Ardi baru saja siuman, sehingga tidak punya terlalu banyak tenaga. Namun, dia tetap berusaha menyunggingkan senyuman menyapa mereka, "Chelsea, Pak Kendrian."Chelsea dan Kendrian termangu dan tidak bisa bereaksi. Suara Melvin terdengar seperti hendak menangis saat berkata, "Tadi dokter baru datang, katanya pemulihan Kak Ardi cukup bagus.""Dokter sudah cerita padaku semuanya," sahut Ardi. Suaranya terdengar sangat lemah, "Aku nggak akan bisa berdiri lagi."Saat mendengar Ardi yang mengatakan fakta ini, Melvin tidak bisa lagi menahan tangisannya. Dia membalikkan tubuhnya untuk menyeka air mata.Chelsea berjalan ke samping tempat tidur dan menatap Ardi. Hatinya terasa sangat perih dan tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Pada akhirnya, Chelsea hanya bisa menjawab dengan susah payah, "Maaf."Ardi menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Kamu yang menyelamatkanku, seharusnya aku berterima kasih padamu." Meski kesadarannya sangat buram saat menjalani operasi, Ardi tetap ingat bahwa Chels
Ardi belum pernah sesantai ini sebelumnya. Kini setelah tidak ada pekerjaan, dia jadi cenderung berpikir yang tidak-tidak. Dia berbaring di ranjang rumah sakit dan memikirkan kembali kejadian 13 tahun yang lalu. Wajah-wajah yang bermandikan darah itu masih membekas dengan jelas dalam pikirannya.Menghadapi kecurigaan Ferdy saat ini, Ardi tiba-tiba ingin mengungkapkan perasaannya. Dia berpesan, "Aku bisa menjelaskannya padamu, tapi aku nggak mau Chelsea mengetahui hal ini.""Oke," jawab Ferdy. Setelah itu, dia mengambil sebuah kursi dan duduk di samping Ardi. Ini adalah bentuk sopan santun paling mendasar terhadap orang yang ingin bercerita. Ardi tidak melihatnya, melainkan menatap ke luar jendela."Sebenarnya, dia pernah menolongku 13 tahun yang lalu. Hanya saja, dia sudah lupa."Kemudian, Ardi menceritakan seluruh kejadian ketika dia menyelamatkan sekelompok mahasiswa di sebuah negara kecil di perbatasan dan disergap di perjalanan. Pria yang biasanya keras itu jarang menunjukkan sisi
Pagi ini, seperti biasanya Chelsea datang untuk melihat Ardi sejenak. Sebelum pergi dari rumah sakit, dia malah dihentikan oleh seorang kakek-kakek yang berwajah ramah."Nona Chelsea, apa kamu masih ingat aku?" tanya kakek itu.Chelsea tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, "Pak Eddy, lama nggak ketemu."Eddy menyambut tangan Chelsea dengan senyuman yang semakin merekah, "Ya, lama nggak ketemu. Gimana kabar Calvin?""Ya, Kakek baik-baik saja. Dia sering mengungkit Anda."Eddy berkata dengan wajah tidak percaya, "Kalau dia benar-benar rindu denganku, seharusnya dia pulang untuk mengunjungiku."Chelsea tersenyum tipis, "Semua karena cucunya yang nggak berguna ini. Dia masih saja harus sibuk mengurus organisasi di luar negeri sampai nggak sempat pulang untuk mengunjungi Anda.""Kamu nggak usah bantu dia bicara." Eddy memandang Chelsea dengan tatapan kagum seperti sedang melihat harta karun. Dia menimpali dengan tersenyum, "Nona Chelsea, aku butuh bantuanmu untuk suatu ha
Rumah Sakit Sentral sudah setengah tahun tidak pernah mengadakan seminar. Kali ini, mereka tiba-tiba mengundang pembicara dari luar dan bahkan ditayangkan dalam siaran langsung di Hope Cloud. Semua rumah sakit lainnya sedang sibuk membahas identitas pembicara misterius ini. Kenapa dia bisa menimbulkan kehebohan besar di Rumah Sakit Sentral yang biasanya rendah diri ini?Yang paling anehnya lagi, bahkan Eddy yang biasanya sangat dihormati juga langsung mengumumkan berita ini dari akun pribadinya. Perlu diketahui, berita ini adalah unggahan pertama Eddy di media sosialnya!Semakin dekat dengan jadwal seminar yang ditentukan, pembicaraan mengenai masalah ini juga semakin heboh. Tidak ada satu pun tenaga medis di Kota Mahara yang tidak mengetahui berita ini.Ardi yang masih dirawat di rumah sakit juga tentunya telah banyak mendengar diskusi para perawat. Tak perlu diragukan lagi, dia langsung tahu bahwa orang ini sudah pasti adalah Chelsea.Namun dengan kehebohan sebesar ini .... Hati Ardi
