Share

Part 34

last update Last Updated: 2022-11-16 09:00:22

Part 34

Berbekal uang hasil jual emas tadi siang, akhirnya aku berhasil mendatangi mbah Ranem. Tak mengapa aku rugi cincin sebiji. Yang penting setelah ini keuangan semua aku yang atur. Dan bisa dipastikan aku gampang mendapat ganti emasku kembali.

Baru saja aku sampai di gubuk mbah Ranem, dan mengutarakan maksud kedatanganku. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang dari luar. Gawat! Jangan-jangan ada yang mengikutiku kemari. Atau jangan-jangan ada pelanggan mbah Ranem yang datang juga.

Aku buru-buru berdiri hendak mencari tempat sembunyi. Mbah Ranem pun sepertinya mengerti kegugupanku. Dengan isyarat ia menyuruhku masuk ke dalam kamar.

Namun baru saja kaki ini ingin melangkah, tiba-tiba ....

Braakk!

Pintu rumah mbah Ranem berhasil dijebol dari luar. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat bang Suryo sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah memerah penuh amarah.

"Ba-bang Suryo ...." Sangking gugupnya, aku sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 35

    Part 35Pov SuryoSudah hampir satu jam, aku menunggu Tami pulang. Tapi hingga kini, bayangannya pun tak kelihatan. Ada rasa khawatir sejenak, tapi saat ingat kelakuannya yang berani bermain dukun, rasa khawatir pun sirna berganti dengan rasa kesal.Terlihat para keluarga yang sedari tadi sudah kupanggil ke sini untuk berembuk soal tami, pun mulai gelisah, karena Tami tak kunjung datang. Begitu pulang dari rumah si dukun tadi, aku memang langsung mengumpulkan keluarga inti kami. Terdiri dari orang tua dan saudara Tami, sedangkan dari pihakku hanya ada Kak Rani dan Bik Nur."Kok lama banget si Tami ini, Yo?" Tanya Kak Rani mulai gelisah, juga mulai mengantuk sepertinya."Tunggu sajalah, Kak. Atau coba Kakak hubungi. Dia bawa handphone, kok."Terlihat kak Rani mulai menghubungi Tami. Tapi hingga berulangkali, tak juga terhubung."Gak aktif nomornya, Yo," ujar kak Rani."Lagian kamu juga, Yo ... Kok tega-teganya ni

    Last Updated : 2022-11-17
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 36

    Part 36Pov TamiHari ini benar-benar hari-hari tersi*al dalam hidupku. Sudahlah diperas oleh mbah Ranem, kena rampok, eh pulang-pulang malah disambut dengan kejutan tak terduga.Sampai hati sekali bang Suryo menalakku hanya karena masalah aku mendukuninya. Padahal itu kan bukan hal yang fatal-fatal sekali.Jujur, walau di antara kami, cinta yang tumbuh itu tak terlalu besar, tapi ada ketakutan tersendiri untukku jika berpisah dengan bang Suryo. Berbagai macam hal menyebalkan sudah menari-nari dalam pikiranku, termasuk cari uang sendiri. Malas sekali aku rasanya. Apalagi sudah lama aku tak bekerja.Dengan berat hati, malam ini juga aku terpaksa meninggalkan rumah yang selama ini kutinggali. Bang Suryo bahkan tak memberiku waktu bersamanya sampai esok pagi. Dia berkata bahwa merasa was-was terhadapku. Mungkin takut aku pelet lagi. Tapi jelas tak mungkin, mbah Ranem saja sudah terlihat memusuhiku. Belum lagi terkendala biaya.Aku m

    Last Updated : 2022-11-18
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 37

