Ketika menyadari Chelsea telah terbebas dari tamu dan sedang berjalan ke sisi toilet, Sandy segera mendekatinya.Tentu saja Sonia menyadarinya. Dia spontan menarik tangan Sandy. “Kamu mau ke mana?”“Aku bawa kamu ke sini, hanya untuk jadi pajangan saja. Jadi, lebih baik kamu jangan bertanya hal yang nggak seharusnya kamu tanyakan.” Selesai berbicara, Sandy melepaskan tangan Sonia, lalu mengikuti langkah Chelsea.Sonia melihat bayangan punggung Sandy yang semakin menjauh dengan menggertakkan giginya. Pria itu memang berengsek. Padahal Sandy sudah memiliki istri, dia malah mengincar wanita lain lagi! Ada begitu banyak wanita di muka bumi ini, kenapa Sandy mesti menyukai Chelsea!Sonia memutar otak dalam waktu lama. Dia meletakkan gelas alkoholnya, lalu diam-diam mengikuti langkah Sandy.Saat berada di koridor toilet, langkah Sandy pun dihalangi oleh Ferdy.“Kak Sandy, kamu buru-buru mau ke mana?” tanya Ferdy dengan suara dingin. Ekspresinya kelihatan sangat dingin.Sandy tertegun di temp
Malcolm yang hari ini mengenakan jas berwarna hijau tua. Selain aura dingin yang biasa dipancarkannya, dia kelihatan elegan malam ini. Dia mengangkat tasbih di tangan, lalu memperkenalkan, “Perkenalkan, Pak Herbert dari Perusahaan Farmasi Hermera.”“Dia Chelsea, pengurus Zenith. Semua urusan Zenith yang berhubungan dengan industri pengobatan berada di bawah kendalinya.”Chelsea sedang menebak-nebak apa maksud Malcolm berbuat seperti ini. Dia tersenyum pada Herbert, lalu menjulurkan tangannya. “Pak Herbert, sudah lama aku mendengar namamu. Selama ini, aku terus mencari kesempatan untuk berkenalan denganku. Akhirnya aku memiliki kesempatan itu juga.”“Bu Chelsea sungkan sekali. Malah aku yang sering mendengar namamu. Saat bertemu denganmu hari ini, aku benar-benar merasa terkejut.”Sambil berbicara, Herbert menggandeng tangan Chelsea, lalu menunduk untuk memberi ciuman di punggung tangannya.Tatapan Ferdy menjadi dingin. Kelihatan sekali dia sangat tidak senang.Chelsea sendiri juga tida
Setelah acara malam berakhir, Chelsea juga tidak bertemu dengan bayangan tubuh Ferdy lagi. Saat dia menaiki lift, entah kenapa dia malah menekan tombol lantai tempat tinggal tamu undangan.Chelsea berjalan keluar lift, lalu berdiri di luar pintu kamar. Dia mengangkat tangannya hendak menekan bel pintu, tapi pada akhirnya dia masih belum menekannya.Jujur saja, Chelsea merasa sangat ragu. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya setelah bertemu dengan Ferdy? Apa Chelsea mesti membujuknya? Atau langsung menjamin bahwa dia tidak tertarik dengan pria lain?Pikiran kacau memenuhi isi pikiran Chelsea. Dia pun menurunkan tangannya dengan perlahan. Lupakanlah! Hubungan mereka sekarang tergolong canggung. Jika Chelsea tiba-tiba ke kamar, bisa jadi akan semakin canggung lagi. Kepikiran hal ini, Chelsea langsung membalikkan tubuhnya, lalu berjalan pergi. Sementara itu, Ferdy yang berada di dalam kamar tidak tahu bahwa Chelsea sempat datang mencarinya tadi. Saat ini, dia masih mengerutkan kenin
Acara pertemuan ini diadakan selama 3 hari. Hari ini baru tergolong pembukaan dan hanya diadakan selama 2 jam saja. Ketika Chelsea menyadari Ferdy berdiri dari duduknya, dia hendak pergi menghampiri Ferdy. Namun, Ferdy malah dikerumuni oleh beberapa bos besar. Sementara itu, tiba-tiba muncul Herbert yang sedang tersenyum lembut di hadapannya.“Bu Chelsea, apa kamu punya waktu untuk minum bersama?” tanya Herbert.Chelsea melihat Ferdy sekilas. Dia berpikir sejenak, lalu kembali melihat ke sisi Herbert. “Boleh.”Kemudian, Chelsea dan Herbert bersama-sama meninggalkan ruang rapat.Ferdy masih sedang menghadapi orang-orang di sekitarnya. Tatapannya tanpa sadar tertuju pada bayangan punggung Chelsea. Herbert membawa Chelsea ke lantai 3. Kemudian, dia memesan 2 gelas koktail dengan kadar alkohol rendah. “Apa aku boleh tahu hubungan Bu Chelsea dengan Pak Ferdy?” Usai bertanya, Herbert pun tersenyum. “Kalau kamu nggak ingin jawab pertanyaan seperti ini, kamu boleh memilih untuk nggak menjaw
