Kendrian tersenyum tipis. "Pak, Chelsea sudah bilang dia nggak mau ketemu sutradara, kenapa kamu masih memaksanya?"William langsung membalas dengan kesal, "Siapa kamu?"Chelsea menoleh ke arah Kendrian dan berkata, "Nggak usah buang-buang waktu sama dia. Aku sudah janji mau makan siang sama Olivia dan Mandy."Kendrian baru melepaskan tangannya dan menjawab, "Oke." Setelah itu, Kendrian berjalan di belakang Chelsea untuk mengikutinya masuk ke ruang privat itu. William hanya mengerutkan alisnya melihat kepergian kedua orang itu.Di sisi lain, Kendrian bertanya, "Orang itu William ya? Kenapa dia cari kamu?""Katanya mau bawa aku ketemuan sama sutradara hebat." Chelsea memicingkan matanya dan melanjutkan, "Menurut tebakanku, dia pasti sedang mencoba menjebakku. Opini publik sebelumnya sangat berpengaruh padanya. Dia tahu aku memang sengaja membuatnya dimaki-maki warganet, jadi pasti dia sedang cari kesempatan mau balas dendam padaku.""Ternyata begitu ...." Kendrian menghela napas lega. T
Chelsea bertanya sambil mengernyit, "Kakek punya banyak uang, seharusnya nggak perlu memanfaatkan fasilitas kesehatan gratis, 'kan?""Aku nggak sakit, tapi datang untuk menemuimu. Karena kamu sudah selesai praktik, kamu pasti punya waktu untuk mengobrol denganku," sahut Antoni dengan nada yang tidak bisa didebat. Sambil bicara, tangannya membuat gestur untuk mempersilakan Chelsea mengikutinya."Kalau ada yang ingin Kakek sampaikan, katakan saja di sini. Kakek nggak bermaksud membicarakan aib atau sesuatu yang memalukan lainnya, bukan?" ujar Chelsea yang masih bergeming di tempatnya.Antoni tertegun sejenak, lalu berdeham dan menjawab, "Nggak, kok.""Kalau begitu, kita bisa bicara di sini," kata Chelsea sambil bersedekap dan menatap Antoni dengan tenang."Ferdy mau rujuk denganmu," ujar Antoni, hampir membuat Chelsea terjengkang kaget.Chelsea terperangah dan bertanya, "Gimana Kakek bisa tahu?""Dia juga bilang padamu?" tanya Antoni balik sambil mengernyit.Chelsea sadar sudah kelepasan
[ Timothy, akhir-akhir ini ada Om Aneh yang mengawasi aku dari luar pagar. Aku takut banget! Timothy, Om Aneh itu datang lagi hari ini! Timothy, Om itu mau kasih permen, tapi aku nggak ambil. Aku pintar, 'kan? ]Belasan pesan dari Maura itu menyebut tentang seorang pria yang dipanggilnya Om Aneh. Chelsea mengernyit. Keamanan anak-anak bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan."Timothy, Mama foto jam tanganmu sebentar," ujar Chelsea."Oke," sahut Timothy.Timothy memperhatikan Chelsea memotret tampilan di jam tangannya dengan ponsel selama beberapa kali. Kemudian, dia bertanya lagi, "Mama mau kasih tahu pria jahat itu, ya?""Dia papanya Maura," ujar Chelsea. Setelah mengirim pesan, dia menatap Timothy dan berkata padanya, "Kerja bagus. Waktu menyadari suatu masalah, kamu langsung kasih tahu orang dewasa. Ke depannya, kamu juga harus lakukan hal yang sama, oke?"Timothy mengangguk, lalu bertanya, "Apa Maura bakal kenapa-napa?" "Nggak akan. Maura itu dari Keluarga Milano, keluarga paling ber
Butuh sedikit perjuangan bagi Chelsea dan Mandy untuk lepas dari kepungan para wartawan yang mengelilingi mobil. Keduanya saling bertatapan sambil tersenyum."Aku sudah meremehkan popularitasmu," ujar Mandy dengan tulus.Chelsea tertawa kecil dan membalas, "Aku sendiri juga nggak menyangka."Selama acara berlangsung, kamera para wartawan seakan-akan selalu ditujukan ke arah Chelsea. Ke mana pun Chelsea pergi, selalu ada kamera yang mengikutinya. Pelan-pelan, beberapa artis yang kurang terkenal sengaja menyamperi Chelsea supaya ikut terekspos kamera.Chelsea khawatir para artis itu akan menginjak gaun panjangnya, jadi dia tanpa sadar mengulurkan tangan supaya memiliki cukup ruang untuk dirinya sendiri. Tak disangka, begitu dia mengulurkan tangannya, seorang artis wanita lantas terjatuh dan memekik. Chelsea tertegun. Apa-apaan wanita itu?Masih dalam posisi terlentang di lantai, artis bernama Nora itu memasang wajah teraniaya dan berujar pada Chelsea, "Kamu cukup memintaku menjauh, 'kan?
