"Sini Alya, duduk dekat Mas!" panggil Reno kepada istrinya tersebut. Alya langsung menghampiri Reno dan duduk di samping suaminya tersebut."Ini Mas, oleh-olehnya!" ucap Alya sambil menyerahkan tentengan itu kepada Reno."Ma, ini oleh-oleh yang kami beli dari Bali untuk Mama dan Papa. Semoga Mama suka, ya? Dan ini adalah murni pilihan dari Alya untuk Mama maupun untuk Papa," ucap Reno kepada mamanya."Kan mama sudah bilang, mama tidak suka barang-barang yang dipilihkan oleh Alya. Sudah kamu simpan saja barang itu, karena mama tidak suka!" jawab Lastri dengan ketus.Wajah Alya langsung murung mendengar penolakan langsung yang dikatakan oleh Lastri terhadap pilihannya tersebut."Maaf Ma, silahkan lihat dulu, Ma! Nanti, kalau Mama tidak suka biar aku cari yang lain!" balas Alya kepada mertuanya tersebut.Lastri mendecih kesal mendengar perkataan Alya."Sudah deh! Jangan sok perhatian terhadap diriku. Karena aku sungguh tidak ingin perhatian darimu sedikitpun!" ucap Lastri dengan kesal k
Mata Alya berkaca-kaca mendengar perkataan Reno. Dia sungguh merindukan ibunya tersebut dan dia benar-benar tidak menyangka semua hal baik ini akan terjadi. Dia juga tak menyangka sedikitpun jika kedua orang tuanya adalah sahabat dekat dari mertuanya."Terima kasih banyak, Mas Reno! Aku sungguh sangat berterima kasih sekali kepadamu," ujar Alya sambil tersenyum tulus ke arah suaminya.Reno langsung menggenggam jemari istrinya tersebut."Aku juga tak menduga semua ini bakalan terjadi Alya. Aku hanya tahu bahwa orang tuamu berteman dekat dengan orang tuaku. Aku juga tak menyangka sedikitpun jika mendiang ayahmu sangat berjasa sekali terhadap kehidupan kami," jawab Reno kepada istrinya itu."Aku sungguh merasa sangat senang sekali menerima semua kenyataan ini, Mas. Dan aku juga merasa sangat bersyukur sekali sekarang Mama tidak membenciku lagi. Karena aku sungguh sangat menyayangi dirimu serta keluarga ini," ucap Alya kepada suaminya lalu menatap mertuanya secara bergiliran.Lastri begit
Sesuai janji, Reno memutuskan untuk memerintahkan Aryo agar membawa ibu Alya ke rumah dirinya."Kamu jemput Ibu Alya, dan bawa dia ke rumah hari ini juga!" perintah Reno pada Aryo.Mendengar perintah yang dikatakan oleh Reno, Aryo sedikit merasa ada yang berbeda dari sikap majikannya tersebut."Dibawa kesini, Tuan Muda?" tanya Aryo memastikan.Reno menoleh dengan wajah sedikit kesal dengan pertanyaan orang kepercayaannya tersebut."Apa sekarang aku harus mengulangi perkataanku?" tanya Reno dengan wajah kaku kearah Aryo.Aryo langsung sadar, bahwa sikapnya membuat Reno sedikit marah. "Maaf, Tuan Muda! Saya hanya ingin memastikan. Karena perintah Tuan Muda hari ini sedikit berbeda," jawab Aryo dengan wajah takut."Sudah, lupakan! Sekarang, cepat laksanakan apa yang aku perintahkan!" jawab Reno dengan cepat. Tanpa memberi penjelasan apapun kepada Aryo."Baik, Tuan Muda!" jawab Aryo dengan cepat.Setelah itu, diapun langsung mohon diri untuk meninggalkan rumah majikannya tersebut.Dengan
Sikap Lastri kepada Alya langsung berubah drastis. Setelah dia mengetahui bahwa Alya adalah putri dari sahabatnya sendiri bahkan pagi itu saat Alya hendak membersihkan rumah seperti biasanya, Lastri langsung mencegah. Apa yang akan dikerjakan oleh menantunya tersebut."Sudah Alya, kamu tidak perlu melakukan ini lagi semuanya biar pembantu yang mengerjakannya lebih baik sekarang kamu istirahat saja di kamar!" ujar Lastri kepada Alya.Alya langsung kaget dengan perubahan dari mertuanya tersebut."Tidak apa-apa, Ma! Aku sudah terbiasa melakukan ini semua!" jawab Alya dengan sedikit canggung."Jangan! Mulai hari ini, kamu tidak perlu melakukan semua pekerjaan rumah tangga ini lagi. Semua biar pembantu yang kerjakan. Maafkan mama, yang selama ini sudah memperlakukan kamu dengan buruk!" sesal Lastri pada Alya.Mata Alya langsung berkaca-kaca mendengar ketulusan dari mertuanya tersebut. Dia merasa semua kenyataan itu adalah mimpi belaka. Semuanya terlalu mengejutkan bagi Alya."Ada apa, Ma?"
