Share

Mulai Memikat

Author: Esi Apresia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Busana merah dengan sangat seksi telah Zulaika gunakan. Ditambah polesan sedikit tebal, membuat kecantikannya terlihat tajam. Kini dia memandangi dirinya sendiri di depan cermin. Memperlihatkan senyuman yang menjadi pesona tanpa batas dalam dirinya. Kaki jenjangnya terlihat sangat indah saat busana itu membelah ketika dia berjalan. Memperlihatkan kedua pahanya yang sangat mulus.

“Kau siap?” Dia, lelaki yang selama ini mengasuhnya. Menatap Zulaika yang terlihat tegang. Dia sekali lagi memeluk gadis itu, mengelusnya perlahan. “Jangan menyerah dalam hal apa pun. Selama ini aku sudah mengajarimu semuanya. Ingatlah pesanku. Sembilan puluh hari saja, sudah cukup untuk membuatmu memenangkan kedua hati itu,” lanjutnya sembari menarik napas panjang. Tidak dipungkiri, batin itu sebenarnya sangat resah.

“Ini hari yang aku tunggu. Mereka akan menerima semuanya.”

Zulaika mulai masuk ke dalam mobil bersamanya. Menuju pesta yang selalu Arman Maulana adakan dengan semua bangsawan lainnya.

**

Jubah bergambar naga disulam dengan indah. Menggunakan benang emas di atas kain sutra berwarna merah itu, melambangkan pemiliknya memiliki martabat dan kekayaan tertinggi di antara lainnya.

Arman memandang jubah naga itu yang tergantung di dinding. Dia adalah anak laki-laki pertama dari istri sah Malik Maulana. Tuan Besar pemilik perusahaan tersohor di seluruh dunia.

Alis yang lurus, hidung mancung, bibir licin, serta garis rahang yang lancip. Pesona itu selalu saja membuat semua wanita terpana dengannya. Sifatnya yang dingin, serta arogan, membuat dia sangat ditakuti siapa pun. Apalagi lelaki kuat itu memiliki kekuasaan tiada tara. Dia kini berkuasa setelah menggantikan Malik Maulana sang ayah, setelah meninggal akibat keracunan. Sifatnya sangat dingin dan kejam. Dia selalu saja menghukum, bahkan menghabisi siapa saja yang membuatnya kesal.

“Tuan, kami tidak bisa menemukan gadis itu. Kami sudah menelusuri pelosok kota. Gadis itu tidak ada di mana pun.”

Kedua mata Arman masih menatap jubah yang akan dipakainya. Dia tidak berkata apa pun. Kedua pelayan yang berada di sebelahnya, bergemetar saat mulai mendekati Arman untuk bersiap.

“Jika kalian tidak menemukan gadis itu. Aku akan menghabisi nyawa kalian!” bentaknya cukup keras. Dengan kasar dia mengambil jubah itu tanpa menunggu pelayan melakukannya. Arman memakainya dalam sekejap. Dia keluar begitu saja, melewati semua pelayan dan pengawalnya yang menundukkan kepala.

Bahkan, kesepuluh istri sirinya tidak dipandang sama sekali. Termasuk ibunya yang bernama Redrich. Sementara, Ardian di halaman rumah, menyandarkan tubuh di mobil sambil menikmati rokoknya. Dia akan memasuki mobil setelah Arman melakukannya.

“Jika kita terlambat, kau yang akan bersalah,” ucap Arman dengan dingin kepada sang adik. Sebelum membuka pintu mobil dan masuk, Ardian kembali membuang putung rokok dan menginjaknya. Dia segera menyusul Arman.

Mobil melesat cukup kencang, diikuti lima mobil pengawal. Semua tamu undangan segera menepi ketika mobil sang penguasa datang. Semua menundukkan kepala saat Arman memasuki gedung megah dengan ukiran naga merah.

“Tuan Arman. Semua sudah kami siapkan,” ucap salah satu manajer pelaksana.

“Aku tahu,” balas singkat Arman.

