Reno menatap Alya yang tengah mengeringkan rambutnya di depan cermin yang ada di kamar hotel mereka. Tatapan tajam Reno membuat Alya sedikit kikuk dan grogi."Jangan liatin aku seperti itu, Mas!" ucap Alya pada Reno.Reno mengukir seulas senyum di sudut bibirnya."Apa yang salah dengan itu? Bahkan baru saja aku aku menyentuh dan memelukmu, masa sekarang kamu protes? Padahal aku hanya melihat dirimu saja, tidak ngapa-ngapain," sela Reno tak terima komentar Alya.Alya buru-buru meletakkan pengering rambut di atas meja. Lalu menyimpan handuk yang dia gunakan tadi. Dan kembali berdiri di depan cermin untuk memoles wajahnya dengan sedikit make up."Mau kemana?" tanya Reno pada Alya. Alya menoleh pada suaminya itu dan mengangkat alisnya dengan heran."Bukankah kamu mau mengajakku jalan-jalan keliling Bali hari ini?" tanya Alya dengan heran."Tidak, aku berubah pikiran. Lebih baik kit di kamar ini saja. Di luar banyak gangguan!" jawab Reno dengan asal. Dia mendecah kesal mengingat pertemuan
Reno tersenyum kecil melihat wajah Alya yang berubah merah karena tindakan tiba-tiba yang dia lakukan tadi terhadapnya. "Ada apa? Mau protes? Kalau protes aku tambah satu kali lagi kecupan tapi bukan hanya kecupan tapi lumatan mesra!" ujar Reno sengaja menggoda Alya."Mas, ngomong apaan sih? Di depan Natasya pula? Apa Mas nggak malu?" ucap Alya sambil menyembunyikan pipinya yang merona merah."Alahhh, bilang saja kamu doyan di gituin sama Reno! Dasar perempuan ganjen!" teriak Natasya tidak suka. Dia sangat marah dan cemburu dengan tindakan Reno barusan kepada Alya. Bayang-bayang saat Reno dan Alya bermesraan muncul tiba-tiba di kepalanya hingga membuat dia semakin cemburu dan sakit hati."Sudahlah, Natasya! Hubungan kita sudah berakhir! Sekarang ini, Alya yang menjadi istriku dan aku senang hidup dengannya," ujar Reno kepada mantan pacarnya itu. Reno sebenarnya setelah mengetahui semua alasan Natasya meninggalkan dirinya menjelang beberapa jam sebelum mereka menikah, sudah memaafkan
Akhirnya Alya bisa tersenyum cerah, manakala Reno membawanya jalan-jalan hari ini ke beberapa tempat yang indah di Bali. Hingga sesekali Alya bisa mengenang beberapa tempat yang pernah dia datangi dengan kedua orang tuanya. Sebelum ayahnya meninggal."Kenapa melihat kursi itu dengan pancaran mata sendu seperti itu?" tanya Reno dengan heran. Saat itu mereka tengah berada di sebuah taman yang dipenuhi oleh para pengunjung. "Kita duduk sebentar disana ya, Mas?" ajak Alya pada Reno. "Baiklah!" jawab Reno. Mereka lalu duduk di kursi pengunjung itu. Alya mengelus pegangan kursi panjang itu. Disana, dulunya ayahnya menunggi dia bermain wahana yang ada di taman bermain itu. Alya masih ingat betul, wajah ayahnya tersenyum kecut saat melihat dirinya kembali dari wahana permainan yang cukup membuat jantung berdebar kencang. Masih dia ingat betul bagaimana ibunya yang dengan khawatir bertanya banyak hal tentang keadaannya setelah menaiki wahana permainan yang ekstrim itu. Sungguh, itu adalah k
Lama mereka saling terdiam, saling menatap satu sama lain. Mencoba mencari jawaban mereka masing-masing. Mencoba menyelami pandangan masing-masing. Ingin mencari, adakah cinta yang terpancar dari pandangan mata mereka untuk satu sama lain."Aku yang duluan bertanya!" ujar Alya dengan lirih dan seketika mengalihkan pandangannya dari Reno. Alya takut, Reno menyadari betapa dia sangat mencintai Reno.Reno mengangkat sudut bibirnya melihat tindakan Alya."Aku rasa, aku tak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaanmu. Tapi, kamu yang harus menjawab pertanyaanku!" elak Reno. "Kenapa seperti itu?" tanya Alya dengan heran. "Karena hidupmu di Bali ini bergantung kepadaku. Jika aku tinggalkan kamu sendirian disini, siapa yang akan membawamu kembali ke rumah!" pancing Reno."Jangan lakukan itu!" jawab Alya dengan wajah khawatir. Dia tak mengerti dengan jalan pikiran Reno. Sampai di Bali pun, Alya tak memegang uang sepersenpun. Semuanya di biayai Reno. Alya merasa takut Reno mewujudkan ancamanny
