Accueil / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Satu Permintaan Raven

Share

Satu Permintaan Raven

last update Dernière mise à jour: 2025-02-04 09:45:55

Kanya tidak marah ataupun tersinggung oleh ucapan Raven yang mengingatkannya pada asal-usulnya dulu. Lugu, mentah, dan tidak punya apa-apa. Untuk apa marah? Toh, faktanya memang begitu.

Dan Kanya masih tidak mengerti pada dirinya sendiri. Dulu sudah tidak terhitung lagi entah sudah berapa kali Raven menyakitinya. Tapi perasaannya pada laki-laki itu bertahan dan mungkin akan abadi.

Betul yang dikatakan pepatah. Cinta itu buta sehingga membuat banyak orang kehilangan logika. Percuma saja menasehati orang yang sedang jatuh cinta karena mata mereka buta dan telinga mereka juga tuli.

Raven melanjutkan perjalanan mereka setelah keduanya selesai membahas mengenai kehamilan Kanya.

“Nggak apa-apa kan, Nya, mengantar aku ke kantor?” tanya Raven begitu mobil yang dikendarainya mulai bergerak di jalan raya.

“Nggak apa-apa, tapi mampir bentar di minimarket ya, aku mau beliin susu buat Monic.” Kebetulan susu Monica sudah habis, dan kebiasaan anak itu sebelum tidur, entah tidur siang atau malam ada
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Yenni Magdalena
ga mengkhianati davva katanya? buktinya msh status istri sudah tdr sm laki2 lain smp hamil lg..hadehh betul kata ibu davva, wanita murahan, makin ksini makin ga suka sm kanya
goodnovel comment avatar
Mira Sauqi
salah anak ibu juga ,yg selalu nempel sama Kanya dari dulu🥱🥱🥱kayak gak ada cewek lain
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Istri Pesanan CEO   Someone Like You

    Greubel Forsey di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sembilan malam waktu setempat ketika Davva mendengar suara ponselnya.Kala itu Davva baru saja pulang dan masuk ke apartemennya. Ia pikir yang menelepon adalah salah satu temannya. Namun ternyata bukan. Ia mendapati nomor Indonesia tertera di layar gawainya.Mengerutkan dahi, Davva berpikir siapa yang menelepon. Setelah beberapa bulan berada di NY, hanya Kiki yang bolak-balik menghubunginya. Itu pun atas suruhan Davva.Tahu rasa penasarannya tidak akan terjawab jika tidak melakukkan apa-apa, Davva memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.“Halo,” sapanya pelan setelah menempelkan ponsel ke daun telinga.“Dav, ini Tante Lilis.”Davva terdiam sesaat guna meyakinkan pendengarannya. Rasanya ia hampir tidak yakin pada apa yang didengarnya. Setelah sekian lama tidak satu pun dari keluarganya yang menghubungi.“Tante Lilis?” Davva mengulangi.“Jangan bilang kalau kamu lupa sama Tante,” kata suara di seberang saat menangkap rasa ke

    Dernière mise à jour : 2025-02-04
  • Istri Pesanan CEO   Receh Lu, Rav!

    Pagi ini Davva bangun lebih awal dari pagi-pagi pada hari sebelumnya. Pasalnya ia tidak sendiri di apartemennya. Davva merasa perlu menghargai tamunya. Sebagai orang yang dititipi sesuatu tentu ia harus menjaga titipannya dengan baik. Oleh sebab itu ia menyiapkan sarapan untuk Rintik. Lagi pula Rintik hanya berada satu malam saja di sana. Itu menurut asumsinya.“Lagi bikin apa?” Suara lembut itu memaksa Davva untuk menoleh ke belakang.Memutar tubuhnya, Davva mendapati Rintik berdiri di hadapannya dengan wajah bareface khas bangun tidur. Gadis itu mengenakan piyama dan slipper. Berdiri tidak lebih dari satu setengah meter dengan Davva. Wajahnya memang tidak mirip dengan Kanya. Tapi postur dan gesturnya nyaris serupa.“Hei, udah bangun?” Davva balas menyapa. “As you can see.” Gadis itu menjawab.“Gimana tidurnya semalam?”“Nyenyak, walau agak pusing, mungkin sisa-sisa jetlag-nya masih ada."Davva tersenyum sekilas kemudian mengambil cangkir berisi chamomile tea yang baru saja dibuatny

