Share

Bab 73

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-02-13 21:12:04

Di meja makan yang hampir pukul delapan pagi, duduk lima orang dewasa di kursi masing-masing. Seorang asisten wanita lokal yang muda dan kurus, hilir mudik antara dapur dan ruang makan demi sajian terbaiknya.

“Jadi, kamu ini kapan nyusul? Nggak baik ada ipar bujang yang seatap dengan pengantin baru!” usik Daehan pada Daishin yang duduk di depannya.

Telah sama-sama ada nasi kukus, tamagoyaki (telur dadar digulung) dan nori (rumput laut) di piring mereka. Daishin mengangkat wajah dengan senyum masamnya.

“Salah sendiri, adik beradik kalian embat sampai habis!” sahut Daishin sambil melirik Shanumi di sisi samping depan dan Sazlina di sebelah Daehan. Khaisan duduk di sebelah kanan dan berhadapan dengan istrinya.

“Lha emang jumlah mereka cuma dua. Gimana gak habis! Kamunya aja yang keasyikan tukar cewek!” Daehan merasa jawaban Daishin cukup kocak.

“Coba tanyain ke ibu mertua kalian, masih ada nggak satu adik mereka di rumah Indonesia. Jika masih, biar bulan depan aku datang melamar!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Attar Muntaz
seru kakaa....
goodnovel comment avatar
Host Gxm
menunggu lanjutanya, seru
goodnovel comment avatar
Dinda
lanjut......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 74

    Sazlina sudah mundur hinggga kaki membentur kisi ranjang. Merasa gentar sebab Khaisan terus maju mendesaknya. Berpikir bahwa lelaki itu akan meminta jatah sebagai suami demi sekadar menghamili, rasa hati sakit dan justru panik luar biasa. “Tadi bilang kalo obrolan mereka soal anak sangat membosankan. Ini, kenapa jadi bertolak balik seperti itu? Mas Kha munafik!” cela Sazlina gugup. Bicaranya tersendat dan susah. Hati pun berdebar dan gundah. “Wajar kan, manusia berubah pikiran? Aku pun telah berubah pikiran," ucap Khaisan dan lalu terdiam. "Makanya, Mas Kha jangan sombong. Kena menjaga sikap dan ucapan. Jangan kasar dan jangan mudah menghakimi. Apalagi pada istri dan harta mereka yang direlakan untuk suami. Harta jiwa raga maksudku. Aku tahu, aku gak punya apa-apa. Terakhir... Doa dari hati terluka dijamin akan dinaikkan hingga semua lapisan di langit!" Sazlina bicara seperti meracau. " Iyalah...," sahut Khaisan lirih. "Tapi, Saz! Kurasa memang akan memalukan jika mereka l

    Last Updated : 2025-02-14
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 75

    Khaisan melajukan kendaraan menuju area pusat perbelanjaan mewah Ginza di jantung Kota Tokyo. Menuruti permintaan adik ipar perempuan yang ingin mencuci mata dan berbelanja. Sedang Sazlina hanya mengikuti, Khaisan tahu jika istrinya sudah terlalu sering berkunjung di kawasan itu. Tiga lelaki sepakat berotasi mengemudi sebab sopir yang siaga untuk keluarga sedang dibawa orang tua ke Osaka. Bilangnya sebentar ternyata lama juga. “Mas … kalo isinya habis gimana?” Terdengar tanya manja Shanumi dari belakang. Khaisan tidak sengaja mendengar. “Ini isinya full, sayangku,” jawab Daehan agak keras. Menunjuk selembar kartu berhologram di tangan Shanumi. “Ya… maksudku, kalo tak terasa aku habiskan, gimana? Aku suka kesurupan kalo belanja. Lagian ingin beliin Mbak Sazlin beberapa baju yang dia suka, kemarin aku nggak ngasih apa-apa pas nikahannya. Sedang dia malah ngasih tiket pulang pergi ke Bali sama kita bulan depan, kan?” Shanumi menjelaskan. “Aku juga ingin ngasih kado tiket hanimun ke

    Last Updated : 2025-02-14
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 76

