Home / Rumah Tangga / Istri Pengganti CEO Arrogant / Bab 42: Kado untuk Riana

Share

Bab 42: Kado untuk Riana

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2024-11-16 12:49:39

Namun, seolah dunia tak ingin memberinya jeda, suara ponselnya tiba-tiba berdering. Nama “Herman” muncul di layar, membuat Riana sedikit kaku. Maya yang duduk di seberangnya melirik sekilas, alisnya kembali terangkat.

“Papa mertua? Mertua siapa tuh? Kok ... fotonya kayak pernah lihat?” tanya Maya dengan nada setengah bercanda, tetapi tatapannya penuh selidik.

“Na—nanti aku jelaskan,” ucap Riana, suaranya nyaris seperti bisikan. Panik melintas di matanya. Ia buru-buru berdiri dan menjauh dari meja untuk menjawab panggilan itu.

“Halo, Pa?” ucapnya pelan setelah menerima panggilan tersebut.

“Kamu di mana, Nak? Bisa ke ruangan Papa? Ada paket dari Satya nih, untuk kamu katanya,” suara Herman di seberang terdengar ramah, namun cukup untuk membuat dada Riana berdebar lebih kencang.

Ia tersenyum tipis, matanya sedikit berkaca. ‘Satya?’ pikirnya, sejenak merasakan kehangatan kecil yang telah lama hilang. Dengan tangan menutupi mulutnya, ia mencoba menahan senyum yang mulai meluas.

“Saya ke sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 43: Menyayanginya seperti Adik Kandung Sendiri

    “Besar banget,” ucap Riana sambil memandangi paket besar itu dengan mata yang sedikit melebar. Jemarinya yang lentik perlahan menyentuh permukaan bungkusannya, seolah takut merusak apa yang tersembunyi di dalamnya.Herman tersenyum hangat, sorot matanya lembut, seolah hendak meyakinkan Riana. “Isinya juga pasti banyak. Biasanya Satya kalau sudah kasih hadiah nggak tanggung-tanggung. Semuanya akan diberikan. Semoga kamu suka, Riana.”Riana membalas senyuman itu, meski di hatinya ada campuran rasa haru dan bingung. Dengan hati-hati, ia membuka paket itu. Suara robekan kertas kado terdengar seperti nada sumbang di tengah ruangan yang tenang. Jantungnya berdebar, tak sabar ingin tahu hadiah apa yang kakak iparnya berikan.“Dalam rangka apa, Kak Satya kasih saya hadiah, Pa?” tanyanya sambil melirik Herman dengan penasaran, rasa ingin tahu terlihat jelas di wajahnya.Herman menghela napas panjang, seolah sedang mempersiapkan diri untuk sebuah pengakuan. “Mama kamu, Riana … Dia mengadu pada

    Last Updated : 2024-11-17
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 44: Bukan Urusanmu!

    “Silakan, Riana. Kamu mau tanya apa?” jawab Herman dengan senyum tenang, jemarinya menyusuri tepian cangkir kopi yang ada di hadapannya. Ia tampak santai, namun ada kilatan rasa ingin tahu di matanya.Riana menghela napas panjang, seperti sedang menyiapkan hatinya untuk sebuah percakapan yang mungkin akan membuka luka atau misteri. “Mereka, Kak Satya dan Mas Fandy … adik-kakak kandung, kan?”Herman tertawa kecil, suara tawanya bergema lembut di ruang yang terasa hangat. “Ya iyalah, Riana. Satya anak pertama kami. Satu bulan setelah kami menikah, Yuni hamil. Sembilan bulan kemudian melahirkan, dan kami beri nama Satya Pramudia. Tiga tahun kemudian, lahirlah Fandy Pramudia, yang sekarang menjadi suamimu. Kenapa kamu tanya itu, heum?”Riana tersenyum kecil, lebih kepada dirinya sendiri. Ia meringis pelan, seolah malu dengan pertanyaan yang ia lontarkan. “Hanya ingin tahu saja, Pa. Dan aneh saja, karena sifat mereka beda.”“Ah, tidak terlalu beda sebenarnya,” Herman menjawab sambil bersan

    Last Updated : 2024-11-17
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 45: Tidak Semudah itu!