Alya berusaha melepaskan pagutan Reno terhadapnya setelah mereka memasuki kamar hotel."Mas, kenapa seperti ini? Kenapa harus memanas-manasi Natasya seperti itu? Dia pasti merasa semakin kesal daj sakit hati padaku!" protes Alya pada Reno."Aku tidak peduli! Siapa suruh dia selalu saja menguntit diriku. Bukankah dia tahu, kita datang kesini untuk bulan madu? Lalu kenapa dia malah menyusul kita kesini? Aku tak mau dia mengganggu bulan madu kita yang tersisa hanya dua hari lagi!" ujar Reno sambil menarik kembali tubuh Alya kedalam dekapannya."Mas mau ngapain?" tanya Alya berusaha menahan tubuh Reno agar tidak terlalu dekat dengannya dengan kedua tangannya di dada bidang Reno.Reno tersenyum melihat Alya yang grogi."Apa lagi? Ini bulan madu kita. Apa yang orang lakukan saat berbulan madu?" tanya Reno pada Alya dengan raut wajah menggoda."Ta-pi kita kan belum mandi?" ujar Alya dengan kikuk."Tak masalah, kita bisa mandi barengan nanti!" jawab Reno dan langsung mendekatkan wajahnya pada
Natasya meninggalkan bandara dengan perasaan dongkol. Dia langsung berniat untuk mendatangi rumah Reno untuk bertemu dengan Mama dari Reno. Agar dia bisa mengatakan kepada Mama Reno bagaimana cara Reno menolak dirinya saat dia berusaha untuk mendapatkan perhatian Reno kembali."Sial! Aku sungguh sakit hati pada Alya! Dia sudah berhasil merebut perhatian dan kasih sayang Reno. Aku nggak boleh lengah lagi. Kalau tidak, selamanya aku akan kehilangan dia!" umpat Natasya saat dia berdiri di depan bandara sambil menunggu taksi lewat. Dia sudah tidak sabar lagi untuk segera bertemu dengan Mama Reno.Saat sebuah taksi lewat, Natasya langsung menyetopnya dan mengatakan alamat tujuannya. Ya, dia langsung berniat untuk menemui Mama dari Reno. Dia tak ingin menunggu terlalu lama lagi. Di dalam taksi, Natasya langsung meraih handphonenya dari dalam tas yang belum sempat dia nyalakan lagi setelah turun dari pesawat.Saat handphone itu menyala, ada banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari
Handphone Reno sejak tadi terus berdering Alya yang tengah berbaring di ranjang lantas beranjak dari tempat tidur lalu menuju ke arah sofa. Di mana terletak handphone Reno yang tengah mandi saat itu. Saat melihat nama mama Reno terpampang di layar handphone Reno nyali Alya untuk mengangkat telepon itu langsung menciut dia tak berani sedikitpun untuk menjawab panggilan telepon Mama dari Reno tersebut.Sedangkan Reno saat itu tengah mandi di dalam kamar mandi. Dengan perasaan gelisah Alya kembali menuju ranjang dan duduk di sana. Lalu handphone itu berhenti berdering Alya sedikit lega lalu berencana untuk rebah kembali tapi niat itu urung dia lakukan manakala handphone Reno kembali berdering.Sekali lagi Alya bangkit dari tempat tidur lalu beranjak menuju sofa dan melihat Siapa yang menelpon. Lagi-lagi itu adalah panggilan masuk dari mama Reno tapi Alya tak kunjung juga berani mengangkat telepon dari mertuanya itu."Ah, aku tidak berani untuk mengangkat telepon dari Mama. Jika aku yang