    Meski teruja, perasaan Sazlin juga geli dan seperti aneh dengan nada Khaisan bicara. Lelaki bersuara khas yang berat itu selalu tegas dan kaku saat bicara. Tiba-tiba bicara lembut dan terdengar mesra, adalah hal luar biasa bagi Saalina. Juga... justru jadi aneh rasanya. “Jadi, sengaja menjauhkanku dari Mas Daishin? Apa ingin memfotokan aku?" tanya Sazlina sambil kesusahan menahan senyum. Khaisan terlihat salah tingkah. "Hemm...." Khaisan tidak menjawab. Hanya sahut dehem memberi makna ucapnya. "Tapi sayangnya… aku tidak ingin lagi difoto. Aku khawatir hasilnya akan jelek. Rugi dong bergaya.” Sazlina tersenyum mengejek. “Meremehkanku…?” bisik Khaisan. Ada beberapa orang di belakang mereka. “Aku … aku tidak berani meremehkanmu,” sahut Sazlina gugup. Khaisan tidak lagi memegang tangan. Tetapi berpindah jadi memeluk di pinggang dan menariknya mendekat. Debar di dadda yang sudah bergemuruh, jadi berdetak kencang tak karuan. Telapak lebar dan jari panjang Khaisan juga sambil singgah

    Last Updated : 2025-02-15
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 77

    Setelah berbelanja banyak pakaian di butik Ginza, mereka sempat singgah untuk shalat dzuhur di Masjid Camii yang merupakan tempat ibadah umat islam terbesar di Jepang. Tidak heran jika artis sekaliber Syahrini dan Maia Estianty memilihnya untuk melakukan ijab kabul di hari pernikahan sakral mereka. Sebab, Masjid Camii sendiri memang memberi wadah bagi umat muslim mana pun untuk dinikahkan dengan sah.Memang tidak sebesar dan seluas bangunan Masjid Istiqlal di Jakarta, tetapi juga megah dan artistik dengan mengusung model bangunan Turki yang memukau. Meski tidak beragama Islam, penduduk Jepang dibolehkan masuk untuk sekadar berfoto seperlunya jika ingin. Dalam hal beragama dan beribadah, warga di sana sangat memiliki toleransi. “Lambat sekali…,” tegur lelaki di dekat tangga saat Sazlina baru turun dari lantai dua. Habis shalat, Shanumi sudah pergi duluan yang memang jarang berlama-lama. “Kamu menungguku...?” sahut Sazlina terkejut. Wajah tampan berpeci hitam itu terlihat cerah d

    Last Updated : 2025-02-15
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 78

    Daishin tidak pergi saat Sazlina akan menutup pintu. Sedang seluruh barang belanjaan telah diletak aman oleh lelaki itu di dalam kamar. “Terima kasih bantuanmu, ya, Mas. Selamat istirahat.” Sazlina menegur yang bermaksud agar Daishin berlalu. “Ada yang ingin dikatakan?” tanya Sazlina dengan perasaan tidak nyaman. Daishin terus berdiri menjulang di depan pintu kamar dan menatapnya tak berkedip. “Aku memandang Mas Khaisan adalah lelaki sukses dan berdedikasi. Ternyata, dia gagal menjadi lelaki baik untuk istri sendiri. Dia tidak tahu jika kamu adalah bidadari, Sazlina,” ucap Daishin serius. “Mas Daishin bicara seperti itu untuk apa? Tidak perlu memuji untuk merayuku, aku sudah menikah. Lagipula sikap Mas Khaisan begitu sebab Clara kecelakaan. Mas Daishin tahu sendiri alasannya kan?" Sazlina berusaha menutupi perasaan sesungguhnya. “Tidak perlu pura-pura tegar di depanku. Aku tahu dirimu dan sangat tahu bagaimana suamimu. Aku pernah bilang padamu jika sikapnya pada Clara tidak tegas

    Last Updated : 2025-02-16
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 79

    Dua insan itu sama-sama engah dan habis napas. Sazlina dengan perasaan campur aduk tak terjabar. Antara melayang, terkejut dan senang. Juga tidak habis pikir jika Khaisan tiba-tiba menciuminya, bahkan dengan berlama-lama. Bukan sekadar di pipi atau di kening saja yang tiba-tiba dicium brutal oleh suaminya. Tetapi juga di bibir! Tidak menyangka Khaisan melakukan hal sein tim itu padanya dengan tiba-tiba. Masih seperti sedang bermimpi saja rasanya. "Apa ini mimpi?" tanya Sazlina pada lelaki yang masih menatapnya dalam dan redup. "Mau diulang lagi agar yakin itu bukan mimpi?" sahut Khaisan tersenyum. Sazlina semakin cantik dengan wajah merona dalam pandangan matanya. "Iya, ayolah diulang," sahut Sazlina setelah terdiam sebab terkejut dengan ucapan suaminya. Namun, hanya bermaksud menggoda meski jika sungguh-sungguh pun tak mengapa. "Serius...?" respon Khaisan, dengan cepat mendekatkan wajahnya lagi pada Sazlina yang masih tersenyum. Dia tahu jika wanita itu pun sambil usil. "Eh, bu