    Dernière mise à jour : 2025-02-04
  • Istri Pesanan CEO   Rencana Untuk Pulang

    Time flies ...Detik demi detik waktu berlalu dengan begitu cepat. Ini adalah bulan keenam Davva bermukim di NY. Tinggal di negara Paman Sam begitu menyenangkan. Setiap hari Davva dikelilingi para perempuan cantik, makanan lezat, hidangan nikmat dan segala keindahan dunia. Apapun berada dalam genggamannya. Apapun yang diinginkannya Davva tinggal menjentikkan jari.Hanya saja ... hatinya terasa hampa. Hidupnya tidak sesempurna itu. Davva masih belum mampu melupakan Kanya. Perasaan cintanya pada perempuan itu tidak berkurang kadarnya satu persen pun.Tidak hanya Kanya, tapi ia juga merindukan gadis kecilnya, Monica. Davva tidak tahu kabar keduanya sekarang. Kiki sudah sejak lama berhenti menjadi spionasenya. Waktu itu Kiki tertangkap basah oleh Kanya sedang berada di sekolah Monic. Kanya tentu curiga padanya. Walaupun berhasil menyembunyikan dari Kanya apa tujuannya berada di sana, tapi Kiki sepertinya kapok.“Pretzel-nya enak ya, Dav?” Davva mengerjap kala mendengar suara Rintik yang

    Dernière mise à jour : 2025-02-05
  • Istri Pesanan CEO   Di Bawah Langit Yang Sama

    Sekitar tiga bulan yang lalu Kanya bertemu dengan Kiki di sekolah Monica. Saat itu Kanya hampir saja terjatuh karena terburu-buru, tapi seseorang menolongnya dengan memegang tangan Kanya.“Hati-hati, Mbak,” kata seseorang yang menolong dan memegang tangannya.“Makasih, saya—“ Ucapan Kanya terhenti saat tahu siapa orang itu.Ternyata dia adalah Kiki, sekretaris Davva yang belakangan dibenci Kanya karena telah merusak hubungannya dengan Davva.Begitu pula dengan Kiki. Gadis itu terkejut saat mengetahui Kanya juga berada di tempat yang sama dengannya. Ia lupa memprediksi kemungkinan bertemu dengan Kanya di tempat tersebut. Seharusnya ia lebih berhati-hati. Tidak seharusnya ia nekat datang di saat jam-jam genting seperti saat ini.Keberadaan Kiki di sana bukan tanpa alasan. Davva memintanya mencari tahu kabar Monica beserta memotonya. Tapi sebelum niat itu terlaksana Kiki keburu bertemu dengan Kanya.“Bu Kanya,” sapa Kiki berusaha bersikap wajar sembari menyembunyikan kegugupannya.Kanya

    Dernière mise à jour : 2025-02-05
  • Istri Pesanan CEO   Papa Pulang Kalau Adik Lahir Kan Ma?

    Pertemuan mengharukan itu berlangsung selama sekian menit. Tidak ada pembahasan tentang masa lalu atau singgung menyinggung kesalahan masing-masing. Bagi Wanda, Davva sudah cukup mendapat pelajaran yang sangat berarti dalam hidupnya. Biarlah dia mengambil hikmah dari semua itu. Davva berada d sini dan tergerak pulang untuk menemuinya sudah membuat Wanda begitu bahagia. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka yang langka dan harganya begitu mahal.“Dav, itu siapa?” Wanda berbisik pelan saat melihat ada seorang gadis manis yang saat ini sedang berdiri di sebelah Lilis. Ia baru saja menyadari bahwa Davva datang tidak sendiri.“Rintik, Ma. Teman aku.”“Teman?” Wanda menyipit ingin diperjelas. Ia ingin tahu Rintik teman dari mana karena baru kali ini melihatnya.“Rintik kuliah S2 di NY dan kebetulan tinggal di gedung apartemen yang sama dengan aku.” Davva menjelaskan dengan lebih detail.“Oh ...”Tahu dirinya sedang dibicarakan, Rintik memajukan langkahnya lalu mengenalkan diri pada Wan

