Beranda / Romansa / Istri Pengganti Untuk Suamiku / Chapter 22 - Menjual Jiwa dan Raga

Share

Chapter 22 - Menjual Jiwa dan Raga

Penulis: LazuardiBianca
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aileen mengerjabkan matanya kagum saat Bagas membawanya masuk ke sebuah ruangan bernuansa minimalis namun terkesan elegan dengan perabotan mewah yang rata-rata berwarna pastel.

Ia memperhatikan setiap pigura yang tertata rapi di atas lemari panjangan. Hampir semua foto berisikan potret kemesraan sepasang kekasih, Bagas dan Aira.

"Pria itu benar-benar mencintaimu," gumam Aileen sambil melirik Aira yang tak lekang dari sisi suaminya.

Mata Aileen terpaku pada ranjang berukuran besar di tengah ruangan, seketika langkahnya terhenti dan segera memasang sikap waspada.

"Ini kamar mu?" tanya Aileen untuk memastikan.

"Tentu saja. Menurutmu kemana lagi aku akan membawa calon istriku?"

Aileen bergidik ngeri setiap kali Bagas menyinggungnya dengan kata 'istriku'.

Melihat senyum sinis di wajah Bagas membuat Aileen segera sadar bahwa pria itu hanya menggodanya namun itu tak semerta-merta membuat Aileen tenang dan mengendurkan penjagaannya.

"Bisakah kamu menyingkirkan kata-kata istriku setiap kali b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 23 - Kelaparan

    "Aileen."Cintya menghampiri Aileen, ia heran karena wanita itu hanya diam di depan dinding kaca yang menampilkan pemandangan taman belakang rumah ini."Ah, malam Tante." Sapa Aileen. Ia mengaruk tekuknya canggung."Malam." Balas Cintya. Ia meneliti penampilan wanita antah berantah yang tiba-tiba di bawa pulang oleh putranya."Apa yang kamu lihat?" "Oh, aku hanya melihat pemandangan di luar. Tamannya sangat indah." "Kenapa kamu tidak berganti dengan pakaian yang lebih nyaman?" Cintya yakin, apa yang dipakai Aileen adalah baju yang sama saat dia tiba."Ah, i—itu," "Apa kamu tidak membawa baju ganti?" Tebak Cintya. Aileen mengangguk malu. "Ya. Aku tidak sempat membereskan barang karena Bagas buru-buru mengajak ku kesini.""Apa? Bagas sangat keterlaluan.""Ah, tidak. Maksudku—" Ralat Aileen panik. Dia tidak ingin Ibunya Bagas berpikir ia tengah mengeluhkan sifat buruk putranya.Cintya terkekeh geli. "Tenanglah, Nak. Aku paham tabiat putra ku. Dia keras kepala dan tak suka dibantah."

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 24 - Menyapa Teras Akhirat

    "Aileen, apa yang terjadi dengan wajah mu?""Eh, wajah?" Aileen memegangi dadanya, tiba-tiba napasnya sesak seakan ada yang meremas erat paru-parunya."Kamu alergi seafood?" buru Bagas. Ia merengkuh wajah Aileen yang dipenuhi bintik-bintik kemerahan."Mama, panggilkan dokter." Cintya segera berlari ke ruangan lain untuk mencapai telpon ataupun ponselnya."Bodoh. Kenapa kamu nggak bilang?" Ujar Bagas cemas."A—aku, tidak ingin membuat Mama mu kece—" Aileen menutup matanya sebelum kata terakhir. "Hei, Aileen!"***Nani melongokkan kepalanya, mengintip ke dalam rumah yang tampak tak berpenghuni."Tak diangkat?" tanyanya pada sang putra yang telah berulang kali menghubungi nomor ponsel Aileen."Nggak, Ma." Denis menatap ponselnya, cemas memikirkan kondisi Kakaknya. "Kira-kira Kak Ai, kemana ya?" "Kalau kamu saja tidak tahu, apalagi Ibu. Kamu kan tahu, Aileen tidak pernah menceritakan apapun pada Ibu dan Bapakmu."Denis melirik ibunya. "Itu karena ibu dan bapak selalu datang untuk memint

