Malam ini, ada yang bergembira dan ada yang emosi. Radi kembali ke rumah dengan kesal. Sonia baru saja berdiri untuk menanyakan tentang acara peluncuran produk baru, tetapi ayahnya malah naik ke lantai atas.Melihat situasi ini, Sonia tahu bahwa ada yang tidak beres. Dia pergi ke ruang kerja dan membuka pintu yang setengah terbuka. Sebelum Sonia sempat berkata apa pun, sebuah buku telah dilempar ke samping kakinya. Segera setelah itu, Radi memarahi, "Keluar! Jangan menggangguku!""Papa." Saat mendengar suara Sonia, amarah Radi pun agak mereda. Dia menoleh ke arah putrinya, lalu bertanya, "Kenapa kamu masih belum tidur?""Ini masih terlalu pagi." Usai menjawab demikian, Sonia memungut buku itu dan berjalan ke hadapan Radi sambil bertanya, "Apakah hasil peluncuran produk baru malam ini nggak bagus?""Bukan itu," jawab Radi. Begitu mendengar tentang acara peluncuran produk baru, amarah Radi kembali meluap. Dia melanjutkan dengan ekspresi yang suram, "Entah dari mana Chelsea memiliki kenal
Chelsea menelepon Olivia, tetapi yang mengangkat adalah manajernya. "Olivia sudah melihat berita di internet. Sekarang, dia mengurung dirinya di dalam van dan melarang semua orang masuk untuk menghiburnya." Manajer itu merasa menyesal sehingga berucap, "Aku seharusnya menghentikan dia dulu. Nggak seharusnya kubiarkan Olivia menjalin hubungan sialan ini!""Ini bukan salahmu. Tolong jaga Olivia, aku akan pergi mencari Robert," ujar Chelsea.Manajer itu berkata, "Sampai sekarang, kami masih belum bisa menemukan Robert ...."Chelsea langsung menyela, "Selama dia belum mati, pasti bisa ditemukan."Saat ini, Chelsea benar-benar emosi. Dia ingin sekali menemukan dan menghajar Robert tanpa ampun.Setelah mengakhiri panggilan, dia tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu. Begitu membuka pintu dan belum sempat berkata apa pun, Ferdy telah berkata dengan santai, "Aku sudah menemukan Robert."Chelsea sangat terkejut. Tanpa berbasa-basi, dia langsung menggenggam tangan Ferdy sambil berucap, "Ayo, ba
Setelah Robert melakukan klarifikasi di internet, unggahannya segera menjadi topik trending nomor satu. Para netizen yang sebelumnya memaki Olivia baru sadar sekarang. Ternyata, foto kura-kura yang diunggah Olivia tanpa sebab sebelumnya adalah untuk menyindir Robert sebagai pengecut.[ Pria berengsek ini yang bikin masalah, tapi malah bersembunyi seperti kura-kura. Setelah masalahnya nggak bisa ditutupi lagi, dia baru muncul untuk minta maaf! ][ Sekarang, kelihatannya Olivia cukup bijaksana. Dia seharusnya sudah tahu kebenaran ini pada hari hubungan asmaranya terekspos, tapi dia nggak mengatakan apa pun. Apakah itu karena dia adalah korban? ][ Pacar Robert benar-benar aneh. Dia tahu pacarnya berselingkuh, tapi malah menyalahkan Olivia sepenuhnya. ]Kolom komentar mulai heboh. Situasinya mulai memanas lagi, tetapi semua orang tampak membela Olivia.Sementara itu, di dunia nyata, Robert diseret ke kamar pembantu oleh Chelsea. Saat ini, setengah jam sudah berlalu. Jeritan dan permohonan
Begitu Anissa berkata demikian, beberapa pengawal di belakangnya langsung mengepung Chelsea. Pengawal yang berdiri di depan meminta maaf dengan berkata, "Bu Chelsea, maaf kalau kami nggak sopan."Chelsea tahu jelas bahwa apa pun hasil pemeriksaannya nanti, dia pasti akan didiagnosis mandul. Akan tetapi, dia tidak dapat bertindak di hadapan Anissa.Sementara itu, Anissa menunduk sambil memarahi, "Apa lagi yang kalian tunggu? Cepat bawa dia ke rumah sakit!""Siapa yang berani menyentuhnya?" tanya Ferdy dengan suara dingin. Kata-kata ini membuat para pengawal ketakutan hingga tidak berani bergerak.Anissa pun menatap cucunya dan bertanya dengan kejam, "Apa sekarang kamu ingin melawan Nenek demi wanita jelek ini?""Dulu, Nenek yang memaksaku untuk menikahinya, tapi sekarang malah ingin membawanya pergi. Nek, aku ingin tanya, apa yang sebenarnya Nenek inginkan?" tanya Ferdy sambil menatap Anissa. Nada bicaranya terdengar tenang, tetapi auranya sangat mengerikan.Anissa yang kesal pun berkat
