Eris menghindar dari semua pertanyaan yang di ajukan oleh Intan. Dengan kata yang selalu di ulang agar Pelangi tidak lagi bertanya."Aku tahu ada sesuatu yang terjadi. Itulah kenapa kamu memilih bukan menjawab pertanyaan yang yang aku berikan padamu dengan jawaban yang itu-itu saja. Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?" Pelangi yang memperlihatkan wajah Eris yang tiba-tiba berubah sendu."Pelangi maafkan aku, tapi aku tidak mungkin mengatakan apapun padamu. Biarkan Umi dan juga Abah Yusuf yang menjelaskan semuanya padamu. Karena merekalah yang berhak untuk mengatakan ini padamu untuk menyampaikan semua tanpa ada yang ditutupi lagi.Aku harap setelah ini kamu tidak perlu bertanya lagi padaku, sebelum sampai di rumah dan percayalah semuanya akan baik-baik saja tapi aku minta padamu untuk tetap tenang." Ujar Eris."Dari kata-katamu aku memiliki satu kesimpulan bahwa ada sesuatu yang atau kabar yang dahsyat terjadi sehingga kamu memintaku untuk tidak bertanya lagi. Baiklah,
Kepulangan Pelangi yang tidak diketahui oleh Intan sehingga dengan bebas kesana kemari hanya untuk menyembunyikan para pelaku yang sudah ia bayar untuk melakukan aksinya.Kejadian yang sudah berlaku kini mengusiknya setelah mereka orang bayarannya yang telah kabur muncul tiba-tiba."Untuk apa kalian datang lagi untuk menemuiku? Bukankah kalian sudah aku bayar full untuk menjauh dari tempat ini? Kenapa karena harus kembali?" sengit Intan di depan dua pria berbadan besar.Berapa waktu yang lalu Intan memberikan lagi uang tambahan tapi kali ini mereka datang untuk memerasnya."Kami sudah kehabisan uang bos dan mau tidak mau kami pun harus datang ke sini untuk memintanya lagi. Karena bos sulit kami hubungi bahkan bos sudah memblokir nomor kami dengan cara inilah kami bisa bertemu dengan bos dan untuk meminta uang agar kami bisa melanjutkan hidup." Ucapnya tegas."Hah! Kalian pikir aku bodoh? Kalian mau memeras 'kan?" Intan tidak terima dengan ucapan pria di depannya. Baginya semua sudah s
"Astaghfirullahaladzim, dek. Jaga bicara kamu, ini bisa jadi fitnah," Pelangi menoleh ke arah Arman yang menatapnya dengan tatapan tegas.Pelangi tahu arti tatapan sang adik yang akan melakukan hal itu jika mengungkapkan satu kebenaran."Aku tahu teteh sudah menduganya. Tapi inilah yang terjadi teh, semua yang terjadi pada kita adalah perbuatan teh Intan." Arman kembali menceritakan semua yang pernah ia sembunyikan pada Pelangi saat Intan melihat mereka sedang berbincang.Tanpa mereka menyadari apa yang ada dalam pikiran Pelangi karena sebelumnya Pelangi pun merasakan kejanggalan tentang meninggalnya kedua orang tuanya. Namun sebagai saudara tidak mungkin Pelangi berpikiran yang tidak tidak pada Intan meski ia sempat mencurigainya.Pembicaraan mereka harus terhenti karena Abah dan Umi harus kembali ke pesantren untuk memastikan anak-anak melakukan kegiatan mereka dengan baik.Bahkan Eris pun memilih pergi membiarkan dua saudara itu saling melepaskan rindu selain itu tentu ada hal yang
Kesibukan di kantor menyita banyak waktu sehingga Langit tidak mengingat kapan dia melakukan tes DNA itu. Hingga hari ini kabar itu di terima antara bahagia dan ketakutan kini menyerangnya.Dengan langkah panjang Langit meninggalkan kantor menuju rumah sakit. Debaran jantung yang semakin tidak menentu tiga bulan sudah setelah melakukan tes DNA bahkan dirinya pun lupa terlebih Cleo yang begitu dekat dengan dirinya."Dok bagaimana hasilnya?" tanya Langit setelah saling sapa."Silahkan duduk pak Langit. Maaf harus menunggu lama, karena saya yang harus pergi keluar kota dan saya tidak ingin hasil ini jatuh di tangan orang yang salah, sehingga saya menyimpannya untuk di berikan secara langsung pada anda," ujar dokter pada Langit."Tidak masalah dok, justru saya bangga anda menyimpan dan memberikan pada saya. Terima kasih,""Tidak, tidak, pak Langit saya hanya ingin menjaganya saja." Mereka terkekeh terlebih Langit, namun senyum itu berlahan hilang saat dokter menyerahkan amplop putih ber