"Chelsea, kamu keren," ujar William dari belakang Chelsea.Banyak kamera segera diarahkan pada Chelsea dan William. Chelsea tahu bahwa menunjukkan kedekatan dengan William di acara seperti ini sangat tidak pantas. Jadi, dia berpura-pura tidak mendengar ucapan pria itu dan bersiap pergi.Namun, William tidak memberi Chelsea kesempatan kabur dan langsung menangkap pergelangan tangannya. Hampir pada saat yang sama, Chelsea menepis tangan William. Gerakannya begitu cepat hingga pria itu bahkan tidak sempat menghindar.William berkata pada Chelsea dengan nada canggung, "Aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin mengobrol sebentar denganmu, kenapa kamu terus menghindariku?"Chelsea menjauh sekitar 1 meter dari William, lalu menyahut dengan suara lantang, "Kalau aku mengobrol denganmu di acara seperti ini, aku bisa terkena skandal."Mendengar itu, semua orang sontak paham. Mereka pun memandang Chelsea dengan sorot kagum. Di luar sana, ada banyak sekali bintang wanita yang berharap bisa membuat s
Ferdy tidak pernah menyukai acara seperti ini. Dia hanya melontarkan beberapa kata, lalu mengembalikan mikrofon pada pembawa acara. Namun, pandangannya tidak pernah meninggalkan Chelsea sejak awal.Begitu turun dari panggung, Ferdy langsung menghampiri Chelsea. Melihat pria itu mendekat, artis yang awalnya duduk di sebelah Chelsea tiba-tiba merinding. Dia diam-diam bangkit dan memberi mereka ruang untuk bicara.Kini, Ferdy pun duduk di sebelah Chelsea dengan ekspresi yang masih datar. Momen ketika dia duduk, semua kamera di lokasi langsung diarahkan ke sana.Chelsea tampak mengernyit lebih dalam. Dia memperingatkan dengan suara pelan, "Menjauhlah dariku."Hanya saja, Ferdy seolah-olah tidak mendengarnya. Dia tetap duduk dengan tegap. Chelsea kehabisan kata-kata. Pria ini jelas tahu bahwa dia tidak bisa melakukan apa pun terhadapnya di depan kamera.Tak lama kemudian, Chelsea memelototinya dengan kesal sambil bertanya "Bukannya seharusnya kamu masih ditahan? Kenapa bisa muncul di sini?"
Chelsea belum sempat bereaksi, tetapi lampu sorot di atas panggung sudah berfokus pada mereka.Ferdy menggigit bibirnya, lalu berbicara dengan lantang, "Sebenarnya aku datang ke sini untuk mengumumkan dua hal penting. Pertama, aku sudah batalkan pernikahan dengan Diana."Sebelum Ferdy selesai berbicara, suasana di lokasi langsung riuh. Chelsea sendiri juga terkejut. Apa yang sedang dilakukan oleh Ferdy?Pria itu menatap mata terbelalak Chelsea dengan serius, lalu melanjutkan, "Kedua, aku ingin mengungkapkan niatku untuk mengejar Chelsea kembali. Aku ingin rujuk dengannya."Ucapan ini seperti bom yang meledak di dalam ruangan.Chelsea sontak kebingungan. Dia memarahi, "Ferdy, kamu gila?"Suasana hati Ferdy entah kenapa malah sangat baik. Selama ini, dia ditahan di rumah kakeknya. Setiap hari, dia terus-menerus memperkuat tekadnya. Kini setelah mengungkapkan semua hal di depan umum, beban di hatinya pun terangkat.Chelsea sangat kesal melihat tatapan gembira pria itu. Dia mendorong Ferdy
Keesokan paginya, Chelsea terbangun oleh suara bel pintu. Tak lama kemudian, Melvin melaporkan dari luar pintu, "Kak Chelsea, Kak Kendrian datang."Chelsea merasa agak frustrasi. Kendrian pasti sudah melihat trending topic semalam. Dia meminta Melvin untuk menyambut Kendrian, sementara dirinya turun dari ranjang untuk bersiap-siap.Begitu Chelsea turun tangga, Kendrian yang tidak bisa duduk diam terlihat berdiri di tengah ruang tamu. Dia telah membaca trending topic semalam dengan teliti. Foto Ferdy yang memeluk Chelsea membuatnya sangat terganggu. Ini pertama kalinya dia merasakan kegelisahan yang amat kuat hingga tidak bisa tidur sepanjang malam.Itu sebabnya, Kendrian langsung datang ke rumah Chelsea begitu pagi tiba. Dia sangat penasaran dengan pendapat Chelsea mengenai rencana Ferdy untuk rujuk.Namun ketika Chelsea turun tangga, Kendrian tidak bisa mengeluarkan kata-kata yang ingin disampaikannya. Begitu Chelsea mendekat, dia akhirnya memaksakan diri untuk bertanya, "Apa kamu tid
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me