Bang Toyib orangnya lumayan tampan dan sangat humoris, sehingga baru bertemu Mayang. Namun mereka sudah mulai akrab dan ngobrol tanpa canggung lagi.
Cukup lama Mayang berbelanja, mengingat ini tempat baru baginya. Sehingga dia harus mutar-mutar mencari apa yang harus dibelinya, sedangkan bang Toyib lebih memilih menunggu dirinya diparkiran.
Setelah semua belanjaan Mayang sudah cukup, barulah bang Toyib masuk dan membantu gadis cantik itu membawakan dan menyusun belanjaan nya di bagasi mobil.
“Mayang, bagaimana apa kamu betah bekerja disini?”
“Untuk sekarang ini, Mayang betah bang. Mengingat mbak Melani dan mas Reno orangnya baik dan ramah.”
“ Iya Mayang, kamu termasuk orang yang beruntung ikut bekerja dengan keluarga Tuan Reno. Selain gajinya lumayan gede, mereka juga baik-baik.”
Keasyikan ngobrol, tanpa tersa mobil yang dikendarai bang Toyib sudah memasuki pintu gerbang utama Rumah besar Reno.
Setelah membantu menurunkan belanjaan Mayang, bang Toyib langsung pamit. Karena istri nya langsung telpon mengatakan jika anak mereka sedang demam dan harus segera kerumah sakit.
“Maaf ya Mayang, aku ngak bisa bantu kamu bawa belanjaan kedalam. Karena Abang buru-buru banget. Anak Anang sedang sakit.”
“Ngak papa kok bang.”
Setelah mobil yang dibawa bang Toyib menghilang dari pandangan mata Mayang, gadis itu bersiap untuk mengangkat belanjaan nya masuk kedalam.
“Bawa semua sekalian, dari pada harus bolak-balik.” Pikir gadis yang terkadang memiliki sifat polos kebangetan.
Mayang langsung masuk, begitu tahu pintu masuk keruang utama tidak terkunci dari dalam. Berjalan agak sempoyongan menuju dapur.
“Kok sepi, mbak Melani kemana?” sambil menyusun semua belanjaan dan menyimpan sebagian kedalam kulkas.
“Beres, sebaiknya aku kembali kekamar saja.” Setelah mencuci tangan dan bersih-bersih, Mayang berjalan menuju kamar nya sendiri, namun langkahnya kembali terhenti, dan kupingnya kembali mendengar suara-suara desahan kenikmatan seperti yang didengarnya semalam.
Bahkan suara Melani semakin jelas menyebut-nyebut nama suaminya, yang selalu berhasil memberikan nya kepuasan diatas ranjang. Hal itulah yang membuat Melani tidak mampu berpaling dari Reno.
Mayang langsung masuk kedalam kamarnya, namun rasa penasaran membuat nya mau tidak mau mengintip kearah asal suara yang membuat nya resah, dan serba salah.
Dari balik tirai kamarnya yang menghadap teras belakang yang terhubung langsung dengan kamar sang majikan yang tidak tertutup rapat, sehingga nampak sepasang suami istri itu tengah memadu kasih.
“Kenapa mereka begitu berani berhubungan, apa mereka melupakan keberadaan ku dirumah ini sekarang. tapi mereka juga tidak salah. toh ini Rumah mereka sehingga mereka bebas mau ngapain,” Mayang terhenyak duduk disisi ranjang.
Mayang mencoba memejamkan matanya, berusaha melupakan permainan yang belum pernah dilihat nya seumur hidup, tapi apa mau dikatakan. semuanya sudah terlanjur diketahui dan dilihat Mayang dengan Mata kepala nya sendiri.
Satu jam berlalu, pintu kamar Mayang kembali diketok Melani dari luar.
“Mayang, apa semua bahan belanjaan yang aku suruh beli ada semua nya?”
ucap Melani sambil mengering kan rambutnya yang masih terlihat basah.“Ada mbak.”