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 25 - Alasan

    "Katakan, apa yang membuatmu menahan Aileen disini?" Serang Daren langsung.Bagas mengiringnya ke taman belakang untuk menjauh dari Cintya. Pastinya ada hal yang disembunyikan oleh sepupunya itu, mengingat mereka harus turun sejauh ini hanya untuk menghindar dari orang lain."Aku membutuhkan Aileen."Daren menautkan alisnya. "Membutuhkan?" Ulangnya tak percaya."Seingat ku, dua hari yang lalu kamu masih mencemooh dan mengatainya wanita gila."Bagas membanting tubuhnya di atas kursi santai panjang yang mengarah ke kolam renang."Aku punya alasan." Daren mengikuti langkah Bagas, duduk disampingnya. "Katakan. Apa alasannya?""Sebelum mengatakan alasan ku, bisakah kamu menjawab pertanyaan ku dahulu?" Bagas menatap Daren dengan tatapan menyelidik."Apa kamu menyukai wanita itu?"Daren terdiam lama sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya pelan."Aku hanya kagum dan prihatin atas apa yang menimpanya," ucapnya."Kalau begitu kamu tidak perlu semarah ini 'kan?" pancing Bagas.Daren melempar

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 26 - Perubahan Yang Mendadak

    "Ada apa ini? Baru pulang kok muka nya pada cemberut?" Ardi melipat koran yang tengah ia baca demi menyambut anak dan istrinya."Pa." Soraya langsung memeluk sang Ayah, bergelayut manja di lengannya.Sedangkan Viona duduk di sofa dengan wajah di tekuk."Kenapa, Sayang? Siapa yang berani membuat putri ku bersedih?""Menantu kesayangan mu itu," sambar Viona. "Dia mempermalukan keluarga kita."Ardi mengernyitkan keningnya. "Mempermalukan? Kamu berlebihan Ma, mana mungkin Bagas melakukan itu." Ujarnya sambil menertawakan sikap berlebihan istrinya."Pa, Bagas akan menikahi wanita lain. Dia menolak Soraya." Lirih sang putri sedih.Ardi menepuk perlahan tangan Soraya. "Bukankah Papa sudah berpesan. Jangan memupuk harapan mu terlalu tinggi.""Meski hanya berstatus besan tapi, Bagas sudah menganggap kita sebagai bagian dalam keluarga. Jika kita tiba-tiba datang dan menawarkan Soraya sebagai pengganti Aira, tentu sulit bagi Bagas untuk menerima semua itu." Tutur Ardi memberi pengertian."Tapi P

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 27 - Jerat Samar

    "Pagi." Sapa Aileen yang berjalan turun dari lantai dua kediaman mewah Pradipta."Pagi, Aileen. Apa kamu merasa lebih baik?" Sambut Cintya.Aileen mengangguk dan mendekati meja makan. "Maaf sudah merepotkan.""Ah, tidak perlu sungkan seperti itu." Cintya melambaikan tangannya."Dokter Daren?" tanya Aileen karena tidak menemukan sosok sang dokter tampan."Oh, pagi-pagi sekali dia mendapat panggilan dan harus kembali ke rumah sakit," jelas Cintya.'Ah, sayang sekali,' batin Aileen."Ayo duduk, kita sarapan bareng."Aileen mengikuti arahan Cintya dan memilih posisi sejauh mungki dari Bagas yang tampak tak terusik akan kehadirannya."Pagi, Gio."Gio mengangguk kecil. "Pagi, Aileen." Balasnya."Kamu mau sarapan bubur atau sereal?" tanya Cintya."Roti aja, Tante." Balas Aileen cepat. Dia menarik setangkup roti dari dalam kotak dan mengolesinya dengan selai cokelat."Tidak, itu tak akan cukup untuk mengisi energi mu. Mama akan membuatkan mu bubur ayam." Seru Cintya dan segera berlari ke dapu

