Beranda / Rumah Tangga / Istri Pesanan CEO / Papa Pulang Kalau Adik Lahir Kan Ma?

Share

Papa Pulang Kalau Adik Lahir Kan Ma?

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-05 19:45:00

Pertemuan mengharukan itu berlangsung selama sekian menit. Tidak ada pembahasan tentang masa lalu atau singgung menyinggung kesalahan masing-masing. Bagi Wanda, Davva sudah cukup mendapat pelajaran yang sangat berarti dalam hidupnya. Biarlah dia mengambil hikmah dari semua itu. Davva berada d sini dan tergerak pulang untuk menemuinya sudah membuat Wanda begitu bahagia. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka yang langka dan harganya begitu mahal.

“Dav, itu siapa?” Wanda berbisik pelan saat melihat ada seorang gadis manis yang saat ini sedang berdiri di sebelah Lilis. Ia baru saja menyadari bahwa Davva datang tidak sendiri.

“Rintik, Ma. Teman aku.”

“Teman?” Wanda menyipit ingin diperjelas. Ia ingin tahu Rintik teman dari mana karena baru kali ini melihatnya.

“Rintik kuliah S2 di NY dan kebetulan tinggal di gedung apartemen yang sama dengan aku.” Davva menjelaskan dengan lebih detail.

“Oh ...”

Tahu dirinya sedang dibicarakan, Rintik memajukan langkahnya lalu mengenalkan diri pada Wan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
thor, mau dibawa kemana status Kanya, sih? sulit amat
goodnovel comment avatar
Rsw
Monica kangen papa davva
goodnovel comment avatar
Mira Sauqi
kapan sih Monica kaya gadis, berhenti menyebut orang lain sebagai papa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Pesanan CEO   You Are Always Gonna Be My Love

    Davva menghela nafas ketika sebuah sepeda motor matic menyalip tanpa aba-aba di depan mobilnya sehingga ia harus mengerem mendadak dan hampir saja menabrak motor tersebut.Indonesia ternyata tidak banyak berubah. Masih saja banyak manusia yang suka bertindak sembarangan, tidak tertib dan acuh tak acuh pada peraturan lalu lintas. Nanti kalau sudah kena batunya baru pemilik kendaraan lain yang disalahkan.Davva kemudian berhenti dan ikut antri bersama barisan kendaraan lain saat lampu merah lalu lintas menyala. Davva baru saja mengantar Rintik pulang ke rumahnya. Tadi maksudnya hanya sebentar. Hanya mengantarnya saja lalu pulang. Tapi Rintik memaksa masuk dan berkenalan dengan orang tuanya. Jadilah Davva berbincang-bincang cukup lama dengan mereka. Orang tua Rintik begitu hangat dan pandai membangun percakapan hingga tanpa terasa hampir satu jam Davva berada di sana.Davva terkesiap ketika mendengar suara keras klakson dari barisan kendaraan di belakangnya. Ternyata lampu merah sudah ma

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Pesanan CEO   Istri Pesanan

    Kanya memandang ke sekelilingnya dengan tatapan bingung. Kamar besar tempatnya berada sekarang adalah tempat yang sangat asing baginya. Tadi ia baru saja dibawa ke sini setelah menjalani serangkaian prosesi pernikahan yang digelar secara tertutup.Kanya tidak mengenal siapa suaminya. Ia hanya tahu bahwa lelaki itu adalah pemilik perkebunan tempat orang tuanya bekerja. Raven namanya.Kanya terpaksa menikah dengan Raven demi melunasi hutang orang tuanya yang sudah menggunung. Bahkan rumah tempat tinggalnya yang dijadikan agunan terancam akan disita jika mereka masih tidak membayar hutang itu.Raven bersedia membantu melunasi semua hutang orang tua Kanya dengan syarat Kanya mau menikah dan menjadi istrinya.Awalnya Kanya menolak. Namun, setelah perperangan batin yang sangat hebat, ia pun bersedia. Semua demi menyelamatkan orang tua dan adik-adiknya yang masih kecil.Suara pintu yang dibuka membuyarkan lamunan Kanya. Ia sontak berdiri dari duduk ketika mengetahui Ravenlah yang masuk.Rave

