Pagi ini, seperti biasanya Chelsea datang untuk melihat Ardi sejenak. Sebelum pergi dari rumah sakit, dia malah dihentikan oleh seorang kakek-kakek yang berwajah ramah."Nona Chelsea, apa kamu masih ingat aku?" tanya kakek itu.Chelsea tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, "Pak Eddy, lama nggak ketemu."Eddy menyambut tangan Chelsea dengan senyuman yang semakin merekah, "Ya, lama nggak ketemu. Gimana kabar Calvin?""Ya, Kakek baik-baik saja. Dia sering mengungkit Anda."Eddy berkata dengan wajah tidak percaya, "Kalau dia benar-benar rindu denganku, seharusnya dia pulang untuk mengunjungiku."Chelsea tersenyum tipis, "Semua karena cucunya yang nggak berguna ini. Dia masih saja harus sibuk mengurus organisasi di luar negeri sampai nggak sempat pulang untuk mengunjungi Anda.""Kamu nggak usah bantu dia bicara." Eddy memandang Chelsea dengan tatapan kagum seperti sedang melihat harta karun. Dia menimpali dengan tersenyum, "Nona Chelsea, aku butuh bantuanmu untuk suatu ha
Rumah Sakit Sentral sudah setengah tahun tidak pernah mengadakan seminar. Kali ini, mereka tiba-tiba mengundang pembicara dari luar dan bahkan ditayangkan dalam siaran langsung di Hope Cloud. Semua rumah sakit lainnya sedang sibuk membahas identitas pembicara misterius ini. Kenapa dia bisa menimbulkan kehebohan besar di Rumah Sakit Sentral yang biasanya rendah diri ini?Yang paling anehnya lagi, bahkan Eddy yang biasanya sangat dihormati juga langsung mengumumkan berita ini dari akun pribadinya. Perlu diketahui, berita ini adalah unggahan pertama Eddy di media sosialnya!Semakin dekat dengan jadwal seminar yang ditentukan, pembicaraan mengenai masalah ini juga semakin heboh. Tidak ada satu pun tenaga medis di Kota Mahara yang tidak mengetahui berita ini.Ardi yang masih dirawat di rumah sakit juga tentunya telah banyak mendengar diskusi para perawat. Tak perlu diragukan lagi, dia langsung tahu bahwa orang ini sudah pasti adalah Chelsea.Namun dengan kehebohan sebesar ini .... Hati Ardi
Dalam seminar yang berlangsung selama tiga jam penuh itu, Chelsea berbicara dengan sangat tenang dan menjawab semua pertanyaan dengan lancar. Namun, para penonton tidak lagi fokus mendengar isi seminar itu, mereka semua merasa sangat syok. Hingga saat seminar itu berakhir, mereka baru menyadari betapa kerennya sosok Chelsea.Para profesional yang benar-benar fokus pada isi seminar, menonjolkan diri di tengah-tengah pujian warganet dengan sebuah rangkuman analisis.[ Chelsea benar-benar seorang ahli terkemuka dalam bidang saraf. Setiap poin yang dia sampaikan sangat akurat dan dia mampu menggunakan studi kasus untuk menganalisis lebih lanjut .... ]Dari sekian panjangnya isi analisis itu, warganet hanya bisa membaca kesimpulan akhirnya.[ Bukan tidak ada alasannya Chelsea bisa membuat Rumah Sakit Sentral mempromosikan dengan segencar ini. Dia benar-benar hebat. ]Hanya satu kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan Chelsea, yaitu "keren".Dibandingkan dengan keramaian di dunia maya,
Setelah keluar dari rumah sakit dan masuk ke mobil, Diana memanggil dengan hati-hati, "Kakek."Antoni menoleh, lalu menatap Diana dengan heran sambil bertanya, "Ada apa?""Kamu sedang memikirkan Chelsea, ya?" tanya Diana balik.Ketika melihat kecemasan pada sorot mata Diana, Antoni tersenyum lembut sambil membalas, "Aku cuma merasa terkejut, nggak ada pemikiran lain kok. Kamu nggak perlu cemas.""Tapi ... dia bos Hope. Itu artinya, penyakit Nenek ...," ujar Diana."Itu dua hal yang berbeda." Antoni menatap Diana dengan penuh kasih sayang sambil meneruskan, "Hal ini nggak bakal memengaruhi pernikahanmu dengan Ferdy."Beberapa hari ini, Diana sering kali datang ke rumah lama Keluarga Milano. Setelah mencari tahu, Antoni baru tahu bahwa hubungan Diana dan Ferdy kurang baik karena masalah di hotel waktu itu.Antoni melihat Diana tumbuh besar. Menurut Antoni, dia tahu betul kepribadian Diana. Diana bukan wanita yang bisa melakukan hal jahat. Itu sebabnya, dia curiga Ferdy yang melebih-lebih