“Bagus, kamu bantu aku masak menu spesial buat mas Reno ya.”
“Baik mbak.”
Mayang mengikuti langkah kaki Melani menuju dapur, ketika melintasi ruang tengah, nampak Reno tengah asyik menyaksikan suara televisi. Seketika adenga panas itu kembali melintas dipikiran Mayang, yang membuat gadis itu langsung bergidik membayangkan nya. sehingga dia mempercepat langkah kakinya ketika melewati Reno. yang terlihat heran melihat tingkah Mayang yang tiba-tiba menjadi aneh dan terlihat sedikit gugup.
“Mayang kamu cuci sayuran ini, potong-potong . Setelah itu jangan lupa kupas bawang-bawang.” Perintah Melani.
“Baik mbak.”
Cukup lama mereka berdua sibuk masak, Melani terlihat begitu sempurna di mata Mayang, karena selain cantik dia juga jago memasak. Terbukti dari wangi masakannya yang sangat enak dan menggugah selera.
Mayang ikut membantu menata makan malam romantis sang majikan, setelah semua tertata rapi. Melani langsung memangil suaminya Reno keruangan tengah.
“Mayang ngak ikutan Makan?” Ucap Reno melirik Mayang sekilas.
“Masih kenyang Tuan.” Balas mayang yang langsung masuk menuju kamarnya sendiri.
“Kenapa aku mersa aneh dan takut ya? Setiap kali melihat tuan Reno.” Gumam Mayang.
Reno mulai menyuap makannya, rasanya sekarang begitu beda. Masakan Melani jauh lebih enak dari biasa nya.
“Sayang, ini kamu yang masak?”
“Iya mas, masa lupa dengan rasa masakan istri sendiri.” goda Melani yang berusaha untuk membujuk dan mengambil hati Reno, dia tahu suaminya itu terlihat gundah gulana.
Apalagi ibu mertuanya, kembali menuntut hak pada Melani, yaitu kehadiran seorang cucu ditengah-tengah pernikahan mereka yang sudah masuk tahun kedua.
Alasan Melani tidak mau hamil, tidak ada seorang pun yang mengetahui nya. termasuk suaminya sendiri Reno.
Trauma masa lalu membuat Melani ketakutan jika membayangkan untuk hamil lagi, sebelum menikah dengan Reno. Melani pernah dihamili oleh pacar pertama nya Aldo, yang tidak pernah mau bertanggung jawab.Agar terlepas dari tanggung jawab, Aldo membujuk membujuk sang pacar untuk aborsi. nasip malang bagi Melani. setelah selesai aborsi, dia sempat koma sehari semalam, dan kehilangan banyak darah. bahkan setelah itu Aldo pun ikut menghilang tanpa kabar berita.
Tiga bulan berlalu,
Dalam kekecewaan dan keterpurukan nya, Melani dipertemukan dengan Reno disebuah Club malam. Keadaan keduanya yang sama-sama terluka. membuat mereka melakukan percintaan satu malam.
Beruntung bagi Melani ketika itu, mereka melakukan hubungan disaat haid terakhir Melani, sehingga percintaan panjang mereka, meninggalkan jejak bekas darah disepray putih bersih itu.
Sehingga Reno berfikir jika dia telah merusak masa depan Melani. pernikahan mewah mereka pun dilangsungkan, seiring berjalannya waktu. Cinta mereka semakin kuat. bahkan Reno selalu mengabulkan apapun permintaan sang istri tercinta. termasuk harus sering-sering ditinggal pergi oleh Melani.
Namun satu hal yang masih mengganjal di hati Reno, alasan Melani yang selalu menolak untuk Hamil, dengan mengatakan tidak ingin bentuk tubuhnya jadi melar dan gendut. Reno juga dilema tentang tuntutan keluarga nya termasuk dirinya sendiri, yang sangat menginginkan hadirnya seorang anak untuk menjadi penerus keluarga besar mereka.