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 28 - Mematahkan Sayap

    "Kak Ai!" Teriak Denis dari dalam rumah.Begitu mendengar suara dari arah luar, ia segera membuka pintu untuk mencari asal suara."Kakak kemana aja sih?" Burunya sambil memeluk Aileen erat."Eh, aku—""Nah, apa Ibu bilang. Dia pasti pulang setelah puas jalan-jalan." Nani ikut keluar untuk menyambut kedatangan Aileen."Apa yang kalian lakukan disini?" Aileen menarik lepas pelukan Denis dan mundur untuk mendapatkan ruang. "Kenapa bisa masuk?" Tunjuknya ke arah pintu rumah."Pas kami datang, pintunya tidak terkunci." sahut Denis.Aileen menepuk jidatnya. "Sepertinya aku lupa mengunci pintu karena terburu-buru." Desahnya."Lalu, apa yang kalian lakukan disini?""Tentu saja kami khawatir karena kak Ai tiba-tiba menghilang tanpa kabar.""Kakak baik-baik saja?" Denis memutar tubuh Aileen, meneliti setiap sudut kulitnya untuk memastikan tak ada bekas luka."Alergi kak Ai kumat?" tanyanya penasaran karena mendapati beberapa ruam kemerahan di leher Aileen."Ya. Nggak sengaja makan udang," ujar

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 29 - Teman Baru

    "Ai."Daren tersenyum lebar begitu melihat Aileen yang menunggunya di luar rumah."Apa sulit menemukan alamatnya?" "Tidak juga." Sahut Daren sambil menggoyangkan kepalanya. Senyum tak pernah lepas di wajah tampannya."Ini rumahmu?" "Tepatnya mantan rumah, di lantai atas." Aileen menunjuk lantai dua rumah. Bulan lalu Kakek dan Nenek di boyong anaknya ke kota, di usia yang semakin senja mereka berencana untuk menjual rumah ini dan berkumpul bersama anak-cucu.Sementara waktu menunggu pembeli, Aileen dipersilahkan untuk menggunakannya sebaik mungkin."Menurutku lebih baik kamu pulang dan istirahat. Kamu pasti lelah setelah menyelesaikan shift pagi.""Sedikit lelah tapi, daripada istirahat aku lebih tertarik untuk membantu mu." Daren mendekat untuk meneliti ruam kemerahan di leher Aileen. 'Kyaaa …' teriak Aira yang berdiri disamping Aileen. 'Ai, dia menyukaimu.''Diam lah!' Aileen mengirimkan tatapan tajam, meminta Aira untuk menghentikan segala argumen ilusinya."Masih gatal?""Ah, s

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 30 - Keluar Dari Cangkang

    "Tidak."Aileen keluar dari balik kamar ganti dengan dress biru selutut dengan potongan berdada rendah.Daren dan Aira kompak menyilangkan tangannya. Membuat Aileen harus pasrah dan berbalik kembali memasuki kamar ganti."Tidak." Seru Daren dan Aira bersamaan begitu melihat Aileen keluar dengan dress turtleneck berwarna putih yang menjuntai, menyapu lantai."Tidak." Keduanya kembali menyilangkan saat Aileen berjalan keluar dengan semangat, penampilannya serba hitam ala rocker kawakan."Ini yang terakhir." Seru Aileen pasrah. Ia keluar dengan jeans dan kemeja berwarna biru laut."Perfect." Ucap Daren dengan mengangkat lingkaran jari membentuk tanda oke. Ia bangkit dari duduknya. "Tunggu disini aja.""Mau kemana?""Toilet.""Hmm. Oke." Aileen membanting tubuh ke sofa. "Huff … capek." Keluhnya. Aileen lelah dan menyerah untuk mengikuti arahan para fashion stylist yang terus mengatakan kata 'TIDAK' untuk menanggapi setiap pakaian pilihannya."Ternyata penampilan casual yang paling coco