Setelah puas berjalan-jalan dan membeli beberapa cenderamata yang akan mereka bawa untuk pulang besok, Reno mengajak Alya untuk kembali ke hotel. Sampai di hotel, Reno meraih handphone dan melihat ada panggilan tak terjawab kembali dari mamanya.Dahi Reno mengkerut melihat panggilan tak terjawab dari mamanya yang berulang kali dan dia pun berinisiatif untuk langsung menghubungi mamanya tersebut.Melihat Reno tengah sibuk dengan handphonenya, Alya pun memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi dan berganti pakaian sedangkan Reno malah sibuk mencoba untuk menghubungi mamanya kembali. Tak butuh waktu lama Lastri langsung menjawab panggilan telepon dari Reno tersebut dan Reno pun bernafas lega saat mendengar teleponnya tersambung dengan mamanya."Ada apa Ma? Kenapa sehari ini Mama sibuk sekali untuk menelepon diriku? Apakah ada hal yang penting?"tanya Rino dengan heran melalui sambungan telepon itu kepada mamanya."Kamu ini kemana saja si Reno? Sejak tadi Mama berusaha untuk mengh
Alya dan Reno sampai di hotel tempat Natasya dan juga Candra akan menikah setelah sampai di Aula pernikahan Reno langsung bertemu dengan rekan-rekan bisnisnya dan dia pun terlihat asyik berbicara dengan para undangan yang mulai hadir untuk memeriahkan pernikahan antara Natasya dan juga Candra tersebut.Alya yang tidak terlalu mengenali orang-orang yang datang ke pesta itu berpamitan kepada Reno untuk sekedar berjalan-jalan keluar Aula pernikahan tersebut, karena acaranya juga belum dimulai."Mas, aku keluar sebentar ya?" ucap Alya kepada Reno, dan Reno pun langsung menganggukkan kepalanya. Alya berjalan keluar Aula pernikahan tersebut saat ia tengah berjalan-jalan dia melihat MU yang sudah selesai merias pengantin."Pengantinnya sudah selesai di rias ya? "tanya Alya kepada mereka dan mereka pun langsung menganggukkan kepala. "Iya, Mbak Natasya nya sudah selesai kami rias! " jawab mereka kepada Alya. "Oh baiklah, terima kasih!" jawab Alya kepada mereka.Alya merasa penasaran bagaima
"Iya Ma, aku juga tak sabar ingin segera menyampaikan berita ini kepada Mas Reno, " ucap Alya sambil menghapus air mata yang tiba-tiba menitik dari kedua belah matanya karena teramat bahagia dengan berita yang baru saja dia dengar dari dokter.Setelah mereka sampai di rumah berita bahagia itu langsung mereka sampaikan kepada Aminah dan juga Gunawan, semua orang sangat gembira menyambut kabar bahagia itu.Bahkan Aminah sampai meneteskan air mata saat mengetahui bahwa putri yang sangat dia cintai sebentar lagi akan memberikan seorang cucu untuknya. "Mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan ya Nak, jangan mengerjakan pekerjaan berat sedikit pun! " ucap Aminah kepada putrinya itu. "Yang dikatakan ibumu benar sekali Alya. Mulai sekarang kamu tak boleh bekerja di dapur ataupun membersihkan rumah ini, pokoknya kamu harus menjaga dirimu dengan baik dan makan makanan yang bergizi! " ucap Lastri kepada menantunya itu sambil tersenyum lembut ke arah Alya. Dia sungguh bahagia sekali sebentar l
"Bibi tolong panggilkan Natasya sekarang juga! " ucap Burhan dengan suara menggelegar ke arah pembantunya.Pembantu yang ada di rumah itu langsung bergerak cepat menuju kamar pribadi dari Natasya dan menyampaikan pesan itu kepada Natasya tersebut."Non, Bapak memanggil non Natasya di bawah kelihatannya dia sangat marah sekali!" ucap pembantu itu kepada Natasya. Natasya yang tengah mengusap perutnya yang masih datar sedikit kaget mendengar ucapan dari pembantunya itu. "Ada apa Bi? Kenapa Papa marah-marah? "tanya Natasya dengan raut wajah heran dan bibi itu pun langsung menggelengkan kepalanya karena memang dia tak tahu apa penyebab dari kemarahan tuannya itu. "Baiklah kalau begitu aku akan turun ke bawah! "jawab Natasya kepada pembantu tersebut. Natasya langsung menuruni anak tangga dan saat melihat siapa kamu yang ada di ruang tamu jantungnya langsung berdetak dengan kencang dia bisa melihat Candra yang tengah duduk di ruang tamu sambil berbicara dengan kedua orang tuanya. "Kamu?
