Share

Sunyi Tanpamu

last update Huling Na-update: 2025-02-02 11:29:30

Kanya mendudukkan diri di sofa ruang tengah. Rasa lelahnya semakin menggurita. Perasaannya tidak terlukiskan dengan kata-kata. Tadi Monica akhirnya tertidur setelah drama panjang yang membuat Kanya nyaris frustasi.

Setelah tahu badan Monica panas Kanya memberi obat peredanya. Tapi Monica menolak untuk meminum obat tersebut. Anak itu memuntahkannya yang membuat Kanya hampir tersulut emosi. Monica memberontak dan tidak mempan dibujuk dengan apapun. Ini adalah di luar kebiasaannya.

“Monic, kenapa obatnya dilepeh, Sayang?” ujar Kanya geregetan.

“Monic nggak mau minum obat kalau nggak sama Papa," jawab Monica dengan mulut mengerucut.

“Tapi Papa kan lagi kerja, gimana mungkin bisa nyuapin Monic?” kata Kanya memberi pengertian. “Ayo kita minum lagi yuk, biar Mama yang suapin obatnya.” Kanya menuang obat berbentuk sirup ke dalam sloki.

Begitu akan menyuapinya ke mulut Monica, anak itu memalingkan muka dengan kuat dan tidak sengaja menyenggol tangan Kanya yang memegang sloki sehingga tumpah me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
thor, sebenernya km tuh mihak sapa sih? kok semua tokoh/ karaktermu ga ada yg happy sih? bikin kecewa..hiks
goodnovel comment avatar
migether
ya kanya ma davva harusnya sudah bahagia.raven ya sudah this is life.
goodnovel comment avatar
Yenni Magdalena
Davva hrs bahagia donk thor..pls update byk2 thor..ceritanya seruu
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Istri Pesanan CEO   Terbawa Suasana

    Mantan pasangan suami istri tersebut saling mengunci dalam tatapan. Ada banyak hal yang ingin mereka sampaikan, tapi hanya mampu terucap di hati masing-masing.Raven berdeham lalu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sebelum kemudian berkata pada Kanya.“Udah malam, Nya, nggak apa-apa kan kalau aku pulang sekarang?”Kanya menganggukkan kepalanya perlahan. Ia tidak mungkin menahan Raven untuk tetap bersamanya meskipun saat ini ia membutuhkan seseorang untuk berbagi dan menghadapi Monica. Kanya khawatir entah bagaimana caranya untuk mengatasi Monica jika nanti anak itu tantrum lagi.“Nanti kalau ada apa-apa dengan Monic dan kamu nggak bisa mengatasinya sendiri, telfon aja aku, hpku stand by dua puluh empat jam,” ucap Raven seakan mengerti apa yang saat ini mengisi pikiran Kanya.Kanya terpaku. Perkataan Raven barusan mengingatkannya pada seseorang yang berlalu dengan tiba-tiba dari hidupnya. Dulu Davva juga sering mengatakan hal yang sama padanya. Kalau ada apa-apa tel

    Huling Na-update : 2025-02-02
  • Istri Pesanan CEO   Dan Terjadi Lagi

    Kanya merasa kepalanya tertimbun bebatuan besar yang beratnya hingga berton-ton. Begitu pun dengan matanya yang terkatup rapat begitu erat bagai diberi perekat. Namun sinar matahari yang menerpa wajahnya membuat Kanya merasa tidak nyaman. Agaknya kemarin ia lupa merapatkan gorden.Begitu berhasil membuka matanya Kanya sontak terperanjat. Ini bukanlah kamarnya atau pun kamar putrinya.Kanya lantas menyipit mereka ulang kejadian sejak hari kemarin. Seketika kesadaran menghantamnya saat menolehkan kepala ke samping. Tampak seorang lelaki sedang berbaring di sebelahnya.“Astaga! Apa yang sudah aku lakukan?”Kanya terkesiap. Irama nafasnya memburu kencang kala menyadari dirinya dan laki-laki itu berada dalam keadaan yang sama. Sama-sama tak berbusana!Kanya meringis mengetahui lelaki itu adalah Raven. Kebodohan apa yang telah mereka lakukan?Perlahan serpihan kejadian semalam berputar pelan tepat di depan mata Kanya. Kemarin saat sedang berdansa dirinya dan Raven berciuman, lalu mereka t