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Menjadi Istri Kedua

    Kanya mengusap muka. Ia menghapus air mata yang tidak berhenti menetes di pipinya.Sudah sejak tadi ia menangis. Lebih tepatnya setelah mengetahui fakta bahwa kedua orang tuanya telah menjualnya pada Raven. Dan setelah transaksi tersebut Kanya menjadi milik Raven sepenuhnya. Hubungannya dengan orang tua serta keluarganya terputus. Kanya tidak boleh menghubungi mereka dan sebaliknya. Kanya jelas sedih. Namun yang membuatnya semakin sakit adalah karena ia tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut. Ia merasa ditipu.“Berhentilah menangis karena hal itu tidak akan mengubah apapun. Yang ada hanya akan membuat matamu semakin bengkak.”Kanya menyapukan jari ke pipinya sekali lagi ketika mendengar ucapan Raven. “Sekarang ganti pakaianmu, kita pergi sekarang. Saya tunggu di luar.” Lelaki itu menyambung ucapannya sebelum melangkah pergi dari kamar.Ingin rasanya Kanya marah pada Raven yang telah memperlakukannya seperti barang dagangan. Namun, ia bisa apa? Seluruh hidupnya kini berada di bawah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Bukan Salah Raven

    Jawaban yang baru saja terlontar dari bibir Aline tidak hanya mengejutkan Kanya tapi juga membuat perempuan itu ingin pingsan.“Mak— maksudnya apa? Tolong katakan pada saya dengan jelas,” pinta Kanya dengan bibir gemetar. Begitu pun dengan anggota tubuhnya yang lain.“Apa masih kurang jelas juga? Saya adalah istri pertama Raven dan kamu istri keduanya.” Sekali lagi senyum merekah sempurna dari bibir perempuan cantik di hadapan Kanya.Kanya sontak membisu. Ia menatap nanar pada perempuan di hadapannya. Fakta mengejutkan ini membuatnya syok. Tadinya Kanya sudah mencoba menerima pernikahan ini dengan ikhlas dan berharap akan bahagia. Namun, ketika mendengar langsung pengakuan Aline, ia merasa sakit. Kanya tidak rela jadi istri kedua. Ia tidak bisa menerima. Hal itu sangat bertentangan dengan prinsip hidupnya.“Kenapa, Kanya? Kamu kenapa terkejut?” ucap Aline ringan melihat wajah pucat Kanya, lalu menyambung perkataannya. “Justru saat ini saya berterimakasih padamu, karena kamu bersedia u

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Pembantu Baru

    Terbangun pagi itu, Kanya mendapati dirinya di atas ranjang besar dan empuk. Tapi ia hanya sendiri. Tidak ada Raven di sana. Padahal seingat Kanya lelaki itu berbaring di sebelahnya. Hingga sebelum mata Kanya terpejam ia masih melihat Raven. Tapi pagi ini hanya permukaan kasur yang kosong dan dingin yang didapatinya.Kanya lantas bangkit dari tidurnya. Ia menyandarkan punggung ke headboard untuk sesaat sembari pikirannya mengira apa yang harus dilakukannya hari ini.Menyadari bahwa ia harus mengerjakan sesuatu, Kanya kemudian turun dari ranjang. Keluar dari kamar setelah mandi, Kanya mencoba mencari Raven. Namun sosok lelaki itu tidak ada di bagian mana pun di rumah itu.Langkah Kanya berakhir di ruang belakang.Ia tertegun saat melihat seorang perempuan sedang berkutat di dapur. Kanya lalu berdeham hingga perempuan yang sedang membelakanginya itu membalikkan badan menghadap Kanya. Lalu perempuan itu tersenyum dan menyapanya.“Selamat pagi. Ibu Kanya sudah bangun?”Kanya mengangguk pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Perhatian Kecil Raven