    Part 37"Jadi Bapak lebih belain perempuan ini daripada aku, Pak?" Sungutku tak mau kalah."Ya jelas! Yang kamu sebut perempuan ini ... Itu istri Bapak. Ibumu juga!" Bentak bapak lebih keras, lalu langsung berlalu meninggalkanku dengan Yesi. Terlihat Yesi tersenyum penuh kemenangan."Buruan cuci piring, gih! Abis itu cuci baju dan beres-beres lainnya. Aku mau ke pasar dulu. Bye-bye!" Ucap Yesi sambil melenggang pergi dengan santainya.Aarrgh! Ger*amnya aku. Pokoknya bagaimana pun caranya aku harus kembali pada bang Suryo. Gak sudi aku, jika harus terus-menerus jadi babu di rumah ini.Dengan berat hati, kukerjakan juga kerjaan rumah yang seabrek-abrek. Ternyata ini lebih capek, dari pada saat aku masih jadi istri bang Suryo. Ah, lagi-lagi aku membandingkan kehidupanku yang dulu. Membuat aku jadi semakin ingin kembali pada bang Suryo.Apa aku harus mendukuni bang Suryo lagi? Sebab mustahil saja jika merayu bang Suryo secara alami

    Last Updated : 2022-11-19
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 38

    Part 38POV AuthorTepat pukul setengah sembilan malam Suryo membuka pintu kamar anak-anaknya. Ia menarik napas lega melihat keduanya telah terlelap di atas tempat tidur. Suryo masuk dan membenarkan letak selimut keduanya agar jangan kedinginan. Saat menatap wajah keduanya, ada rasa bersalah di hati karena harus memisahkan mereka dari Tami.Tapi kalau pun bertahan itu sulit. Tami sepertinya tak ada niatan untuk berubah dari sifat pelitnya. Terbukti dari ia yang ingin mendukuni Suryo hanya karena Suryo tak mempercayakan keuangan kepadanya.Setelah memastikan kedua anaknya nyaman dalam tidur, Suryo masuk ke kamarnya sendiri. Hari ini ia benar-benar lelah sekali, padahal ia hari ini minta cuti satu hari pada Beni, ya ... Sekadar menenangkan pikiran. Tapi seharian ini kegiatannya sangat padat. Tadi pagi-pagi sekali orang tuanya menelpon, mengabarkan akan pulang. Mungkin mereka ingin memberi support untuk anaknya yang sedang ditimpa masalah r

    Last Updated : 2022-11-20
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 39

    Part 39Seperti hari-hari biasanya. Rutinitasku sejak tinggal di rumah bapak ya seperti pembantu. Harus mengerjakan semua kerjaan rumah. Hanya masak saja yang tak dilakukan, karena Yesi tak mempercayakannya padaku.Tapi beberapa hari ini aku lebih semangat bekerja. Apalagi kalau tiba saat Yesi dan Bapak pergi ke pasar. Aku akan diam-diam masuk ke kamar Yesi, dan mengambil apa saja yang bisa diuangkan. Sebenarnya Bapak sudah memberi jatah ke aku setiap Minggu. Tapi itu hanya lima puluh ribu saja. Persis Bang Suryo dulu. Jelas itu kurang bagiku, karena aku harus mengumpulkan uang banyak-banyak supaya emas yang dulu sempat berkurang banyak dapat diganti.Saat aku baru selesai menjemur pakaian, Bapak dan Yesi pamit ke pasar. Inilah saatnya beraksi. Kulirik Bang Wawan, ia sedang sibuk di kandang kambing. Aman!Aku langsung masuk ke rumah untuk menjalankan misi. Sebenarnya aku tahu ini perbuatan tak baik, mencuri di rumah Bapak sendiri. Tapi b

    Last Updated : 2022-11-21
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 40

