Handphone Reno sejak tadi terus berdering Alya yang tengah berbaring di ranjang lantas beranjak dari tempat tidur lalu menuju ke arah sofa. Di mana terletak handphone Reno yang tengah mandi saat itu. Saat melihat nama mama Reno terpampang di layar handphone Reno nyali Alya untuk mengangkat telepon itu langsung menciut dia tak berani sedikitpun untuk menjawab panggilan telepon Mama dari Reno tersebut.Sedangkan Reno saat itu tengah mandi di dalam kamar mandi. Dengan perasaan gelisah Alya kembali menuju ranjang dan duduk di sana. Lalu handphone itu berhenti berdering Alya sedikit lega lalu berencana untuk rebah kembali tapi niat itu urung dia lakukan manakala handphone Reno kembali berdering.Sekali lagi Alya bangkit dari tempat tidur lalu beranjak menuju sofa dan melihat Siapa yang menelpon. Lagi-lagi itu adalah panggilan masuk dari mama Reno tapi Alya tak kunjung juga berani mengangkat telepon dari mertuanya itu."Ah, aku tidak berani untuk mengangkat telepon dari Mama. Jika aku yang
Setelah puas berjalan-jalan dan membeli beberapa cenderamata yang akan mereka bawa untuk pulang besok, Reno mengajak Alya untuk kembali ke hotel. Sampai di hotel, Reno meraih handphone dan melihat ada panggilan tak terjawab kembali dari mamanya.Dahi Reno mengkerut melihat panggilan tak terjawab dari mamanya yang berulang kali dan dia pun berinisiatif untuk langsung menghubungi mamanya tersebut.Melihat Reno tengah sibuk dengan handphonenya, Alya pun memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi dan berganti pakaian sedangkan Reno malah sibuk mencoba untuk menghubungi mamanya kembali. Tak butuh waktu lama Lastri langsung menjawab panggilan telepon dari Reno tersebut dan Reno pun bernafas lega saat mendengar teleponnya tersambung dengan mamanya."Ada apa Ma? Kenapa sehari ini Mama sibuk sekali untuk menelepon diriku? Apakah ada hal yang penting?"tanya Rino dengan heran melalui sambungan telepon itu kepada mamanya."Kamu ini kemana saja si Reno? Sejak tadi Mama berusaha untuk mengh
Kepulangan Alya dan Reno ke rumahnya disambut dengan wajah masam oleh Lastri. Genggaman tangan Reno terhadap jemari Alya sungguh membuat Lastri langsung naik pitam dan menarik kasar tangan Reno dari genggaman Alya."Apa-apaan ini, Reno? Apa sekarang kamu sudah benar-benar jatuh hati kepada perempuan miskin ini?" tanya Lastri dengan marah kepada putranya itu. Reno menarik kasar nafasnya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh mamanya tersebut."Apa salahnya aku mencintai istriku sendiri? Dia sudah menemani hari-hariku belakangan ini. Lalu bagaimana mungkin aku tidak jatuh hati kepada dirinya? Sedangkan dia selalu bersikap baik terhadap diriku. Dan sebagai seorang istri dia sungguh sangat pandai menghargai diriku serta melayani semua kebutuhan diriku. Tentu saja aku jatuh hati kepadanya, Ma!" jawab Reno terhadap mamanya tersebut.Mendengar jawaban dari putranya tersebut, Lastri langsung kaget setengah mati mendengar semua kebenaran yang dilontarkan oleh putranya itu. Sungguh dia san
Malam harinya, Alya dan Reno turun dari lantai atas untuk makan malam bersama dengan Lastri dan juga Gunawan yang sudah menunggu mereka.Lastri sudah mengabarkan kepada suaminya itu bahwa Reno dan Alya sudah pulang dari bulan madu mereka sejak tadi sore."Pa!" sapa Reno pada papanya tersebut.Gunawan tersenyum lebar melihat kedatangan anak serta menantunya tersebut."Sepertinya bulan madu itu membuatmu semakin berisi, Reno? Apa disana kerjamu hanya kulineran saja? Alya juga terlihat lebih cerah sehabis pulang dari Bali!" ujar Gunawan pada mereka.Reno melirik pada Alya dan tersenyum kecil. Begitupun dengan Alya, Alya tersenyum malu menatap ke arah mertuanya itu."Udah deh, Pa! Nggak usah terlalu memanjakan mereka gara-gara Reno pergi berbulan madu seperti itu, perusahaan jadi terbengkalai. Kalau terjadi sesuatu kepada perusahaan lalu apa yang akan Papa lakukan? Itu makanya jangan terlalu sibuk mengurusi hubungan antara Alya dengan Reno yang belum tentu ujungnya seperti apa. Lebih baik