    Dernière mise à jour : 2025-02-05
  • Istri Pesanan CEO   You Are Always Gonna Be My Love

    Davva menghela nafas ketika sebuah sepeda motor matic menyalip tanpa aba-aba di depan mobilnya sehingga ia harus mengerem mendadak dan hampir saja menabrak motor tersebut.Indonesia ternyata tidak banyak berubah. Masih saja banyak manusia yang suka bertindak sembarangan, tidak tertib dan acuh tak acuh pada peraturan lalu lintas. Nanti kalau sudah kena batunya baru pemilik kendaraan lain yang disalahkan.Davva kemudian berhenti dan ikut antri bersama barisan kendaraan lain saat lampu merah lalu lintas menyala. Davva baru saja mengantar Rintik pulang ke rumahnya. Tadi maksudnya hanya sebentar. Hanya mengantarnya saja lalu pulang. Tapi Rintik memaksa masuk dan berkenalan dengan orang tuanya. Jadilah Davva berbincang-bincang cukup lama dengan mereka. Orang tua Rintik begitu hangat dan pandai membangun percakapan hingga tanpa terasa hampir satu jam Davva berada di sana.Davva terkesiap ketika mendengar suara keras klakson dari barisan kendaraan di belakangnya. Ternyata lampu merah sudah ma

    Dernière mise à jour : 2025-02-06
  • Istri Pesanan CEO   Sudah Saatnya Kita Bahagia

    Bagai patung es yang beku Davva membatu di tempatnya tanpa tahu harus melakukan apa. Seluruh organ tubuhnya bagai dibelenggu. Ia kehilangan kemampuan untuk bergerak. Hanya tatapannya yang terus terkunci pada Kanya dan Raven sampai keduanya menghilang di balik pintu kaca toko roti.Bagai ditampar kesadaran Davva terhempas pada kenyataan.Laki-laki itu menggerakkan kaki, melanjutkan langkahnya yang tadi tertahan. Dengan membawa hatinya yang hancur dan praduga yang dibangun atas asumsinya sendiri Davva melangkah lunglai menuju ruang rawat Wanda.Wanda dan Lilis serentak melihat ke arah yang sama saat Davva membuka pintu lalu masuk.“Udah pulang?” tanya sang ibu retoris.“Udah, Ma,” jawab Davva pelan.“Dia rumahnya di mana sih?”“Rintik?” tanya balik Davva kehilangan fokus. Pertemuan dengan Kanya dan Raven tadi membuatnya blank seketika.“Kan barusan kamu mengantar Rintik. Gimana sih?”“Oh.” Lalu Davva menyebutkan alamat tempat tinggal Rintik dengan detail agar ibunya tidak lagi bertany

    Dernière mise à jour : 2025-02-06
  • Istri Pesanan CEO   Akhirnya Bertemu

    Ini adalah hari terakhir Davva berada di Indonesia. Besok ia akan kembali ke NY setelah hampir seminggu lamanya berada di tanah air.Selama beberapa hari ini pergerakan Davva tidak jauh-jauh dari rumah dan rumah sakit. Ia tidak ingin ke mana-mana, termasuk untuk bertemu dengan teman-temannya seperti Riki.Namun, di hari ini Davva memutuskan untuk ke luar. Rasa rindu menggerakkan langkahnya ke sekolah Monica. Davva benar-benar sangat merindukan putrinya itu. Tapi ia tidak mungkin menunjukkan mukanya pada Monica. Davva tidak mau menumbuhkan pertanyaan besar di kepala anak itu mengenai eksistensinya selama ini. Baginya, cukup dengan melihat Monica dari jauh sudah cukup untuk mengobati kerinduannya yang begitu dalam.Dan di sinilah Davva sekarang. Berada di depan sekolah Monica namun hanya mampu duduk termenung di dalam mobilnya seperti seorang pengecut.Saat itu gerbang sekolah terbuka lebar karena sudah saatnya jam pulang para siswa. Para penjemput berdatangan, anak-anak berlarian, meny