Dalam seminar yang berlangsung selama tiga jam penuh itu, Chelsea berbicara dengan sangat tenang dan menjawab semua pertanyaan dengan lancar. Namun, para penonton tidak lagi fokus mendengar isi seminar itu, mereka semua merasa sangat syok. Hingga saat seminar itu berakhir, mereka baru menyadari betapa kerennya sosok Chelsea.Para profesional yang benar-benar fokus pada isi seminar, menonjolkan diri di tengah-tengah pujian warganet dengan sebuah rangkuman analisis.[ Chelsea benar-benar seorang ahli terkemuka dalam bidang saraf. Setiap poin yang dia sampaikan sangat akurat dan dia mampu menggunakan studi kasus untuk menganalisis lebih lanjut .... ]Dari sekian panjangnya isi analisis itu, warganet hanya bisa membaca kesimpulan akhirnya.[ Bukan tidak ada alasannya Chelsea bisa membuat Rumah Sakit Sentral mempromosikan dengan segencar ini. Dia benar-benar hebat. ]Hanya satu kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan Chelsea, yaitu "keren".Dibandingkan dengan keramaian di dunia maya,
Setelah keluar dari rumah sakit dan masuk ke mobil, Diana memanggil dengan hati-hati, "Kakek."Antoni menoleh, lalu menatap Diana dengan heran sambil bertanya, "Ada apa?""Kamu sedang memikirkan Chelsea, ya?" tanya Diana balik.Ketika melihat kecemasan pada sorot mata Diana, Antoni tersenyum lembut sambil membalas, "Aku cuma merasa terkejut, nggak ada pemikiran lain kok. Kamu nggak perlu cemas.""Tapi ... dia bos Hope. Itu artinya, penyakit Nenek ...," ujar Diana."Itu dua hal yang berbeda." Antoni menatap Diana dengan penuh kasih sayang sambil meneruskan, "Hal ini nggak bakal memengaruhi pernikahanmu dengan Ferdy."Beberapa hari ini, Diana sering kali datang ke rumah lama Keluarga Milano. Setelah mencari tahu, Antoni baru tahu bahwa hubungan Diana dan Ferdy kurang baik karena masalah di hotel waktu itu.Antoni melihat Diana tumbuh besar. Menurut Antoni, dia tahu betul kepribadian Diana. Diana bukan wanita yang bisa melakukan hal jahat. Itu sebabnya, dia curiga Ferdy yang melebih-lebih
Tiga hari kemudian, ada tim produksi yang datang mencari Chelsea. Chelsea menyuruh Bella mengurusnya, juga menyuruhnya mengirimkan waktu dan lokasi rekaman.Ketika Kendrian masuk, dia kebetulan melihat Bella mengantar staf tim produksi keluar. Dia pun bertanya, "Siapa mereka?""Staf Kingdom Jewelry. Mereka mencari Bu Chelsea untuk memintanya tampil di acara," jawab Bella segera."Chelsea menyetujuinya?" tanya Kendrian lagi."Ya, Bu Chelsea bilang acara ini berkaitan dengan perhiasan. Dia bisa meningkatkan popularitas perusahaan kalau ikut serta," sahut Bella sambil mengangguk.Kendrian mengernyit, tetapi tidak bertanya lagi, melainkan pergi mencari Chelsea. Dia mendorong pintu ruang kantor Chelsea dan bertanya langsung, "Kamu punya rencana apa?"Chelsea sedang membaca dokumen. Tanpa mendongak, dia bertanya balik, "Apa maksudmu?"Kendrian maju dan menahan dokumen itu. Kemudian, dia berkata, "Pertama-tama, kamu mengaku sebagai bos Hope. Sekarang, kamu setuju tampil di acara. Chelsea, kam
Antoni menoleh, lalu menyuruh orang menurunkan hadiah dari mobil. Semua hadiah itu tampak bertumpukan."Kamu sudah menolong Lindsey dan istriku. Aku ingin membalas semua kebaikanmu. Terima saja hadiah-hadiah ini. Kalau nggak cukup, kamu boleh meminta sesuatu dariku," ujar Antoni sembari menatap Chelsea.Chelsea melirik sekilas. Kebanyakan adalah perhiasan bermerek dengan harga mahal. Antoni benar-benar dermawan. Hanya saja, nada bicaranya terdengar aneh. Kenapa pria ini tidak terdengar seperti ingin membalas kebaikan? Selain itu, kenapa dia mewakili Lindsey berterima kasih?Chelsea tidak mengerti. Antoni meneruskan, "Setelah menerima semua hadiah ini, aku harap kamu bisa menjaga jarak dengan Ferdy. Dia akan segera menikah."Chelsea sontak memahaminya. Ternyata, ini trik Antoni untuk mendesaknya menjauh dari cucu kesayangannya.Ferdy yang berdiri di samping terus mengamati ekspresi Chelsea. Dari bingung menjadi senang. Dia pun mengernyit. Kenapa wanita ini merasa senang?Setelah ragu-ra