Dia duduk tepat di depan semua tamu bangsawan dengan kursi berbahan emas. Ardian yang berada di sebelahnya, selalu saja terdiam. Dia adalah tipe orang yang jarang sekali berbicara. Sosok Ardian tidak pernah memandang seseorang jika berbicara. Apalagi bersama wanita.

Lantai dansa mulai dipenuhi para pasangan. Arman yang ditemani dua wanita di sebelahnya, mulai sangat kesal. Dengan mendadak, dia menghentakkan tangan di atas meja.

“Kenapa pesta ini sangat membosankan?!” teriaknya keras.

Saat suasana hati Arman memanas, suara biola dengan merdu memasuki ruangan. Kedua mata sang penguasa terpaku melihat sosok wanita. Dia menggunakan topeng, berjalan dengan sangat anggun di antara semua orang di lantai dansa. Saat berada tepat di tengah, sang wanita membuka topengnya. Melemparkan begitu saja. Ardian yang semula selalu cuek dengan sekitar, ikut terpaku melihatnya.

“Dia …,” ucap kedua Tuan Muda bersama-sama.

Senyuman dengan lesung pipi terlihat sangat cantik. Ditambah gaun bewarna merah menyala menjuntai panjang dengan gemerlap berlian. Membuat kecantikan itu tiada tara. Lekukan tubuh Zulaika terlihat sempurna, saat dia mulai berjalan. Arman tanpa sadar berdiri dari duduknya. Semakin memandang kecantikan tanpa tandingan di hadapannya.

“Ternyata memang dia,” batin Ardian. Kedua matanya tidak teralihkan sama sekali. Senyuman terpampang jelas di wajahnya.

Semua mata memandang Zulaika tanpa berkedip. Dewi kayangan telah hadir, membuat pesta itu hening. Bahkan, pemain musik ikut menghentikan gerakan. Kemunculan Zulaika, membuat semua mata takjub saat melihatnya.

“Dia … apakah itu dia?” Arman masih saja berdiri dari duduknya. Kedua mata itu tidak mengedip sama sekali. Sang tuan muda penguasa pertama kalinya merasakan detakan luar biasa. Iris hitamnya masih saja terpaku.

“Dia ternyata muncul. Di mana asalnya?” Setumpuk tanya ada di dalam pikiran Arman.

“Dia memang wanita itu. Aku tidak percaya dia muncul.”

Ardian semakin tersenyum saat Zulaika sedikit meliriknya. Selama ini dia tidak pernah memandang seorang wanita. Hingga malam ini, pertama kalinya kedua mata hitam tegas itu menyorot tajam sosok hawa.

“Senyuman itu sangat indah. Dia … memang wanita laki-laki itu,” gumam Ardian tiada henti.

Spontan Arman menolehkan pandangan ketika sang adik mengatakan itu. Dia mengkerutkan kedua alisnya dengan dalam.

“Ardian? Kenapa dia mengenalnya?” batinnya tidak percaya. Apalagi dia semakin heran melihat Ardian pertama kalinya tersenyum saat melihat seorang wanita. Begitu juga dengan dirinya.

“Aku menginginkanmu. Aku akan membayarmu berapa pun. Temani aku malam ini.”

Salah satu tamu undangan berjalan mendekati Zulaika. Dia menarik lengan Zulaika dengan kasar. Ardian spontan berlari menghampirinya. Semua orang di sana terheran. Terutama Arman. Dia masih menahan kakinya untuk tidak ikut campur. Harga diri Arman sangat tinggi untuk memperebutkan seorang wanita.

“Lepaskan. Dia milikku!” teriak Ardian.

Zulaika menampis tangan Ardian. Dia hanya ingin Arman Maulana. Telunjuk jemarinya mengarah tepat ke arah Arman dengan tegas. Ardian terpaku melihatnya. Sementara, Arman tersenyum. Dia mulai perlahan berjalan menuju lantai dansa. Semua orang yang semula akan memperebutkan Zulaika menepi, kecuali Ardian. Tuan Muda kedua itu masih saja tidak percaya dengan penglihatannya.

