Tubuh Rose bergetar. Dia sangat khawatir isi dari amplop itu akan menghancurkan dirinya. Entah apa yang berada di dalam sana, Rose masih tidak mengetahuinya. Sang ayah masih tersenyum berusaha menenangkan diri di hadapan semua orang. Jakarasa adalah sosok yang sangat berwibawa. Bahkan dia bisa menyembunyikan perasaannya. Sikapnya yang tenang sama sekali tidak bisa ditebak. Walaupun sebenarnya sifat dia di belakang lebih dingin dari Arman."Kenapa Anda tidak mau membukanya? Perkenalkan, saya istri dari Arman Maulana. Istri sah lebih tepatnya," ucap Zulaika sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.Jakarasa dengan sengaja menerima tangan itu dan mengecup punggung telapak tangan Zulaika. Kedua matanya melirik dengan senyuman menggoda. Arman mengepalkan kedua tangannya dengan keras. Dia tidak rela melihat istrinya disentuh oleh orang lain."Sudah cukup semuanya. Tidak perlu ada basa-basi lagi. Apa isi dari amplop itu? Sekarang bukalah. Apa kau tidak ingin melihat isinya?" Arman
"Bersabarlah. Kau jangan terburu-buru. Aku masih ingin bersamamu. Apa kau terburu-buru keluar karena ada Ardian di sana? Bukankah kau sudah menemuinya?"Arman mendekati Zulaika. Dia mendekati sang istri kemudian menanyakan sekali lagi, "kau memberikan apa kepada Jakarasa? Berani sekali kau melakukannya? Hmm, bahkan kau tidak memberitahukan aku isi dari amplop itu."Arman mencengkeram tubuh Zulaika dengan kuat. Wanita itu sedikit tidak bisa bernapas dengan baik. Tapi Zulaika tetap berusaha untuk terlihat tenang. Dia tidak ingin sama sekali terlihat kalah di depan suaminya itu."Seharusnya kau membiarkan lelaki itu untuk membukanya. Jadi kau tidak penasaran apa yang ada di dalamnya. Hmm, wanita yang sudah kau tembak itu yang sudah membantuku. Tapi kini aku kehilangannya. Kau benar-benar berengsek," balas Zulaika sambil berbisik. Namun dia masih saja tersenyum menatap Arman."Ayolah. Dia sudah mau memberikanku racun. Bagaimana jika aku tidak ada di dunia ini. Kau akan menjadi seorang jan
Semua orang terkejut melihat Arman menembak kaki Bagus dan membuat lelaki itu tersungkur di lantai sambil berteriak kesakitan, "argh!" Beberapa pengawal yang akan mendekati Bagus, Arman tahan, "hentikan!" bahkan sang penguasa itu menodongkan senjata api itu kepada semua pengawal, "aku akan membunuh kalian!"Semua pengawal diam ketika mendengarnya.Kali ini Zulaika akan bertindak. Dia tidak akan tinggal diam. Dia akan membuat semua orang yakin jika dirinya bisa membuat Arman luluh kepadanya."Arman Maulana. Sudahlah, sayang. Hentikan saja. Kau sudah melukai beberapa orang. Aku tidak ingin kau melakukannya. Kau sebenarnya lelaki yang sangat baik. Aku tahu kau hanya melindungi istrimu saja. Hatimu benar-benar lembut. Aku mohon hentikan semuanya," ucap Zulaika memeluk Arman sambil tersenyum sinis. Menatap Rose yang kembali mengepalkan tangannya. Sangat kesal melihat Zulaika yang berpura-pura seperti itu.Kini semua terbukti nyata. Semua para bos besar itu melihat Arman semakin luluh deng