Tapi Reno masih berusaha untuk bersabar, tapi kali ini Reno ingin kembali membujuk Melani agar bersedia untuk hamil anaknya.
meskipun dia sudah menduga Melani pasti akan kembali beralasan.“Sayang, apa besok kamu jadi pergi berangkat ke Paris?”“Jadi mas.”
“Berapa hari?”
“Dua Minggu, karena selain mempromosikan hasil rancangan ku, kita juga bakal mengadakan fashion show terbesar." Ucap Melani terlihat antusias dan bersemangat sekali.
"Kenapa lama sekali, apa kamu tega meninggalkan aku sendirian sayang."
"Mas, maafin aku ya." mengelus lembut jemari Reno sambil memasang senyum termanisnya.
“Sayang, apa kesibukanmu ini tidak bisa dikurangi.”
“Maksud mas?”
“Mas ingin kamu lebih fokus pada keluar kecil kita, termasuk memenuhi keinginan terbesar mamaku.”
terang Reno yang mulai terlihat gusar, tapi dia masih berusaha untuk mengontrol emosi nya.Mas ingin kamu lebih fokus pada keluar kecil kita, termasuk memenuhi keinginan ibu.” Melani terdiam, perubahan wajah Melani bisa dilihat jelas oleh Reno. Dia juga masih heran kenapa istri nya selalu menolak dan gugup setiap kali ditanya dan disinggung masalah anak ataupun keturunan. “Mas, sabarya dan beri aku waktu.” Ucap Melani bangkit berjalan masuk Kekamar, sampai dikamar air mata Melani langsung tumpah membanjiri wajah cantik nya. Sedangkan Reno juga begitu, selera makanya seketika menghilang berganti dengan rasa kesal, sedih mengingat Melani belum juga bersedia mengandung keturunan nya. “Aku mencintaimu Melani, apa yang kurang dari ku, sehingga kamu masih memilih sibuk dengan dunia mu sendiri.” Gumam Reno mengusap kasar wajahnya. Mayang mendengar dengan jelas pembicaraan majikan nya, setelah ruang makan terdengar sepi. Gadis itu keluar dan membersihkan meja makan dan mencucinya sehingga kembali terlihat bersih dan rapi. “Keluarga in
Ta...tapi, maaf Tuan aku benar-benar menyesal, Mayang janji ngak bakal mengulangi hal ini lagi.” Berjalan mendekati Reno, dan berdiri dibelakang laki-laki tampan tersebut.“Jangan canggung terhadap ku Mayang, santai saja mengingat dirumah ini hanyalah ada aku dan dirimu saja. lagian Aku orangnya berbuka dan ngak kaku, apalagi pada wanita yang sudah aku anggap sebagai orang terdekat ku.” Ucap Reno sambil menggeser layar ponselnya, untuk mencari dan memesan menu makanan.“Ya Tuan, sekali lagi terimakasih.”“Mayang kamu pesan makanan apa?”Reno memperlihatkan layar ponselnya, membiarkan Mayang untuk memilih sendiri, namun gadis itu menolak dengan halus, sambil mundur beberapa langkah kebekang.“Teer...terserah Tuan saja.”Mayang mersa gugup mendapatkan perhatian seperti ini, apalagi dari majikannya.“Okey, jadi untuk menunya kita samain aja ya
Mayang, buatkan aku kopi.” “Baik, Tuan.” Mayang langsung berjalan Menuju dapur, meninggalkan Reno yang masih menatap punggungnya dari ruang tengah. Selepas itu Reno berjalan keteras belakang sambil menikmati tanaman hias dan kolam ikan arwana kesayangan nya. “Ini kopi nya, Tuan.” Mayang meletakkan kopi hitam favorit Reno diatas meja kecil yang terdapat di sana. “Ya, terimakasih Mayang.” Menatap Mayang sekilas, dan kembali melanjutkan memberi makan ikan-ikan hias yang didapatnya dengan harga fantastis tersebut. Mayang kembali pamit kedapur, dia ingin memasak makan malam untuk Reno. Namun belum beberapa langkah dia berjalan tiba-tiba Mayang merasa kepalanya tiba-tiba pusing, seketika bintang-bintang di langit seakan-akan mengeliling tubuhnya, yang hampir ambruk kelantai. “May...Mayang kamu kenapa?” Reno langsung berjalan mendekati Mayang, gadis itu tidak mendengar suara Reno yang kera
