Semua orang di tempat tahu bahwa Irfan adalah asisten Ferdy. Semua orang tercengang, ternyata wanita jelek ini kenal dengan Ferdy?Ferdy tersenyum dan berkata, "Bu Chelsea, aku mencarimu untuk membicarakan sesuatu. Tapi, aku nggak bisa menghubungimu. Siapa sangka, aku bisa bertemu denganmu di sini."Akting Ferdy yang sempurna membuat Chelsea agak malu. Chelsea menyahut, "Iya, belakangan ini aku memang agak sibuk." Kemudian, Chelsea menoleh dan berpamitan dengan Peter, "Pak Peter, aku ada keperluan mendadak. Nanti kita ketemu lagi."Saat memikirkan kekuasaan dan kedudukan Peter, Chelsea pun menghormatinya. Dia mengeluarkan sebuah kartu nama dan meletakkannya di atas meja, lalu berucap, "Pak Peter, hubungi aku lagi kalau ada urusan penting."Selesai bicara, Chelsea dan Irfan hendak pergi. Sebelum keluar, Irfan yang tiba-tiba teringat sesuatu sengaja meninggikan suaranya saat berujar, "Bu Chelsea, apa kamu sudah mempertimbangkan investasi yang dibicarakan Pak Ferdy terakhir kali?"Chelsea
Pada saat yang sama, Peter berdiri di tangga restoran sambil memandang mobil Maybach yang melaju pergi. Jika dia tidak salah lihat, sosok yang duduk di kursi penumpang belakang adalah Ferdy. Astaga, akhirnya Ferdy keluar! Bahkan untuk menjemput seorang wanita jelek!Kalau tersebar, kabar ini pasti akan menghebohkan Kota Mahara. Ucapan Chelsea sebelum pergi terngiang-ngiang di benaknya. Peter tertawa dan berbicara sendiri, "Membosankan? Aku rasa cukup menarik."....Suasana di dalam mobil tidak terlalu tegang lagi karena sikap Chelsea sangat baik. Irfan mengembuskan napas lega. Untung saja, Chelsea pintar. Kalau tidak, Irfan pasti akan pusing.Tiba-tiba, Ferdy memerintah, "Kelak jangan sering-sering bertemu dengan Peter." Nada bicaranya sangat tegas.Chelsea langsung bertanya, "Kenapa?""Memangnya harus ada alasan?" ujar Ferdy. Dia mencibir dan melanjutkan, "Kamu pikir Peter akan tertarik dengan wanita jelek? Polos sekali kamu!"Makan malam hari ini memang kelihatannya ditujukan kepada
Malam itu, Chelsea baru menemukan sebuah taksi setelah berjalan selama 1 jam. Di sepanjang perjalanan, Chelsea tidak berhenti memaki Ferdy. Setelah 1 minggu berlalu, emosi Chelsea tetap belum reda. Dia jarang berbicara dengan Ferdy.Pagi ini, Chelsea hendak keluar setelah menerima panggilan telepon. Saat melewati ruang tamu, dia melihat Ferdy. Namun, Chelsea sama sekali tidak memedulikan Ferdy.Ferdy mendengar suara langkah kaki Chelsea yang menjauh dengan ekspresi muram. Sepertinya, Chelsea berniat melawan Ferdy demi Peter.....Chelsea tidak pergi ke perusahaan, melainkan pergi ke sebuah hotel yang terletak di pinggiran kota. Di luar pintu masuk, tampak 2 pria kekar sedang bersandar di pilar sambil merokok dan mengobrol. Saat melihat Chelsea, mereka segera membuang rokok dan berdiri tegak. Kedua pria itu memberi hormat kepada Chelsea dan menyapa, "Bu Yola."Semalam, kedua pria kekar ini mendapat tugas dari Daisy untuk mengantar seorang pria ke Kota Mahara dan menyerahkannya kepada "B
Setelah meninggalkan hotel, Chelsea yang sedang berada di dalam taksi mendapatkan panggilan dari Olivia. Gadis ini masih belum lupa masalah tentang "pacar". Dia mengancam Chelsea untuk membawa pria itu menemuinya sebelum bergabung dengan grup. Chelsea merasa sangat tertekan. JIka tahu sejak awal, dia tidak akan menggunakan "pacar" sebagai alasan. Ketika memikirkan belakangan ini dirinya bertengkar dengan Ferdy, Chelsea merasa makin pusing. "Dalam waktu dekat ini, sepertinya nggak bisa." Chelsea memijat keningnya sembari melanjutkan, "Kami sedang bertengkar, nggak akan baikan untuk sementara ini.""Bertengkar?" Olivia bertanya dengan serius, "Kenapa? Dia memperlakukanmu dengan buruk, ya?""Dia menurunkanku di jalan saat tengah malam," timpal Chelsea."Astaga!" Olivia seketika meninggikan suaranya saat berseru, "Pria macam apa itu? Apa dia pria berengsek? Apa dia suka melakukan kekerasan? Kenapa kamu nggak bilang padaku dari awal? Aku akan membantumu memberinya pelajaran!"Begitu menden
Melihat situasi ini, Peter secara refleks ingin membantu. Akan tetapi, saat mengulurkan tangan, dia segera menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa.Saat ini, Chelsea menahan pergelangan tangan Johanna dengan satu tangan, lalu langsung menendang kaki wanita itu."Aduh!" jerit Johanna yang kesakitan.Setelah itu, Chelsea menarik tangan Johanna ke belakang, lalu menahannya di jalan dengan gerakan yang lugas dan mengingatkan dengan nada dingin, "Buka matamu lebar-lebar. Aku nggak punya hubungan apa pun dengan Peter. Kalau kamu berani menyebarkan fitnah di kantor, aku akan merobek mulutmu."Johanna sontak memaki, "Dasar jalang, kamu .... Aaaah ...." Rasa sakit yang luar biasa menyelimuti lengannya. Saat ini, wajah Johanna sudah memucat. Dia bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.Chelsea melepaskan syal sutra dari leher Johanna untuk menyeka noda di wajahnya. Kemudian, dia melemparkannya ke atas kepala Johanna dengan ekspresi jijik."Chel ...." Peter hendak mengatakan sesuatu. Nam
Sore harinya, Irfan sedang melaporkan pekerjaan kepada Ferdy. Begitu menyadari bahwa Ferdy tidak fokus dan ekspresinya sangat muram, Irfan pun menutup dokumen di tangannya, lalu bertanya, "Pak Ferdy, kamu masih belum baikan dengan Bu Chelsea, ya?""Dia masih belum tahu salahnya," jawab Ferdy secara spontan. Sikapnya seolah-olah sedang menunggu seseorang bertanya padanya agar dia bisa melampiaskan emosi. Segera setelah itu, Ferdy melanjutkan, "Peter jelas-jelas mendekatinya dengan niat jahat, jadi aku melarangnya bertemu dengannya. Apa aku salah? Entah apa yang dipikirkan oleh wanita itu!"Irfan tidak bisa berkata-kata. Saat ini, dia akhirnya menemukan penyebab Ferdy bisa melajang selama bertahun-tahun. Kemudian, dia mencoba untuk memberi arahan, "Pak Ferdy, menurutku perkataan Bu Chelsea juga nggak salah. Kamu sendiri juga tahu posisi Keluarga Amelia di industri perhiasan. Kalau Bu Chelsea menyinggung mereka ...."Ferdy tiba-tiba menyela, "Memangnya berapa nilai dari Soraya Jewelry? Ap