    Last Updated : 2025-02-16
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 80

    Sazlina akan keluar kamar saat Shanumi datang menjemput. Adiknya terlihat rapi dan cantik dengan gamis modis serta hijab yang menutup di kepala. Mengajak makan pagi ber sama-sama di ruang makan lantai satu. “Mbak, matamu kayak bengkak…,” ucap Shanumi sambil memandang mata kakaknya. Mereka di depan pintu dengan Sazlina yang menutup. “Iya, Nok.” Sazlina mengakui. Bersiap jujur andai Shanumi bertanya detail. “Hari ke dua dan ke tiga haidmu, ya?” tanya Shanumi menebak. Sazlina menghembuskan napas panjang. “Kamu dah hapal ya, Nok.” Sazlina sambil tersenyum. Niat ingin cerita semua pada adiknya pun urung. “Mana lupa, wajah suka bengap saat bangun tidur waktu haid. Malah yang kita sama itu, suka demam pas menjelang datang harinya, Mbak.” Shanumi tiba-tiba meraba dahi Sazlina. “Kali ini aku sehat aja sih, Nok.” Sazlina sambil tersenyum.“Alhamdulillah, Mbak. Nggak demam, ya.” Shanumi menurunkan tangannya dari dahi Sazlina yang kemudian mengangguk. “Kamu mau keluar, Nok?” tanya Sazlina

    Last Updated : 2025-02-17
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 81

    Sazlina tidak jadi menutup pintu saat namanya dipanggil. Ternyata Daishin yang sudah sampai di depan kamar. “Ada apa, Mas?” Sazlina membuka pintu lebih lebar. Mereka baru selesai sarapan pagi. “Orang dari Thailand mempercepat penerbangan, mereka sudah check-in pukul enam pagi tadi, emailnya baru masuk. Tengah hari kita harus sudah standby di Bandara Narita. Kamu sudah siap?” tanya Daishin serius. “Benarkah, syukur tidak jadi malam…,” sambut Sazlina setengah mengeluh. Ekspresi lega teebaca jelas di wajah eloknya. “Untuk sementara mereka hingga sore saja di Tokyo. Mereka ingin ditemani olehmu, maksudku, guide dari Indonesia dengan bahasa mereka hanya saat di Ueno, Saz. Selebihnya kita lepas.” Daishin menjelaskan buru-buru. Ada galau di wajah Sazlina. Khawatir jika gadis itu tiba-tiba membatalkan. Tidak ada ikatan kerja pada Sazlina kali ini. Sedang agensi dengan pengunjung dari Thailand, lebih dari sekadar perjanjian tulis. Akan tercoreng nama agensi andai Sazlina berubah

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 207

    Dua lelaki keren yang tampan, mapan, gagah, atletis dan sehat tanpa cela itu sedang membuat nasi goreng idaman di dapur mini rumah dinas. Masih pukul sembilan malam tetapi suasana luar di komplek perumahan terasa lengang dan sunyi. Hanya kebisingan dalam rumah yang sedang mereka ciptakan sendirilah pertanda adanya kehidupan di kompleks elite itu. Sebab, penghuni lajangnya sedang ingin membuat eksperimen tiba-tiba. “Bagaimana, Shin?” tanya Erick sambil tersenyum lebar. Berkacak pinggang sebelah tangan sambil membawa pengaduk di tangan sebelah satunya. “Apa kerjamu di bandara?” tanya Daishin di sela mengunyah sesendok nasi gorang yang langsung dia sendok dari wajan penggorengan. Meski tidak pedas, Daishin membuka mulut demi menghilangkan uap sebab panas. Erick makin menahan tawanya. “Jelas di bagian humas. Kan aku sudah pernah bilang, aku lelaki paling good looking di Juanda, jadi diletak di kepala bagian humas. Apa hubungannya, Shin?” tanya Erick berlagak pongah. Kesal, tid