Mayang menangis meminta tolong pada ibu dan kakak tirinya Sintia, namun mereka malah tertawa lepas sambil memperlihatkan sejumlah uang pada Mayang.“Sekarang, kamu sudah kami jual pada Bos Jarwo. Nikmati sajalah kehidupan mu yang baru Mayang. Ha....ha.... adik tiri ku yang Malang.”“Tidak.... tidak....tidak...”Keringat dingin membasahi wajah cantik Mayang, sambil terus meronta.Reno langsung mendekati, berusaha membangunkan Mayang yang sedang mimpi buruk.“Mayang... Mayang bangun may..” Reno menguncang pelan bahu Mayang yang seketika terlonjak kaget, dan terbangun dari mimpi buruk nya.Mayang yang masih ketakutan, tanpa sadar menghambur kepelukan Reno. Menumpahkan segala tangis dan kesedihannya di dada kekar laki-laki tampan tersebut.“Aku takuuut....aku takuuut mereka akan menangkap dan menemukan aku disini, Tuan.” Ucap Mayang disela-sela isak tangisan.“Tenang
“Oke...aku setuju, ide Mama ternyata bagus juga.” Ucap Sintia tersenyum lepas.Namun tiba-tiba senyum dan khayalan Sintia tiba-tiba bubar, ketika mendengar nyaring nya teriakan sang Mama dari arah dalam kamarnya.“Tidakkk... Sintia, cepat kesini nak. kita bakal hancur sekarang."“Ada apa sih ma?”Sintia yang ikutan panik langsung berlari menuju kamar mamanya.“Ternyata Mayang jauh lebih pintar dari pada kita berdua, dia sudah berhasil membawa kabur sertifikat Rumah ini, sekarang kita harus bagaimana untuk mengembalikan uangnya Jarwo.” Mama kembali panik sambil meremas-remas rambutnya.“Ma, aku takut banget ma. Jarwo itu laki-laki kejam dan ngak punya perasaan, aku tidak ingin dia menyakiti kita ma.”Sintia mulai panik seketika air matanya mulai membanjiri wajah cantiknya.“Mama juga bingung harus bagaimana sekarang, coba saja waktu itu kamu lebih bijak
Sore ini, Mayang dengan hati-hati menyirami tanaman hias kesayangan Reno, sudah menjadi tugasnya mengingat dirumah ini hanya dia seorang pelayan yang bekerja.“Bonsai ini seperti nya biasa-biasa saja, tapi kata Tuan Reno harganya lumayan mahal. Apa yang menariknya dari tanaman ini?” Gumam Mayang menyirami satu persatu tanaman tersebut.Mayang tidak menyadari, kebanyakan melamun sambil bekerja membuat konsentrasi nya berkurang, tetesan air yang menggenang dilantai keramik berwarna putih itu menjadi lincin.“Bruuugghh...Aauuu...sakkiiit. ” Mayang jatuh, bahkan tubuhnya sekarang juga ditimpa selang air yang masih menyala, membuat tubuhnya basah kuyup.“Aduuuh, kaki ku periiih banget.”Berusaha untuk bangkit kembali, namun tidak bisa.Reno yang mendengar teriakan Mayang barusan langsung berlari kearah datangnya asal suara