    Huling Na-update : 2025-02-02
  • Istri Pesanan CEO   She Loves Me Not

    “Ibu Kanya sehat, Pak. Monica juga. Sekarang Ibu Kanya sering jalan dengan cowok. Ciri-cirinya tinggi, kulitnya sawo matang, dan pastinya gagah. Dia juga yang sering antar jemput Monica ke sekolah."Pesan itu sudah masuk ke ponsel Davva sejak tadi, tapi Davva baru sempat membacanya sekarang. Pesan tersebut berasal dari Kiki, sekretarisnya yang menetap di Indonesia.Meski sudah pergi jauh meninggalkan Kanya, tapi Davva belum benar-benar meninggalkannya. Ia masih mencaritahu mengenai keberadaan Kanya melalui Kiki. Davva menyuruh Kiki mengabarinya hal apapun mengenai Kanya.Dari ciri-ciri yang dikatakan Kiki, Davva jadi tahu bahwa lelaki yang sedang dekat dengan Kanya dimaksud serta mengantar jemput Monica adalah Raven.Hal itu semakin menguatkan fakta bahwa Kanya masih mencintai Raven.Davva mengembuskan nafas panjang sembari menutup perpesanan.Kenapa melupakan Kanya sesulit itu?Apa lagi yang ia harapkan dari Kanya? Bukankah tujuannya pergi adalah untuk melupakan Kanya dari hidupnya?

    Huling Na-update : 2025-02-03
  • Istri Pesanan CEO   Ditampar

    Kanya mengambil ponsel yang berada dalam tas Dior hitamnya. Dengan tangan gemetar jari-jemarinya menggulir daftar kontak mencari nama Raven. Begitu mendapatkannya Kanya langsung men-dial nomor tersebut.Kanya menempelkan ponsel ke telinganya. Detak jantungnya menghentak dengan begitu kencang menunggu Raven menjawab panggilan darinya.‘Cepat jawab, Rav, angkat hp kamu!’ jerit Kanya di dalam hati karena setelah beberapa kali nada panggil Raven masih belum menjawab panggilan darinya.Sambil menelepon Kanya mondar-mandir sendiri di kamarnya, menandakan betapa gelisah dirinya saat ini.Sampai telinganya panas panggilan masih tak terjawab.“Kamu ke mana sih, Rav? Biasanya kamu paling cepat jawab telfon dari aku. Sekarang saat aku butuh kamu malah ngilang,” dumel Kanya kesal.Kanya meletakkan ponsel setelah usahanya untuk menghubungi Raven berakhir sia-sia. Ia segera mengganti baju. Dalam keadaan panik begini Kanya tidak bisa tinggal diam. Ia harus bertemu dengan Raven secepatnya.Setelah me

    Huling Na-update : 2025-02-03
  • Istri Pesanan CEO   fdggtdfhj

    Tadi setelah menjemput anak-anak ke sekolah Raven mengantarkan Monica pulang ke rumah. Setelahnya barulah membawa Ray pulang ke rumahnya sendiri. Sebenarnya Raven bisa saja menyuruh supir. Akan tetapi Ray yang manja dan keras tidak mau diantar oleh siapa pun selain dengan Raven.Raven berniat akan kembali ke kantor. Di saat yang sama ia melihat ada Kanya dan Marissa. Kanya sedang mencekal tangan Marissa yang terangkat di udara. Hal itu membuat Raven bertanya-tanya, apa yang terjadi? Kenapa Kanya berada di sini?Raven menggegas langkah menghampiri keduanya.“Kanya, kenapa di sini?”Kanya dan Marissa serentak memandang ke arah yang sama. Dengen refleks Kanya melepaskan Marissa dari cekalan tangannya.“Rav, Mama nggak tahu apa salah Mama, tiba-tiba dia datang dan menampar Mama.”Kanya terbelalak mendengar pernyataan Marissa. Bisa-bisanya perempuan itu memutarbalikkan fakta untuk memfitnahnya.“Rav, itu nggak benar. Aku nggak menampar Tante, justru Tante yang menampar aku. Tadi aku mencar

