Sutradara segera menjelaskan, "Begini, Mandy ... baik dari segi karakter maupun penampilan, Diana sangat mirip dengan tokoh utama wanita. Jadi ....""Jujur saja padaku, berapa banyak uang yang akan diinvestasikan Keluarga Milano? Hm, atau kalian berencana menjilat Keluarga Milano?" ujar Mandy.Ucapan blak-blakan itu membuat semua orang di sana seketika merasa canggung. Sutradara dan produser saling memandang dengan gelisah. Mereka tidak bisa memikirkan alasan bagus untuk menyanggah ucapan Mandy.Diana berujar dengan lembut, "Mandy, kita sudah lama nggak ketemu. Aku nggak menyangka kamu punya pemikiran seburuk itu tentang aku."Mandy membalasnya dengan sinis, "Diana, kamu juga sadar kamu sudah lama hiatus? Kalau kita nggak bertemu hari ini, kukira kamu sudah benar-benar keluar dari industri demi menjadi istri Ferdy.""Kenapa? Apa kehidupanmu sebagai Nyonya Milano begitu berat? Jadi, kamu memutuskan untuk kembali ke industri dan bersaing dengan rakyat jelata seperti kami?" ujar Mandy lag
Ada sebuah gang gelap di luar pintu belakang klub. Cornelia menyeret temannya berlari keluar, lalu seketika panik saat melihat jalan buntu.Temannya bertanya sambil menangis ketakutan, "Gimana ini?""Paling-paling kita harus adu jotos dengan mereka!" balas Cornelia. Dengan pecahan botol anggur di tangannya, dia maju dan mengadang di depan temannya.Cornelia berkata pada para pria yang mengejarnya, "Kalau nggak senang, maju sini! Ini negara hukum, kamu nggak akan bisa kabur setelah berbuat kriminal!"Gino meludah ke tanah, lalu membalasnya, "Cewek sialan, kamu juga nggak akan bisa lari! Jangan lupa, kamu sudah melukai salah satu temanku di ruang privat tadi!""Itu karena kalian duluan mengusik temanku, makanya aku membalas. Dasar pria-pria busuk!" ujar Cornelia berpura-pura tenang."Keras kepala! Aku jadi penasaran apa bagian tubuhmu yang lain juga keras atau justru lembut," kata Gino. Dia merangkul bahu temannya dan tersenyum mesum. Kata-kata dengan berkonotasi cabul itu memancing tawa
Ketika matahari bersinar terang, Gino pulang dengan sekujur tubuhnya yang kotor. Sejak pulang ke rumah, mulutnya terus mengeluarkan kata-kata kasar. Begitu mendengar suaranya, Vera segera datang. Saat melihat Gino, dia langsung tersentak dan mundur beberapa langkah. Kemudian, Vera bertanya, "Gino, apa yang terjadi? Semalam, kamu jatuh ke tumpukan sampah?""Bukan, ada seorang jalang sialan ...." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Gino yang merasa malu pun menoleh dan meludah ke lantai, lalu melanjutkan, "Sialan, jangan sampai aku menemukan mereka!"Sebelum pulang, Gino sudah meminta rekaman CCTV dari Harris. Alhasil, pria itu malah mengatakan bahwa CCTV dari klubnya sedang ditingkatkan semalam, jadi tidak merekam apa pun. Mana mungkin Gino akan percaya dengan omong kosong semacam itu? Dia langsung bertengkar dengan Harris, bahkan mencurigai hubungannya dengan beberapa wanita itu. Sayangnya, Gino tidak memiliki bukti.Belum lagi, Harris adalah teman baik Ferdy. Kalau Gino bertindak kele
"Beberapa waktu yang lalu, aku menghadiri sebuah pesta. Sonia bisa-bisanya menjadi pasangan Sandy di sana," ucap Mandy. Hari itu, Sonia sengaja mendekatinya, seolah-olah ingin pamer. Sikapnya yang meremehkan terkesan agak lucu ketika diingat kembali.Mandy sangat mengenal Sandy. Sonia hanyalah seorang wakil presdir dari perusahaan parfum, apalagi Keluarga Mulyana sudah lama bangkrut. Mandy sungguh tidak tahu apa dasar Sonia merasa mampu mempertahankan hubungannya hingga akhir. Apakah hanya berdasarkan beberapa kata manis yang dilontarkan oleh Sandy pada malam hari?Mandy sudah pernah mengalami semua trik itu. Saat melihat Sonia, dia seperti melihat dirinya sendiri pada masa lalu. Sonia pasti akan mengikuti jejaknya suatu saat nanti.Ketika mengingat semua ini, Mandy menjadi lebih sadar. Dia segera berkata, "Lupakan. Apa hebatnya keluarga kaya? Siapa yang mau jadi keluarga mereka? Lebih baik aku fokus pada karierku sendiri. Apalagi, ada begitu banyak naskah. Aku sama sekali nggak kekura