Malam ini, Reno melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota yang masih ramai, laki-laki tampan ini seperti menghindari keberadaan Mayang, meskipun dia sendiri tidak mengakui hal ini, Reno menepikan mobilnya disebuah danau buatan yang sepi. Perlahan dia memejamkan mata, bayangan wajah cantik Mayang kembali dan begitu lekat dan tersa sangat nyata. Mayang seperti mengikuti kemanapun arah pandangan Reno." Aaaagghhh, ada apa dengan ku sekarang. dimana-mana ada Mayang, di kaca, kamar mandi. atas lemari, bahkan langit-langit kamar, bahkan di pelupuk mata ini pun seperti melihat Mayang lagi yang bergantungan." Reno mengusap wajahnya, karena dia seperti melihat senyuman manis Mayang kembali.Reno berjalan menuju kursi taman dekat danau, sambil membawa sebungkus rokok, karena hal inilah yang bisa membantu nya. dikala merasakan pikiran nya yang tengah kalut dan galau.Reno menghisap dalam rokok, dan mengembuskan sehingga membentuk gumpalan asap, ya
Tubuh mungil Mayang ambruk menindih tubuh Reno, sekuat tenaga dia berusaha untuk lepas dari pegangan dan dekapan kuat aki-laki tampan ini.“ Jangan pergi lagi, tolong temani aku malam ini, sayang ““ Tuan, sadarlah. Aku ini Mayang pelayan mu sendiri, dan bukan Bu Melani.” Ucap mayang berusaha menjelaskan meskipun sia-sia, karena Reno sama sekali tidak menghiraukan perkataannya.Minuman keras sudah menguasai kesadaran Reno, saat ini dipikiran Reno hanyalah gairah, ditambah lagi gadis cantik seperti bidadari dalam dekapannya itu terus meronta-ronta. Seolah-olah merupakan sebuah tantangan bagi Reno untuk berbuat lebih dari ini.“ Ja....jangan ...jagannnn Tuan.”Ucapan Mayang tersendat-sendat karena ciuman Reno tidak mau berhenti, bahkan tangan Reno mulai menggerayangi setiap lekuk tubuh indah gadis itu.Selama ini Mayang sangat menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki, sehingga di
Subuh berkumandang, Naira mendengar suara orang mengaji dan dilanjutkan dengan suara azan subuh yang indah begitu mencoba membuka mata yang masih terasa ngantuk, sambil berusaha mengangkat tangan Rama yang indah sempurna di pinggangnya. suasana pagi yang begitu dingin membuat nya enggan untuk beranjak dari atas ranjang "Semalam kami kembali telah melakukan hubungan layaknya suami istri, dan aku sangat menikmati permainan itu, meskipun tanpa merasa takut lagi. ada apa ini.... apa aku telah menerima dan mencintai suamiku mas Rama." Naira melamun sambil mengingat-ingat kejadian semalam.Naira mengungkapkan wajah tampan Rama, ya
"Sayang, apa kamu sudah sisp. untuk malam pertama kita." bisik Rama." Mas, maaf ya. aku belum siap untuk ini." ucap Naira gugup. mengingat hanya mereka berdua saja yang berada dikamar pengantin ini." Naira, kamu sejarang sudah sah mebjadi istri ku, sayang. aku tidak bahkan menyakiti mu. kita akan melakukan nya mengikuti perasaan dan naluri kita berdua. sehingga kamu akan bisa menikmati keindahan cinta yang sesungguhnya." ucap Rama.Naira memejamkan matanya, untuk mengurangi rasa gugup, ketika merasakan sentuhan bibir Reno menyentuh bibirnya. ciuman Reno semakin dalam." Sangat cantik." gumam Rama memandangi wajah istri nya.Rama mengangkat tubuh Naira, dan menidurkan nya dirancang pengantin mereka, melihat Naira yang tidur terlentang. benar-benar membuat Rama bergairah, dia seakan melihat bidadari cantik, perlahan Rama mendekat menatap wajah yang sangat cantik dan Natural, kulit Naira sangat putih mulus. Hembusan nafasnya tepa