    Huling Na-update : 2025-02-03
  • Istri Pesanan CEO   Satu Permintaan Raven

    Kanya tidak marah ataupun tersinggung oleh ucapan Raven yang mengingatkannya pada asal-usulnya dulu. Lugu, mentah, dan tidak punya apa-apa. Untuk apa marah? Toh, faktanya memang begitu.Dan Kanya masih tidak mengerti pada dirinya sendiri. Dulu sudah tidak terhitung lagi entah sudah berapa kali Raven menyakitinya. Tapi perasaannya pada laki-laki itu bertahan dan mungkin akan abadi.Betul yang dikatakan pepatah. Cinta itu buta sehingga membuat banyak orang kehilangan logika. Percuma saja menasehati orang yang sedang jatuh cinta karena mata mereka buta dan telinga mereka juga tuli.Raven melanjutkan perjalanan mereka setelah keduanya selesai membahas mengenai kehamilan Kanya. “Nggak apa-apa kan, Nya, mengantar aku ke kantor?” tanya Raven begitu mobil yang dikendarainya mulai bergerak di jalan raya.“Nggak apa-apa, tapi mampir bentar di minimarket ya, aku mau beliin susu buat Monic.” Kebetulan susu Monica sudah habis, dan kebiasaan anak itu sebelum tidur, entah tidur siang atau malam ada

    Huling Na-update : 2025-02-04
  • Istri Pesanan CEO   Someone Like You

    Greubel Forsey di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sembilan malam waktu setempat ketika Davva mendengar suara ponselnya.Kala itu Davva baru saja pulang dan masuk ke apartemennya. Ia pikir yang menelepon adalah salah satu temannya. Namun ternyata bukan. Ia mendapati nomor Indonesia tertera di layar gawainya.Mengerutkan dahi, Davva berpikir siapa yang menelepon. Setelah beberapa bulan berada di NY, hanya Kiki yang bolak-balik menghubunginya. Itu pun atas suruhan Davva.Tahu rasa penasarannya tidak akan terjawab jika tidak melakukkan apa-apa, Davva memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.“Halo,” sapanya pelan setelah menempelkan ponsel ke daun telinga.“Dav, ini Tante Lilis.”Davva terdiam sesaat guna meyakinkan pendengarannya. Rasanya ia hampir tidak yakin pada apa yang didengarnya. Setelah sekian lama tidak satu pun dari keluarganya yang menghubungi.“Tante Lilis?” Davva mengulangi.“Jangan bilang kalau kamu lupa sama Tante,” kata suara di seberang saat menangkap rasa ke

    Huling Na-update : 2025-02-04
  • Istri Pesanan CEO   Receh Lu, Rav!

    Pagi ini Davva bangun lebih awal dari pagi-pagi pada hari sebelumnya. Pasalnya ia tidak sendiri di apartemennya. Davva merasa perlu menghargai tamunya. Sebagai orang yang dititipi sesuatu tentu ia harus menjaga titipannya dengan baik. Oleh sebab itu ia menyiapkan sarapan untuk Rintik. Lagi pula Rintik hanya berada satu malam saja di sana. Itu menurut asumsinya.“Lagi bikin apa?” Suara lembut itu memaksa Davva untuk menoleh ke belakang.Memutar tubuhnya, Davva mendapati Rintik berdiri di hadapannya dengan wajah bareface khas bangun tidur. Gadis itu mengenakan piyama dan slipper. Berdiri tidak lebih dari satu setengah meter dengan Davva. Wajahnya memang tidak mirip dengan Kanya. Tapi postur dan gesturnya nyaris serupa.“Hei, udah bangun?” Davva balas menyapa. “As you can see.” Gadis itu menjawab.“Gimana tidurnya semalam?”“Nyenyak, walau agak pusing, mungkin sisa-sisa jetlag-nya masih ada."Davva tersenyum sekilas kemudian mengambil cangkir berisi chamomile tea yang baru saja dibuatny