    Part 40Tubuhku merosot, di depan pintu yang baru saja tertutup. Semaput begitu melihat isi di dalam amplop yang tadi diberikan oleh tukang pos. Amplop berisi surat panggilan sidang dari pengadilan agama. Oh, no!Kupikir Bang Suryo menceraikan aku hanya untuk menggertak saja supaya aku berubah, tapi ternyata ia seserius ini. Kupikir seiring berjalannya waktu ia akan meminta kami bersatu kembali demi anak-anak, tapi nyatanya ia benar-benar ingin mengakhiri ikatan denganku."Huhuhu ... Huhuhu ...." Aku menangis meraung-raung sambil berguling-guling di lantai ruang tamu Kak Imas. Tak peduli suaraku akan terdengar tetangga. Hampir sejam aku begitu, hingga akhirnya aku kelelahan dan tak sadar apa-apa lagi.Aku tersadar begitu mendengar suara motor Kak Imas memasuki halaman rumah. Namun, untuk membuka mata rasanya sulit sekali.Langkah Kak Imas terdengar dari luar, lalu pintu terbuka. Melihat aku yang tergeletak tak berdaya, Kak Imas langsung t

    Last Updated : 2022-11-22
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 41

    Part 41"Di-dini ... Kamu kok pulang?" Tanya Bang Rahmad dengan gugup lalu melepaskan tangannya dari tubuhku."Kenapa emangnya? Aku gak boleh pulang gitu? Biar Ayah bisa mesra-mesraan sama dia?" Tandas Dini sambil menunjukku. Dasar tak ada sopan santunnya, membahasakan aku yang sebagai bibinya dengan sebutan 'dia'. Lagian, Bang Rahmad juga salah memberi pertanyaan yang ambigu."Bukan begitu, Din. Ini gak seperti yang kamu pikirkan. Ayah tadi mau ke dapur, mau minum. Bik Tami pikir, Ayah pergi sama Mama kamu, makanya dia keluar begitu. Dia terkejut karena lihat Ayah, makanya lari terus kepleset. Ayah pun refleks menangkapnya," ujar Bang Rahmad panjang lebar. Ternyata ia termakan dramaku. Ia kira kejadian tadi benar-benar kebetulan rupanya.Aku memilih pergi ke kamar untuk memakai baju. Malas menanggapi segala pertanyaan dari bocah itu. Dari ruang tengah masih saja kudengar Bang Rahmad mencoba menjelaskan, dan meminta Dini tak mengadukan ke mamanya.

    Last Updated : 2022-11-23
  • Istri Pelit Bin Medit   Part 42

    Part 42Sesuai hasil percakapan kemarin malam, Intan mengantarku ke rumah temannya yang bekerja di pabrik kecil yang disebutkan mereka. Syukurnya hari ini Intan juga Heni masuk shift sore, jadi ia bisa mengantarku.Setelah sampai di rumah teman Intan, dan berkenalan sejenak, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju ke pabrik tersebut. Dewi-teman Intan tersebut mengatakan bahwa memang pabrik sedang butuh orang untuk bagian packing. Ya, mau tak mau aku coba saja dulu. Dari pada tak ada pemasukan sama sekali.Hanya butuh waktu lima belas menit, kami hampir sampai di pabrik tersebut. Tapi sepertinya aku merasa familiar dengan tempat yang akan kutuju ini. Dan benar saja, begitu sampai di sana aku dibuat ternganga. Pasalnya pabrik yang mereka maksud adalah pabrik milik teman Bang Suryo, sekaligus tempat Bang Suryo bekerja. Oh, tidak!"Wi ... Jadi ini pabrik yang kamu maksud?" Tanyaku pada Dewi masih tak percaya."Iya, Kak. Kena

    Last Updated : 2022-11-24

Latest chapter

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 59

    Part 59Lamunanku langsung buyar saat ponsel yang kuletakkan di nakas bergetar. Gegas kuraih ponsel tersebut."Nomor baru?" Gumamku saat melihat ke layar ponsel.Segera kugeser layar ponsel untuk menerima panggilan tersebut."Hallo ... Siapa ya?" Tanyaku pada sang penelpon."Pak, ini Pak Beni kan?" Tanya seseorang di seberang sana. Terdengar nada panik dari suaranya."Iya saya Beni. Ini siapa ya?" Tanyaku lagi."Saya Risman, Pak. Tetangga sebelah rumah, Bapak," ujarnya masih dengan nada begitu panik."Rumah? Rumah yang mana?" Tanyaku bingung. Jelas aku bingung, selama ini aku tak mengenal seseorang bernama Risman, dan sekarang tiba-tiba ada yang menelpon dan mengaku-ngaku sebagai tetanggaku."Rumah Bapak yang di komplek perumahan Permai Indah Residence."Aku langsung terkesiap begitu lelaki tersebut menyebutkan alamat tempat di mana kutinggalkan Tami sendiri."Oh iya, ada apa? Saya sed