    Dernière mise à jour : 2025-02-06

Latest chapter

  • Istri Pesanan CEO   Happy Ending

    Raven termangu sekian lama sambil memandang nanar cincin yang diberikan Kanya langsung ke telapak tangannya.“Nggak bisa begitu, Nya. Kamu nggak bisa membatalkan pernikahan kita hanya karena Qiandra terbukti sebagai anak Davva. Kita sudah merencanakan semua ini dengan matang. Undangan sudah dicetak, gedung sudah di-booking, belum lagi yang lainnya,” tukas Raven tidak terima. Ini bukan hanya semata-mata perihal persiapan pernikahan, melainkan tentang perasaannya pada Kanya. Ia tidak rela melepas Kanya justru setelah perempuan itu berada di genggamannya.“Rav, mengertilah, aku nggak bisa,” jawab Kanya putus asa. Entah bagaimana lagi caranya menjelaskan pada Raven bahwa dirinya benar-benar tidak bisa melanjutkan hubungan mereka.“Kamu minta aku untuk mengerti kamu, tapi apa kamu mengerti aku? Alasan kamu nggak jelas. Kenapa baru sekarang kamu bilang nggak bisa menikah denganku? Kenapa bukan dari sebelum-sebelumnya? Kenapa setelah kedatangan Davva? Semua ini terlalu lucu untuk disebut hany

  • Istri Pesanan CEO   Cinta Saja Tidak Cukup

    Waktu saat ini menunjukkan pukul satu malam waktu Indonesia bagian barat, tapi tidak sepicing pun Kanya mampu memejamkan matanya. Adegan demi adegan tadi siang terus membayang. Saat ia bertemu dengan Davva, bicara berdua dari hati ke hati, serta mengungkapkan langsung kegalauannya pada laki-laki itu. Dan Davva dengan begitu bijak menjawab saat Kanya menanyakan apa ia harus memikirkan lagi hubungannya dengan Raven.“Aku rasa aku butuh waktu untuk mengkaji ulang hubungan dengan Raven. Aku nggak mau gagal lagi seperti dulu. Menurut kamu gimana kalau misalnya aku menunda atau membatalkan pernikahan itu?”Davva terlihat kaget mendengar pertanyaan Kanya. Ia memindai raut Kanya dengan seksama demi meyakinkan jika Kanya sungguh-sungguh bertanya padanya. Dan hasilnya adalah Davva melihat keraguan yang begitu kentara di wajah Kanya.“Aku bingung, aku nggak mau gagal lagi.” Kanya mengucapkannya sekali lagi sambil menatap Davva dengan intens.“Follow your heart, Nya. Ikuti apa kata hatimu. Dan ja

  • Istri Pesanan CEO   Kesadaran Yang Menghampiri

    Kanya tersentak ketika mendengar ketukan di depan pintu. Pasti itu Raven yang datang, pikirnya. Beberapa hari ini memang tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bukan karena mereka ada masalah, tapi karena Kanya sedang butuh waktu untuk sendiri.Mengayunkan langkah ke depan, Kanya membuka pintu. Tubuhnya membeku seketika begitu mengetahui siapa yang saat ini berdiri tegak di hadapannya. Bukan Raven seperti yang tadi menjadi dugaannya, tapi ...“Dav ...”Davva membalas gumaman Kanya dengan membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.“Aku baru tahu semuanya dari Raven. Aku minta maaf karena waktu itu ninggalin kamu. Aku nggak tahu kalau kamu hamil anak kita,” bisik Davva pelan penuh penyesalan.“Kamu nggak salah, Dav, aku yang salah. Aku pikir Qiandra anak Raven,” isak Kanya dalam dekapan laki-laki itu.Kenyataan bahwa Qiandra adalah darah daging Davva membuat Kanya begitu terpukul. Beberapa hari ini ia merenungi diri dan menyesali betapa bodoh dirinya yang tidak tahu mengenai hal tersebut.