    Huling Na-update : 2025-02-04

Pinakabagong kabanata

  • Istri Pesanan CEO   Happy Ending

    Raven termangu sekian lama sambil memandang nanar cincin yang diberikan Kanya langsung ke telapak tangannya.“Nggak bisa begitu, Nya. Kamu nggak bisa membatalkan pernikahan kita hanya karena Qiandra terbukti sebagai anak Davva. Kita sudah merencanakan semua ini dengan matang. Undangan sudah dicetak, gedung sudah di-booking, belum lagi yang lainnya,” tukas Raven tidak terima. Ini bukan hanya semata-mata perihal persiapan pernikahan, melainkan tentang perasaannya pada Kanya. Ia tidak rela melepas Kanya justru setelah perempuan itu berada di genggamannya.“Rav, mengertilah, aku nggak bisa,” jawab Kanya putus asa. Entah bagaimana lagi caranya menjelaskan pada Raven bahwa dirinya benar-benar tidak bisa melanjutkan hubungan mereka.“Kamu minta aku untuk mengerti kamu, tapi apa kamu mengerti aku? Alasan kamu nggak jelas. Kenapa baru sekarang kamu bilang nggak bisa menikah denganku? Kenapa bukan dari sebelum-sebelumnya? Kenapa setelah kedatangan Davva? Semua ini terlalu lucu untuk disebut hany

  • Istri Pesanan CEO   Cinta Saja Tidak Cukup

    Waktu saat ini menunjukkan pukul satu malam waktu Indonesia bagian barat, tapi tidak sepicing pun Kanya mampu memejamkan matanya. Adegan demi adegan tadi siang terus membayang. Saat ia bertemu dengan Davva, bicara berdua dari hati ke hati, serta mengungkapkan langsung kegalauannya pada laki-laki itu. Dan Davva dengan begitu bijak menjawab saat Kanya menanyakan apa ia harus memikirkan lagi hubungannya dengan Raven.“Aku rasa aku butuh waktu untuk mengkaji ulang hubungan dengan Raven. Aku nggak mau gagal lagi seperti dulu. Menurut kamu gimana kalau misalnya aku menunda atau membatalkan pernikahan itu?”Davva terlihat kaget mendengar pertanyaan Kanya. Ia memindai raut Kanya dengan seksama demi meyakinkan jika Kanya sungguh-sungguh bertanya padanya. Dan hasilnya adalah Davva melihat keraguan yang begitu kentara di wajah Kanya.“Aku bingung, aku nggak mau gagal lagi.” Kanya mengucapkannya sekali lagi sambil menatap Davva dengan intens.“Follow your heart, Nya. Ikuti apa kata hatimu. Dan ja

  • Istri Pesanan CEO   Kesadaran Yang Menghampiri

    Kanya tersentak ketika mendengar ketukan di depan pintu. Pasti itu Raven yang datang, pikirnya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bukan karena mereka ada masalah, tapi karena Kanya sedang butuh waktu untuk sendiri.Mengayunkan langkah ke depan, Kanya membuka pintu. Tubuhnya membeku seketika begitu mengetahui siapa yang saat ini berdiri tegak di hadapannya. Bukan Raven seperti yang tadi menjadi dugaannya, tapi ...“Dav ...”Davva membalas gumaman Kanya dengan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.“Aku baru tahu semuanya dari Raven. Aku minta maaf karena waktu itu ninggalin kamu. Aku nggak tahu kalau kamu hamil anak kita,” bisik Davva pelan penuh penyesalan.“Kamu nggak salah, Dav, aku yang salah. Aku pikir Qiandra anak Raven,” isak Kanya dalam dekapan laki-laki itu.Kenyataan bahwa Qiandra adalah darah daging Davva membuat Kanya begitu terpukul. Beberapa hari ini ia merenungi diri dan menyesali betapa bodoh dirinya yang tidak tahu mengenai hal tersebut.