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 58

    Part 58Masih dengan wajah menunduk, perlahan kuturunkan kaca jendela, agar orang tersebut tak bertambah marah. Namun alangkah terkejutnya aku saat mendapati siapa yang sedari tadi mengetuk pintu mobilku."Su-suryo?" Aku langsung terkejut begitu melihat siapa orang yang sedari tadi marah-marah sambil mengetuk kaca mobilku."Beni?!" Serunya tak kalah kaget."Gila kamu ya, Ben! Main tabrak aja. Keluar cepat!" Hardiknya membuatku sedikit ciut. Padahal dulu saat kami akrab tak pernah kami bertengkar hebat. Lagi-lagi aku menyalahkan Tami atas kerengganganku dengan Suryo.Karena takut kena bogeman dari Suryo, mau tak mau aku pun turun dari mobil. Begitu turun, alangkah terkejutnya aku saat mendapati seorang bapak-bapak sudah tergeletak di hadapan mobilku dengan gerobak yang juga terlihat berantakan akibat tertabrak mobilku."Oooh, ini penabraknya! Tanggung jawab kamu! Atau kami akan laporin ke polisi," ancam salah seorang warga yang be

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 57

    Part 57Masih dengan menutup hidung, aku masuk ke dalam rumah hendak mencari keberadaan Tami dan bertanya perihal bau busuk ini. Bergegas aku menuju kamar kami, namun ternyata pintunya tertutup. Kucoba perlahan membukanya, ternyata tak terkunci."Tamiii ...." Aku memekik kala melihat Tami yang hanya memakai pakaian dalam itu, sedang tergeletak di atas ranjang dengan posisi meringkuk sambil memegangi organ intimnya.Semakin aku mendekatinya semakin pekat pula bau busuk itu menguar. Atau jangan-jangan memang bau busuk ini berasal dari tubuh Tami?Dengan menahan napas aku berusaha membalikkan tubuh Tami yang membelakangiku. Alangkah terkejutnya aku, saat melihat wajah Tami sudah tak secantik kemarin. Bibirnya terlihat berwarna merah membengkak, begitu juga keseluruhan wajahnya terlihat timbul benjolan-benjolan yang mengeluarkan nanah berbau busuk.Yang lebih parah lagi, saat aku melihat ke arah kewanitaan Tami terlihat banyak sekali cairan

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 56

    Part 56Dengan kecepatan tinggi Lilis mengemudikan mobil, membuat aku ketakutan dan menjerit-jerit karena takut kecelakaan. Namun, Lilis tetap tak menurunkan laju kendaraannya. Ia terlihat benar-benar gusar. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Nyai Warsih padanya?Setelah melalui perjalanan yang mendebarkan tersebut, akhirnya aku bisa bernapas lega setelah kami sampai di rumahku. Terlihat Mas Beni sedang duduk santai di teras rumah sambil merokok."Aku pamit langsung pulang ya, Mi," ucap Lilis tanpa menatapku. Pandangannya terlihat menerawang ke depan. Benar-benar aneh sikapnya."Kenapa buru-buru?" Tanyaku benar-benar penasaran dengan perubahan sikap Lilis."Aku sudah ditunggu suami." Lilis menjawab dengan sangat cepat."Tapi, Lis ... Setelah ini aku harus gimana?" Tanyaku lagi meminta solusi pada Lilis."Nanti kita bicarakan lagi ya, Mi. Aku harus cepat-cepat pulang," tukas Lilis. Kali ini dengan menatap wajahku.