    Kanya menyimpan tanda tanya besar di kepalanya karena saat ini tiga teman Aline sedang memindainya dari puncak kepala hingga ujung kaki dengan tatapan menilai.“Cantik banget pembantu lo, Lin, hati-hati, ntar Raven bisa kepincut.” Salah satu dari teman Aline berbicara dengan berbisik tapi suaranya terdengar oleh Kanya. Hanya saja Kanya tidak tahu apa yang mereka bisikkan.Aline tertawa pelan. “Serius lo mau ngebandingin gue sama tuh babu? Lo nggak lagi ngelindur kan? Ya cantikan gue ke mana-mana lah.”Lalu keempatnya tertawa bersama. Sedangkan Kanya berdiri beberapa langkah di sebelah Aline dengan kikuk. Cukup lama ia menjadi kambing congek sedangkan Aline sibuk dengan teman-temannya. Kanya merasa tidak enak hati karena sesekali Aline dan teman-temannya melirik ke arahnya sambil berbisik-bisik dan tertawa. Apa ada yang aneh denganku? Apa bajuku terbalik? Kanya meneliti diri sendiri dan mendapati tidak ada yang menggelikan. Tapi kenapa mereka terus tertawa?Apa mereka sedang membicara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Cium Saya

    Selama dalam perjalanan pulang ke rumah Raven tidak bersuara. Begitu pun dengan Kanya yang duduk di sebelahnya. Selain tidak tahu harus membicarakan apa, pikiran Kanya juga tertuju pada seseorang, yaitu Aline. Dari yang tadi terakhir Kanya lihat setelah ia berada di mobil, Aline memandang tajam ke arahnya. Mungkin Aline pikir Kanya tidak bisa merasakannya karena sudah berada di mobil. Kanya takut mengartikan tatapan yang tampak seperti tidak menyukainya. Tapi, apa mungkin Aline begitu? Jika dilihat beberapa hari ini sikapnya begitu baik pada Kanya. Lamunan Kanya buyar begitu saja begitu mobil yang mereka tumpangi berhenti. Ternyata mereka sudah tiba di rumah.Kanya tertegun melihat Raven yang lebih duluan turun dari mobil ternyata menunggunya untuk berjalan bersama. Pria itu menggandeng tangan Kanya lantas membawanya masuk.Kepedulian pria itu dan perhatian-perhatian kecilnya membuat hati Kanya menghangat.Raven baru melepaskan Kanya dari kaitan tangannya ketika membuka pintu kamar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Istri Pesanan CEO   Kekurangan Aline Yang Paling Fatal

    Dua minggu sudah berlalu sejak pernikahan Kanya dan Raven. Sedikit demi sedikit Kanya mulai beradaptasi dengan kehidupannya yang baru.Raven mengizinkan Kanya melakukan aktivitas kecil-kecilan seperti memasak dan merawat tanaman hias di depan rumah. Raven juga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah Kanya daripada di tempat istri pertamanya.Siang itu Kanya sedang menyiapkan masakan untuk makan siang Raven. Ia hanya punya waktu satu jam lagi sebelum suaminya itu pulang. Tadi pagi Raven mengatakan akan makan siang di rumah dan me-request salah satu makanan kesukaannya yang lain, yaitu iga bakar. Raven memang menyukai olahan daging.Setelah berkutat di dapur sendiri Kanya selesai memasak. Ia memandangi iga bakar hasil kreasinya dengan puas. Raven tidak pernah tidak memuji hasil masakannya. Dan sejujurnya hal itu membuat hati Kanya bahagia luar biasa.Kanya terkejut ketika merasakan dekapan di tubuhnya. Ia hampir saja berteriak. Namun niat itu urung terjadi karena sebuah bisikan lembut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Istri Pesanan CEO   You Are Always Gonna Be My Love