  • Istri Pesanan CEO   Pulang

    Davva menegakkan duduknya lalu memfokuskan pendengarannya pada Raven yang menelepon dari benua yang berbeda dengannya.“Sorry, Rav, ini kita lagi membicarakan siapa? Baby girl apa maksudnya?” Davva ingin Raven memperjelas maksud ucapannya. Apa mungkin Raven salah orang? “Ini aku Davva. Kamu yakin yang mau ditelepon Davva aku? Atau mungkin Davva yang lain tapi salah dial?”“Aku nggak salah orang. Hanya ada satu Davva yang berhubungan dengan hidupku dan Kanya, yaitu kamu," tegas Raven.Perasaaan Davva semakin tegang mendengarnya, apalagi mendengar nada serius dari nada suara Raven.“Jadi maksudnya baby girl apa? Kenapa kasih selamat sama aku?” tanya Davva tidak mengerti. Justru seharusnya Davvalah yang menyampaikan ucapan tersebut pada Raven karena dialah yang berada di posisi itu.“Aku tahu semua ini nggak akan cukup kalau hanya disampaikan melalui telepon. Ceritanya panjang. Tapi aku harus bilang sekarang kalau Qiandra adalah anak kandung kamu, Dav. Dia bukan darah dagingku. Hasil tes

  • Istri Pesanan CEO   Karena Darah Lebih Kental Daripada Air

    Kanya mengajak Raven keluar dari ruangan dokter. Mereka tidak mungkin berdebat apalagi sampai bertengkar di sana.“Jawab pertanyaanku, Nya, siapa bapak anak itu?” Raven kembali mendesak setelah mereka tiba di luar.Kanya menggelengkan kepala. Bukan karena tidak tahu, tapi juga akibat syok mendapati kenyataan yang tidak disangka-sangka.“Jadi kamu nggak tahu siapa bapak anak itu? Memangnya berapa banyak lelaki yang meniduri kamu, Nya?” Kanya membuat Raven hampir saja terpancing emosi.“Jangan pernah menuduhkku sembarangan, Rav! Aku bukan perempuan murahan yang akan tidur dengan laki-laki sembarangan! Aku masih punya harga diri,” bantah Kanya membela diri.“Tapi hasil tes itu nggak mungkin berbohong, Kanya!” ucap Raven gregetan. “Ini rumah sakit internasional, tenaga medis di sini juga profesional. Mereka nggak akan mungkin salah menentukan hasil tes. Jangan kamu pikir mamaku yang mengacaukan agar hasilnya berbeda. Ini kehidupan nyata, Kanya, bukan adegan sinetron!”Suara tinggi Raven m

  • Istri Pesanan CEO   Hasil Tes DNA

    “Kanya, aku rasa sudah saatnya kita lakukan tes DNA. Aku nggak mau menunggu lagi. Aku nggak bisa melihat kamu mengurus anak-anak kita sendiri.”Kanya menolehkan kepalanya kala mendengar ucapan Raven.Hari ini baby Qiandra berumur satu bulan. Kanya sudah sejak lama pulang dari rumah sakit. Kondisinya pasca persalinan juga sangat baik.Setelah saat itu Raven datang ke rumah sakit, Davva pergi tiba-tiba. Padahal Raven ingin mengucapkan terima kasih padanya.“Siang ini aku harus pulang ke NY, Nya.” Itu alasan Davva saat Kanya menelepon menanyakan keberadaannya.“Tapi kenapa kamu pergi nggak bilang aku dulu?”“Maaf banget ya, Nya, aku ada panggilan mendadak dan nggak sempat bilang ke kamu.”Setelah hari itu Kanya tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Davva. Davva sibuk dengan pekerjaannya, Kanya juga sedang menikmati hari-harinya memiliki buah hati yang baru.“Kanya! Gimana?” tegur Raven meminta jawaban lantaran Kanya tidak menjawab.“Harus banget ya tes DNA itu?” Kanya masih merasa keber

