"Cinta? Biar kupertegas, kamu meninggalkan Ferdy saat dia buta. Setelah penglihatan Ferdy sudah kembali, kamu bersikeras nggak mau melepaskannya. Apa tindakanmu itu bisa disebut sebagai cinta?" Chelsea tersenyum sinis sembari menambahkan, "Kenapa aku merasa kamu sangat perhitungan?""Kamu ... kamu nggak tahu apa-apa!" Diana membalas dengan panik, "Saat itu, aku meninggalkan Ferdy karena terpaksa ....""Apa itu berarti kamu meninggalkannya setelah tahu kekurangannya?" timpal Chelsea. Dia sama sekali tidak tertarik dengan masa lalu mereka, juga tidak ingin mendengar penjelasan Diana. Saat ini, dia merasa sangat kesal."Diana, jangan mencari alasan lagi. Ucapanmu sama sekali nggak meyakinkan. Kalau nggak, apa kamu berani bersumpah di hadapan semua orang?" Chelsea seketika bertanya, "Apa kamu berani bersumpah bahwa kepergianmu saat itu nggak ada hubungannya dengan kebutaan Ferdy?""Aku ...." Diana merasa ketakutan. Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, dia tidak memberikan penjelasan ap
Anissa pulang dengan hati yang dipenuhi amarah dan penyesalan. Jika tahu sejak awal semuanya akan menjadi seperti ini, dia tidak akan repot-repot memesan hidangan yang begitu mewah!Melihat raut wajah Anissa yang muram, Vera merasa bingung. Dia hendak bertanya, tetapi Anissa langsung naik ke lantai atas dengan kesal. Dia pun bertanya kepada Antoni, "Ada apa?"Hari ini, suasana hati Anissa terlihat baik saat keluar rumah. Dia bahkan mengatakan bahwa kali ini akan menunjukkan ketulusan kepada Keluarga Kamran. Jangan-jangan Keluarga Kamran tidak menghargai Anissa?Antoni menghela napas, lalu menjawab, "Ternyata murid Calvin itu Chelsea.""Apa?" Vera memekik dengan tidak percaya, "Bukannya ... Chelsea itu nggak berpendidikan, ya? Mana mungkin dia bisa mengobati orang? Apa Pak Calvin sengaja membuat Mama jengkel?"Mendengar ini, kerutan di dahi Antoni makin jelas. Sepertinya, satu per satu keluarganya sudah buta."Papa, jangan pergi dulu. Ayo ceritakan padaku. Ini ...." Perkataan Vera terhe
Asistennya menjawab dengan ragu-ragu, "Kita peringkat terakhir dan sudah dieliminasi." Mendengar ini, Chelsea yang sangat terkejut berseru, "Nggak mungkin!"Desain yang digunakan oleh tim Bella dalam perlombaan ini adalah hasil revisi Chelsea sendiri. Dia sangat yakin bahwa dalam putaran kali ini, mereka setidaknya bisa berada di peringkat ketiga. Bagaimana mungkin mereka berada di peringkat kesepuluh?Chelsea pun memerintahkan, "Kalian tunggu di lokasi. Aku akan segera ke sana!" Usai menutup telepon, Chelsea bergegas meninggalkan bandara dan segera menuju lokasi perlombaan.Saat tiba di sana, asistennya telah menunggu di luar pintu. Begitu melihat mobil Chelsea, dia buru-buru menyambutnya sambil berkata, "Bu Chelsea, cepatlah masuk. Bella dan yang lainnya nggak menerima hasil ini. Sekarang, mereka sedang bertengkar dengan pihak penyelenggara!"Mendengar itu, Chelsea langsung memasuki lokasi tanpa ragu-ragu. Asistennya mengikuti di belakang. Ketika baru saja masuk, suara gaduh di dala
Setengah jam kemudian, Chelsea keluar dari balik panggung. Bella dan yang lainnya bergegas menghampiri. Bella bergegas bertanya, "Bu Chelsea, bagaimana situasinya?"Ketika melihat mata mereka yang penuh harapan, Chelsea merasa agak sedih. Namun, pria itu tidak seperti berbohong. Orang yang benar-benar mengendalikan perlombaan ini, sangat mungkin tidak berada di lokasi.Chelsea tidak dapat segera memberikan penjelasan kepada mereka. Melihat Chelsea yang diam saja, tatapan Bella pun menjadi lesu. Dia menunduk dan berkata dengan putus asa, "Bu Chelsea bahkan nggak bisa menyelesaikan masalah ini. Kita hanya bisa dieliminasi ....""Kenapa bisa begini? Siapa yang menyerang kita dari belakang?""Kita sudah lembur selama setengah bulan untuk mempersiapkan lomba ini. Sekarang, semuanya jadi sia-sia ...."Para anggota tim terus-menerus mengeluh.Chelsea mengambil napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas, "Jerih payah kalian nggak akan sia-sia. Aku sangat yakin dengan desain kalian kali ini. Ka
