Berhubung suasana hati Anissa tidak baik, makan malam pun berakhir dengan cepat. Sementara itu, Chelsea tampak tidak peduli dan makan dengan lahap. Dia bahkan memesan dessert untuk dibawa pulang.Saat ini, Gino mendekati Sandy dan bertanya dengan suara rendah, "Chelsea itu bodoh, ya? Dia sudah membuat Nenek marah, tapi masih bisa makan dengan lahap?"Namun, Sandy hanya meliriknya sekilas dan terlalu malas untuk berkomentar. Melalui interaksi sebelumnya, Sandy menyadari bahwa meskipun Chelsea tampak lembut dan patuh, sebenarnya wanita itu selalu tahu batasan. Dibandingkan dengan Ferdy yang selalu bersikap dingin, Chelsea yang pandai menyembunyikan diri justru jauh lebih sulit untuk ditebak.Pada saat ini, Sandy melihat Chelsea dari kejauhan dengan kagum. Dia merasa bahwa wanita itu sangat mirip dengannya. Sementara itu, Chelsea tampak mengernyit ketika melihat semangkuk sup obat hitam di depannya.Tak lama kemudian, Anissa memerintahkan dengan ekspresi serius, "Cepat habiskan. Itu sanga
Chelsea menatap tajam ke arah Peter. Setelah merasakan banyak ketidakadilan sebelumnya, kini dia akhirnya merasa sedikit terhibur.Tak lama kemudian, Chelsea menegaskan, "Aku nggak akan meninggalkan Ferdy hanya karena diganggu olehmu. Selain itu, aku akan memperingatkanmu lagi ...." Tatapan wanita itu tiba-tiba menjadi sangat dingin sebelum melanjutkan, "Kalau berani menggangguku lagi, aku jamin kamu bukan hanya akan bisu nantinya."Usai meninggalkan ancaman, Chelsea langsung berbalik dan pergi. Peter sangat marah dan panik. Saat dia kebingungan apakah harus mengalah atau tidak, suara Chelsea yang tenang tiba-tiba terdengar. "Efek obatnya akan hilang dalam tiga hari, jadi jangan datang mencariku lagi."....Jarak antara pintu gerbang ke dalam vila cukup jauh. Ketika Chelsea tiba, lampu vila tidak menyala sehingga sangat gelap. Dia pun menyelinap ke lantai dua dan membuka pintu kamar. Akan tetapi, bayangan gelap di sofa segera mengejutkannya.Chelsea tidak dapat berkata-kata. Dia segera
Daisy terdiam sejenak, lalu berkata dengan ekspresi kecewa, "Chelsea, seharusnya kamu tahu, sejak kamu meninggalkan Quentin dan kembali untuk mewarisi Soraya Jewelry, organisasi keberatan dengan keputusanmu. Organisasi berbuat seperti ini karena ingin kamu kembali. Kamu nggak akan bisa mempertahankan Soraya Jewelry sendiri, sebaiknya kamu melepaskannya lebih awal."Daisy berusaha untuk menyampaikan kata-katanya secara halus, tetapi Chelsea tetap bisa merasakan bahwa organisasi berniat untuk mengontrolnya. Chelsea menimpali, "Aku tahu, kamu nggak usah jelaskan lagi."Mendengar kekecewaan dan penolakan dari ucapan Chelsea, Daisy mengernyit. Sebelum mengakhiri panggilan telepon, Daisy mengingatkan sekali lagi, "Chelsea, jangan lupa. Semua yang kamu miliki sekarang merupakan pemberian organisasi. Kamu harus tahu mana yang lebih penting."....Di Harbourside Villa, Ferdy yang bangun dari tidur siang baru tahu dari Kasih bahwa Chelsea pulang saat siang. Kasih yang merasa khawatir berucap, "T
Ekspresi Chelsea tampak khawatir setelah mengakhiri panggilan telepon. Saat Chelsea berbalik dan bertatapan dengannya, Ferdy pun kaget.Ini pertama kalinya Ferdy melihat wajah Chelsea dengan jelas. Bentuk wajah oval Chelsea tampak sempurna dan matanya sangat indah, hidungnya mancung dan bentuk bibirnya kecil. Paras Chelsea sangat cantik. Namun, bekas luka palsu itu lebih mengerikan dari yang dibayangkan Ferdy sebelumnya.Tampang Chelsea yang menawan terlihat lebih menakutkan saat dipadankan dengan bekas luka itu. Tiba-tiba, Ferdy merasa mata Chelsea sangat familier. Akan tetapi, Ferdy tidak bisa mengingat kapan dia pernah melihatnya. Mungkin ... ini hanya ilusi?Melihat Chelsea yang tidak fokus, Ferdy ragu-ragu sejenak, lalu bertanya, "Siapa yang meneleponmu?"Chelsea tidak ingin menutupinya dari Ferdy, jadi dia menjawab, "Peter yang menelepon. Dia mau aku menemuinya. Dia bilang dia mau menyelamatkan Soraya Jewelry."Ferdy mengernyit dan berujar, "Kamu mau menemuinya?"Chelsea mengangg