Malam itu, sebuah tangkapan layar obrolan grup menjadi viral. Namun, sebelum netizen bisa melihat tangkapan layar tersebut, seseorang yang selalu memantau jaringan sudah menghapusnya.Kendrian melihat data yang dilaporkan oleh bawahannya. Dia menemukan bahwa alamat IP dari si pengunggah berasal dari perusahaan hiburan milik Keluarga Kuslina. Di sisi lain, Ardi juga menemukan beberapa jejak. Ternyata, sumber desas-desus berasal dari tempat yang sama. Semua petunjuk sangat jelas.Kendrian menunjukkan tangkapan layar tersebut kepada Chelsea, lalu berkata, "Mereka sepertinya ingin menyebarkan berita ini melalui grup penggemar. Metode seperti ini yang cuma mengandalkan tulisan tanpa foto sangat umum dalam industri hiburan."Begitu melihat nama grup penggemar, Chelsea langsung berucap, "Iya. Cuih, ternyata benar-benar Diana."Sejak kapan Diana tahu bahwa dia memiliki seorang putra? Diana mungkin masih belum mengetahui identitas Timothy sehingga mencoba segala cara untuk membocorkan informasi
"Apa?" ucap Diana yang wajahnya memucat. Dia hampir saja berdiri saking terkejutnya. Untungnya, Chelsea menahannya sehingga dia tidak menarik terlalu banyak perhatian."Kalau kamu bersikeras mau membesarkan masalah ini, aku juga nggak bisa menghentikanmu," ujar Chelsea dengan tenang. Kemudian, dia membujuk dengan nada lembut, "Hanya saja, aku khawatir nantinya akan berubah menjadi Ferdy meninggalkan istri dan anak. Semua opini akan tertuju pada Keluarga Milano. Kalau gitu ... sebagai penyebar gosip ini, kamu pasti akan menjadi sasaran, 'kan?""Kamu ...." Diana tiba-tiba meraih pergelangan tangan Chelsea, lalu menggertakkan giginya sambil berkata, "Nggak usah bikin aku takut. Bukannya anakmu dan Ferdy sudah digugurkan? Mana mungkin ...."Chelsea menyela, "Kalau kamu nggak percaya, bisa tanya pada Ferdy. Baru-baru ini, dia membawa putraku ke lembaga tes DNA."Diana kehabisan kata-kata dan wajahnya perlahan memucat. Dia sungguh tidak menyangka ... bahwa ayah dari putranya Chelsea adalah F
Pada awal bulan, Cornelia telah memberikan undangan kepada Chelsea. Dia tahu dari Olivia bahwa Indra dan Lanny telah mengeluarkan banyak usaha dan uang untuk membuka jalan bagi Kimin. Perjamuan malam kali ini mengundang banyak tokoh terkemuka di Kota Mahara. Nantinya, Olivia akan pergi bersama Susan.Olivia terus mengajak Chelsea untuk bergabung dengan mereka. Dia mengatakan bahwa ibu mertuanya berulang kali mengungkit ingin berkenalan dengan Chelsea. Berhubung tidak enak menolak, malam itu Chelsea bersiap-siap dan menunggu mobil Keluarga Tandiono menjemputnya.Begitu Susan melihat Chelsea untuk pertama kali, dia langsung memuji, "Selama ini, aku cuma mendengar dari Olivia saja. Begitu bertemu langsung denganmu, aku baru sadar bahwa Olivia sama sekali nggak berlebihan dalam memujimu!"Chelsea membalas sambil tersenyum, "Bu Susan, kamu terlalu sungkan. Aku juga sering mendengar Olivia berbicara tentangmu. Bisa punya ibu mertua yang begitu baik adalah keberuntungan baginya.""Aduh, Kelua
"Apa itu anak? Mereka adalah ikatan keluarga, harapan masa depan!""Anak gadis sekarang terlalu dimanja. Mereka takut untuk menikah dan melahirkan. Ketika sudah tua nanti, mereka baru akan tahu betapa baiknya punya anak."Obrolan seputar anak masih terus berlanjut.Chelsea segera melirik Lanny. Dia jelas melihat senyuman licik di wajahnya. Tampaknya semuanya sudah diatur sejak awal."Agnes, waktumu terbuang karena Frank si berengsek. Kalau nggak, kamu juga seharusnya sama seperti kita. Anakmu seharusnya sudah SD, 'kan?""Iya, sayang banget. Agnes sudah membuang masa mudanya yang indah."Beberapa wanita itu menunjukkan ekspresi menyesal. Kata-kata mereka terdengar seperti sedang menghibur Agnes, tetapi sebenarnya mereka menghujatnya. Raut wajah Agnes tentu terlihat tidak senang."Apa kalian mengerti pelajaran anak SD? Kenapa terburu-buru ikut campur dalam hidup orang lain?" tanya Chelsea dengan santai.Tatapan semua orang pun tertuju pada Chelsea. Salah satu wanita segera berkata, "Chel