  • Istri Pesanan CEO   Pulang

    Davva menegakkan duduknya lalu memfokuskan pendengarannya pada Raven yang menelepon dari benua yang berbeda dengannya.“Sorry, Rav, ini kita lagi membicarakan siapa? Baby girl apa maksudnya?” Davva ingin Raven memperjelas maksud ucapannya. Apa mungkin Raven salah orang? “Ini aku Davva. Kamu yakin yang mau ditelepon Davva aku? Atau mungkin Davva yang lain tapi salah dial?”“Aku nggak salah orang. Hanya ada satu Davva yang berhubungan dengan hidupku dan Kanya, yaitu kamu," tegas Raven.Perasaaan Davva semakin tegang mendengarnya, apalagi mendengar nada serius dari nada suara Raven.“Jadi maksudnya baby girl apa? Kenapa kasih selamat sama aku?” tanya Davva tidak mengerti. Justru seharusnya Davvalah yang menyampaikan ucapan tersebut pada Raven karena dialah yang berada di posisi itu.“Aku tahu semua ini nggak akan cukup kalau hanya disampaikan melalui telepon. Ceritanya panjang. Tapi aku harus bilang sekarang kalau Qiandra adalah anak kandung kamu, Dav. Dia bukan darah dagingku. Hasil tes

  • Istri Pesanan CEO   Karena Darah Lebih Kental Daripada Air

    Kanya mengajak Raven keluar dari ruangan dokter. Mereka tidak mungkin berdebat apalagi sampai bertengkar di sana.“Jawab pertanyaanku, Nya, siapa bapak anak itu?” Raven kembali mendesak setelah mereka tiba di luar.Kanya menggelengkan kepala. Bukan karena tidak tahu, tapi juga akibat syok mendapati kenyataan yang tidak disangka-sangka.“Jadi kamu nggak tahu siapa bapak anak itu? Memangnya berapa banyak lelaki yang meniduri kamu, Nya?” Kanya membuat Raven hampir saja terpancing emosi.“Jangan pernah menuduhkku sembarangan, Rav! Aku bukan perempuan murahan yang akan tidur dengan laki-laki sembarangan! Aku masih punya harga diri,” bantah Kanya membela diri.“Tapi hasil tes itu nggak mungkin berbohong, Kanya!” ucap Raven gregetan. “Ini rumah sakit internasional, tenaga medis di sini juga profesional. Mereka nggak akan mungkin salah menentukan hasil tes. Jangan kamu pikir mamaku yang mengacaukan agar hasilnya berbeda. Ini kehidupan nyata, Kanya, bukan adegan sinetron!”Suara tinggi Raven m

  • Istri Pesanan CEO   Hasil Tes DNA

    “Kanya, aku rasa sudah saatnya kita lakukan tes DNA. Aku nggak mau menunggu lagi. Aku nggak bisa melihat kamu mengurus anak-anak kita sendiri.”Kanya menolehkan kepalanya kala mendengar ucapan Raven.Hari ini baby Qiandra berumur satu bulan. Kanya sudah sejak lama pulang dari rumah sakit. Kondisinya pasca persalinan juga sangat baik.Setelah saat itu Raven datang ke rumah sakit, Davva pergi tiba-tiba. Padahal Raven ingin mengucapkan terima kasih padanya.“Siang ini aku harus pulang ke NY, Nya.” Itu alasan Davva saat Kanya menelepon menanyakan keberadaannya.“Tapi kenapa kamu pergi nggak bilang aku dulu?”“Maaf banget ya, Nya, aku ada panggilan mendadak dan nggak sempat bilang ke kamu.”Setelah hari itu Kanya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Davva. Davva sibuk dengan pekerjaannya, Kanya juga sedang menikmati hari-harinya memiliki buah hati yang baru.“Kanya! Gimana?” tegur Raven meminta jawaban lantaran Kanya tidak menjawab.“Harus banget ya tes DNA itu?” Kanya masih merasa keber