Namaku Naira, aku hidup sebatang kara. kedua orang tuaku sudah lama meninggal Dunia, untuk bertahan hidup. aku bekerja tanpa pilih-pilih, mulai bekerja sebagai pelayan restoran dan kafe, mengingat ijazah yang aku miliki hanya tamatan SMA. sehingga aku kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.Meskipun sampai sekarang aku masih belum mengetahui alasan pasti tuan Rama ingin menikahi ku, tapi sekarang aku tidak memiliki keraguan lagi terhadapnya, mengingat, tatapan matanya yang tulus, bahkan baku melihat kejujuran disana. sehingga aku membulatkan tekad untuk menerima dirinya sebagai suamiku.Meskipun aku sempat mendengar, jika dia dulunya juga sudah pernah menikah, tapi aku tidak mempermasalahkan semua itu, selagi dia sangat perhatian dan memperlakukan aku dengan baik.Minggu pagi yang cerah, Rumah besar dan mewah Rama didekor sedemikian cantik, meskipun mereka melangsungkan pernikahan sederhana dan tertutup. namun Rama tidak tanggung-tanggung dia meme
" Apa, Naira berada diluar kota dan bekerja disebuah kafe. baiklah tetap awasi dia. kalau perlu beli kafe tersebut agar kita bebas mengawasi Naira."" Baiklah bos."Rama kembali tersenyum senang, dia merasa bagian hidupnya telah kembali. tanpa pikir panjang Rama pun segera meluncur ke kota yang disebut kan tempat Naira kabur dan menghilang darinya.***Naira merasa aneh, kafe yang semula ramai pengunjung berangsur-angsur sepi, begitu juga dengan para karyawan yang lain." Ada apa ini?"Belum terjawab rasa penasaran Naira, pintu masuk kafe tiba-tiba tertutup rapat. yang menyisakan dua orang pelayan.Dua orang pelayan, Tia dan Edo, yang semula teman baru Naira di kafe ini. juga bersikap aneh terhadap nya."Nona Naira dilakukan duduk, mulai sekarang kamu tamu kehormatan kami dikagetkan ini."" Hey apa kalian kalian?" ucap Luna bingung." Ya sayang, mereka akan menjamu kita dengan hidangan terbaik kafe ini." Rama
" Sial, Naira ternyata kabur dariku " Rama mengepalkan tangannya emosi. dia benar-benar marah." Rey, cepat sehat orang-orang kita. untuk melacak keberadaan Naira." perintah Rama emosi." Baik tuan."" Aku tidak ingin kehilangan lagi, Naura harus ditemukan. dia adalah Luna ku." ucap Rama panik.Hari ini Rama dengan pakaian santai, mendatangi kos-kosan tempat Naira, termasuk restoran tempat nya bekerja tapi hasilnya nihil.Rama sesekali mengedarkan pandangannya ke semua pelayan wanita disana, namun sudah satu jam berlalu sosok wanita cantik yang ditunggu-tunggu nya tidak kunjung memperlihatkan wajah nya. Rama mulai gusar sambil sesekali mengusap kepala nya."Kemana perginya Naira ya?" ucap Rama panik, dan kembali mengecek ponselnya, berharap orang-orang suruhan nya memberikan informasi tentang keberadaan Naira.Cindy, yang kebetulan melihat keberadaan Rama, segera masuk ke restoran dan mendekati pria tampan tersebut." Selamat
Malam ini Naira tidak bisa tidur, dia berjalan mondar-mandir sambil terus memikirkan cara, agar bisa kabur dari Rama. yah meskipun dia akan dikatakan oleh orang-orang sebagai gadis bodoh, yang berani menolak ajakan untuk menikah dari seorang CEO tampan dan kaya raya.Naira terlonjak, ketika deringan ponsel mengagetkan nya. tertera nama Cindy, sahabat baiknya." Hallo Cindy."" Naira, hari ini kamu kemana aja. aku nyariin kamu dari kos-kosan sampai restoran. bahkan mereka mengatakan jika kamu udah dipecat, benar nggak sih?"" Iya sin, dari kemaren aku sial Mulu." Naira ternyata lemas, saat ini hanya Cindy satu-satunya sahabat yang selalu mendungkung dan mau membantunya." Maksud mu?"" Aku telat dan dipecat oleh atasan ku direstoran, gara-gara aku nyerempet mobil pengusaha kaya dengan motor buntut itu."" Apa? Astagfirullah Naira, terus gimana."" Dia nuntut ganti rugi dengan Jumlah yang tidak sedikit, kamu tahu sendirilah den
