasuk jika nanti Wanda mengusirnya.Dengan Monic berada dalam gendongannya, tangan Davva memutar gagang pintu

  • Istri Pesanan CEO   Merasa Penasaran Tapi Gengsi

    Setelah mereka resmi menikah Davva mengajak Kanya pindah ke rumah. Menurut Davva rumah pribadi meskipun sederhana lebih ideal untuk membangun kehidupan berkeluarga dibandingkan dengan tinggal di apartemen. Davva membeli sebuah rumah yang nyaman untuk mereka bertiga. Ia menyerahkan pada Kanya untuk pemilihan lokasi, model dan tipe rumah beserta interior dan furniture di dalamnya. Davva memperlakukan Kanya bagai ratu sesungguhnya. Bahkan kadang Kanya berpikir semua ini terlalu berlebihan untuknya. Ia merasa tidak pantas untuk semua ini walaupun Davva sudah berkali-kali meyakinkannya bahwa Kanya berhak diperlakukan dengan istimewa.Dering suara ponsel Davva membangunkan Kanya pagi itu.Kanya membuka matanya. Lalu dengan perlahan Kanya menepis tangan Davva yang melingkarinya. Lelaki itu memeluk Kanya dari belakang. Mengangkat tubuh, Kanya menjangkau ponsel suaminya yang tergeletak di nakas. Begitu benda itu berada di tangannya Kanya melihat nama Tante Lilis tertera di sana. Kanya sontak

  • Istri Pesanan CEO   Gaya Bercinta Davva

    Malam semakin tua. Keheningan mulai juga semakin meraja. Namun di kamar mewah itu Davva dan Kanya masih betah membuka mata. Mereka baru saja selesai berdansa dan makan malam bersama sekitar satu jam yang lalu.Saat ini keduanya sama-sama berbaring di atas kasur yang dipenuhi taburan kelopak mawar merah. Tiada sepatah kata pun yang terlontar dari bibir keduanya. Hanya mata keduanya yang berbahasa.Keduanya berbaring miring berhadapan dengan jari-jemarinya Davva membelai wajah Kanya.Kanya tidak menyangka jika jalan hidup akan membawa dirinya pada titik ini. Setelah ditipu dan dijual oleh orang tuanya, Kanya menikah dengan lelaki asing yang tidak dikenalnya. Lalu menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi hingga akhirnya dipersatukan dengan Davva yang menjadi pendamping barunya.“Dav, apa Mama tahu hari ini kita menikah?”Belaian tangan Davva di wajah Kanya melambat saat mendengar pertanyaan istrinya itu.Sehari sebelum menikah Davva mencoba menelepon Wanda tapi tidak dijawab. Davva jug

  • Istri Pesanan CEO   Sah

    Kanya mematut diri di muka cermin memandangi sekujur tubuhnya dari atas kepala hingga bawah kaki.Kalau saja Kanya narsis ia ingin mengatakan betapa jelita dirinya saat ini dengan balutan gaun broken white yang membalut tubuhnya. Layaknya pakaian yang digunakan untuk akad, gaun itu sopan dan tertutup tapi tetap saja tidak mengurangi kecantikan Kanya yang bersumber dari dalam.Pintu ruangan tiba-tiba dibuka dari luar bersamaan dengan munculnya Dita.Gadis itu melangkah ke dalam.“Cantik banget kamu, Nya. Aura pengantinnya keluar,” puji Dita mengomentari penampilan Kanya.Hari ini akhirnya tiba. Hari di mana Davva akan mengikat Kanya dalam ikatan yang suci dan sakral serta sah secara agama maupun negara.Bibir Kanya mengembangkan senyum tipis. Ingatannya lantas terseret mundur pada momen beberapa tahun yang lalu. Saat itu ia menikah dengan Raven dengan suasana yang tidak jauh berbeda dengan saat ini. Pernikahannya dengan Raven kala itu digelar secara tertutup. Sedangkan pernikahan kedua

  • Istri Pesanan CEO   I Choose Him

    Kanya tarik tangannya dari genggaman Raven setelah lelaki itu mengecupnya.Kanya hampir saja goyah dengan segala bentuk cara Raven meyakinkannya. Iya. Kanya percaya jika Raven sungguh-sungguh dengan ucapannya. Tapi yang menjadi masalah adalah terbuat dari apa hati Kanya jika membatalkan pernikahannya dan Davva justru di detik-detik terakhir? Apa Kanya tega menyakiti Davva yang merupakan malaikat penyelamat dalam hidupnya.“Maaf, Rav, pernikahan aku dan Davva nggak bisa dibatalkan lagi.”“Oke. Kalau pernikahan kamu nggak bisa dibatalkan, maka perasaan aku juga nggak bisa dibatalkan. Aku mencintai kamu, Kanya. Apa begitu sulit untuk memahami perasaanku?” ujar Raven gregetan. Raven sudah putus asa. Ia tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi untuk mengubah pendirian Kanya agar membatalkan keputusannya.“Tentang cinta mungkin aku terlalu mentah. Tapi yang kutahu cinta tidak harus saling memiliki,” jawab Kanya bijaksana menirukan ungkapan yang sering digaungkan di kalangan para pencinta

  • Istri Pesanan CEO   Usaha Raven Menggagalkan Pernikahan Kanya

    Kanya dan Raven sudah berada di mobil Raven. Raven menutup rapat-rapat pintunya setelah menyalakan mesin.Raven tidak langsung menyampaikan maksudnya. Yang dilakukannya saat ini adalah memandangi Kanya selama hitungan detik.“Rav, kamu mau bicara apa?” tuntut Kanya karena Raven bergeming dan tidak melepaskan Kanya dari tatapannya.“Aku mau kamu klarifikasi soal tadi.”Kanya mengernyit. “Yang tadi mana?”“Soal pernikahan. Kamu yakin akan menikah lagi?”Jadi hanya untuk itu Raven datang dan mengajaknya bicara berdua?“Aku nggak pernah seyakin dari sekarang, Rav.” Kanya memberi jawaban yang membuat hati Raven patah.“Aku masih nggak percaya kalau kamu mengambil keputusan secepat ini. Aku yakin ini hanya keputusan emosional kamu,” vonis Raven yang masih berharap Kanya akan mengkaji ulang keputusannya lalu membatalkan rencana pernikahannya dengan Davva.“Tahu apa kamu tentang aku?” balas Kanya. Raven bersikap seolah sangat mengenal Kanya lalu dengan mudahnya mengatakan keputusan Kanya adal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status