  • Istri Pesanan CEO   Tahu Diri

    Pria itu baru saja keluar dari mobil lalu menarik langkah cepat. Ia mengangguk sepintas pada seseorang saat berpapasan. Entah siapa orang itu tidak terekam di benaknya. Ia hanya ingin segera tiba secepatnya di kamar lalu beristirahat sepuasnya.Smart lock kamarnya berbunyi kecil saat mendeteksi kesesuaian. Pintu kamar pun terbuka.Raven—lelaki itu langsung masuk. Begitu melihat hamparan kasur ia langsung menghambur. Hari ini begitu melelahkan. Pertemuan serta dengar pendapat dengan pemerintah daerah tadi siang berlangsung dengan alot. Pemerintah setempat memberi banyak tuntutan yang kurang masuk akal kepada para pengusaha yang sebagian besar tidak bisa mereka penuhi.Tatapan Raven berlabuh pada benda seukuran telapak tangan yang terselip di antara bantal. Ternyata Raven lupa membawa ponselnya yang ternyata berada dalam keadaan mati.Sambil berbaring Raven menyalakannya. Beberapa detik kemudian setelah mendapat sinyal, notifikasinya berdenting. Raven terkesiap ketika membaca pesan dari

  • Istri Pesanan CEO   Segalanya Untuk Kanya

    Sedikit pun tidak terlintas di pikiran Kanya bahwa dirinya akan menghadapi hal menakjubkan di dalam hidupnya, yaitu melakukan persalinan sendiri tanpa bantuan tenaga medis dan terjadi di tempat yang sama sekali tidak disangka-sangka.Setelah melahirkan di toilet SPBU ditemani Davva, Kanya mendapat pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Cerita tentang persalinan di toilet tersebut menjadi buah bibir di sekitar tempat itu, tapi untung tidak sampai viral, karena Kanya tidak ingin populer dengan cara tersebut.Setelah proses observasi, saat ini Kanya berada di ruang rawat. Kondisi Kanya masih terlihat lemah karena kehilangan banyak energi. Tapi perasaan bahagia yang begitu dalam menyelimuti hatinya melihat bayi perempuan yang dilahirkannya begitu sehat, normal, serta lengkap seluruh organ tubuhnya. Bayi mungil itu saat ini berada di dalam box yang diletakkan di samping tempat tidur Kanya.Monic begitu gembira karena pada akhirnya keinginan anak itu untuk memiliki adik perempuan m

  • Istri Pesanan CEO   Melahirkan Anakmu Bersamamu

    “Kanya, maaf sekali, aku nggak bisa menemani kamu lahiran.”Kanya yang saat itu sedang menyesap juice apel refleks memandang ke arah Raven kala mendengar ucapan laki-laki itu. Bagaimana tidak, mereka sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bahkan Raven sudah mem-booking rumah sakit terbaik untuk proses persalinan Kanya. Lalu dengan seenaknya sekarang Raven mengatakan tidak bisa.Raven mengangkat tangan sebagai isyarat bahwa ia akan menjelaskan alasannya pada Kanya sebelum perempuan itu mengajukan aksi protes.“Aku baru mendapat telepon dari asistenku di daerah. Dia bilang ada undangan untuk pertemuan dari pemerintah daerah setempat, dan itu nggak bisa diwakilkan. Bukan hanya aku tapi semua pengusaha sawit yang berada di sana,” jelas Raven menyampaikan alasannya.Kanya memahami argumen Raven. Dalam hal ini ia tidak boleh egois dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia juga harus mendukung karir Raven.“Nggak apa-apa, Rav, pergilah,” jawab Kanya merelakan.Raven memindai wajah Kanya, mencoba

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status