Wajah Aminah langsung berseri melihat Alya yang membukakan pintu untuk mereka. Matanya langsung berkaca-kaca menatap Putri kesayangannya itu sekarang berada tepat di hadapannya."Alya, putriku. Bagaimana kabarmu, Nak? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Aminah kepada putrinya tersebut dengan bibir bergetar menahan kerinduan yang selama ini terpendam di dadanya.Taak mampu menjawab pertanyaan dari ibunya, Alya langsung menghambur ke dalam pelukan ibunya tersebut."Ibu, aku sangat merindukan Ibu. Sudah lama sekali aku tak bertemu dengan ibu. Bagaimana kabar ibu? Apa semuanya baik-baik saja? Apa ibu makan dengan teratur? Apa penyakit Ibu tidak kambuh lagi?" Alya memberondongi ibunya dengan berbagai macam pertanyaan yang selama ini terpendam di benaknya. Dia sungguh sangat mengkhawatirkan keadaan ibunya selama ini. Tapi karena Reno tak membiarkan dia bertemu leluasa dengan ibunya sehingga Alya hanya mampu untuk menahan kerinduannya kepada ibunya tersebut. Sekarang saat mereka bertemu sem
Reno langsung berjalan menuju kamar papa dan Mamanya untuk menyampaikan kedatangan dari mama mertuanya yang sudah diharapkan kedatangannya oleh Papa beserta mamanya.Reno langsung mengetuk pintu kamar dari mama dan Papanya."Masuk...!" jawab mamanya dari arah dalam kamar tersebut.Reno langsung membuka kamar dan tersenyum lebar ke arah mama dan juga papanya yang tengah menatap kedatangan dirinya dengan wajah penasaran." Ada apa Reno?" tanya Lastri kepada Putra satu-satunya itu."Aku punya kejutan untuk mama dan papa," balas Reno sambil tersenyum lebar di wajahnya.Dengan wajah penasaran, Lastri langsung bangkit dari ranjang kemudian berjalan ke arah Putra satu-satunya itu."Kejutan apa yang kamu maksud, Sayang?" tanya Lastri kepada Reno.Dengan wajah penasaran, Gunawan yang tengah menatap layar ponsel langsung menoleh ke arah Reno setelah Reno mengucapkan kalimat tadi."Iya, ada apa? Berita apa yang ingin kamu sampaikan kepada mama dan juga Papa?" tanya Gunawan kepada putranya itu.
Lastri langsung terisak menatap wajah Aminah, dia sungguh menyesal sudah bersikap buruk pada Alya. Putri dari sahabatnya yang sangat berjasa pada keluarganya. Lastri masih ingat dengan jelas, semua kebaikan dari Sanjaya dan juga Aminah padanya dan juga suaminya. Jika bukan atas pertolongan mereka, mungkin mereka tidak akan bisa hidup enak dan kaya raya seperti sekarang ini."Maafkan aku, Aminah! Aku sudah jahat pada putrimu!" isak tangis Lastri memegangi tangan Aminah. Sedangkan ibu dari Alya itu, langsung memasang wajah tak mengerti dengan maksud ucapan dari sahabat lamanya itu."Maksudmu?" tanya Aminah dengan wajah bingung. Dia masih syok dengan semua kenyataan itu. Dia masih tak menduga sedikitpun jika selama ini, putrinya tinggal dan menikah dengan putra sahabat lamanya itu.Alya yang menyadari bahwa mama mertuanya itu tengah mengingat semua perbuatan buruk mertuanya itu kepadanya, langsung beranjak mendekati Mama Reno. Dan langsung mengusap punggung mama mertuanya itu."Sudah, Ma
Aminah dan Alya berpelukan erat. Setelah mendengar perkataan dari Gunawan dan juga Lastri.Alya tak mampu berkata-kata untuk menggambarkan betapa bahagianya dia hari itu. Reno yang duduk di dekat Alya, tak pernah lepas memandangi wajah istrinya yang terlihat begitu terharu."Bagaimana Sayang? Kamu senang?" tanya Reno sambil mengusap punggung jemari Alya.Alya hanya mampu menganggukkan kepala kearah Reno. Tanda betapa bahagia dan kagetnya dia dengan apa yang baru saja dia dengar."Mulai hari ini, kamu tinggal di rumah ini saja, Aminah. Kita bisa tinggal bersama-sama!" ujar Lastri pada sahabatnya itu.Aminah memasang wajah canggung mendengar ajakan dari sahabatnya itu."Jangan Lastri, aku tidak enak hati. Lagian, aku sudah terbiasa tinggal di kontrakan!" tolak Aminah dengan wajah canggung."Tidak apa-apa, Aminah! Sementara ini, kamu tinggal bersama dengan kami saja. Nanti, setelah semua berkas-berkas selesai, aku akan menyerahkan dana yang seharusnya menjadi milik kalian selama ini. Jad