"Hai Mas, sudah lama ya kita tidak bertemu?" sapa Natasya kepada Reno yang tengah menggandeng tangan Alya. Sementara Alya memandangi wajah Natasya dengan raut wajah yang terlihat begitu tak nyaman. "Hai juga..!" Jawab Reno dengan acuh. Reno sebenarnya tak ingin berbicara dengan Natasya tapi melihat mantan pacarnya itu datang menghampirinya Reno terpaksa meladeni Natasya sebentar. Sekilas Reno menoleh ke arah Alya dia sungguh tak ingin membuat Alya merasa sungkan dengan keadaan itu, sehingga dia pun langsung mengajak Alya untuk meninggalkan tempat itu. "Alya, bagaimana kalau kita cari gaunnya di toko lain saja?" ajak Reno kepada Alya, sambil memandangi wajah istrinya dengan pandangan serius. Alya langsung menoleh ke arah Reno lalu sedikit menganggukkan kepalanya. "Terserah Mas aja! " jawab Alya. "Oh, jadi kamu mau beli gaun juga ya? Kebetulan sekali aku juga mau beli gaun. Bagaimana kalau kita cari barengan saja, kamu tahu tidak, Mas Reno ini pintar sekali dalam hal mencarikan
Sampai di rumah Alya masih memikirkan kejadian tadi dia masih memikirkan semua perkataan Natasya yang sepertinya sangat berkeinginan untuk menghancurkan kebahagiaan mereka. Perubahan wajah Alya itu disadari oleh Reno sejak tadi, dia tahu bahwa istrinya pasti memikirkan perkataan mantan kekasihnya itu dan Reno pun berusaha untuk menghibur Alya."Alya, kamu jangan termakan ucapan Natasya tadi. Apapun yang terjadi aku tak akan pernah kembali kepadanya ataupun memberi peluang sedikit saja kepadanya untuk bersatu denganku, semua hubungan antara aku dengannya sudah berakhir!" ucap Reno berusaha untuk menghibur Alya yang terlihat masih murung memikirkan kejadian saat di mall tadi.Alya menatap wajah Reno dengan seulas senyuman yang dipaksakan di bibirnya. "Iya Mas, aku percaya akan hal itu kok dan aku tak pernah meragukan dirimu, " jawab Alya kepada Reno."Lalu sekarang kenapa wajahmu masih terlihat murung seperti itu? Aku tak suka loh wajah cantikmu malah berubah menjadi masam seperti ini
Aminah buru-buru memegangi tangan putrinya itu seakan ingin memberi penjelasan kepada Alya bahwa dia sebenarnya juga berat hati untuk meninggalkan rumah itu apalagi berpisah dengan Alya. "Kamu jangan bicara seperti itu Alya, nanti jika Ibu punya tempat tinggal sendiri kamu pasti diperbolehkan oleh Reno untuk sering-sering datang ke sana. Lagi pula Ibu juga akan sering-sering datang ke sini untuk menjenguk kalian, " jawab Aminah kepada Alya kembali."Tapi Bu, selama ini kita sudah lama hidup terpisah dan sekarang saat kita sudah berkumpul kembali bersama ibu malah minta untuk tinggal sendiri," jawab Arya dengan sedih."Ini adalah rumah dari keluarga mertuamu Alya dan ibu merasa tak nyaman jika terus-terusan tinggal di rumah ini, jadi izinkan ibu untuk tinggal di tempat lain ya? Terserah kalian mau mencarikan Ibu rumah di mana ibu akan menuruti keputusan kalian, " ucap Aminah kepada Alya kembali. Alya dan juga Reno saling pandang mereka sebenarnya enggan untuk memenuhi permintaan dar
Memang Aminah sudah berencana untuk keluar dari rumah itu sejak lama tapi mengingat kebaikan dari Lastri yang selalu bersikap baik kepadanya membuat keinginan itu sejenak dia urungkan, tapi sekarang setelah dia mendapatkan uang untuk mencari tempat tinggal baru akhirnya Aminah memutuskan bahwa sudah waktunya dia hidup sendiri tanpa bergantung kepada keluarga dari sahabatnya tersebut. "Aku harap nantinya Lastri bisa paham akan keinginanku untuk tinggal sendiri aku sungguh tak ingin menjadi beban bagi mereka di rumah ini!" ucap Aminah sambil naik ke atas tempat tidurnya kemudian membaringkan badannya. Aminah berharap agar Lastri tak salah paham dengan tujuannya untuk segera pindah dari rumah itu. Aminah merasa bahwa dia memang tak seharusnya tinggal dalam satu rumah bersama dengan Lastri, karena mereka adalah besan satu sama lain.Jadi Aminah tak ingin Lastri merasa sungkan jika menegur putrinya jika putrinya itu melakukan kesalahan. Maka dari itu Aminah pun bertekad untuk segala pin