Ferdy terus berdiri di balkon sejak Chelsea meninggalkan vila dengan mengendarai mobilnya. Di bawah panas matahari yang terik, tatapan Ferdy sangat muram.Kala ini, Ferdy bisa melihat pemandangan di depannya dengan jelas. Ferdy yang awalnya hampir menyerah akhirnya diselamatkan oleh Chelsea. Semalam, Ferdy sudah tidak sabar untuk berbagi kebahagiaannya dengan Chelsea saat penglihatannya pulih. Sayangnya, Chelsea malah merusak suasana hatinya.Pada kondisi seperti ini, Chelsea lebih bersedia memohon kepada Peter daripada memohon kepada Ferdy. Dia benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran Chelsea. Ferdy memejamkan matanya, pikirannya sangat kacau. Dia makin gusar setelah memikirkan masalah ini.Ferdy berusaha menekan pemikiran yang muncul itu, tetapi gagal. Akhirnya, Ferdy pun mengalah. Sudahlah, anggap saja ini bayaran untuk Chelsea. Ferdy benar-benar tidak berdaya menghadapi Chelsea.Ferdy mengeluarkan ponselnya, lalu mencari nomor telepon dari daftar nomor yang diblokir dan menelepo
Ferdy membawa Chelsea keluar. Di sepanjang perjalanan, Chelsea bertanya kepada Ferdy beberapa kali, tetapi tetap saja tidak mendapatkan jawaban. Satu jam kemudian, mobil Maybach berhenti di tempat parkir bawah tanah mal.Ferdy turun dari mobil dan Chelsea mengikutinya. Ferdy memiliki postur tubuh yang bagus. Bahunya lebar, pinggangnya kecil, dan kakinya panjang. Dia terlihat tampan memakai baju apa pun.Meskipun hanya mengenakan pakaian santai, Ferdy tetap tampak elegan. Kala ini, Ferdy yang berjalan di tempat ramai sangat menarik perhatian.Chelsea mendesah saat memandang sosok Ferdy. Pria ini memang terlalu mencolok. Untung saja, Ferdy buta. Kalau tidak, mana mungkin Chelsea berkesempatan untuk mendapatkannya?Chelsea yang melamun menabrak punggung Ferdy, dia mengernyit karena kesakitan. Ketika melihat ke depan, Chelsea baru menyadari mereka berdua berhenti di depan toko barang mewah. Chelsea bertanya, "Untuk apa kamu membawaku ke sini?"Ferdy menjawab, "Beli baju."Chelsea menolak,
Sejak Ferdy dan Chelsea duduk, ada 2 lukisan dan 2 porselen yang dilelang dalam waktu kurang dari setengah jam. Chelsea tetap tidak bersemangat. Sewaktu melihat Johanna mengangkat papan untuk membeli sebuah vas bunga, Chelsea baru mengangkat papan 3 kali. Chelsea tidak tertarik dengan vas bunga, dia hanya ingin menaikkan harga.Hari ini, Chelsea kebetulan bertemu dengan Johanna dan Shania. Bukannya Chelsea akan menyia-nyiakan kesempatan kalau tidak mencari masalah dengan mereka? Saat acara pelelangan hampir berakhir, barang lelang terakhir pun dikeluarkan. Barang itu adalah mangkuk tembikar ungu dari Dinasti Morida.Chelsea menyipitkan mata dan berkomentar, "Barang ini lumayan bagus, seharusnya harga awalnya sekitar 6 miliar."Setelah Chelsea selesai bicara, pembawa acara di atas panggung mengumumkan harga awal dengan suara lantang. Harganya sesuai dengan dugaan Chelsea. Ferdy yang terkejut melirik Chelsea sekilas dan bertanya, "Kamu pernah menelitinya?""Aku tahu sedikit," jawab Chels
Di ruang kerja lantai 3, Darwin belum melihat hadiah yang dibawa Ferdy. Dia mengajak Ferdy bermain catur terlebih dahulu. Darwin membiarkan Chelsea membantu Ferdy karena Ferdy tidak bisa melihat. Ferdy hanya perlu memberi tahu Chelsea bagaimana menjalankan buah catur.Kala ini, situasinya sangat tegang. Chelsea yang berada di samping juga menonton permainan mereka dengan serius. Ini adalah pertama kalinya Chelsea bertemu Darwin. Dibandingkan Peter yang sombong, Darwin sangat berwibawa.Walaupun berusia 80 tahun dan rambutnya sudah memutih, Darwin tetap terlihat energik dan tidak kelihatan tua. Chelsea melirik Darwin sesekali, dia sedang mencari kesempatan untuk membujuk Darwin.Tiba-tiba, Peter membuka pintu dan di belakangnya ada Shania dan kedua orang tuanya. Peter berucap, "Kakek malah mengabaikan para tamu dan bersembunyi di ruang kerja untuk bermain catur dengan Pak Ferdy."Darwin yang sedang merenung merasa jengkel dengan Peter yang mengganggunya. Darwin melambaikan tangannya unt
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me