“Aku tahu. Kau … pasti menginginkanku,” ucap Arman pelan, tepat di hadapan Zulaika.

Senyuman menawan Zulaika kembali hadir. Dia perlahan mendekati Arman, sedikit berjinjit. Bibir kemerahannya, mendekati daun telinga Arman. Dia berbisik, “Aku akan menjadi milikmu. Jika … kau berhasil menemukanku. Bukankah kau seorang penguasa? Tentu saja menemukanku tidak akan sulit kau lakukan.” Arman terpaku mendengarnya. Tidak ada yang bisa memerintahkan dirinya! Apalagi, dia memang sebelumnya tidak bisa menemukan Zulaika. Ini adalah tantangan menghina pertama kali untuknya.

“Kau … tidak bisa memerintahku!” teriaknya keras.

Zulaika mundur dengan cepat. Dia sejenak menatap Ardian yang masih bergeming. Lirikan itu menghilang saat Zulaika dengan cepat membalik. Ardian semakin terpaku melihatnya. Namun, tidak dengan Arman. Dia sangat marah!

“Kau, tidak bisa pergi!”

Arman berjalan cepat akan menangkap Zulaika. Dengan amarah dia mengulurkan tangannya. Sedikit lagi dia akan menyentuh lengan Zulaika, beberapa pria bertopeng dengan memakai jas hitam berdatangan. Mereka masuk dengan tiba-tiba. Zulaika lenyap begitu saja.

Arman dan Ardian hanya bergeming kaku. Semua pria bertopeng itu memutari mereka. Namun, kedua mata Tuan Muda penguasa itu masih saja tidak beralih dari pintu keluar ruangan.

“Aku akan mendapatkannya, bagaimanapun caranya!” teriak Arman sebelum meninggalkan acara dalam amarah. Dia berjalan melewati semua orang dan masuk kembali ke dalam mobilnya.

“Senyuman itu .... Dia sangat cantik.” Ardian masih saja tersenyum. Dia tidak peduli pengawal sudah berada di belakang untuk membawanya pergi. Kakinya masih tidak bisa beranjak.

“Dia, harus menjadi milikku,” batin Ardian.

Related chapters

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Ramalan Dan Kutukan

    Arman masih saja tidak terima. Pandangannya lurus ke depan dengan tajam. Semua pengawal tidak ada yang berani mengatakan sesuatu kepadanya.“Sialan. Wanita itu sudah mempermainkan aku. Ini menyangkut harga diriku.”Tangan kuat dan kekar milik Arman menghentak keras. Membuat jok depan sedikit sobek. Dia masih mengatur napasnya. Kedua matanya memejam, sambil menekan jantungnya. Debaran itu semakin hebat saat mengingat Zulaika. Arman berusaha mengingkarinya. Dia tidak bisa terlihat lemah karena wanita!“Siapkan salah satu istriku. Aku ingin dia menuju ke kamar saat aku pulang. Cepat!”Pengawal di sebelah sopir hanya menganggukkan kepala tanpa berkata. Dengan cepat, dia menghubungi kepala pelayan untuk mempersiapkan keinginan Arman. Sementara, Arman terus menggelengkan kepala saat ingatannya dipenuhi senyuman Zulaika.“Argh, tidak!” teriaknya tiba-tiba. “Aku ingin dua. Yah, kedua istriku akan memuaskanku malam ini. Cepat!”Batinnya terus berteriak. Arman masih berusaha mengatasi dirinya s

