Kesibukan di kantor menyita banyak waktu sehingga Langit tidak mengingat kapan dia melakukan tes DNA itu. Hingga hari ini kabar itu di terima antara bahagia dan ketakutan kini menyerangnya.Dengan langkah panjang Langit meninggalkan kantor menuju rumah sakit. Debaran jantung yang semakin tidak menentu tiga bulan sudah setelah melakukan tes DNA bahkan dirinya pun lupa terlebih Cleo yang begitu dekat dengan dirinya."Dok bagaimana hasilnya?" tanya Langit setelah saling sapa."Silahkan duduk pak Langit. Maaf harus menunggu lama, karena saya yang harus pergi keluar kota dan saya tidak ingin hasil ini jatuh di tangan orang yang salah, sehingga saya menyimpannya untuk di berikan secara langsung pada anda," ujar dokter pada Langit."Tidak masalah dok, justru saya bangga anda menyimpan dan memberikan pada saya. Terima kasih,""Tidak, tidak, pak Langit saya hanya ingin menjaganya saja." Mereka terkekeh terlebih Langit, namun senyum itu berlahan hilang saat dokter menyerahkan amplop putih ber
"Alhamdulillah, nak. Tapi jika boleh Umi memberikan saran alangkah lebih baiknya Kamu tidak pergi kemana pun. Tetaplah tinggal di pesantren ini menjadi guru seperti sebelumnya tanpa harus keluar dari lingkungan pesantren ini. Umi tidak ingin sesuatu terjadi pada kamu, Umi yakin Intan tidak mungkin diam saja terlebih kabar kepulangan kamu tentu sudah tercium olehnya. Ada beberapa orang yang sudah menjadi kaki tangannya. Tidak menutup kemungkinan jika saat ini Intan telah merencanakan sesuatu meskipun tanah itu sudah dibeli oleh kamu," ujar Umi cemas.Mereka bukanlah menghadapi orang jahat tetapi mungkin julukan yang cocok untuk Intan adalah wanita iblis karena tidak memiliki hati."Ya Umi, aku tidak akan pergi meninggalkan pesantren ini dan aku akan tetap menjadi guru di sini." "Hore!! Akhirnya kita bisa bertukar cerita lagi,"Mereka kembali tertawa kali ini kebahagiaan benar-benar menyelimuti mereka karena keputusan Pelangi yang tetap tinggal di pesantren meski proses pembangunan aka
Setelah pertemuan dengan keluarga Wiratama kedekatan Pelangi dengan Rosa kembali terjalin. Kali ini Pelangi tidak lagi membunyikan dirinya ia akan datang ke rumah Rosa di saat wanita yang pernah menjadi mertuanya membutuhkan dirinya.Selain kedekatan antara Rosa dengan Pelangi, kini Rizky dan Pelangi terlibat dalam satu tujuan yaitu menjadi pengajar untuk anak-anak yang membutuhkan bimbingan mereka. Bukan hanya dari segi ilmu agama tetapi mereka benar-benar membutuhkan tempat dan pendidikan yang layak.Seiring berjalannya waktu Rizky yang masih memiliki perasaan pada Pelangi berusaha untuk mengungkapkan perasaannya untuk kedua kalinya tetapi urung di lakukan mengingat waktu dan kondisi yang tidak tepat."Dek Pelangi, bisa bantu saya untuk merapikan buku yang ada di dekat Anis?" "Baik kak Rizky, sebentar," Pelangi mendekati meja Anis yang sibuk dengan laptop dan berapa tumpukan berkas yang secepatnya di selesaikan untuk keesokan harinya."Ukhti Pelangi, maaf mau ambil buku ini?" tanya
Intan mengepalkan tangannya saat mendengar mereka yang terus membicarakan dirinya ingin sekali tangannya menampar wajah-wajah mereka. Tetapi ia sadar bahwa posisinya saat ini tidaklah baik-baik tentu jika hal itu ia lakukan maka Langit akan sangat marah padanya dan tentunya dia akan diizinkan untuk ikut bersamanya ada acara atau pun pesta."Hei, Kenapa kamu hanya melihat kami? Setidaknya jawab berapa pertanyaan saya. Atau jangan-jangan kamu malu?" ujar wanita paruh baya yang begitu elegan namun sayang apa yang keluar dari bibirnya tidak mencerminkan bahwa dia adalah wanita berkelas."Ah! Jeng ini, mana mungkin dia berani bicara atau jawab kata kamu sedangkan dia sendiri adalah pelakor yang bisa merebut Pak langit dari istri sahnya. Makanya Jeng kita harus hati-hati jaga suami kita jangan sampai tergoda oleh wanita seperti dia huh! Sungguh menjijikan.""Benar aku setuju untuk itu, aku yakin kalau wanita ini menggoda pak Langit. Kalau enggak, mana mungkin di yang ada di sini, ya kan? Li