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 89 - Rasa Sakit Tak Tertahankan

    Aileen bergerak gelisah dalam tidurnya. Napasnya tersengal-sengal hingga beberapa kali terdengar erangan tertahan, lolos dari bibirnya yang bergetar.Perlahan ia membuka mata lalu beranjak ke posisi duduk. Aileen menekuk punggung lalu menyangga kepalanya yang terasa berat dengan kedua tangan—serasa tengah menopang beban ribuan kilo. “Sakit,” lenguhnya pelan sambil menekan perutnya.Aileen menegakkan tubuh lalu menginjak kaki di lantai dingin. Matanya meneliti bungkusan obat di atas nakas. Aileen yakin, sebelum naik ke atas ranjang, ia telah menegak sebungkus obat yang harus rutin di minumnya.Jemarinya meraih bungkusan kecil yang tersusun rapi di dalam box lalu menggenggam erat. Tertatih, Aileen menyeret langkahnya keluar dari kamar. Ia mendekatkan lengan ke wajah untuk menyeka keringat yang mengaburkan pandangan dengan permukaan lengan piyama yang dikenakannya.Aileen memanfaatkan setiap permukaan dinding sebagai tempat menumpukan tubuhnya yang lemah. Begitu melewati ruang tengah, A

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 88 - Hasrat Untuk Memiliki

    “Bagas, bisakah aku pulang ke rumah?” Aileen bersuara setelah menimbang lama, ia merasa ini adalah waktu yang tepat.Ia menatap Bagas yang baru saja memarkirkan mobil dan melepaskan kemudi.“Bukankah kita sekarang di rumah?” tanggap Bagas sambil menjangkau seatbelt di sisi Aileen dan melepaskannya.Aileen menahan napasnya saat wajah Bagas hanya berjarak sebatas pandangan—sangat dekat hingga membuatnya tak bisa berkutik. “Maksudku rumah Ibu,” ralat Aileen setelah Bagas kembali ke kursinya.Buku-buku jari Aileen memerah akibat meremas jemarinya terlalu erat saat gugup. Ia mengatur ritme napasnya, demi menutupi kegelisahan yang tiba-tiba menghampirinya.“Buat apa?” Bagas menarik diri, namun tetap menautkan pandangannya dengan kening berkerut. “Dokter bilang kondisi Ibu sudah membaik. Apa beliau mengeluhkan sakit?”Ia menatap lekat untuk menyelami apa yang tengah dipikirkan oleh Aileen hingga membuat wanita itu gelisah dan terus saja mengalihkan pandangan, seolah tengah menghindar agar k

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 87 - Batas Waktu

    “Aileen!” Suara nyaring yang tiba-tiba muncul dari balik pintu, setengah berlari—menghampiri Aileen dan menyentak tubuhnya agar menjauh dari sisi Daren. “Apa yang kalian lakukan?”“Bagas! Soraya?” Seru Aira, terkejut akan kehadiran sosok Bagas yang datang bersama adik tirinya.Daren bergerak risih—menepis tangan Soraya yang memeluk lengannya. “Lepaskan, Soraya.” Wajah Soraya berubah masam namun hal itu tak menyurutkan langkah Daren untuk menarik diri dan beralih untuk menghampiri Aileen yang masih terpaku dengan wajah bingung.Sayangnya, langkah Daren kurang cepat karena Bagas telah lebih dulu menjangkau lengan Aileen dan menarik tubuh ringkih itu ke sisinya. “Bukankah aku menyuruhmu tetap diam di rumah,” desis Bagas. Ia meraih tangan Aileen dan terkejut akan jemari sedingin es. “Apa yang terjadi?” Burunya cemas.Bagas menempelkan punggung tangannya di atas dahi pucat itu. Dua alisnya saling bertaut begitu menyadari suhu tubuh Aileen jauh lebih rendah dari manusia normal.Pandangan