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 206

    Erick sudah duduk di teras rumah dinas saat Daishin tiba. Sengaja tidak pulang ke apartemen sebab hari ini pulang kerja lambat dan besok pun harus pergi kerja lebih cepat. Akan ada kunjungan dari direktur maskapai penerbangan XX di kantornya. Kebetulan juga yang Daishin berkabar akan datang main malam hari. “Assalamu'alaikum!” sapa Daishin setelah keluar dari mobil dan menaiki teras. “Wa'alaikumsalam. Tumben datang malam, Shin?!” sambut Erick. Mengamati lelaki yang tengah berjalan gontai dengan ekspresi tidak secerah biasa saat datang, entah di rumah dinas atau ke apartemen.“Ada yang penting.” Daishin menyahut sambil meletak sebungkus rokok yang sempat dia beli di jalan ke meja di depan Erick. Erick menatapnya. Merasa kali ini ada hal berat sebab Daishin datang malam-malam. Biasanya sore saat mereka sama-sama pulang kerja. Itu pun hampir tidak pernah membawa rokok, sebab kebetulan Erick pun bukanlah perokok aktif. Tetapi bukan menolak merokok. “Apa istrimu aman?” tanya Erick.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 205

    Farida berekspresi waswas dan curiga. Matanya tidak lagi sayu, tetapi melebar dan nanar. Tanda tidak menyangka jika KTP nya diabadikan Daishin dalam ponsel dan wanita itu ternyata sangat tidak rela. Resah jika akan dijadikan apa-apa. Sikap Farida membuat Daishin semakin curiga tetapi hanya menghela napas panjang. Merasa sangat lelah dan tidak guna terus disanggah. “Sebaiknya kamu pergi dan jangan datang datang dulu sebelum mendapat kabar dariku, Farida. Tolong, saling mengertilah terhadap wanita hamil. Sudah jelas jika istri ku pun sedang berperut besar, kan? Sebagai sesama wanita, seharusnya paham dengan perasaan istriku. Apa kau siap kutuntut jika ada apa-apa dengan istriku dan kehamilannya?” tanya Daishin dengan tatapan berapi. Melirik Osara yang seperti tidak peduli. Kini tengah sibuk dengan ponselnya. Ah, apa dia pun juga tidak peduli andai ini benar? Sesaat Daishin justru tidak puas hati dengan sikap Osara yang tampak kelewat tenang. Apa justru terlalu marah, kecewa dan kesal

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 204

    Daishin bungkam meski merasa semakin kesal melihat wanita spesial itu menangis. Kepalanya berputar kencang, bagaimana agar Clara benar-benar jera. Apakah harus menyerahkannya pada polisi? Tetapi kasus itu terjadi di luar negara, bisakah? Bagaimana jika dipermudah dengan keluar uang? Daishin bimbang dan bertanya-tanya sambil menahan marah. “Untuk apa menangis? Sudahlah, Ma! Yakinlah, Itu tidak lama. Atau jika Mama tega, sebaiknya kembalikan saja dia ke Jepang. Kurasa dia tidak akan berani mengusik Mas Kha di sana. Daripada Mama tersiksa. Di sini pun, aku yang dia incar. Mama pikir aku bisa menidurinya? Dia sudah seperti adik bagiku. Sayangnya dia gila.”“Oh, ya, Ma. Tolong, jangan lagi periksa di klinik itu. Osara benar-benar tidak ingin bertemu Clara. Bawa pergi dia dari sini segera. Aku permisi, Ma,” ucap Daishin dingin. Dengan mengeraskan hati, ditinggalkannya Mama Hana yang masih tersedu dan berlinang air mata. Merasa heran sendiri, kenapa Darhan dan Papa Samuel tidak berusaha men

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 203

    Osara telah diantar hingga rumah dan Mak Yem siaga untuk membuka dan menutup pintunya. Istri kembali tampak bad mood sejak pagi menjelang siang. Daishin sangat tahu apa alasannya hingga terus diam-diam seperti itu. Menilai jika mama Hana tega sekali. Sudah pernah sepakat bahwa itu adalah klinik kandungan pilihan Osara dan Clara pun memiliki klinik kandungan biasanya. Jika sedang tutup, apa salahnya ditunda sejam dua jam atau sehari dua hari. Meski kebetulan, nyatanya berbenturan juga dengan jadwal kontrol istrinya hingga keduanya bertemu. Hal yang sangat ditakuti Osara. Daishin berniat akan membicarakan serius hal ini dengan Mama Hana. Lelaki tampan dan berkulit cerah tetapi sudah suami orang itu mendatangi ruang tunggu di butiknya. Seorang wanita cantik memandang ke arahnya sambil tersenyum sumringah. Daishin membalas ramah dan menyadari jika calon customernya itu sedang hamil besar. Pembicaraan pada negosiasi segera Daishin buka demi tidak banyak basa basi. Jiwanya memang pebisni