Tiga hari kemudian, Chelsea pergi menemui investor misterius itu. Berdasarkan alamat yang diberikan, dia menemukan sebuah klub pribadi berbasis keanggotaan.Seorang pelayan tampak memimpin jalan dan mengajak Chelsea berjalan melalui lorong yang penuh dengan suasana klasik. Dedaunan yang ada di taman juga tampak bergoyang. Ini memang tempat yang tenang dan cocok untuk mengobrol.Hingga ketika pelayan itu membuka pintu bambu, Chelsea baru mengalihkan pandangannya dari pemandangan luar ke dalam ruangan. Setelah melihat jelas pria yang duduk di atas tatami, dia sangat terkejut. Chelsea sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang mengajaknya bertemu adalah Sandy. Dia pun segera bertanya, "Kak, kamu yang mengajakku bertemu?""Iya, benar," jawab Sandy. Dia menuangkan teh panas, lalu melambaikan tangan untuk menyuruh Chelsea duduk sambil berkata, "Ayo, dicoba dulu teh tahun ini. Rasanya lumayan enak."Chelsea pun duduk di seberang meja teh, lalu berkata, "Kak, nggak masalah kalau hanya minum
Chelsea memiliki kebiasaan untuk mengenakan earphone, lalu bersandar di jendela mobil sambil menutup mata untuk bersantai.Seiring dengan tikungan besar dari taksi, Chelsea baru menyadari ada yang aneh. Ketika dia membuka mata, pemandangan yang berlalu dengan cepat di luar jendela terasa sangat asing. Hal ini pun membuatnya merasa khawatir.Chelsea melirik sopir itu sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya untuk membuka peta. Pada saat ini, dia menemukan bahwa taksi tersebut sedang meninggalkan pusat kota untuk menuju zona industri di wilayah timur. Ini adalah arah yang benar-benar berlawanan dengan kantor Soraya Jewelry.Tidak perlu diragukan lagi, pasti ada orang yang ingin mencelakainya. Sementara itu, orang ini kemungkinan besar adalah Anton. Chelsea pun memejamkan mata sambil tersenyum dingin. 'Cepat juga dia bertindak.'Setengah jam kemudian, taksi berhenti di tengah-tengah area kontainer yang terbengkalai. Ketika si sopir berbalik dan menemukan bahwa Chelsea sedang tertidur lelap, d
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, âPak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.âCalvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!âPak Guru, minum teh.â Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. âTeh kesukaanmu.âCalvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, âJangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?ââSejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku âĶ.ââTutup mulutmu!â Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. âMakan mie dulu.âChelsea mengambil piring, lalu bertanya, âKenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?ââTadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.ââHah?â Kening Chelsea berkerut. âApa benar seperti itu?âFerdy pun tertawa. âTentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.âChelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, âSetelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.ââEmm, aku bisa menebaknya.âChelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. âJangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?ââTebakanmu benar.â Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. âTadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.ââPak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa âĶ.ââKalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan âĶ.â Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, âItu berarti aku memang kekanak-kanakan.âChelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, âDasar kekanak-kanakan!âAkhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. âMalam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, âSemua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.âAnita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. âBu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.âChelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.âPak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?ââPak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?âPertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.âAku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
âHerbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.âHerbert tersenyum getir. âHal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.ââApa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.ââPerbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!â Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. âDia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!âSaat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. âBu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.âAnita tersenyum. âNggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.ââOke,â balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. âKakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.âCalvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, âSi Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!âChelsea menghela napas ringan. âKamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.âCalvin meliriknya sekilas. âJadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. âKeluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!âKetika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. âKakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.âNamun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. âPak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.âHerbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, âPak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?ââNggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.âAku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!âUsai mendengar, Anita tersenyum. âTerima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.âCalvin semakin puas lagi. âTernyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!âSambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. âAku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me