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 86 - Oralit

    “Dok.”“AAA …”“Eh, kenapa?” Aira segera menghampiri dua orang yang kompak menjerit bersamaan.“Ah, maafkan aku,” desah Daren sembari mengelus dadanya. “Aku belum terbiasa dengan ini,” ujarnya seraya beringsut mundur—menjauhi Rachel dan Aira.“Apa maksudnya?” Rachel mengerjabkan kedua matanya, bingung.Aira mengulum senyum geli. “Dia takut padamu, Rachel. Apa kamu tak mengerti juga?” urainya di balik tawa tertahan.Rachel mengerucutkan bibirnya, sebal. “Aku adalah hantu tercantik diantara semua hantu di abad ini. Tidak sopan berteriak ketakutan di hadapan wajah se cantik ini,” protesnya sambil menyibak rambut sebahu yang menutupi sebagian wajahnya. Aira mencelos malas sedangkan Daren mengurai senyum serba salah.“Abaikan saja dia, Daren. Kamu hanya butuh sedikit waktu agar terbiasa melihat kami.” Aira beralih pada kertas di tangan Daren. “Apa itu?”“Entahlah.” Daren mengedikkan bahunya. “Dukun itu memintaku menyiapkan obat,” jelasnya sambil melambaikan kertas panjang itu.“Obat?” Air

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 85 - Tak Mampu Bertahan

    “Wanita itu sangat keras kepala,” desis Bagas gusar. Ia menggenggam erat ponselnya seraya menatap titik merah yang berkedip-kedip di atas peta—aplikasi tracking.“Padahal aku sudah melarangnya keluar rumah,” gerutunya sembari berjalan keluar rumah menuju mobil yang terparkir di halaman.“Bagas, kamu mau kemana?” Wanita anggun berambut sebahu, menghentikan langkah Bagas yang tengah bersiap memasuki mobilnya.“Soraya?” Bagas menautkan alisnya. Sudah beberapa hari, ia tak melihat adik iparnya pulang ke rumah ini. “Apa renovasi rumahmu sudah selesai?” Soraya terdiam sesaat sebelum menggelengkan kepalanya. “Masih ada beberapa bagian yang membutuhkan perbaikan,” ulasnya ragu-ragu.“Hmm,” gumam Bagas acuh tanpa berniat mencari tahu lebih jauh.“Bagas, boleh aku ikut? Belakangan ini aku tidak nyaman berada di rumah ini sendirian,” pinta Soraya dengan suara lembut, berhias senyum manis di bibirnya.Bagas terdiam lama, ia kurang nyaman akan keberadaan Soraya disekitarnya, karena ia tahu wanit

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 84 - Tabir Kelam

    'Apa yang sekarang dipikirkan Aira? Apa dia tahu kalau mereka pernah bertemu di masa lalu? Harus'kah aku menceritakannya?' Pertanyaan demi pertanyaan saling sambut menyambut dalam benak Aileen. Sesekali ia melirik wanita yang duduk disampingnya. Sejak meninggalkan restoran dan memasuki mobil mewah, tak banyak yang terucap di antara Aileen dan Aira. Keduanya saling berdiam diri, larut dalam pemikiran masing-masing.Mobil memasuki area parkir, mata kedua wanita yang duduk di kursi belakang terpaku pada gedung bergaya artistik dimana puluhan orang tengah mengantri untuk memasuki area dalam."Ini?" Aileen bergumam samar, bertanya pada benaknya."Galeri Mama Viona," balas Aira. Ia menarik pergelangan tangan Aileen agar mereka bisa segera mengikuti langkah cepat sosok dirinya dalam ingatan. "Mau kemana dia?"Tanpa sadar, Aileen terkikik geli akan celetukan yang di lontarkan wanita disampingnya."Kenapa? Apa yang lucu?" Selidik Aira dengan alis yang saling bertaut."Aku hanya merasa aneh k

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 83 - Kebenaran Yang Membingungkan