Natasya pulang ke rumah dengan perasaan kesal semua pernyataan dari Alya dan juga Reno menari-nari di pikirannya bahkan tadi saat di mall itu setelah berpisah dari Reno dan juga Alya, Natasya langsung memutuskan untuk pulang kembali ke rumah.Bahkan dia tak jadi membeli gaun yang akan dia kenakan untuk pergi ke pesta Raisa nantinya dia menjadi tak bersemangat sedikitpun, sekarang harapannya untuk membuat Reno terpesona dengan penampilan dia nantinya menjadi pupus seketika saat ia menyadari bahwa Reno sudah merencanakan untuk mengajak Alya pergi ke pesta itu."Aku sangat kesal sekali kepada Reno!Bagaimana mungkin dia bisa berbicara seperti itu di hadapanku seakan-akan dia tak memiliki perasaan apapun lagi kepadaku! Bertahun lamanya dia menjalin hubungan denganku dan sekarang setelah beberapa waktu bertemu dengan Alya dia bisa melupakan itu semua dengan mudah seperti ini. Tidak, aku tak bisa menyerah begitu saja. Hatiku begitu tak menginginkan hal ini, aku tak bisa tinggal diam seperti
"Sarapannya enak sekali Bu, ayo dinikmati!" ujar Reno kepada Ibu mertuanya dan Aminah pun langsung menganggukkan kepalanya."Tentu saja Reno, " balas Aminah kepada menantunya itu.Mereka sama-sama menikmati sarapan yang ada di meja makan tersebut sementara Alya beranjak memasuki kamar dari mertuanya itu. Untuk mengantarkan sarapan bagi Papa mertuanya. "Selamat pagi Pa! " sapa Alya kepada Gunawan yang saat itu tengah berbaring di atas ranjang. Gunawan langsung menoleh ke arah pintu dan melihat kedatangan dari Alya sambil membawa nampan berisi sarapan untuknya. "Kenapa repot-repot seperti ini Alya? Papa bisa kok kemeja makan nanti kalau Papa lapar," ucap Gunawan kepada Alya.Alya langsung berjalan sambil tersenyum tipis di wajahnya menuju ke arah papan mertuanya. "Kalau Papa kurang sehat Papa bisa kok makan di sini, ini Alya sudah bawakan sarapan untuk Papa! " jawab Alya sambil menghidangkan sarapan tersebut di atas meja di samping ranjang tempat Papanya tidur saat itu. "Terima kas
Aminah kembali membujuk Lastri untuk mengizinkan dia agar pindah dari rumah itu. "Aku tak ingin berlama-lama menjadi bebanmu di rumah ini Lastri. Aku tahu pasti kamu menahanku untuk keluar dari rumah ini tapi aku juga ingin tinggal di rumahku sendiri Lastri dan aku sudah meminta kepada Reno dan juga Alya untuk mencarikan rumah untuk tempat tinggalku yang baru! " balas Aminah kepada Lastri."Kenapa kamu berniat untuk keluar dari rumah ini Aminah apa aku bersikap kurang baik kepadamu? "tanya Lastri dengan raut wajah sedih dan Aminah pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan seperti itu Lastri. Aku senang bisa berkumpul denganmu di rumah ini tapi aku merasa sudah sepatutnya aku segera pindah dari sini, sudah lama aku tinggal di sini menumpang pada kalian lagi pula Reno sudah menyerahkan semua dokumen yang berisi saham beserta buku rekening kepadaku. Aku ingin menggunakan uang itu untuk membeli rumah yang baru tempat tinggalku nantinya! "jawab Aminah kembali.Lastri seje
Saat bangun dari tidurnya Alya masih merasa kepalanya pusing dan saat ia mencoba untuk berdiri malah ia hampir saja terjatuh karena pusing yang melanda kepalanya. Dengan tubuh sempoyongan, Alya kembali ke atas ranjang dan membaringkan badannya. "Ya Tuhan, Ada apa ini kenapa kepalaku pusing sekali?" Ujar Alya dengan perasaan bingung. Dia melirik kearah jam yang ada di kamarnya tersebut. "Ya Tuhan sudah sore aku harus segera bersiap-siap, mas Reno sudah bilang tadi pagi bahwa malam ini kami akan menghadiri pesta ulang tahun temannya itu! "ucap Alya sambil berusaha untuk duduk kembali tapi rasa pusing yang dia rasakan membuat Alya kembali mengurungkan niatnya itu. Dan dengan lesu kembali berbaring."Aku harus bagaimana ini? Bagaimana jika mas Reno pulang dan melihat keadaanku masih seperti ini? "gumam Alya dengan perasaan khawatir.Alya bener-bener tak tahu harus berbuat apalagi, rasa pusing yang dia rasakan membuatnya tak mampu melakukan apapun kecuali berbaring di atas tempat tidurn