Candra semakin kaget mendengar perkataan dari dokter tersebut mengenai keadaan Natasha, sementara Natasha yang mulai membaik duduk daritempat pemeriksaan tersebut dan menatap ke arah Chandra yang terlihat begitu syok mendengar keadaannya. "Semuanya baik-baik saja kan, Dok? " tanya Natasha kepada dokter dan dokter pun langsung membenarkan perkataan dari Natasha tersebut. "Yaa, kandungan Mbak Natasha baik-baik saja kok. Mulai sekarang tolong lebih berhati-hati jangan sampai terjadi hal yang tidak-tidak pada kandungan Mbak Natasha! "ujar dokter itu kepada Natasha."Baiklah Dok, terima kasih atas pemeriksaannya! " jawab Natasha kepada dokter tersebut."Kamu hamil dengan siapa? "Tanya Candra saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Itu bukan urusanmu!" jawab Natasha dengan judes kepada Chandra. "Aku berhak tahu siapa Ayah dari bayi yang kamu kandung ini, Natasha? Ayo sekarang katakan kepadaku siapa ayah dari bayi yang kamu kandung ini! "jawab Chandra memaksa kepada Natasha."Ayahnya a
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Natasha pun tiba dia sudah memeriksakan diri ke Rumah Sakit beberapa hari yang lalu dan memang dia tengah hamil bahkan usia kehamilannya sudah memasuki usia 10 minggu.Natasha sengaja berpenampilan secantik mungkin dia memasukkan ke dalam tespek yang bergaris dua yang menandakan dia tengah hamil, dengan senyum mengembang di wajahnya Natasha melajukan mobilnya ke perusahaan Reno. Dia ingin memberi kejutan kepada Reno tepat di ruangan kerja dari mantan kekasihnya tersebut.Setelah sampai di perusahaan Reno Natasha langsung memarkirkan mobilnya dan dia pun langsung menemui resepsionis untuk meminta izin agar ia bisa bertemu dengan Reno. "Permisi mbak bapak Reno nya ada? "tanya Natasha kepada pegawai di bagian resepsionis perusahaan tersebut."Maaf dengan mbak siapa? " Tanya pegawai resepsionis itu kepada Natasha. "Dengan Natasha. Saya ingin bertemu dengan Bapak Reno tolong kabarkan kepadanya bahwa saya ingin bertemu dengannya! " ucap Natasha kepada pega
Reno dan juga Alya beranjak meninggalkan rumah tersebut. Reno melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Mall tempat mereka nonton bioskop nantinya. "Bagaimana keadaanmu akhir-akhir Ini Alya? Apa kepalamu tak pernah pusing lagi?" tanya Reno kepada istrinya tersebut.Alya langsung menoleh ke arah Reno dan tersenyum canggung, memang dia sering pusing akhir-akhir ini tapi pusingnya itu hanya muncul sesekali sehingga sampai saat itu dia tak pernah pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya."Tidak apa-apa kok Mas, lagian pusing yang aku alami itu palingan karena capek dan kurang istirahat saja! "Jawab Alya menenangkan suaminya tersebut. "Itu makanya aku tak suka kamu terlalu keras bekerja di rumah. Lagian di rumah kita kan ada pembantu. Kenapa sih kamu harus repot-repot bekerja membantu pembantu tersebut? Lebih baik kamu menghabiskan waktu untuk istirahat ataupun pergi kemanapun yang kamu mau," ucap Reno kepada istrinya tersebut."Aku suka bekerja di dapur Mas, rasanya men