Mendengar kata-kata itu, raut wajah Darwin menjadi makin suram. Pria tua itu segera bertanya, "Apa kamu ingin membela Chelsea?""Aku hanya ingin bertanya pada Kakek, apakah prinsip yang Kakek ajarkan padaku sebelumnya itu benar?" tanya Peter. Kemudian, dia melanjutkan, "Kakek sudah berkecimpung di industri ini begitu lama dan selalu menaati aturan. Kenapa kali ini malah tiba-tiba ikut campur dalam perlombaan?"Darwin berkata dengan ekspresi yang masih suram, "Kalaupun nggak ada campur tanganku, bocah ingusan dari Soraya Jewelry itu juga nggak akan bisa menang. Aku hanya membiarkan mereka menghadapi kenyataan itu lebih awal saja. Lebih baik mereka kembali untuk meningkatkan kemampuan."Darwin mengingatkan, "Sebaliknya, kamu harus sadar akan identitasmu. Pernikahanmu dengan Shania sudah dipastikan. Semua orang di Kota Mahara tahu bahwa kalian akan segera menikah."Darwin tersenyum dingin, lalu melanjutkan, "Sekarang, kamu malah datang untuk membela wanita lain? Kamu ini bahkan nggak tahu
Peter bersandar ke sofa belakang dengan malas, lalu menjelaskan, "Chelsea ikut lomba, tapi kakekku menggunakan relasinya untuk membuat mereka dieliminasi."Kendrian yang penasaran bertanya, "Oh? Kenapa dia melakukan itu?"Peter menjawab sambil tersenyum pahit, "Itu karena dia meremehkan Chelsea. Ke depannya, dia pasti akan menyesal."Kemudian, tak peduli bagaimanapun Kendrian bertanya, Peter tidak menjawab apa pun lagi. Dia segera terlelap dalam tidur dengan bersandar di sofa sambil memegang botol bir kosong.Kendrian berusaha keras memindahkannya ke kamar tidur. Dia berdiri di samping ranjang, lalu berkacak pinggang sambil mengambil napas. Kendrian mengeluh, "Dia kelihatan kurus, tapi ternyata sangat berat."Usai menenangkan diri, Kendrian pun mengingat kembali perkataan Peter. Setelah berpikir sejenak, dia merasa bahwa masalah ini harus diketahui oleh Chelsea.....Keesokan harinya, Kendrian meninggalkan Peter di rumahnya dan pergi ke gedung Soraya Jewelry. Setelah mengungkapkan iden
"Kalau nggak salah, namanya Winny?" ucap Kendrian. Dia tidak mengingat nama staf itu secara sengaja. Itu sebabnya, jawabannya terdengar agak ragu-ragu.Chelsea segera menyadari bahwa itu adalah seorang staf lama dari departemen desain. Beberapa waktu lalu, Winny cukup sering menemani Bella dan yang lainnya untuk mengikuti lomba. Jadi, Chelsea pun memiliki kesan terhadapnya.Sebagai seorang staf lama, Winny sama sekali tidak boleh membuat kesalahan sepele seperti ini. Chelsea pun memanggil asistennya dan memerintahkannya ke departemen desain untuk memanggil Winny ke ruang tamu.Tidak lama kemudian, asisten membawa Winny ke ruang tamu. Begitu melihat Kendrian, mata Winny sontak berbinar-binar. Dia segera bertanya, "Bapak mencariku?"Mendengar ini, Chelsea berkata dengan serius, "Aku yang mencarimu. Apa kamu tahu siapa dia?""Dia ...." Winny diam-diam menelan air liur, lalu melanjutkan dengan suara rendah, "Dia bilang namanya Adrian. Dia datang ke Soraya Jewelry untuk mencari teman."Set
Malam itu, saat Chelsea kembali ke Kediaman Soraya, Andre menyambutnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengarahkan kamera depan ponsel di tangannya ke wajah Chelsea seraya berkata, "Niko, kelihatan, nggak?"Saat itu, Chelsea baru menyadari seseorang berwajah akrab tengah tersenyum di layar. Dia membalas senyumnya dan menyapa, "Halo, Niko.""Bu Yola! Jadi itu benar-benar perintahmu! Kukira Andre cuma bercanda dan sengaja omong kosong!" seru Niko.Kemarin, Andre mengirimi Niko pesan berupa permintaan agar mereka mengundur kerja sama dengan Amelia Jewelry. Amelia Jewelry adalah konsumen utama area pertambangan A112 mereka. Berbagai aspek kerja sama antara dua belah pihak telah diselesaikan hingga ke titik mendetailnya.'Menangguhkan kerja sama di waktu seperti ini nggak seperti gaya Bu Yola,' batin Niko.Niko berujar, "Bu Yola, kali ini Keluarga Amelia menginginkan seluruh tambang batu agate hijau. Mereka setuju untuk membayar harga yang sangat tinggi. Kalau ...."Chelsea langsung menyela, "Ak
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me