Tiga hari kemudian, ada tim produksi yang datang mencari Chelsea. Chelsea menyuruh Bella mengurusnya, juga menyuruhnya mengirimkan waktu dan lokasi rekaman.Ketika Kendrian masuk, dia kebetulan melihat Bella mengantar staf tim produksi keluar. Dia pun bertanya, "Siapa mereka?""Staf Kingdom Jewelry. Mereka mencari Bu Chelsea untuk memintanya tampil di acara," jawab Bella segera."Chelsea menyetujuinya?" tanya Kendrian lagi."Ya, Bu Chelsea bilang acara ini berkaitan dengan perhiasan. Dia bisa meningkatkan popularitas perusahaan kalau ikut serta," sahut Bella sambil mengangguk.Kendrian mengernyit, tetapi tidak bertanya lagi, melainkan pergi mencari Chelsea. Dia mendorong pintu ruang kantor Chelsea dan bertanya langsung, "Kamu punya rencana apa?"Chelsea sedang membaca dokumen. Tanpa mendongak, dia bertanya balik, "Apa maksudmu?"Kendrian maju dan menahan dokumen itu. Kemudian, dia berkata, "Pertama-tama, kamu mengaku sebagai bos Hope. Sekarang, kamu setuju tampil di acara. Chelsea, kam
Antoni menoleh, lalu menyuruh orang menurunkan hadiah dari mobil. Semua hadiah itu tampak bertumpukan."Kamu sudah menolong Lindsey dan istriku. Aku ingin membalas semua kebaikanmu. Terima saja hadiah-hadiah ini. Kalau nggak cukup, kamu boleh meminta sesuatu dariku," ujar Antoni sembari menatap Chelsea.Chelsea melirik sekilas. Kebanyakan adalah perhiasan bermerek dengan harga mahal. Antoni benar-benar dermawan. Hanya saja, nada bicaranya terdengar aneh. Kenapa pria ini tidak terdengar seperti ingin membalas kebaikan? Selain itu, kenapa dia mewakili Lindsey berterima kasih?Chelsea tidak mengerti. Antoni meneruskan, "Setelah menerima semua hadiah ini, aku harap kamu bisa menjaga jarak dengan Ferdy. Dia akan segera menikah."Chelsea sontak memahaminya. Ternyata, ini trik Antoni untuk mendesaknya menjauh dari cucu kesayangannya.Ferdy yang berdiri di samping terus mengamati ekspresi Chelsea. Dari bingung menjadi senang. Dia pun mengernyit. Kenapa wanita ini merasa senang?Setelah ragu-ra
"Mama," panggil Timothy yang berdiri di belakang tiba-tiba.Chelsea tersadar kembali, lalu menoleh menatap Timothy dan bertanya, "Kenapa, Nak?""Aku ingin tanya, kapan Paman Ardi pulang?" tanya Timothy balik."Eee ...." Chelsea terdiam sejenak. Dengan cedera yang dialami Ardi, pria ini tidak mungkin pulang dalam setengah bulan ini.Chelsea bisa melihat bahwa Timothy merindukan Ardi. Dia berjongkok untuk memeluk Timothy, lalu membalas, "Kamu rindu Paman Ardi, ya? Nanti, kusuruh Melvin membawamu ke rumah sakit untuk mengunjunginya, ya?"Timothy bertanya dengan penasaran, "Kenapa bukan kamu yang membawaku?""Mama masih punya banyak kerjaan," sahut Chelsea sambil mengelus kepala Timothy. Tanpa sadar, muncul bayangan Maura di benaknya.Tiba-tiba, Chelsea merasa Maura memiliki kemiripan dengan Lindsey. Hal ini membuat Chelsea agak kesal, tetapi dia berusaha untuk menahan emosinya. Meskipun Lindsey adalah ibu Maura, semua itu bukan urusannya.....Sesudah menetapkan kerja sama, Kingdom Jewelr
Setelah bertemu Hans, Lindsey menjadi tidak bisa fokus. Hari ini, Sulika melihat Lindsey terus melamun sehingga membawanya turun untuk menghirup udara segar sekaligus membeli teh untuk para rekan kerja.Setelah berkeliling sesaat, Lindsey memilih sebuah toko kue dan berniat membeli beberapa kue. Dia menatap staf toko membungkus kue dengan terbengong-bengong. Tiba-tiba, sebuah tangan meraih bahunya dan memeluk pinggangnya.Lindsey terperanjat. Dia bergegas melepaskan diri, lalu berbalik dan melihat senyuman cabul Hans. Pria itu bertanya, "Lindsey, bukannya kamu suka seperti ini dulu? Katamu, begini sangat romantis, 'kan?"Lindsey memelototi Hans dengan dingin sambil menyahut, "Dulu aku buta. Jangan membuatku jijik dengan hal-hal seperti ini. Kalau kamu menggangguku, aku akan memberi tahu Nona Tiara.""Oh ya?" Hans mengangkat alis dan berujar, "Sepertinya kamu berada di perusahaan hari itu. Kukira kamu nggak di sana. Bukannya kamu adik Ferdy? Kenapa margamu belum berubah? Apa Keluarga Mi
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me