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 202

    Enam bulan kemudian, di kota besar Surabaya. Jum'at pagi ini sepasangan suami istri yang berbahagia itu tampak cerah wajahnya. Tengah bersiap untuk pergi ke salah satu alamat klinik langganan di Kota Surabaya demi bertemu dengan seorang Dokter Kandungan langganan selama ini. Wanita cantik bergamis tetapi belum berkerudung sedang mengemas piring yang baru dipakai dari atas meja makan. Pembantu rumah yang tidak pernah menginap, baru saja datang dan meminta maaf sebab telat. Langsung mengambil alih piring dan wadah kotor dari tangan Osara. “Maaf, Mbak. Pagi-pagi udah macet, jadi saya terpaksa telat …,” jelas pembantu rumah dengan senyuman khas Jawa nya.anis dan polos. Berusia mendekati lima puluhan tahun tetapi teeltihat muda sebab wajahnya bersih dan berkulit sawo matang “Gak papa, Mak Yem.” Osara menyahut dengan membalas tulus senyumannya. Berjalan meninggalkan meja makan dan mengambil mesin pengering rambut untuk dibawa ke dalam kamar. Menempatkan diri di depan cermin rias

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 201

    Seorang lelaki Jepang tua sedang menyapu pelataran sempit rumah baru dan menyadari kedatangan tuannya. Buru-buru meletak sapu, mengucapkan selamat sore dan berakhir dengan membungkukkan badan tuanya. “Apa rumah sudah bersih?” tanya Daishin bernada sopan dalam bahasa Indonesia. “Sudah, Mas. Silahkan.” Pria itu menyambut dengan berjalan memimpin. Langkah kakinya gesit meski tidak lebar. Bukan juga langkah panjang sebab tinggi badan sekadar pas pasan. Mungkin sebatas telinga Osara. “Kenapa guna bahasa Indonesia?” tanya Osara setelah mereka berada dalam rumah yang pintunya dibukakan oleh lelaki tadi dan kini terbiar terbuka. Lelaki tua pun menyapu di halaman kembali.“Asalnya dia orang Indonesia, orang dari Kabupaten Blitar, emak Jawa-bapaknya Jepang. Sama keluarga bapaknya, dia dicari dan dibawa ke sini sejak remaja,” Daishin menjelaskan sambil meletakkan koper mini yang setia dibawanya di samping sofa. “Kapan kita ke Surabaya?” tanya Osara sambil membuka koper. Menarik keluar beber

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 200

    Mereka yang di sofa terlihat tegang. Apalagi Osara dan Daishin sama-sama tidak bersuara. Sepertinya sangat keberatan jika Clara dibawa Mama Hana ke Surabaya. Padahal ingin damai menyingkir jauh dengan pulang ke negara seberang. Sedang Daishin pun ingin merintis usaha baru di kota yang sama. Sangat tidak ingin melihat juga mendengar nama Clara di kehidupan masa depan. “Baiklah, jadikan ini saksi. Anggap lah kita semua setuju dengan keinginan Mama Hana yang akan bertanggung jawab dan membawa Clara ke Surabaya. Kita kasih kesempatan satu kali. Aku akan ikut memantau. Jika dia sekali lagi berbuat jahat. Aku yang akan menyerahkan dia ke polisi. Bagaimana, apa semua setuju? Osara juga Daishin, bagaimana? Mengingat kondisi Mama Hana seperti itu…,” ucap Erick tegas dan mendesak.. “Merasa tidak sabar dengan masalah yang tanpa ujung. Meski ini memang tidak adil bagi Osara, tetapi demi memeluk sekeluarga, kuharap … terutama Osara dan Daishin, kalian semua bisa rela. Jangan khawatir, aku akan i

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 199

    Mereka bertiga memasuki rumah megah bercat putih bersih bak kastil modern dengan langkah cepat. Mobil sewa baru saja berlalu setelah mendapatkan upah jasa dari Erick yang membuat wajah driver tersenyum sangat cerah. Daishin melangkah panjang memasuki pintu rumah dan melewati taman menuju ruang utama. Telah duduk banyak orang yang menyebar di beberapa set sofa ruang tamu. Sekilas melihat SazLina duduk bersebelahan dengan Khaisan. Papa Samuel duduk berdampinban dengan Daehan. Di lain sofa, ada Shanumi yang duduk sendirian sambil melihat ponselnya. Satu lagi perempuan yang sepertinya seorang perawat. Memakai baju putih khas seragam divisinya. Mereka langsung berdiri serentak dan menyongsong kedatangan Osara, Daishin dan Erick. “Assalamu'alaikum. Bagaimana keadaan Mama, Pa?” Daishin tampak benar-benar panik meski yang dia tanyakan hanyalah berstatus mama asuh. “Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”Semua menjawab bersahutan dan m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status