    Waktu sudah menunjuk angka lima sore, saat mentari mulai tenggelam perlahan, meninggalkan langit dengan guratan jingga yang seperti luka tak tersembuhkan.Riana melangkahkan kaki ke dalam rumah, kelelahan setelah delapan jam yang terasa seperti seratus di hotel tempatnya bekerja. Sesaat ia berdiri di depan pintu kamarnya, menarik napas panjang seolah hendak menelan segala penat dunia.Di sana, di sudut yang hening, sebuah paket berbungkus kertas cokelat lembut menanti, kiriman dari Satya.Ia duduk di sofa, tempat Herman dengan rapi menata hadiah-hadiah itu, mencoba mencari kehangatan di tengah dinginnya percakapan-percakapan yang seringkali menyakitkan.Lalu, ting! ponselnya berbunyi, memecah kesunyian dengan ketukan halus yang terasa seperti jentikan takdir.Pesan masuk.Satya:Sudah pulang? Jangan lupa dibaca suratnya, jangan lupa dimakan camilannya, jangan lupa tuliskan semua yang kamu lewati di buku harian yang aku berikan. Jangan lupa pakai pakaian yang aku berikan. Sepatu untukm

    Last Updated : 2024-11-18
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 46: Memberitahu Maya

    Dua hari berlalu...Pagi itu, suasana rumah sedikit lengang. Riana sudah rapi dengan pakaian santainya, tengah menyiapkan diri untuk pergi bersama Maya, sahabatnya. Namun, langkahnya dihentikan oleh pertanyaan Fandy.“Kamu mau ke mana? Bukannya hari ini libur?” tanya Fandy, dengan nada sedikit curiga.“Oh, iya, lupa. Aku kan sudah punya suami. Harusnya minta izin dulu sama suami kalau mau pergi,” jawab Riana, matanya melirik Fandy dengan tatapan menggoda namun penuh sarkasme.Fandy mendengus kesal, seperti orang yang baru saja kalah dalam adu argumen. “Mau ke mana? Supaya nanti kalau Mama dan Papa nanya kamu ada di mana, gampang buat jawabnya,” tanyanya lagi, mencoba terdengar tegas.“Mau hangout sebentar sama Maya. Hari ini kan lagi libur. Kapan lagi bisa refreshing kalau bukan hari ini. Dan, aku sudah minta izin sama Mama dan Papa. Jadi, nggak usah ketakutan kalau nanti mereka nanya di mana aku berada!” jawab Riana, sambil tersenyum tipis, senyum yang membuat Fandy semakin merasa te

    Last Updated : 2024-11-18
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 47: Berharap Membuka Mata dan Hatinya

    Riana mengangguk pelan, menunduk seolah ingin menghindari mata Maya yang masih melotot. “Tapi sampai saat ini, Fandy belum bisa melepaskan apalagi melupakan Citra. Dia bilang akan kembali pada Citra begitu perempuan itu kembali ke Indonesia dan dinyatakan sembuh dari penyakitnya.”Maya mendecak kesal, tangannya mengepal di atas meja kayu. “Penyakit kayak gitu susah sembuhnya, Riana. Pak Fandy-nya aja yang gila. Masih berharap sama orang yang kondisinya kayak gitu!”Riana tersenyum getir, lalu berkata dengan nada pelan namun penuh luka, “Aku juga kalau bukan karena sudah diperkosa Fandy, mana mau nikah sama pria yang nggak bisa move on dari mantannya. Belum jadi mantan malah. Yang memutuskan pembatalan pernikahan itu orang tuanya Citra.”Maya tak tahan mendengar itu. Ia mengulurkan tangan, mengusap punggung Riana dengan lembut. “Yang sabar ya, Riana. Mungkin butuh waktu yang lama buat Pak Fandy melupakan Citra. Kamu berdoa aja semoga Citra cepat mati.”Plak!Riana memukul paha Maya, me

    Last Updated : 2024-11-19
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 48: Sangat Berisik

    Riana tersenyum pasi mendengar doa Maya, namun matanya menyimpan sorot kelelahan yang tak mampu ia sembunyikan. “Manusia hanya bisa berharap, Maya. Pada akhirnya, tetap Tuhan yang menentukan,” ucapnya pelan, suaranya seakan terbang terbawa angin pantai yang berembus lembut.Maya mengusap punggung Riana dengan gerakan pelan, seperti mencoba menyuntikkan semangat ke dalam jiwa sahabatnya yang rapuh. “Semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan, Riana. Aku yakin, kamu akan menemukan bahagia. Tapi jujur, kamu sendiri berharap kekal sama Pak Fandy atau… tetap mengharapkan orang yang nggak bisa kamu gapai itu?”Riana hanya mengangkat bahu, senyuman kecil tersungging di bibirnya. “Kita ke sini untuk liburan, May. Bukan untuk bahas hal-hal yang bikin aku tambah galau. Udah deh, mending pesen makan aja, ya?”Tiba-tiba, bunyi notifikasi memecah suasana. Ponsel Riana bergetar, memberitahu ada pesan yang masuk. Ia menghela napas sebelum melirik layarnya. Pesan dari Fandy.Fandy: [Jangan lama