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Menuju Kediaman Maulana

    Ardian tiba-tiba masuk ke dalam kamar Arman. Dia mendengar kakaknya bergumam cukup keras, membuat dia menawarkan diri untuk mencari Zulaika. "Biarkan aku yang mencarinya," kata Ardian dengan cukup tegas. Dia kali ini berani memandang sang kakak. Walaupun Arman sudah memasang wajah angker. "Apa?" tanya Arman dengan singkat. Dia berjalan perlahan mendekati sang adik. Kedua mata mereka yang sangat tajam, saling menatap. Persaingan kini sudah dimulai. "Aku, akan mencarinya."Ardian selama ini selalu saja diam. Bahkan, tidak pernah merebut apa pun milik sang kakak. Namun, kini berubah. Membuat Arman sangat terkejut. “Aku … akan mencarinya!” lanjutnya tegas."Sejak kapan kau berani mengatakan ini kepada kakakmu? Bukankah kau tahu peraturanku? Tidak ada yang bisa menyela pembicaraan Tuan Besar," ucap Arman pelan namun menekan. Pandangan itu masih menyorot tajam, hingga kedua mata hitam itu tidak berkedip sama sekali.Ardian masih tidak menyerah. Dia malah mengangkat wajahnya."Kau sudah m

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Awal Mula Pembalasan Dendam

    Senyuman Zulaika sekali lagi membuat Arman lupa dengan amarahnya. Dia berdiri tegak, membuat sang penguasa keluar dari mobil dan perlahan menghampirinya.Kini, mereka berdua saling bertatapan tajam. Arman sedikit menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum. Dia masih tidak percaya sudah dipermainkan oleh seorang wanita. Zulaika perlahan mengangkat tangan kanannya, mengelus pipi Arman.“Kau ….”Tanpa sadar, Arman memejamkan kedua matanya. Menikmati sentuhan itu. Semua wanita penghuni kerajaan Maulana, memandang dengan terkejut. Mereka masih saja tidak percaya melihat Arman. Lelaki kejam dan sedingin es batu, bisa luluh seketika hanya dengan senyuman. Apalagi Ardian juga berjalan mendekat. Spontan, Tuan Muda kedua itu menarik tangan Zulaika dan menatapnya dengan senyuman.“Senyuman bidadari. Sangat damai dan indah,” ucap Ardian. Tidak peduli Arman di sebelahnya memandang dengan tegang.Sesuatu kembali terjadi. Arman menarik Zulaika dan menggendongnya. Ardian kini terpaku dalam kecemburuan

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Mulai Mendapat Serangan

    Zulaika tidak percaya. Dia melihat Tuan Muda kedua berada di depan jendela kamarnya. Pemuda itu menaiki pohon, merayap seperti maling haus akan hasratnya."Berikan aku kebahagiaan. Senyuman itu sangat indah. Aku ingin kau memberikannya kepadaku," ucap Ardian. Pandangan wanita yang di hadapannya, tidak berubah. Zulaika menatap kaku Ardian. Dia mencengkeram dadanya. Ada sesuatu yang sangat aneh di sana. Getaran yang sama sekali tidak pernah dia rasakan. Namun, Zulaika berusaha menutupinya."Untuk apa kau ke sini?" tanya Zulaika. Walaupun pandangan yang dia berikan sangat tajam, Ardian tetap saja tersenyum. Dia semakin menaiki pohon itu hingga berada di ujungnya. Zulaika mengernyit dalam. Dia spontan menyingkir saat Tuan Muda melompat dan memasuki kamarnya."Keluarlah. Tidak baik kau berada di sini. Aku ini calon istri kakakmu."Zulaika mundur saat langkah lelaki tegap dan tinggi 190cm itu semakin melangkah mendekatinya. Zulaika berhenti saat punggungnya menabrak meja. Pandangannya teta