"Sini Alya, duduk dekat Mas!" panggil Reno kepada istrinya tersebut. Alya langsung menghampiri Reno dan duduk di samping suaminya tersebut."Ini Mas, oleh-olehnya!" ucap Alya sambil menyerahkan tentengan itu kepada Reno."Ma, ini oleh-oleh yang kami beli dari Bali untuk Mama dan Papa. Semoga Mama suka, ya? Dan ini adalah murni pilihan dari Alya untuk Mama maupun untuk Papa," ucap Reno kepada mamanya."Kan mama sudah bilang, mama tidak suka barang-barang yang dipilihkan oleh Alya. Sudah kamu simpan saja barang itu, karena mama tidak suka!" jawab Lastri dengan ketus.Wajah Alya langsung murung mendengar penolakan langsung yang dikatakan oleh Lastri terhadap pilihannya tersebut."Maaf Ma, silahkan lihat dulu, Ma! Nanti, kalau Mama tidak suka biar aku cari yang lain!" balas Alya kepada mertuanya tersebut.Lastri mendecih kesal mendengar perkataan Alya."Sudah deh! Jangan sok perhatian terhadap diriku. Karena aku sungguh tidak ingin perhatian darimu sedikitpun!" ucap Lastri dengan kesal k
Mata Alya berkaca-kaca mendengar perkataan Reno. Dia sungguh merindukan ibunya tersebut dan dia benar-benar tidak menyangka semua hal baik ini akan terjadi. Dia juga tak menyangka sedikitpun jika kedua orang tuanya adalah sahabat dekat dari mertuanya."Terima kasih banyak, Mas Reno! Aku sungguh sangat berterima kasih sekali kepadamu," ujar Alya sambil tersenyum tulus ke arah suaminya.Reno langsung menggenggam jemari istrinya tersebut."Aku juga tak menduga semua ini bakalan terjadi Alya. Aku hanya tahu bahwa orang tuamu berteman dekat dengan orang tuaku. Aku juga tak menyangka sedikitpun jika mendiang ayahmu sangat berjasa sekali terhadap kehidupan kami," jawab Reno kepada istrinya itu."Aku sungguh merasa sangat senang sekali menerima semua kenyataan ini, Mas. Dan aku juga merasa sangat bersyukur sekali sekarang Mama tidak membenciku lagi. Karena aku sungguh sangat menyayangi dirimu serta keluarga ini," ucap Alya kepada suaminya lalu menatap mertuanya secara bergiliran.Lastri begit
Sesuai janji, Reno memutuskan untuk memerintahkan Aryo agar membawa ibu Alya ke rumah dirinya."Kamu jemput Ibu Alya, dan bawa dia ke rumah hari ini juga!" perintah Reno pada Aryo.Mendengar perintah yang dikatakan oleh Reno, Aryo sedikit merasa ada yang berbeda dari sikap majikannya tersebut."Dibawa kesini, Tuan Muda?" tanya Aryo memastikan.Reno menoleh dengan wajah sedikit kesal dengan pertanyaan orang kepercayaannya tersebut."Apa sekarang aku harus mengulangi perkataanku?" tanya Reno dengan wajah kaku kearah Aryo.Aryo langsung sadar, bahwa sikapnya membuat Reno sedikit marah. "Maaf, Tuan Muda! Saya hanya ingin memastikan. Karena perintah Tuan Muda hari ini sedikit berbeda," jawab Aryo dengan wajah takut."Sudah, lupakan! Sekarang, cepat laksanakan apa yang aku perintahkan!" jawab Reno dengan cepat. Tanpa memberi penjelasan apapun kepada Aryo."Baik, Tuan Muda!" jawab Aryo dengan cepat.Setelah itu, diapun langsung mohon diri untuk meninggalkan rumah majikannya tersebut.Dengan
Sikap Lastri kepada Alya langsung berubah drastis. Setelah dia mengetahui bahwa Alya adalah putri dari sahabatnya sendiri bahkan pagi itu saat Alya hendak membersihkan rumah seperti biasanya, Lastri langsung mencegah. Apa yang akan dikerjakan oleh menantunya tersebut."Sudah Alya, kamu tidak perlu melakukan ini lagi semuanya biar pembantu yang mengerjakannya lebih baik sekarang kamu istirahat saja di kamar!" ujar Lastri kepada Alya.Alya langsung kaget dengan perubahan dari mertuanya tersebut."Tidak apa-apa, Ma! Aku sudah terbiasa melakukan ini semua!" jawab Alya dengan sedikit canggung."Jangan! Mulai hari ini, kamu tidak perlu melakukan semua pekerjaan rumah tangga ini lagi. Semua biar pembantu yang kerjakan. Maafkan mama, yang selama ini sudah memperlakukan kamu dengan buruk!" sesal Lastri pada Alya.Mata Alya langsung berkaca-kaca mendengar ketulusan dari mertuanya tersebut. Dia merasa semua kenyataan itu adalah mimpi belaka. Semuanya terlalu mengejutkan bagi Alya."Ada apa, Ma?"