Setengah jam kemudian, Chelsea diantar pulang. Sebelum keluar mobil, Anissa menahan Chelsea dan berpesan padanya. Baru setelah itu, Anissa membiarkan Chelsea pergi.Begitu masuk ke rumah, Ferdy langsung menarik lengan Chelsea yang belum sempat mengganti sepatu. Dia bertanya, "Apa yang kamu bicarakan dengan Nenek?"Chelsea menjawab dengan acuh tak acuh sambil mengangkat bahunya, "Apalagi selain masalah anak? Ulur waktu sebisa mungkin. Kalau nggak bisa, baru minta bantuan Kakek.""Nenek membiarkanmu pulang begitu saja?" tanya Ferdy dengan curiga.Chelsea mengulangi percakapannya dengan Anissa di dalam mobil pada Ferdy, kecuali kesepakatan yang telah mereka buat. Jika tidak bisa hamil dalam setahun, dia harus bercerai dengan Ferdy. Dia pun setuju. Waktu 1 tahun sudah cukup baginya. Memangnya dia akan hidup selamanya bersama Ferdy?Chelsea merasa lelah setelah dibombardir oleh Anissa. Dia menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan santai, "Aku tidur dulu."Ferdy berdiri di tempatnya se
Chelsea dengan mudah memukul beberapa pemuda preman itu sampai babak belur. Sayangnya, teh susunya tumpah. Saat dia berjongkok, seorang preman berambut pirang gemetar ketakutan, seakan-akan melihat penampakan hantu."Punya uang nggak? Ganti rugi untuk teh susuku," tanya Chelsea."Ada … ada, jangan pukul aku," jawab preman berambut pirang. Dia buru-buru merogoh semua uangnya dan memberikannya ke tangan Chelsea, lalu beranjak dari tanah dan melarikan diri."Eh!" panggil Chelsea. Namun, preman berambut pirang berlari dengan lebih cepat. Dia merasa tidak berdaya. Dia hanya ingin mengembalikan uang padanya. Tidak butuh uang sebanyak itu untuk membeli segelas teh susu saja.Saat ini, terdengar suara seseorang yang ketakutan dari atas kepala Chelsea. "Kakak." Begitu mendongak, Chelsea bertatapan dengan mata laki-laki yang sangat jernih. Theo yang sekarang berbeda jauh dengan Theo versi mengamuk yang dia temui di rumah Keluarga Milano waktu itu.Chelsea berdiri, lalu melambaikan uang di tanga
Chelsea terbangun karena keributan di bawah. Saat dia hendak keluar kamar untuk melihat situasi, Kasih dengan panik mendorongnya ke dalam kamar. "Non, jangan keluar dulu. Pak Brian sepertinya salah paham denganmu. Sekarang, dia datang bersama tim pengawal untuk bawa kamu ke kediaman!"Seketika, rasa kantuk Chelsea hilang dan hatinya menjadi gelisah. Gawat! Cepat sekali Brian mengetahui perbuatannya? Di bawah, Brian dan Ferdy sedang berhadapan. Ferdy berdiri di tangga, menghalangi pengawal untuk naik dan menangkap Chelsea. Brian berteriak dengan marah, "Kamu masih membelanya? Kamu tahu nggak apa saja yang dia lakukan hari ini? Beraninya dia melukai Theo!"Ferdy tertegun sejenak. Chelsea bertemu dengan Theo hari ini? Tidak heran wanita itu bersikap aneh saat pulang, ternyata karena menyembunyikan sesuatu darinya."Hari ini, aku harus bawa dia ke kediaman untuk diinterogasi secara langsung di depan Theo. Kalau memang dia yang melukai Theo, nggak akan kuampuni dia!" seru Brian dengan waja
Theo berlari menuruni tangga dan menghalangi di depan Chelsea. Dia terus menggelengkan kepala dan melambaikan tangannya sembari berkata, "Bukan, bukan …. Bukan Kakak ….""Theo, kenapa kamu turun? Mama akan menuntut balasan atas semua luka yang kamu terima. Theo, naik ke kamarmu," bujuk Sharren dengan sabar. Kemudian, dia menyuruh pelayan untuk membawa Theo pergi.Theo menjadi cemas dan mengentakkan kakinya, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa selain kata "bukan".Melihatnya, Anissa bertanya, "Theo, maksudmu, bukan Kakak yang pukul kamu, ya?"Theo mengangguk dengan sekuat tenaga. Anissa bertanya lagi, "Kalau begitu, kenapa kamu bisa terluka?"Theo tidak bisa menjawab dan terbata-bata. Pada akhirnya, dia menjambak rambutnya sambil berteriak-teriak. Melihat itu, hati Sharren terasa perih. Dia bergegas memeluk Theo, lalu menangis sembari berkata pada Anissa, "Mama, Theo nggak tahu apa-apa. Kenapa Mama paksa dia? Pasti Chelsea ancam Theo untuk jangan beritahukan kebenarannya, jadi Theo
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me