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Pembalasan Arman

    Arman tersenyum. Dia masih diam tidak melangkah masuk ke dalam. Semua istri sirinya terdiam kaku. Kecuali Ema. Dia mengangkat salah satu alisnya dengan tersenyum saat Melia memandangnya. Dia sudah mengatakan Zulaika akan menang, dan itu benar.Zulaika bersujud, mengangkat jepit rambutnya ke atas. Itu menandakan dirinya sudah siap menyerahkan dirinya kepada Arman.Kali ini kaki sang penguasa melangkah, mulai masuk ke dalam kamar. Dia menampis penjepit rambut itu. Zulaika tidak menyangka. Arman akan melakukannya. Zulaika berpikir, dia akan mendapatkan Arman dengan mudah. Ternyata tidak!"Aku tidak pernah menerima wanita manapun sebelum dia berhasil memikatku. Jangan pikir kau menang, wanita. Hmm, aku yang sudah berhasil memikatmu. Kau datang sendiri kepadaku. Kau pikir siapa dirimu!" Suara tegas, serak, masih membuat Zulaika masih tertunduk. Ini adalah penolakan yang sengaja dilakukan Arman. Dia tidak akan menyerah. Dia akan terus melawan!Arman terkekeh, lalu berjalan meninggalkan kama

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Keributan Yang Tidak Terduga

    Teriakan mencekam terdengar mengejutkan. Semua istri siri Arman dan pelayan yang tertidur lelap berhamburan keluar. Mereka terpaku. Tidak percaya dengan penglihatan mereka.Zulaika menyunggingkan senyuman. Puas! Melihat istri kedelapan dengan kejam diseret para pengawal keluar ruangan. Pengawal tersenyum saat membawanya. Arman sangat kesal jika seseorang mengabarkan hal buruk kepadanya. Tidak heran jika semua orang selalu menutup rapat mulut mereka saat mengetahui sesuatu. Itu demi keselamatan mereka.Konglomerat Malik Maulana saat hidup paling ditakuti di kota. Semua pengusaha kaya raya tunduk kepadanya. Bahkan, pejabat setempat tidak berkutik jika Malik Maulana menginginkan sesuatu. Kekayaan dan kesuksesannya tidak terbatas. Malik sangat ahli berbisnis.Malik adalah pemuda yang sangat jenius. Sejak kecil dia hidup sangat susah. Bahkan, menderita. Kedua orang tua Malik mati akibat kecelakaan misterius. Saat itu dia selalu saja menangis di makam ayah dan ibunya. Hingga seseorang menem

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Mulai Bekerja Sama

    Ardian mengernyit dalam. Terdiam kaku. Hatinya berdetak kencang. Dia tidak percaya, melihat Zulaika mengelap pisau kecil. Tangannya berlumuran darah. "Ckk, dia yang melakukannya? Bagaimana mungkin?" batin Tuan Muda. Tangannya mulai mendorong pintu itu. Zulaika terkejut. Dia tidak bisa menghindar. "Kau ... kenapa masuk ke dalam kamarku?" Zulaika meletakkan pisau itu di sebuah kotak berukiran khas Jawa. Pisau tajam hampir mirip dengan keris Jawa."Bagaimana caranya? Apakah kau yang melakukannya?" tanya Ardian cemas. Dia menarik Zulaika. Menatapnya dalam-dalam. Menunggu wanita itu menjawab pertanyaannya."Tidak ada bukti apa pun yang bisa membuatku tertangkap. Untuk apa menanyakan hal yang sangat mustahil? Bisakah wanita lemah sepertiku melakukannya?"Ardian memutuskan tidak membahasnya. Dia mengeluarkan satu bunga mawar merah tanpa duri. Dipasangkannya di telinga sebelah kanan Zulaika. Dipandangnya wajah itu yang semakin cantik. Sangat ... cantik. Perlahan, bibirnya mengecup. Zulaika

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Saling Menyerang

    Istri kedelapan mendekati Zulaika dan menjabat tangannya. "Aku Sera. Aku adalah anak dari salah satu manajer kantor perusahaan Maulana. Ayahku melakukan kesalahan. Dia mengambil uang perusahaan untuk mengobati ibuku yang saat itu sakit parah. Kami membutuhkan biaya sangat banyak," ucapnya dengan sendu. "Yah, Arman selalu saja memberikan gaji pas-pasan kepada semua pegawainya. Dia ... menginginkanku. Ayahku terpaksa menjualku. Tapi, Arman hanya menembus kesucianku saja satu tahun lalu. Setelah itu, dia tidak pernah menyentuhku. Bahkan, dia sering mengatakan jijik kepadaku," lanjutnya sembari menarik napas panjang. Hatinya tersiksa saat mengingatnya."Zulaika. Kenapa kau mau membalas dendam? Apakah kau juga korban dari Arman?" tanya Ema.Zulaika hanya menahan hatinya. Dia tidak akan pernah mengatakan aib itu."Peristiwa itu hanya untukku. Akan aku bongkar saatnya tiba," balas Zulaika singkat.Sera menyerahkan saputangan merah. Zulaika mengernyit, tidak mengerti dengan Sera. "Kenapa den