    Davva menghela nafas ketika sebuah sepeda motor matic menyalip tanpa aba-aba di depan mobilnya sehingga ia harus mengerem mendadak dan hampir saja menabrak motor tersebut.Indonesia ternyata tidak banyak berubah. Masih saja banyak manusia yang suka bertindak sembarangan, tidak tertib dan acuh tak acuh pada peraturan lalu lintas. Nanti kalau sudah kena batunya baru pemilik kendaraan lain yang disalahkan.Davva kemudian berhenti dan ikut antri bersama barisan kendaraan lain saat lampu merah lalu lintas menyala. Davva baru saja mengantar Rintik pulang ke rumahnya. Tadi maksudnya hanya sebentar. Hanya mengantarnya saja lalu pulang. Tapi Rintik memaksa masuk dan berkenalan dengan orang tuanya. Jadilah Davva berbincang-bincang cukup lama dengan mereka. Orang tua Rintik begitu hangat dan pandai membangun percakapan hingga tanpa terasa hampir satu jam Davva berada di sana.Davva terkesiap ketika mendengar suara keras klakson dari barisan kendaraan di belakangnya. Ternyata lampu merah sudah ma

  • Istri Pesanan CEO   Papa Pulang Kalau Adik Lahir Kan Ma?

    Pertemuan mengharukan itu berlangsung selama sekian menit. Tidak ada pembahasan tentang masa lalu atau singgung menyinggung kesalahan masing-masing. Bagi Wanda, Davva sudah cukup mendapat pelajaran yang sangat berarti dalam hidupnya. Biarlah dia mengambil hikmah dari semua itu. Davva berada d sini dan tergerak pulang untuk menemuinya sudah membuat Wanda begitu bahagia. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka yang langka dan harganya begitu mahal.“Dav, itu siapa?” Wanda berbisik pelan saat melihat ada seorang gadis manis yang saat ini sedang berdiri di sebelah Lilis. Ia baru saja menyadari bahwa Davva datang tidak sendiri.“Rintik, Ma. Teman aku.”“Teman?” Wanda menyipit ingin diperjelas. Ia ingin tahu Rintik teman dari mana karena baru kali ini melihatnya.“Rintik kuliah S2 di NY dan kebetulan tinggal di gedung apartemen yang sama dengan aku.” Davva menjelaskan dengan lebih detail.“Oh ...”Tahu dirinya sedang dibicarakan, Rintik memajukan langkahnya lalu mengenalkan diri pada Wan

  • Istri Pesanan CEO   Di Bawah Langit Yang Sama

    Sekitar tiga bulan yang lalu Kanya bertemu dengan Kiki di sekolah Monica. Saat itu Kanya hampir saja terjatuh karena terburu-buru, tapi seseorang menolongnya dengan memegang tangan Kanya.“Hati-hati, Mbak,” kata seseorang yang menolong dan memegang tangannya.“Makasih, saya—“ Ucapan Kanya terhenti saat tahu siapa orang itu.Ternyata dia adalah Kiki, sekretaris Davva yang belakangan dibenci Kanya karena telah merusak hubungannya dengan Davva.Begitu pula dengan Kiki. Gadis itu terkejut saat mengetahui Kanya juga berada di tempat yang sama dengannya. Ia lupa memprediksi kemungkinan bertemu dengan Kanya di tempat tersebut. Seharusnya ia lebih berhati-hati. Tidak seharusnya ia nekat datang di saat jam-jam genting seperti saat ini.Keberadaan Kiki di sana bukan tanpa alasan. Davva memintanya mencari tahu kabar Monica beserta memotonya. Tapi sebelum niat itu terlaksana Kiki keburu bertemu dengan Kanya.“Bu Kanya,” sapa Kiki berusaha bersikap wajar sembari menyembunyikan kegugupannya.Kanya