Ardian benar-benar tidak percaya dia melihat adegan seperti itu dengan kedua mata kepalanya sendiri. Hatinya benar-benar terguncang. Apalagi dia melihat Zulaika memuaskan Arman seperti itu. Walaupun sebenarnya dia tidak bisa melakukan protes karena memang mereka berdua adalah sepasang suami istri sah, dan itu wajar-wajar saja jika mereka melakukannya. Tapi hati itu tidak bisa dibohongi. Amarah semakin meluap. Dia kini memiliki keinginan untuk menjadi penguasa. Menggantikan Arman Maulana."Sialan! Kenapa aku harus melihat seperti itu? Dia benar-benar melakukannya. Lalu ... apakah dia masih memiliki hati denganku? Sementara aku sudah menjanjikan kehidupan yang lebih baik untuknya. Tapi dia malah memilih dengan cara ini. Dendam itu sudah membutakan dia."Zulaika masih menikmati entakkan Arman dari belakang. Dia memegang pagar dan terus mengeluarkan suara desahan. Namun, dia terkejut saat melihat Ardian menatapnya sangat tajam."Ardian ..." Zulaika terdiam. Arman spontan menolehkan panda
Pagi hari suasana di kapal pesiar sangat berantakan. Semua Bos Besar mabuk bersama dengan para wanita. Bahkan mereka tertidur begitu saja di dalam ruangan pesta. "Argh! Mereka sangat menyebalkan!" teriaknya kesal.Arman yang melihatnya sangat geram. Dia melangkahi tubuh para Bos itu satu persatu sambil menggandeng Zulaika. Dia segera keluar dari sana. Sepanjang malam mereka tidak tertidur dan hanya terdiam tidak melakukan apa pun. Arman Masih memikirkan tentang Paula. Dia tidak percaya Zulaika ternyata mengetahui jika Bagus diam-diam, bertahun-tahun memiliki hubungan dengan Paula. Padahal sudah jelas Arman mengatakan kepada Bagus jika Paula adalah istri kesayangannya dan tidak boleh disentuh oleh siapa pun. Namun, ternyata sekali lagi Bagus mengkhianati Arman dan dia sangat membencinya."Apa yang kau pikirkan?" tanya Zulaika. Arman masih diam hingga mereka masuk ke dalam mobil penjemput. Zulaika masih tersenyum puas. Dia yakin Arman pasti sangat marah dengan Bagus.Zulaika memutuska
Zulaika mendekat di Paula yang masih terpaku. Paula masih tidak percaya. Kenapa Arman bisa memanggilnya dan menginginkan dia untuk bermalam di kamarnya? Kali ini Paula tidak akan tertipu lagi. Kejadian sebelumnya sering dialaminya. Panggilan Arman malah membuat dirinya sangat malu di depan semua istri siri Arman yang terus menertawakannya. Dia tidak akan pernah masuk ke dalam sana. Paula tidak akan pernah membuat Arman mempermalukan dirinya lagi."Kenapa kau tidak segera pergi? Paula, itu adalah hadiah dariku. Sepanjang perjalanan aku mengatakan agar Arman bisa menerima semua istri-istrinya. Dan kau adalah yang pertama. Aku akan membuat kalian semua masuk ke dalam kamar Arman secara bergantian. Bukankah itu sesuatu yang sangat adil? Kalian tidak akan menjadi perawan tua di sini. Kalian akan mendapatkan hak kalian sebagai seorang istri."Beberapa istri siri Arman yang tidak menutup pintu kamarnya, segera keluar mendekati Zulaika dan menatapnya. Mereka benar-benar tidak percaya Zulaika
Suasana acara makan siang masih saja cukup tegang. Zulaika menatap Ardian yang sangat mesra berada tepat di sebelah Rose. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya mereka rencanakan. Tetapi Zulaika yakin jika itu adalah sebuah drama yang sudah dibuat mereka berdua untuk membuat hatinya cemas.Arman yang berada tepat di sebelah Zulaika, sesekali melirik sang istri. Lelaki itu paham Zulaika pasti menyimpan rasa cemburu kepada Ardian.Arman tidak akan pernah diam. Dia akan membuat Ardian sangat buruk di depan Zulaika, hingga sang istri akan melupakannya. "Bukankah kalian akan merencanakan sesuatu? Aku lihat kalian sangat mesra sekali. Jika ingin menyampaikan sesuatu silakan saja sampaikan dengan cepat. Jangan berbasa-basi seperti itu," ucap Arman membuat Ardian menatapnya dengan cukup serius, namun sesekali dia melirik Zulaika yang hanya menikmati makanan yang ada di hadapannya saja."Memang benar ada sesuatu yang akan aku sampaikan kepada kalian semua, dan aku minta maaf. Ini adalah sesua