Berapa hari setelah malam itu Intan yang kini memilih tinggal di apartemen dengan segala kemewahan yang di milikinya walau hal itu tidak bertahan lama. Terlebih Cleo dan pengasuhnya turut serta membuatnya mengeluarkan lebih banyak uang."Uangku bisa habis kalau begini terus. Aku harus cari cara untuk bertemu dengan Langit. Aku tidak mau pisah dengannya, tapi bagaimana caranya?"Intan terlihat gelisah mencoba mencari situs jual beli apartemen murah tetapi melihat uang yang tidak begitu banyak membuatnya mengurungkan niatnya. Baru berapa hari saja uang yang ada dalam dompetnya mulai menipis gaya hidup yang gelamor tetapi semua tidak sepadan dengan keuangannya yang mulai mencekik.Sewa apartemen membuatnya jatuh miskin sedangkan Langit menghentikan pengiriman uang untuknya setelah mengetahui Cleo bukan anaknya. Terlebih ATM yang pernah di berikan Langit untuk membiayai kebutuhan Cleo seketika di blokir."Nyonya susu Cleo habis," lirih Susi."Habis? Bukannya baru beli kemarin?""Nyonya se
Sesuai yang di katakan oleh Rizky hari itu hingga sampai saat ini Pelangi tidak lagi mendengar kabar dari pria yang begitu baik dan dermawan. Sejak lama sebenarnya mereka saling kenal bahkan sebelum Rizky memberanikan diri ta'aruf namun, sayang takdir memisahkan mereka berdua."Jangan di pandang begitu teh, dia tidak akan datang. Butuh waktu lebih lama lagi untuk kembali, atau teteh mau menghubunginya?" goda Arman."Wa'alaikumsalam, kamu ini. Teteh cuma lihat pohon itu, tidak menyangka berbunga!" ujar Pelangi sedikit meninggi kan suaranya."Bunganya apa orang yang nanamnya?" Arman tidak hentinya menggoda saudara perempuannya."Wa'alaikumsalam!" ucapnya lagi setelah menunggu berapa saat sang adik justru terus menggodanya."Eh! Assalamualaikum, saudariku yang cantik secantik bunga yang tengah mekar di sana," tunjuk Arman kearah bunga yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Pelangi.Pelangi hanya diam melihat sikap sang adik, bagaimana tidak satu bulan sudah Rizky pergi selama itu pula t
Intan geram mendengar penuturan Pelangi dengan lantang menyudutkan dirinya sebagai pelaku utama atas kematian dan kebakaran yang terjadi di pesantren. Walau itu tidak salah namun, Intan tidak ingin berakhir di penjara. Dengan kasar tangannya menarik pergelangan tangan Pelangi dan mendorongnya hingga terbentur tembok."Apa maksud kamu hah? Kamu menuduh 'ku melakukan itu semua? Mana buktinya? Jangan asal nuduh kamu Pelangi. Aku bisa melaporkan kamu atas tuduhan yang tidak aku lakukan!" sentak Intan menyembunyikan keterkejutannya."Dengan senang hati jika teteh mau menyerahkan diri ke kantor polisi. Aku sudah tahu semuanya teh, aku tahu jika teteh yang melakukannya dan aku tahu siapa teh Intan yang sebenarnya. Teteh adalah anak angkat dari orang tuaku dan teteh ingin menguasai semuanya sampai tega membunuh mereka dan membakar pesantren ini bukan? Katakan jika teteh ingin membela diri." Ucap Pelangi kekecewaan atas apa yang di lakukan oleh Intan."Kamu menuduhku Pelangi? Kamu tahu apa yan
Langit menurunkan kaca mobilnya setelah menjabat tangan wanita dia mengasuhnya sejak kecil keluar dari mobil berbincang dengan mbok Sri."Banyak kejadian yang tidak diketahui den Langit. Nyonya Intan mengusir si mbok bukan si mbok yang kabur dan si mbok ketemu Nyonya besar di jalan dan akhirnya kembali ke rumah nyonya besar yang begitu menyambut si mbok dengan baik. Terpaksa si mbok menceritakan semua pada nyonya besar yang terjadi tanpa sepengetahuan den Langit,""Terjadi? Apa yang tidak aku ketahui?" tanya Langit mengerutkan keningnya.Banyak hal yang terlewatkan olehnya terutama mengenai mantan istrinya."Sebaiknya den Langit masuk temui nyonya besar beliau yang akan menceritakan semuanya si mbok tidak bisa menceritakan apapun. Bukan wewenang si mbok den,""Tidak mbok. Ada banyak hal yang tidak bisa aku ketahui melalui Mama, aku minta mbok yang cerita," "Jangan pernah menganggap nyonya besar marah pada Aden, Nyonya sangat menyayangi den Langit terlebih sekarang den Langit datang m