  • Istri Pesanan CEO   Rencana Untuk Pulang

    Time flies ...Detik demi detik waktu berlalu dengan begitu cepat. Ini adalah bulan keenam Davva bermukim di NY. Tinggal di negara Paman Sam begitu menyenangkan. Setiap hari Davva dikelilingi para perempuan cantik, makanan lezat, hidangan nikmat dan segala keindahan dunia. Apapun berada dalam genggamannya. Apapun yang diinginkannya Davva tinggal menjentikkan jari.Hanya saja ... hatinya terasa hampa. Hidupnya tidak sesempurna itu. Davva masih belum mampu melupakan Kanya. Perasaan cintanya pada perempuan itu tidak berkurang kadarnya satu persen pun.Tidak hanya Kanya, tapi ia juga merindukan gadis kecilnya, Monica. Davva tidak tahu kabar keduanya sekarang. Kiki sudah sejak lama berhenti menjadi spionasenya. Waktu itu Kiki tertangkap basah oleh Kanya sedang berada di sekolah Monic. Kanya tentu curiga padanya. Walaupun berhasil menyembunyikan dari Kanya apa tujuannya berada di sana, tapi Kiki sepertinya kapok.“Pretzel-nya enak ya, Dav?” Davva mengerjap kala mendengar suara Rintik yang

  • Istri Pesanan CEO   Receh Lu, Rav!

    Pagi ini Davva bangun lebih awal dari pagi-pagi pada hari sebelumnya. Pasalnya ia tidak sendiri di apartemennya. Davva merasa perlu menghargai tamunya. Sebagai orang yang dititipi sesuatu tentu ia harus menjaga titipannya dengan baik. Oleh sebab itu ia menyiapkan sarapan untuk Rintik. Lagi pula Rintik hanya berada satu malam saja di sana. Itu menurut asumsinya.“Lagi bikin apa?” Suara lembut itu memaksa Davva untuk menoleh ke belakang.Memutar tubuhnya, Davva mendapati Rintik berdiri di hadapannya dengan wajah bareface khas bangun tidur. Gadis itu mengenakan piyama dan slipper. Berdiri tidak lebih dari satu setengah meter dengan Davva. Wajahnya memang tidak mirip dengan Kanya. Tapi postur dan gesturnya nyaris serupa.“Hei, udah bangun?” Davva balas menyapa. “As you can see.” Gadis itu menjawab.“Gimana tidurnya semalam?”“Nyenyak, walau agak pusing, mungkin sisa-sisa jetlag-nya masih ada."Davva tersenyum sekilas kemudian mengambil cangkir berisi chamomile tea yang baru saja dibuatny

  • Istri Pesanan CEO   Someone Like You

    Greubel Forsey di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sembilan malam waktu setempat ketika Davva mendengar suara ponselnya.Kala itu Davva baru saja pulang dan masuk ke apartemennya. Ia pikir yang menelepon adalah salah satu temannya. Namun ternyata bukan. Ia mendapati nomor Indonesia tertera di layar gawainya.Mengerutkan dahi, Davva berpikir siapa yang menelepon. Setelah beberapa bulan berada di NY, hanya Kiki yang bolak-balik menghubunginya. Itu pun atas suruhan Davva.Tahu rasa penasarannya tidak akan terjawab jika tidak melakukkan apa-apa, Davva memutuskan untuk menerima panggilan tersebut.“Halo,” sapanya pelan setelah menempelkan ponsel ke daun telinga.“Dav, ini Tante Lilis.”Davva terdiam sesaat guna meyakinkan pendengarannya. Rasanya ia hampir tidak yakin pada apa yang didengarnya. Setelah sekian lama tidak satu pun dari keluarganya yang menghubungi.“Tante Lilis?” Davva mengulangi.“Jangan bilang kalau kamu lupa sama Tante,” kata suara di seberang saat menangkap rasa ke