Redrich tidak percaya di ketika mendengar perkataan Zulaika barusan. Wanita itu sudah didukungnya untuk bersama Arman. Tapi sepertinya dia menginginkan suatu hal yang lebih. Redrich hanya tidak ingin Zulaika menghabisi Arman. Hanya itu saja. Walaupun sebenarnya dia mengetahui semua rencana menantunya itu. Sebuah rencana yang akan menggulingkan Arman dari kekuasaannya. Apalagi dia juga tahu sebenarnya siapa Arman. Namun, dia tidak akan pernah membiarkannya. Bagaimanapun juga dia sangat menyayangi Arman. Sejak bayi dia sudah mengasuh anak itu dan sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Apalagi Redrich tidak akan pernah menghancurkan kekuasaan Maulana yang sudah ada sejak dulu. Dia terus mendekati Zulaika, kemudian menatapnya sangat tajam."Aku peringatkan kepadamu sekali lagi, Zulaika. Jangan pernah kau melakukan suatu hal, yang bisa menghancurkan Maulana. Aku tidak akan pernah tinggal diam, dan aku akan mencegahnya dengan sekuat hatiku. Kau tahu, aku sudah membantumu dan mendukung
Redrich sadar. Dia harus merelakan ini semua. Zulaika hanya menatap Redrich saat semakin mendekatinya."Aku memang sudah salah. Tapi kini aku sadar. Ya, paling tidak aku berterima kasih kepada Agung yang sudah membiarkan salah satu anakku hidup. Walaupun aku tidak akan pernah tahu kapan bisa menemuinya. Berhati-hatilah, dan kembalilah dengan cucuku. Karena aku akan menunggumu selama itu. Aku meminta izin untuk menjaga Agung. Apa kau akan mengabulkan permintaanku? Kami akan menikah," ucap Redrich dengan menangis. Zulaika mengganggukan kepala kemudian memeluk sang mertua."Aku percayakan semuanya kepadamu, Ibu. Tunggulah aku saatnya tiba," ucapnya kemudian melepaskan pelukannya. Dia kembali akan memasuki mobil. Hingg dia tersenyum saat melihat Melia ternyata berada di depan pintu mobil dan membukakan untuknya."Jangan lupakan aku. Pergilah, dan bawalah kembali sang penguasa yang sangat hebat. Aku akan menunggumu," ucap Melia dengan tersenyum dan membiarkan Zulaika memeluknya."Aku akan
Zulaika mengusap air mata di wajahnya. Dia mengkerutkan alis sangat dalam. Apalagi melihat Melia tertawa kecil saat menatapnya."Apa maksud Ayah?" tanya Zulaika masih mengernyit.Agung mendekatinya dan memberikan sepucuk surat yang ditulis Ardian untuknya. Zulaika segera berdiri, menerima surat itu. Dia membuka lebar kedua matanya yang sembab, dan segera membacanya. Zulaika masih tidak percaya. Namun, hatinya merasa lega. Ternyata Ardian masih hidup."Zulaika bidadariku. Kau adalah yang terindah. Permata hatiku. Aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidupmu. Tapi aku harus pergi. Kita akan bertemu saatnya nanti. Satu hal yang aku ingin katakan, aku sangat mencintaimu. Jagalah hatimu untukku. Ardian, cintamu."Agung saat itu menemui Ardian yang selalu menjaga Zulaika saat pingsan di kamar Arman setelah tragedi makan malam.Ardian tidak hentinya menatap sendu Zulaika dan menggenggam telapak tangannya. Bahkan, tuan muda itu tak kuasa menahan air matanya. Ardian memantapkan hatinya