“ Apa kamu setuju dengan kesepakatan ini?”“ Ini semua memberatkan ku, Tuan. tapi aku harus bagaimana, mengingat aku juga tidak mempunyai pilihan lain, terpenting sekarang aku setujui saja, setelah itu aku juga akan mencari cara untuk terlepas dari perjanjian sesat ini.” gumam Naira memainkan bibir mungilnya, sehingga Rama semakin gemas, karena ekspresi yang ditujukan gadis dihadapannya ini sangat mirip dengan gaya yang biasanya ditunjukkan oleh Luna."Kenapa kamu diam, ayo jawab."Naira menarik nafas dalam-dalam, nampak sadis itu sedang berfikir keras dengan tawaran tuan muda tampan dihadapannya itu, Naira lalu menggangguk pelan, berusaha untuk menyembunyikan apa yang tengah berkecamuk dipikiranya saat ini." Ba....baiklah, aku setuju dengan isi perjanjian ini."Senyuman kepuasan dan bahagia terpancar dari wajah Rama, dia sangat bahagia, meskipun perempuan nya dengan Naira hanya beberapa kali, tapi pesona Naira yang
" Wanita itu benar-benar mirip dengan Luna ku, tidak salah jika aku kembali pindah ke induk perusahaan ku dipusat kota ini, sehingga aku bisa bertemu bidadari ku yang telah hilang, aku merasa Luna ku telah kembali." gumam Rama tersenyum senang, dia seperti laki-laki yang baru mulai jatuh cinta lagi." Sebisa mungkin, aku akan berjuang untuk mendapatkan mu lagi Naira....ya Naira, nama yang sangat cantik, persis orang nya."***Dirumah nya, Naira dibuat dilema dengan permintaan Rama untuk bertemu siang i i, sehingga gadis itu terus mondar-mandir seperti setrikaan panas.“ Aku dibuat dilema sekarang, menerima tawaran tuan Rama, atau melanjutkan hidup sebagai penggangguran.” Gumam Naira sambil menatap kartu nama yang Rama." Lagian untuk apa coba dia bersikukuh memintaku untuk menikah dengan nya, bukankah dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya dengan ketampanannya dan kejayaan ya g dimilikinya, benar-benar laki-l
Seiring berjalannya waktu, Rama juga kembali menyibukkan diri diperusahaan. sehingga dengan begitu sedikit banyak kesedihan nya bisa sedikit berkurang.Keluarga Rama ikut senang melihat perubahan nya itu, bahkan sekarang dia juga sudah mulai tersenyum lagi, sesuatu yang sudah lama dia lupakan semenjak kepergian Luna dari hidup nya.Melihat potensi dan perkembangan perusahaan Rama, Reno tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan tersebut. termasuk juga Erik yang sekarang juga fokus dengan perusahaan yang dipimpinnya.Mereka berniat membangun sebuah resort kelas dunia disebuah kepulauan Bintan. Rama menyambut baik niat Reno dan Erik. selain dua orang itu memiliki hati dan niat yang tulus, Rama juga sudah mengenal dekat keduanya, sehingga dia tanpa ragu langsung tertarik untuk bekerjasama.Selepas mereka meeting bertiga , didampingi asisten masing-masing. mereka pun melanjutkan dengan makan siang bareng di restoran mewah yang terdapat dipusat per