Setengah jam kemudian, Chelsea kembali ke kamarnya. Saat keluar lift, dia melihat Ferdy sedang berdiri di depan pintu.Chelsea mendekatinya, lalu sengaja bertanya, “Kenapa? Kamu nggak marah lagi sama aku?”“Untuk apa Herbert mencarimu?” tanya Ferdy dengan suara dingin.“Untuk bahas soal bisnis.” Chelsea menempelkan kartu di pintu kamarnya, lalu memasuki kamar. Belum sempat Chelsea melepaskan sepatunya, kedua tangan Chelsea pun ditahan di sisi dinding.Ferdy menunduk untuk menatap mata Chelsea. “Apa benar kamu ingin bekerja sama dengannya?”“Aku masih memikirkannya. Tapi, persyaratan yang dia berikan memang cukup menggoda.”Tadi Chelsea tidak memberi jawaban langsung kepada Herbert. Dia menggunakan alasan Hope tidak berada di bawah kelolanya. Jadi, Chelsea harus meminta persetujuan dari Theo dulu.Namun, Herbert bukanlah tipe orang yang gampang menyerah. Dia mengeluarkan persyaratan kerja sama yang menguntungkan Hope, berharap Chelsea bisa mempertimbangkannya.Itulah sebabnya Chelsea me
“Takut?” Sandy tersenyum dingin. “Sekarang sudah nggak ada yang takut lagi sama aku. Aku hanyalah orang yang nggak berguna. Aku bukanlah siapa-siapa selama Ferdy masih hidup di dunia ini.”“Sonia, apa kamu menyesal? Seharusnya kamu menikah dengan Ferdy, ‘kan? Apa gunanya kamu menikah sama aku? Kamu juga nggak akan bisa mendapatkan apa pun!”Saat berbicara, Sandy sudah membuat Sonia mundur hingga ke sisi pegangan. Sonia tidak memiliki ruang untuk mundur lagi. Dia menatap Sandy dengan tatapan tidak tenang. “Aku nggak pernah menyesal untuk menikah sama kamu. Sandy, aku percaya dengan kemampuanmu. Kamu pasti bisa mengambil kembali semua yang kamu hilangkan.”Suara deru ombak terdengar di dalam telinga. Sonia sungguh merasa takut. Dia dapat merasakan … aura membunuh dari tatapan Sandy. Saat Sonia hendak melarikan diri, semuanya pun sudah terlambat! Kedua tangan Sandy mencekik leher Sonia. Dia menindih Sonia dengan kuat ke sisi pagar.Setengah tubuh Sonia menggantung di luar pagar. Dia spon
Siang harinya, anak buah datang memberi laporan. “Pak Sandy sedang mencari istrinya di kapal. Katanya, semalam dia minum kebanyakan. Setelah kembali ke kamar, dia langsung tidur. Dia baru menyadari istrinya menghilang tadi pagi.”Usai mendengar, Chelsea melambaikan tangannya mengisyaratkan anak buah untuk meninggalkan kamar.Setelah pintu kamar ditutup, Chelsea berjalan ke belakang layar. Dia melihat Sonia yang sedang duduk di atas ranjang. “Apa sekarang kamu bisa mengerti maksud perbuatan Sandy? Dia turun tangan juga bukan karena kehilangan kesadarannya, melainkan sudah direncanakan sejak awal. Membawamu ke kapal adalah rencana awalnya.”Sambil berbicara, Chelsea melihat ke sisi jendela. “Laut adalah tempat yang paling bagus untuk menyembunyikan jasad. Dia juga akan terbebas dari segala bentuk kecurigaan.”Setelah mendengar, raut wajah Sonia semakin pucat lagi. Dia hanya menunduk dan tidak berbicara sama sekali. Meskipun sekarang dia sedang duduk di atas ranjang yang sangat empuk, dia
Setengah jam kemudian, Chelsea berjalan keluar kamar. Dia melambaikan tangan memanggil pelayan kemari. “Ambilkan gaun yang aku dry clean semalam.”Ferdy berjalan keluar lift. Kebetulan dia mendengar perintah Chelsea.Setelah pelayan berjalan pergi, Ferdy pun berjalan ke hadapan Chelsea, lalu bertanya, “Apa Sonia ada di kamarmu?”“Bagaimana kamu bisa tahu?” Chelsea merasa agak kaget. Sepertinya dia tidak pernah mengungkit rencananya kepada Ferdy?“Sekarang Sandy sedang mencari Sonia. Semua orang di kapal sedang membahas masalah ini. Dia nggak bisa ditemukan. Orang-orang menduga dia jatuh ke dalam laut.”Nada bicara Ferdy sangatlah tenang. “Aku menduga seharusnya Sandy sedang menulis skenario sendiri. Semalam dia telah turun tangan terhadap Sonia. Sepertinya kamu lagi menunggu turun tangan Sandy.”Ketika mendengar ucapan Ferdy, Chelsea pun tersenyum. “Sepertinya nggak ada yang bisa dirahasiakan dari Pak Ferdy.”“Apa kamu berhasil mendapatkan informasi dari mulut Sonia? Apa dia bersedia u