Lesatan peluru membuat Ardian kehilangan nyawa. Zulaika menatap tubuh Ardian dengan tegang. Wajahnya kaku. Dia menarik napas panjang sebelum menurunkan tangannya.Salah satu bos besar tersenyum. Dia bertepuk tangan, diikuti yang lainnya."Tidak aku sangka. Melihat wanita seperti dirimu. Baiklah, ternyata kau memang pantas menjadi pengganti Arman. Aku tidak yakin dia mengalami kecelakaan. Tapi," ucapnya terhenti dan berjalan mendekati Zulaika. "Aku senang jika memang ada wanita yang menghabisinya. Haha. Tidak aku sangka lelaki seperti Arman akan mati di tangan wanita sepertimu," lanjutnya kemudian menatap Ardian yang tergeletak di lantai tanpa nyawa."Yah, ditambah kau menghabisi adiknya," sela bos besar lainnya. "Kami tidak bodoh, Zulaika. Tapi ... kami senang. Akhirnya ada yang berhasil menghabisi dua penguasa kejam itu. Dan, aku tidak menyangka seorang wanita yang menghabisinya," lanjutnya kemudian kembali bertepuk tangan diikuti lainnya."Agung, selamat datang kembali. Aku lebih su
Zulaika terbangun. Dia terkejut berada di dalam kamar Arman yang kini berubah. Tanpa sadar Zulaika sudah tertidur selama 1 hari. Dia segera beranjak dari ranjang kemudian keluar dari kamar. Dia benar-benar terkejut melihat kediaman Maulana sangat berbeda. Semua perabotan, bahkan hiasan dinding yang berada di sana tidak sama dengan sebelumnya."Akhirnya kau sadar juga. Sebaiknya kau beristirahat dulu dan jangan seperti ini," ucap Melia mengejutkan Zulaika dari belakang. Dia segera menangkap tubuh Zulaika yang sangat lemah itu dan segera mengajak duduk di kursi sofa."Sudah 1 hari kau tidak sadar. Kau mengalami depresi yang sangat berat dan ternyata membuatmu seperti itu. Untung saja kau sekarang sadar. Karena aku benar-benar menunggumu," lanjut Melia kemudian memberikan minuman hangat kepada Zulaika."Bagaimana dengan Arman? Bagaimana dengan semuanya? Kejadian malam itu benar-benar sangat mengerikan dan aku sedikit tidak mengingatnya. Lalu, bagaimana dengan Ardian. Di mana Ema? Apakah
Zulaika hanya menatap Arman. Dia semakin terkejut Arman mendadak menangis. Dia tidak mengerti kenapa Arman bersikap seperti itu."Suamiku. Apa yang kau lakukan? Kenapa kau seperti itu? Apa ada masalah? Apa yang terjadi? Katakan kepadaku." Zulaika segera beranjak dari duduknya dan mendekati Arman."Kenapa wajahmu?" Zulaika terkejut. Arman mendadak pucat sekali."Kepalaku." Arman sendiri tidak mengerti kenapa dirinya seperti itu. Dia melotot melihat Zulaika yang masih saja segar bugar. Padahal dirinya sudah memberikan racun di semua makanan itu. Bahkan minuman yang berwarna biru itu adalah racun yang sangat mematikan dan bisa membuat Zulaika binasa dalam sekejap. Arman sangat membenci Zulaika. Makan malam romantis yang semula akan dia sajikan dengan indah, Arman urungkan. Dia memutuskan untuk menghabisi Zulaika dan Ardian. Hati Arman diselimuti kebencian. Arman memerintahkan pelayan wanita menaburkan racun mematikan di semua makanan Zulaika, kecuali minuman anggur kesukaannya. Arman m
Zulaika berusaha mengatasi dirinya. Dia tidak akan pernah memperlihatkan kecemasan sama sekali. Perasaannya benar-benar tidak tenang. Bahkan dia tidak melihat Melia dan Ema di sana. Namun Zulaika terus tersenyum dan mengikuti apa pun yang Arman lakukan untuknya.Arman membawanya menuju ke halaman belakang. Sebuah meja sudah tertata sangat indah di sana. Sarapan sudah disiapkan. Arman memberikan satu mawar putih kepada Zulaika yang masih saja berusaha memperlihatkan senyumannya. Dengan perlahan Zulaika menerima mawar itu dan duduk tepat di sebelah sang suami."Ini adalah makanan yang sangat aku sukai dan aku ingin kau memakannya." Arman memotong sedikit roti yang sudah diberi selai strawberry. Dia menyuapkan ke Zulaika dengan tersenyum. Kemudian mengambil satu gelas jus jeruk dan meminumkan ke bibir Zulaika."Kau pasti sangat lelah sekali. Terlihat dari wajahmu. Apa yang kau lakukan di sana? Kau sangat berkeringat," ucap Arman kemudian mengambil satu lembar tisu dan mengusap keringat y