    'Bocah? Wanita? Siapa yang sebenarnya yang mereka maksud?'"Apa kamu kenal? Siapa yang sedang mereka bicarakan?" Usik Aileen."Entahlah," sahut Aira dengan mata meraut bingung. "Kami punya yayasan yang mengasuh banyak anak-anak telantar tapi Papa tidak pernah mengatakan niatnya untuk mengadopsi salah satunya.""Tapi Kak …" Farhan terdiam saat wanita yang dilingkupi keangkuhan itu menatapnya tajam."Farhan, aku merasa kamu terlalu bertele-tele. Apa kamu sudah menemukan wanita itu?" Selidik Viona curiga.Farhan menggeleng cepat seakan hendak melepaskan kepalanya dari pangkal leher. "Ti-tidak, Kak," cicitnya terbata.Viona mendesis jengkel. "Jangan coba-coba untuk membohongi ku, Farhan. Kau tentu tahu apa akibatnya," kecamnya."Ba-baik, Kak." Farhan takut-takut untuk membalas sang Kakak.Aileen terdiam sesaat sambil memicingkan matanya, meneliti dengan lebih seksama sosok Farhan. Wajah itu seolah tak asing baginya namun tak juga spesial hingga meninggalkan jejak khusus dalam ingatannya.

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 82 - Alam Bawah Sadar

    "Berhati-hati 'lah! Jangan sampai terjebak ..."Aileen membuka matanya perlahan, sayup-sayup kalimat terakhir Vincent terngiang-ngiang di benaknya. 'Kenapa nada suaranya terdengar sangat cemas?' pikirnya."Kamu baik-baik saja, Ai?"Suara Aira membuat kesadaran Aileen meningkat sedikit demi sedikit. Ia menggosok pelipisnya yang berdenyut nyeri, rasanya seluruh isi dalam perutnya bergejolak—berlomba untuk keluar.'Kenapa Vincent tidak mengatakan kalau rasanya akan seburuk ini! Paling tidak aku bisa bersiap sebelumnya,' desah Aileen dalam hati."Oke," ucapnya dengan susah payah demi memenangkan wajah panik yang terus menatapnya. "Di mana kita sekarang?"Aira memperhatikan keadaan disekelilingnya. "Ku rasa ini kamar ku," tebaknya."Di rumah?" Aileen mengerutkan keningnya ragu. "Rasanya ini bukan kamar Bagas," gumamnya."Bukan. Ini kamar ku di rumah Papa," jelas Aira. "Oh." Aileen mengangguk paham. "Kenapa kita disini?" Ia mendekati rak bertingkat tiga dimana puluhan buku tertata rapi.

  • Istri Pengganti Untuk Suamiku   Chapter 81 - Memasuki Alam Bawah Sadar

    "Terlambat!"Kalimat pertama yang diucapkan Vincent dengan kening berkerut, begitu melihat Aileen dan Aira muncul dari balik pintu masuk kafe."Dan, apa ini?" Vincent menyeringai sinis, sengaja ingin menggoda Aileen. "Kali ini kamu membawa yang mana? Nomor satu atau dua?"Aileen mendesis jengkel. "Buang pikiran buruk mu itu. Daren sedang libur, jadi dia ikut untuk membantu," kilahnya ketus."Oh … membantu? Emangnya dokter tampan ini, bisa merawat hantu?" Ujar Vincent mengolok-olok alasan Aileen."Apa kamu akan terus mengocehkan hal konyol? Berarti aku bisa pulang lebih awal hari ini," kecam Aileen bernada ancaman."Ok … ok. Aku berhenti." Vincent mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah. "Ayo ke lantai atas.""Di mana Rachel? Aku tidak melihatnya dari tadi." Aira mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang tak pernah ingin ketinggalan dalam setiap kegiatan yang menurutnya menyenangkan."Aku mengutusnya untuk melakukan sesuatu," sahut Vincent singkat sembari melangkahkan kakiny

DMCA.com Protection Status