Aminah sekarang sudah tinggal di rumah barunya ada dua orang pembantu yang diberikan oleh Lastri dan juga Gunawan yang menemani Aminah tinggal di rumah mewah itu. Alya yang saat itu berada di rumah baru ibunya itu tengah membantu ibunya untuk beres-beres.Semua barang-barang untuk melengkapi rumah itu sudah dibelikan oleh Gunawan dan juga Lastri untuk Aminah walaupun saat membeli semua furniture itu Aminah memaksa untuk menggunakan uang yang dia miliki tetap saja kedua sahabatnya itu memaksa untuk memberikan semua keperluan rumah untuk Aminah tersebut hingga akhirnya Aminah terpaksa menerima semua kebaikan dari kedua sahabatnya itu. "Alya kamar ini untuk kamu dan juga Reno. Jika datang berkunjung ke sini. Jika kalian ingin menginap di sini maka kamar ini adalah milik kalian berdua! " ucap Aminah kepada Alya yang saat itu tengah membantunya berberes di rumah tersebut. Alya langsung tersenyum lebar mendengar perkataan dari ibunya tersebut. "Ibu sampai menyiapkan kamar untuk kami berd
Dia sungguh merasa sangat bahagia sekali sekarang Ibunya akan memiliki rumah mewah seperti yang dulu pernah mereka miliki, saat ayah mereka masih hidup"Aku senang sekali Ibu, akhirnya Ibu memiliki rumah seperti saat Ayah masih hidup dulu!" ucap Alya kepada ibunya dan Aminah pun langsung tersenyum haru ke arah putrinya ituLalu menganggukkan kepalanya. "Iya sayang, Ibu merasa sangat bahagia sekali sekarang apa yang dulu pernah kita rasakan sekarang Tuhan terasa tengah mengembalikan kepada Ibu semuanya, " ucap Aminah sambil menatap wajah Lastri dan juga Gunawan dengan penuh rasa terima kasih.Mereka makan dengan penuh haru, kehidupan mereka terasa begitu sempurna tak ada perselisihan sedikitpun di antara mereka yang ada hanyalah kasih sayang yang begitu tulus yang tercermin dari setiap perbuatan mereka satu sama lain. Alya masuk ke kamarnya untuk beristirahat setelah mereka selesai makan siang, sejenak Alya meraih ponselnya kemudian mencari nomor ponsel Reno. "Aku ingin mengabarkan
Natasya sangat marah setelah kepergian Reno, Natasya benar-benar tak habis pikir kenapa Reno banyak mempertanyakan hal-hal yang tak dipikirkan oleh Natasya sebelumnya. "Bagaimana ini Reno sepertinya tak percaya sedikitpun jika malam itu dia sudah melakukan hal yang tidak tidak denganku! Jika dia terus bersikap seperti ini maka bagaimana caranya aku untuk mendekati dia ataupun menekan dia untuk segera menikahiku? "gumam Natasya dengan perasaan yang diliputi dengan kekesalan.Natasya tak habis pikir dengan jalan pikiran Reno yang selalu tak bisa dia tebak. Bahkan sekarang dia tak tahu harus berbuat apa dengan bukti-bukti yang dia miliki."Jika aku mengirimkan foto ini kepada Alya akankah Alya percaya bahwa foto ini baru saja aku ambil? "ucap Natasya dengan perasaan bimbang."Lalu apa yang akan dilakukan oleh Reno jika dia mengetahui bahwa aku mengirimkan foto ini kepada istrinya? Apa dia akan mengamuk atau berbuat yang tidak-tidak kepadaku seperti yang dia ancam tadi?" gumam Natasya d