  • Istri Pesanan CEO   Tahu Diri

    Pria itu baru saja keluar dari mobil lalu menarik langkah cepat. Ia mengangguk sepintas pada seseorang saat berpapasan. Entah siapa orang itu tidak terekam di benaknya. Ia hanya ingin segera tiba secepatnya di kamar lalu beristirahat sepuasnya.Smart lock kamarnya berbunyi kecil saat mendeteksi kesesuaian. Pintu kamar pun terbuka.Raven—lelaki itu langsung masuk. Begitu melihat hamparan kasur ia langsung menghambur. Hari ini begitu melelahkan. Pertemuan serta dengar pendapat dengan pemerintah daerah tadi siang berlangsung dengan alot. Pemerintah setempat memberi banyak tuntutan yang kurang masuk akal kepada para pengusaha yang sebagian besar tidak bisa mereka penuhi.Tatapan Raven berlabuh pada benda seukuran telapak tangan yang terselip di antara bantal. Ternyata Raven lupa membawa ponselnya yang ternyata berada dalam keadaan mati.Sambil berbaring Raven menyalakannya. Beberapa detik kemudian setelah mendapat sinyal, notifikasinya berdenting. Raven terkesiap ketika membaca pesan dari

  • Istri Pesanan CEO   Segalanya Untuk Kanya

    Sedikit pun tidak terlintas di pikiran Kanya bahwa dirinya akan menghadapi hal menakjubkan di dalam hidupnya, yaitu melakukan persalinan sendiri tanpa bantuan tenaga medis dan terjadi di tempat yang sama sekali tidak disangka-sangka.Setelah melahirkan di toilet SPBU ditemani Davva, Kanya mendapat pertolongan dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Cerita tentang persalinan di toilet tersebut menjadi buah bibir di sekitar tempat itu, tapi untung tidak sampai viral, karena Kanya tidak ingin populer dengan cara tersebut.Setelah proses observasi, saat ini Kanya berada di ruang rawat. Kondisi Kanya masih terlihat lemah karena kehilangan banyak energi. Tapi perasaan bahagia yang begitu dalam menyelimuti hatinya melihat bayi perempuan yang dilahirkannya begitu sehat, normal, serta lengkap seluruh organ tubuhnya. Bayi mungil itu saat ini berada di dalam box yang diletakkan di samping tempat tidur Kanya.Monic begitu gembira karena pada akhirnya keinginan anak itu untuk memiliki adik perempuan m

  • Istri Pesanan CEO   Melahirkan Anakmu Bersamamu

    “Kanya, maaf sekali, aku nggak bisa menemani kamu lahiran.”Kanya yang saat itu sedang menyesap juice apel refleks memandang ke arah Raven kala mendengar ucapan laki-laki itu. Bagaimana tidak, mereka sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Bahkan Raven sudah mem-booking rumah sakit terbaik untuk proses persalinan Kanya. Lalu dengan seenaknya sekarang Raven mengatakan tidak bisa.Raven mengangkat tangan sebagai isyarat bahwa ia akan menjelaskan alasannya pada Kanya sebelum perempuan itu mengajukan aksi protes.“Aku baru mendapat telepon dari asistenku di daerah. Dia bilang ada undangan untuk pertemuan dari pemerintah daerah setempat, dan itu nggak bisa diwakilkan. Bukan hanya aku tapi semua pengusaha sawit yang berada di sana,” jelas Raven menyampaikan alasannya.Kanya memahami argumen Raven. Dalam hal ini ia tidak boleh egois dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia juga harus mendukung karir Raven.“Nggak apa-apa, Rav, pergilah,” jawab Kanya merelakan.Raven memindai wajah Kanya, mencoba

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status