Latest chapter

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Berakhirnya misi 90 hari

    Redrich sadar. Dia harus merelakan ini semua. Zulaika hanya menatap Redrich saat semakin mendekatinya."Aku memang sudah salah. Tapi kini aku sadar. Ya, paling tidak aku berterima kasih kepada Agung yang sudah membiarkan salah satu anakku hidup. Walaupun aku tidak akan pernah tahu kapan bisa menemuinya. Berhati-hatilah, dan kembalilah dengan cucuku. Karena aku akan menunggumu selama itu. Aku meminta izin untuk menjaga Agung. Apa kau akan mengabulkan permintaanku? Kami akan menikah," ucap Redrich dengan menangis. Zulaika mengganggukan kepala kemudian memeluk sang mertua."Aku percayakan semuanya kepadamu, Ibu. Tunggulah aku saatnya tiba," ucapnya kemudian melepaskan pelukannya. Dia kembali akan memasuki mobil. Hingg dia tersenyum saat melihat Melia ternyata berada di depan pintu mobil dan membukakan untuknya."Jangan lupakan aku. Pergilah, dan bawalah kembali sang penguasa yang sangat hebat. Aku akan menunggumu," ucap Melia dengan tersenyum dan membiarkan Zulaika memeluknya."Aku akan

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Kepergian Zulaika

    Zulaika mengusap air mata di wajahnya. Dia mengkerutkan alis sangat dalam. Apalagi melihat Melia tertawa kecil saat menatapnya."Apa maksud Ayah?" tanya Zulaika masih mengernyit.Agung mendekatinya dan memberikan sepucuk surat yang ditulis Ardian untuknya. Zulaika segera berdiri, menerima surat itu. Dia membuka lebar kedua matanya yang sembab, dan segera membacanya. Zulaika masih tidak percaya. Namun, hatinya merasa lega. Ternyata Ardian masih hidup."Zulaika bidadariku. Kau adalah yang terindah. Permata hatiku. Aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidupmu. Tapi aku harus pergi. Kita akan bertemu saatnya nanti. Satu hal yang aku ingin katakan, aku sangat mencintaimu. Jagalah hatimu untukku. Ardian, cintamu."Agung saat itu menemui Ardian yang selalu menjaga Zulaika saat pingsan di kamar Arman setelah tragedi makan malam.Ardian tidak hentinya menatap sendu Zulaika dan menggenggam telapak tangannya. Bahkan, tuan muda itu tak kuasa menahan air matanya. Ardian memantapkan hatinya

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Berita mengejutkan

    Lesatan peluru membuat Ardian kehilangan nyawa. Zulaika menatap tubuh Ardian dengan tegang. Wajahnya kaku. Dia menarik napas panjang sebelum menurunkan tangannya.Salah satu bos besar tersenyum. Dia bertepuk tangan, diikuti yang lainnya."Tidak aku sangka. Melihat wanita seperti dirimu. Baiklah, ternyata kau memang pantas menjadi pengganti Arman. Aku tidak yakin dia mengalami kecelakaan. Tapi," ucapnya terhenti dan berjalan mendekati Zulaika. "Aku senang jika memang ada wanita yang menghabisinya. Haha. Tidak aku sangka lelaki seperti Arman akan mati di tangan wanita sepertimu," lanjutnya kemudian menatap Ardian yang tergeletak di lantai tanpa nyawa."Yah, ditambah kau menghabisi adiknya," sela bos besar lainnya. "Kami tidak bodoh, Zulaika. Tapi ... kami senang. Akhirnya ada yang berhasil menghabisi dua penguasa kejam itu. Dan, aku tidak menyangka seorang wanita yang menghabisinya," lanjutnya kemudian kembali bertepuk tangan diikuti lainnya."Agung, selamat datang kembali. Aku lebih su