"Alhamdulillah, nak. Tapi jika boleh Umi memberikan saran alangkah lebih baiknya Kamu tidak pergi kemana pun. Tetaplah tinggal di pesantren ini menjadi guru seperti sebelumnya tanpa harus keluar dari lingkungan pesantren ini. Umi tidak ingin sesuatu terjadi pada kamu, Umi yakin Intan tidak mungkin diam saja terlebih kabar kepulangan kamu tentu sudah tercium olehnya. Ada beberapa orang yang sudah menjadi kaki tangannya. Tidak menutup kemungkinan jika saat ini Intan telah merencanakan sesuatu meskipun tanah itu sudah dibeli oleh kamu," ujar Umi cemas.Mereka bukanlah menghadapi orang jahat tetapi mungkin julukan yang cocok untuk Intan adalah wanita iblis karena tidak memiliki hati."Ya Umi, aku tidak akan pergi meninggalkan pesantren ini dan aku akan tetap menjadi guru di sini." "Hore!! Akhirnya kita bisa bertukar cerita lagi,"Mereka kembali tertawa kali ini kebahagiaan benar-benar menyelimuti mereka karena keputusan Pelangi yang tetap tinggal di pesantren meski proses pembangunan aka
Setelah pertemuan dengan keluarga Wiratama kedekatan Pelangi dengan Rosa kembali terjalin. Kali ini Pelangi tidak lagi membunyikan dirinya ia akan datang ke rumah Rosa di saat wanita yang pernah menjadi mertuanya membutuhkan dirinya.Selain kedekatan antara Rosa dengan Pelangi, kini Rizky dan Pelangi terlibat dalam satu tujuan yaitu menjadi pengajar untuk anak-anak yang membutuhkan bimbingan mereka. Bukan hanya dari segi ilmu agama tetapi mereka benar-benar membutuhkan tempat dan pendidikan yang layak.Seiring berjalannya waktu Rizky yang masih memiliki perasaan pada Pelangi berusaha untuk mengungkapkan perasaannya untuk kedua kalinya tetapi urung di lakukan mengingat waktu dan kondisi yang tidak tepat."Dek Pelangi, bisa bantu saya untuk merapikan buku yang ada di dekat Anis?" "Baik kak Rizky, sebentar," Pelangi mendekati meja Anis yang sibuk dengan laptop dan berapa tumpukan berkas yang secepatnya di selesaikan untuk keesokan harinya."Ukhti Pelangi, maaf mau ambil buku ini?" tanya
Intan mengepalkan tangannya saat mendengar mereka yang terus membicarakan dirinya ingin sekali tangannya menampar wajah-wajah mereka. Tetapi ia sadar bahwa posisinya saat ini tidaklah baik-baik tentu jika hal itu ia lakukan maka Langit akan sangat marah padanya dan tentunya dia akan diizinkan untuk ikut bersamanya ada acara atau pun pesta."Hei, Kenapa kamu hanya melihat kami? Setidaknya jawab berapa pertanyaan saya. Atau jangan-jangan kamu malu?" ujar wanita paruh baya yang begitu elegan namun sayang apa yang keluar dari bibirnya tidak mencerminkan bahwa dia adalah wanita berkelas."Ah! Jeng ini, mana mungkin dia berani bicara atau jawab kata kamu sedangkan dia sendiri adalah pelakor yang bisa merebut Pak langit dari istri sahnya. Makanya Jeng kita harus hati-hati jaga suami kita jangan sampai tergoda oleh wanita seperti dia huh! Sungguh menjijikan.""Benar aku setuju untuk itu, aku yakin kalau wanita ini menggoda pak Langit. Kalau enggak, mana mungkin di yang ada di sini, ya kan? Li
Berapa hari setelah malam itu Intan yang kini memilih tinggal di apartemen dengan segala kemewahan yang di milikinya walau hal itu tidak bertahan lama. Terlebih Cleo dan pengasuhnya turut serta membuatnya mengeluarkan lebih banyak uang."Uangku bisa habis kalau begini terus. Aku harus cari cara untuk bertemu dengan Langit. Aku tidak mau pisah dengannya, tapi bagaimana caranya?"Intan terlihat gelisah mencoba mencari situs jual beli apartemen murah tetapi melihat uang yang tidak begitu banyak membuatnya mengurungkan niatnya. Baru berapa hari saja uang yang ada dalam dompetnya mulai menipis gaya hidup yang gelamor tetapi semua tidak sepadan dengan keuangannya yang mulai mencekik.Sewa apartemen membuatnya jatuh miskin sedangkan Langit menghentikan pengiriman uang untuknya setelah mengetahui Cleo bukan anaknya. Terlebih ATM yang pernah di berikan Langit untuk membiayai kebutuhan Cleo seketika di blokir."Nyonya susu Cleo habis," lirih Susi."Habis? Bukannya baru beli kemarin?""Nyonya se