    Last Updated : 2024-11-19
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 49: Perubahan Sikap Fandy

    “Kamu belum memaafkan aku,” jawab Fandy pelan, seperti embun yang jatuh dari ujung dedaunan. Tatapannya lesu, penuh rasa bersalah yang ia tak mampu sembunyikan.Riana mendengus, matanya berputar ke atas dengan ekspresi jengah. “Kenapa masih membahas itu? Aku sudah memaa—““Tapi tidak ikhlas,” potong Fandy cepat. “Kamu tidak ikhlas memaafkan aku.” Ucapannya sederhana, tapi nadanya seperti percikan api yang menyambar ranting kering.Perempuan itu kemudian melipat tangan di dadanya, berdiri tegak seperti tembok kokoh yang sulit digoyahkan. “Ada sesuatu yang membuat kamu merasa terancam, kalau belum aku maafkan? Yang akan membuat kamu tidak bisa tenang hidupnya?” tantangnya, suaranya rendah tapi penuh sindiran.Fandy menggeleng pelan, seperti angin lembut yang nyaris tak terasa. “Karena memang aku merasa bersalah, dan aku tidak ingin punya musuh dengan siapa pun. Apalagi kamu adalah istriku. Tidak baik kalau bermusuhan dengan istri sendiri.”Jawaban itu, yang terdengar tulus sekaligus men

    Last Updated : 2024-11-20
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 50: Sebaiknya jangan Tanyakan Hal itu

    Ia menghela napas panjang lagi, kali ini terdengar lebih berat, seperti daun yang akhirnya menyerah kepada gravitasi. “Bodo, aahh,” katanya dengan nada setengah tertawa, namun lebih menyerupai ejekan terhadap dirinya sendiri.“Paling juga hanya sebentar. Nanti balik lagi kumatnya. Marah-marah nggak jelas. Aku udah hafal sama kamu, Fandy.”Riana memutar bola matanya, sebuah gerakan kecil tetapi penuh dengan kelelahan yang mendalam. Tubuhnya kemudian ia hempaskan ke atas tempat tidur dengan gerakan yang seperti melodi kesendirian.Kasur menyambutnya dengan kelembutan, seperti pelukan sunyi yang mengerti semua rasa lelah yang ia simpan. Ia menarik selimutnya setengah hati, membiarkan sebagian tubuhnya tetap terpapar udara pagi yang sejuk.Matanya perlahan-lahan tertutup, mencoba meraih ketenangan yang sudah lama hilang. Dalam kesunyian kamarnya, waktu seperti melambat.Suara detak jarum jam terdengar lebih keras, mengiringi napasnya yang semakin dalam. Namun, pikirannya tetap berputar, m

    Last Updated : 2024-11-20

Latest chapter

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 140: Cinta yang Penuh Untukmu - Tamat

    Waktu sudah menunjuk angka satu pagi. Riana sudah memasuki bukaan lengkap. Dokter Mery dan juga tiga perawat sudah berada di sana hendak membantu proses persalinan Riana."Tarik napasnya dalam-dalam, lalu keluarkan. Oke! Satu ... dua ... tiga ...."Riana menarik napasnya dan mengeluarkannya kembali. Mengejan dengan sekuat tenaga dengan tangan memegang erat tangan Satya.Lelaki itu benar-benar tak pernah meninggalkan Riana sejak mereka tiba di rumah sakit."Ayo, Sayang. Kamu pasti bisa," ucap Satya sembari mengusapi kening Riana yang sudah bercucuran keringat."Eeuurrnghhh ...." Dengan sekuat tenaga ia mengejan agar bayinya segera keluar.Riana mengatur napasnya yang sudah tersengal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tubuhnya sudah sangat lemas. Namun, bayinya belum juga ingin keluar dari sana."Ayo, Bu. Tarik lagi, yuk! Tarik napasnya, kemudian keluarkan." Dokter Mery memberikan interupsi lagi kepada Riana.Perempuan itu kembali mengejan. Tangannya sudah semakin erat memegang tang

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 139: Detik-Detik Menegangkan