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Kekuasaan baru

    Zulaika terbangun. Dia terkejut berada di dalam kamar Arman yang kini berubah. Tanpa sadar Zulaika sudah tertidur selama 1 hari. Dia segera beranjak dari ranjang kemudian keluar dari kamar. Dia benar-benar terkejut melihat kediaman Maulana sangat berbeda. Semua perabotan, bahkan hiasan dinding yang berada di sana tidak sama dengan sebelumnya."Akhirnya kau sadar juga. Sebaiknya kau beristirahat dulu dan jangan seperti ini," ucap Melia mengejutkan Zulaika dari belakang. Dia segera menangkap tubuh Zulaika yang sangat lemah itu dan segera mengajak duduk di kursi sofa."Sudah 1 hari kau tidak sadar. Kau mengalami depresi yang sangat berat dan ternyata membuatmu seperti itu. Untung saja kau sekarang sadar. Karena aku benar-benar menunggumu," lanjut Melia kemudian memberikan minuman hangat kepada Zulaika."Bagaimana dengan Arman? Bagaimana dengan semuanya? Kejadian malam itu benar-benar sangat mengerikan dan aku sedikit tidak mengingatnya. Lalu, bagaimana dengan Ardian. Di mana Ema? Apakah

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Kematian tidak terduga

    Zulaika hanya menatap Arman. Dia semakin terkejut Arman mendadak menangis. Dia tidak mengerti kenapa Arman bersikap seperti itu."Suamiku. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau seperti itu? Apa ada masalah? Apa yang terjadi? Katakan kepadaku." Zulaika segera beranjak dari duduknya dan mendekati Arman."Kenapa wajahmu?" Zulaika terkejut. Arman mendadak pucat sekali."Kepalaku." Arman sendiri tidak mengerti kenapa dirinya seperti itu. Dia melotot melihat Zulaika yang masih saja segar bugar. Padahal dirinya sudah memberikan racun di semua makanan itu. Bahkan minuman yang berwarna biru itu adalah racun yang sangat mematikan dan bisa membuat Zulaika binasa dalam sekejap. Arman sangat membenci Zulaika. Makan malam romantis yang semula akan dia sajikan dengan indah, Arman urungkan. Dia memutuskan untuk menghabisi Zulaika dan Ardian. Hati Arman diselimuti kebencian. Arman memerintahkan pelayan wanita menaburkan racun mematikan di semua makanan Zulaika, kecuali minuman anggur kesukaannya. Arman m

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Makan malam kejutan

    Zulaika berusaha mengatasi dirinya. Dia tidak akan pernah memperlihatkan kecemasan sama sekali. Perasaannya benar-benar tidak tenang. Bahkan dia tidak melihat Melia dan Ema di sana. Namun Zulaika terus tersenyum dan mengikuti apa pun yang Arman lakukan untuknya.Arman membawanya menuju ke halaman belakang. Sebuah meja sudah tertata sangat indah di sana. Sarapan sudah disiapkan. Arman memberikan satu mawar putih kepada Zulaika yang masih saja berusaha memperlihatkan senyumannya. Dengan perlahan Zulaika menerima mawar itu dan duduk tepat di sebelah sang suami."Ini adalah makanan yang sangat aku sukai dan aku ingin kau memakannya." Arman memotong sedikit roti yang sudah diberi selai strawberry. Dia menyuapkan ke Zulaika dengan tersenyum. Kemudian mengambil satu gelas jus jeruk dan meminumkan ke bibir Zulaika."Kau pasti sangat lelah sekali. Terlihat dari wajahmu. Apa yang kau lakukan di sana? Kau sangat berkeringat," ucap Arman kemudian mengambil satu lembar tisu dan mengusap keringat y