  • Istri Pesanan CEO   Satu Permintaan Raven

    Kanya tidak marah ataupun tersinggung oleh ucapan Raven yang mengingatkannya pada asal-usulnya dulu. Lugu, mentah, dan tidak punya apa-apa. Untuk apa marah? Toh, faktanya memang begitu.Dan Kanya masih tidak mengerti pada dirinya sendiri. Dulu sudah tidak terhitung lagi entah sudah berapa kali Raven menyakitinya. Tapi perasaannya pada laki-laki itu bertahan dan mungkin akan abadi.Betul yang dikatakan pepatah. Cinta itu buta sehingga membuat banyak orang kehilangan logika. Percuma saja menasehati orang yang sedang jatuh cinta karena mata mereka buta dan telinga mereka juga tuli.Raven melanjutkan perjalanan mereka setelah keduanya selesai membahas mengenai kehamilan Kanya. “Nggak apa-apa kan, Nya, mengantar aku ke kantor?” tanya Raven begitu mobil yang dikendarainya mulai bergerak di jalan raya.“Nggak apa-apa, tapi mampir bentar di minimarket ya, aku mau beliin susu buat Monic.” Kebetulan susu Monica sudah habis, dan kebiasaan anak itu sebelum tidur, entah tidur siang atau malam ada

  • Istri Pesanan CEO   fdggtdfhj

    Tadi setelah menjemput anak-anak ke sekolah Raven mengantarkan Monica pulang ke rumah. Setelahnya barulah membawa Ray pulang ke rumahnya sendiri. Sebenarnya Raven bisa saja menyuruh supir. Akan tetapi Ray yang manja dan keras tidak mau diantar oleh siapa pun selain dengan Raven.Raven berniat akan kembali ke kantor. Di saat yang sama ia melihat ada Kanya dan Marissa. Kanya sedang mencekal tangan Marissa yang terangkat di udara. Hal itu membuat Raven bertanya-tanya, apa yang terjadi? Kenapa Kanya berada di sini?Raven menggegas langkah menghampiri keduanya.“Kanya, kenapa di sini?”Kanya dan Marissa serentak memandang ke arah yang sama. Dengen refleks Kanya melepaskan Marissa dari cekalan tangannya.“Rav, Mama nggak tahu apa salah Mama, tiba-tiba dia datang dan menampar Mama.”Kanya terbelalak mendengar pernyataan Marissa. Bisa-bisanya perempuan itu memutarbalikkan fakta untuk memfitnahnya.“Rav, itu nggak benar. Aku nggak menampar Tante, justru Tante yang menampar aku. Tadi aku mencar

  • Istri Pesanan CEO   Ditampar

    Kanya mengambil ponsel yang berada dalam tas Dior hitamnya. Dengan tangan gemetar jari-jemarinya menggulir daftar kontak mencari nama Raven. Begitu mendapatkannya Kanya langsung men-dial nomor tersebut.Kanya menempelkan ponsel ke telinganya. Detak jantungnya menghentak dengan begitu kencang menunggu Raven menjawab panggilan darinya.‘Cepat jawab, Rav, angkat hp kamu!’ jerit Kanya di dalam hati karena setelah beberapa kali nada panggil Raven masih belum menjawab panggilan darinya.Sambil menelepon Kanya mondar-mandir sendiri di kamarnya, menandakan betapa gelisah dirinya saat ini.Sampai telinganya panas panggilan masih tak terjawab.“Kamu ke mana sih, Rav? Biasanya kamu paling cepat jawab telfon dari aku. Sekarang saat aku butuh kamu malah ngilang,” dumel Kanya kesal.Kanya meletakkan ponsel setelah usahanya untuk menghubungi Raven berakhir sia-sia. Ia segera mengganti baju. Dalam keadaan panik begini Kanya tidak bisa tinggal diam. Ia harus bertemu dengan Raven secepatnya.Setelah me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status