    Sembilan bulan sudah, usia kandungan Riana. Perkiraan Riana akan melahirkan sekitar dua sampai tiga harian lagi."Kamu sudah cuti, Kak?" tanya Riana menghampiri Satya yang baru saja selesai mandi."Iya, Sayang. Waktu lahir Fabian dulu, kamu lahiran lebih cepat dari perkiraan. Aku tidak ingin hal yang dulu terjadi, terjadi lagi untuk saat ini. Aku mau stay di rumah dan menemani kamu."Riana menerbitkan senyumnya. "Manis banget. Suaminya siapa sih, ini?""Kamu nggak ngakuin aku?"Riana terkekeh pelan kemudian menggeleng pelan. "Aku anggapnya kamu teman hidupku. Forever."Satya mencubit gemas hidung istrinya itu. "Bisa aja. Mau sarapan apa? Mau aku buatkan lagi?""Boleh. Roti bakar selai strawbery, yaa.""Siap! Tunggu sebentar, yaa. Fabian udah bangun?""Udah. Mulai hari ini kan, Fabian udah sekolah. Lupa?""Oh, iyaa. Aku udah janji ke Fabian akan antar dia ke sekolah hari ini. Astaga! Untung kamu ingetin."Satya segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Fabian. Riana yang melihatnya h

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 138: I Trust You!

    Riana mengerucutkan bibirnya. Satya kemudian menarik tangan Riana hingga kini perempuan itu duduk di sampingnya.Bibirnya menyapu bibir mungil perempuan itu dengan lembut. Tangannya melingkar di ceruk leher Riana merasakan sensasi ciuman yang semakin nikmat mereka rasakan.Lelaki itu sudah tidak sabar lagi. Ia lantas membuka celana dan juga kaus yang ia kenakan dan mengambil majalah yang ada di tangan Riana.Meraup bibir Riana lagi dengan ganas seraya meremas dada Riana dengan gemas. Suara desahan dari mulut Riana sudah mulai terdengar. Begitu jelas dan membuat Satya semakin ingin menghujam lebih dalam ciumannya itu.“Mmmpphh …,” desah Riana merasakan ciumannya itu. Lalu melingkarkan tangannya di ceruk leher Satya dengan tangan satunya membuka tali dress yang ia kenakan.Hingga kini, hanya celana dalam yang ia kenakan. Bagian atasnya sudah tereskpos dan tangan kekar itu kembali meremas gundukan kenyal dan indah milik istrinya itu

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 137: Modus Satya

    Satya menghela napasnya dengan panjang. "Nggak banyak, hanya segilintir saja. Lagian kan, jam tiga nanti baru berangkat. Jadi ini kan, alasan kamu nggak mau ikut karena lagi hamil?"Riana mengangguk. "Iya. Kalau lagi nggak hamil sih, aku pasti ikut. Kapan-kapan aja, yaa. Itu pun kalau nggak malas sih.""Babymoon?""Eum! Boleh deh."Satya kemudian mencium punggung tangan istrinya itu dan menatapnya sekali lagi. Membuat Riana yang melihatnya lantas salah tingkah karena ulah suaminya itu."Udah, aah. Aku mau ke dapur dulu. Mau minum susu hamil.""Biar aku saja. Kamu tunggu di sini, sambil nunggu Fabian bangun." Satya beranjak dari duduknya dan berlari kecil ke luar untuk membuatkan susu hamil untuk sang istri.Kali ini, ia benar-benar menikmati peran sebagai suami yang harus standby untuk istrinya yang tengah hamil bayinya itu.Lima menit kemudian, Satya masuk lagi ke dalam dan memberikan satu gelas susu hamil kepada sang istri.

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 136: Jangan Banyak Alasan!

    Riana menerbitkan senyumnya lalu melingkarkan tangannya di ceruk leher Satya yang kemudian mengecup singkat bibir lelaki itu."Terima kasih, sudah mau bertahan demi aku. Kalau nggak ada kamu, entah apa yang akan terjadi pada hidupku dan juga Fabian. Mungkin akan sengsara selamanya."Satya menghela napasnya dengan panjang dan menatap wajah Riana dengan lekat. "Jika aku tidak ada, mungkin akan ada pria lain yang akan buat kamu bahagia. Dan sepertinya aku tidak terima."Riana mengerucutkan bibirnya. "Alasan kamu nggak mau pulang ke Indonesia itu karena kamu tidak yakin akan sembuh?" tanyanya ingin tahu.Satya menggeleng pelan. "Karena aku tidak ingin melihat air mata Mama dan Papa yang terus meratapi kesedihan akan kondisiku. Itulah kenapa Mama sangat menyayangi kamu. Karena kamu sudah menyelamatkan hidup anak sulungnya."Riana mengulas senyumnya kepada suaminya itu. "Begitu rupanya. Aku bersyukur punya Mama dan Papa yang care dan sayang sama aku, Kak