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Hati yang terluka

    Hati Arman benar-benar hancur. Di saat dia sangat percaya dengan istrinya, ternyata apa yang dikatakan Ema memang benar. Zulaika keluar bersama Ardian dengan sangat mesra. Mereka berpelukan sebelum akhirnya Agung akan mengantar Zulaika kembali ke kediaman Maulana.Arman masih saja berada di dalam mobil. Kedua matanya menatap sangat tajam. Arman masih belum pergi dari sana dan menahan hatinya yang sangat terluka itu. Pengkhianatan adalah salah satu hal yang sangat dibencinya. Dia tidak akan pernah memaafkan siapa pun itu. Walaupun pengkhianat itu adalah seseorang yang sangat dicintainya, atau pun ibu yang sudah melahirkannya. Arman benar-benar tidak bisa memaafkan Zulaika.Perlahan dia terus mencengkeram kemudi mobil itu, hingga telapak tangannya memerah dan sedikit berdarah. Kemudian dia menyalakan mesin mobil dan melesat sangat kencang menuju ke sungai yang masih saja terlihat sangat indah. Kelopak bunga mawar itu masih saja menghiasi permukaannya. Arman berlari dan masuk ke dalam su

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Malam bersama Ardian

    Zulaika perlahan masuk ke dalam rumah lamanya. Dia disambut oleh lelaki yang sangat tampan, menggunakan kemeja putih dan celana hitam. Serta rambut yang sangat rapi dan diarahkan ke belakang. Senyuman Ardian benar-benar sangat luar biasa. Zulaika pun membalas senyuman itu. Tapi, hatinya kini berbeda. Dia seketika mengingat Arman yang sudah bisa membuat hatinya berdebar.Zulaika menarik napas panjang. Dia berusaha mengatasi hatinya. Perlahan dia mendekati Ardian dan menerima uluran tangan tuan muda kedua itu. Ardian memeluk Zulaika dengan erat. Dia sangat merindukan wanita yang sangat dicintainya itu."Aku sangat merindukanmu, Zulaika. Dan aku tidak menyangka ternyata hari ini kita benar-benar akan melakukannya. Aku juga tidak sabar kau mengandung anakku. Aku sangat bahagia kau sudah memilihku, Zulaika," bisik Ardian kemudian perlahan membuka kemeja Zulaika satu persatu.Kedua mata hitam Zulaika yang sangat indah itu tidak pernah terlepas dari wajah Ardian. Dia terus menetap lelaki itu

  • Istri Penguasa Untuk 90 Hari   Bertemu dengan Ardian

    "Apa-apaan ini? Arman sampai segitunya menyiapkan semuanya?" Zulaika masuk dengan hati berdebar. Apakah dia akan meninggalkan Arman dengan sesuatu yang sangat manis seperti ini, atau dia tetap bersama dengan Arman dan melupakan semuanya? Lalu hidup bahagia karena lelaki itu benar-benar tulus kali ini. Terlihat dari kedua matanya. Tidak ada kebohongan di sana. Zulaika tersenyum menatap semuanya. Dia wanita biasa yang mudah terpana dengan sesuatu yang sangat romantis. Lalu bagaimana dengan semuanya? "Kau benar-benar sangat luar biasa. Apakah ini memang dirimu atau kau hanya berpura-pura. Hmm, memberikan pancingan lagi kepadaku," ucap Zulaika membuat Arman menggelengkan kepala lalu mendekatinya. Memeluknya kembali dengan sangat erat."Tidak ada kebohongan. Zulaika, kau tahu sendiri. Aku sudah melepaskan mereka semua kembali ke orang tua mereka masing-masing. Dan itu adalah sesuatu yang sudah aku lakukan dengan sangat nekat. Semua orang pasti akan membicarakanku. Semua orang pasti akan m

DMCA.com Protection Status