Hati Arman benar-benar hancur. Di saat dia sangat percaya dengan istrinya, ternyata apa yang dikatakan Ema memang benar. Zulaika keluar bersama Ardian dengan sangat mesra. Mereka berpelukan sebelum akhirnya Agung akan mengantar Zulaika kembali ke kediaman Maulana.Arman masih saja berada di dalam mobil. Kedua matanya menatap sangat tajam. Arman masih belum pergi dari sana dan menahan hatinya yang sangat terluka itu. Pengkhianatan adalah salah satu hal yang sangat dibencinya. Dia tidak akan pernah memaafkan siapa pun itu. Walaupun pengkhianat itu adalah seseorang yang sangat dicintainya, atau pun ibu yang sudah melahirkannya. Arman benar-benar tidak bisa memaafkan Zulaika.Perlahan dia terus mencengkeram kemudi mobil itu, hingga telapak tangannya memerah dan sedikit berdarah. Kemudian dia menyalakan mesin mobil dan melesat sangat kencang menuju ke sungai yang masih saja terlihat sangat indah. Kelopak bunga mawar itu masih saja menghiasi permukaannya. Arman berlari dan masuk ke dalam su
Zulaika perlahan masuk ke dalam rumah lamanya. Dia disambut oleh lelaki yang sangat tampan, menggunakan kemeja putih dan celana hitam. Serta rambut yang sangat rapi dan diarahkan ke belakang. Senyuman Ardian benar-benar sangat luar biasa. Zulaika pun membalas senyuman itu. Tapi, hatinya kini berbeda. Dia seketika mengingat Arman yang sudah bisa membuat hatinya berdebar.Zulaika menarik napas panjang. Dia berusaha mengatasi hatinya. Perlahan dia mendekati Ardian dan menerima uluran tangan tuan muda kedua itu. Ardian memeluk Zulaika dengan erat. Dia sangat merindukan wanita yang sangat dicintainya itu."Aku sangat merindukanmu, Zulaika. Dan aku tidak menyangka ternyata hari ini kita benar-benar akan melakukannya. Aku juga tidak sabar kau mengandung anakku. Aku sangat bahagia kau sudah memilihku, Zulaika," bisik Ardian kemudian perlahan membuka kemeja Zulaika satu persatu.Kedua mata hitam Zulaika yang sangat indah itu tidak pernah terlepas dari wajah Ardian. Dia terus menetap lelaki itu
"Apa-apaan ini? Arman sampai segitunya menyiapkan semuanya?" Zulaika masuk dengan hati berdebar. Apakah dia akan meninggalkan Arman dengan sesuatu yang sangat manis seperti ini, atau dia tetap bersama dengan Arman dan melupakan semuanya? Lalu hidup bahagia karena lelaki itu benar-benar tulus kali ini. Terlihat dari kedua matanya. Tidak ada kebohongan di sana. Zulaika tersenyum menatap semuanya. Dia wanita biasa yang mudah terpana dengan sesuatu yang sangat romantis. Lalu bagaimana dengan semuanya? "Kau benar-benar sangat luar biasa. Apakah ini memang dirimu atau kau hanya berpura-pura. Hmm, memberikan pancingan lagi kepadaku," ucap Zulaika membuat Arman menggelengkan kepala lalu mendekatinya. Memeluknya kembali dengan sangat erat."Tidak ada kebohongan. Zulaika, kau tahu sendiri. Aku sudah melepaskan mereka semua kembali ke orang tua mereka masing-masing. Dan itu adalah sesuatu yang sudah aku lakukan dengan sangat nekat. Semua orang pasti akan membicarakanku. Semua orang pasti akan m