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 135: Rasa Syukur Satya

    Riana menganggukkan kepalanya dan menerbitkan senyum kepadanya. "Semangat."Tak lama kemudian, Satya pun datang menghampiri istrinya itu. Ia lalu menyapa Deasy yang tengah duduk di samping istrinya."Kenalin, ini suami saya. Namanya Satya.""Deasy." Perempuan itu memperkenalkan dirinya kepada Satya."Satya." Ia hanya tersenyum kepada perempuan itu tanpa menjabat tangannya."Suami saya pernah memiliki penyakit aneh. Dia tidak berani menyentuh perempuan mana pun kecuali mamanya. Dan sampai sekarang, dia masih belum berani menyentuh perempuan lain selain saya dan mamanya."Riana menjelaskan kepada Deasy tentang Satya yang menolak jabatan tangannya.Deasy akhirnya paham kemudian mengulas senyumnya. "Memang ada, penyakit seperti itu dan sangat langka."Riana mengangguk. "Iya. Dan suami saya merupakan salah satunya yang mengalami penyakit itu."Deasy mengangguk. Ia kemudian pamit kepada Riana sebentar untuk mengambil ponselnya

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 134: Thank You for Tonight

    Satya menarik tangan Riana dan memeluknya lagi. Angin yang bertiup cukup kencang dengan terik matahari yang menyinari bumi, keduanya berpijak di sana menikmati keindahan alam.Malam harinya, Riana dan Satya memilih untuk dinner di sebuah restoran yang ada di dalam hotel miliknya.Baru pertama kali buka, pengunjung hotel sudah sebanyak hampir tiga puluh persen. Banyak yang menyukai desain dan interiornya. Juga pelayanan yang ramah, seperti hotel di Jakarta."Kak. Aku baru tahu kalau kamu punya banyak teman ternyata. Aku pikir kamu ini introvert," ucap Riana sembari melahap makanan miliknya.Satya terkekeh pelan. "Bisa-bisanya kamu mikir kalau aku seorang introvert. Aku menutup diri hanya sejak mengalami penyakit itu saja. Sebenarnya aku tidak seperti itu."Riana manggut-manggut dengan pelan kemudian menerbitkan senyumnya kepada suaminya itu."Sekarang udah berani buat terbuka lagi?"Satya mengendikan bahunya. "Aku sudah menikah, sudah

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 135: Tidak Perlu Buru-Buru

    Riana mengulas senyum dan mengangguk kecil. "Sama-sama. Makin ke sini kamu makin menggila, Kak."Satya terkekeh pelan. "Malu, sama badan kekar tapi payah dalam melakukan itu."Riana mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan suaminya itu. Ia kemudian beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tidur.Pun dengan Satya. Lelaki itu juga masuk ke dalam kamar mandi dan mengenakan celana boxer miliknya."Kamu yakin, hanya ingin satu bulan saja di sini? Memangnya cukup?" tanya Satya kepada Riana yang tengah membasuh wajahnya.Riana menoleh dan menatap suaminya itu. "Kenapa emang? Mau nambah hari?""Terserah kamu sih."Riana menghela napasnya. "Nggak deh, Kak. Di sini hanya cabang, kan? Kamu nggak harus nuruti semua yang aku inginkan, Kak. Karena kamu pun pasti punya keinginan."Satya kembali mengecup kening Riana. "I love you," ucapnya kemudian keluar dari kamar mandi tanpa be

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 133: Tidak Perlu Khawatir

    Riana tampak begitu bahagia bahkan menganggukkan kepalanya sangat antusias. "Yeaayy! Liburan ke Bali.""Belum pernah, hm?" tanyanya sembari mengusapi sisian wajah Riana dengan lembut.Riana menggeleng pelan. "Belum. Karena nggak ada yang ngajakin."Satya manggut-manggut dengan pelan. "Mau satu bulan, di sana?""Woah! Lama juga. Boleh. Itu pun kalau kamu nggak keberatan.""No, Honey. Kapan, aku keberatan nurutin permintaan kamu? Gendong kamu aja nggak berat."Riana lantas mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan dari suaminya itu. "Nggak gitu maksudnya, Kak Satya."Lelaki itu lantas tertawa dengan pelan. "Canda, Sayang. Kamu boleh tinggal di sana sepuas kamu. Karena aku juga masih harus cek kondisi hotel dan semua karyawan juga pemimpin di sana.""Sekalian kerja juga, yaa. Bukan beneran mau liburan sama bininya," ucapnya kemudian menyunggingkan bibirnya.Melihat itu, sontak membuat Satya mencium gemas pipi istrinya. "Nggak

DMCA.com Protection Status