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 55

    Part 55POV ViviHatiku benar-benar panas kala mengetahui soal perselingkuhan Mas Beni dengan karyawannya. Apalagi video mesum mereka sampai viral di medsos. Membuat aku semakin malu dan tak ada muka untuk bertemu dengan geng sosialitaku. Sudah pasti aku jadi bahan gunjingan mereka saat ini.Sejak kejadian video Mas Beni viral, aku mulai membatasi geraknya. Pabrik kuambil alih, begitu juga dengan ponsel. Awalnya setelah perselingkuhannya terbongkar sebenarnya aku berniat mengajukan gugatan cerai pada Mas Beni. Tapi ia langsung memohon-mohon dan mengemis maaf padaku agar aku tak meninggalkannya. Bahkan ia janji tak akan mengulangi kesalahan itu lagi.Awalnya aku tak peduli dan tetap kukuh pada pendirian. Namun saat melihat Mas Beni yang benar-benar menunjukkan bahwa ia ingin berubah membuat hatiku jadi luluh dan percaya bahwa ia tak akan mengulangi kesalahan itu lagi.Mas Beni juga menunjukkan perubahan. Ia mulai menjauh dari si pelakor te

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 54

    Part 54Begitu sampai di rumah sakit. Aku langsung mengatakan keluhanku pada dokter yang sedang berjaga di IGD. Mereka memintaku berbaring di ranjang, dan langsung memeriksa bagian sensitifku. Sudah persis seperti orang yang akan melahirkan keadaanku saat ini.Mereka langsung terkejut begitu melihat apa yang terjadi pada organ intimku. Bahkan aku pun lebih terkejut lagi, kala dokter memberitahu bahwa ada belatung yang keluar dari sana. Pantas saja tadi aku merasa ada yang bergerak-gerak di sana.Dokter dan perawat langsung membersihkan cairan yang keluar beserta belatung itu. Terlihat wajah mereka sangat menderita saat melakukannya. Apalagi bau busuk yang keluar semakin kuat. Bahkan mereka sampai memakai masker ganda demi menghalau bau yang keluar dari kewanitaanku.Dokter spesialis kulit dan kelamin pun datang. Berbagai macam pertanyaan ia lontarkan padaku. Apa aku selama ini melakukan seks bebas? Apa aku pernah berhubungan dengan pengidap PMS? A

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 53

    Part 53Baru saja berjalan sekitar setengah jam, tiba-tiba ponsel Mas Beni berdering. Ia langsung membeliak begitu melihat sang penelpon yang tak lain adalah Vivi. Dengan media video callku pula. Matilah aku!"Gimana ini, Mas?" Tanyaku panik pada Mas Beni yang juga terlihat bingung sambil memandang layar ponsel."Emm ... Kamu keluar dulu bisa, Mi? Sembunyi agak jauh dari mobil," titah Mas Beni membuat hatiku dongkol.Aku berdecak kesal."Kenapa gak dimatikan saja sih, Mas? Ganggu saja!" Keluhku kesal."Gak bisa, Mi. Mas udah janji sama Vivi, bakal sering-sering hubungi dia, karena itu jugalah Vivi mengizinkan Mas pergi," ujar Mas Beni dengan raut wajah memelas.Aku memanyunkan bibir lalu keluar dari mobil sesuai perintah Mas Beni. Baru saja bertemu, sudah ada gangguan. Bagaimana lagi ke depannya? Masa iya sedang sibuk bermesraan nanti pun bakal terganggu dengan Vivi. Huh! Ingin kusantet saja rasanya wanita itu.

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 52

    Part 52Vivi terus mendekat ke arah kami. Dan begitu sampai di hadapanku ....Plaaak!Belum sempat aku berucap apa-apa, telapak tangan Vivi sudah mendarat di pipiku, meninggalkan rasa panas yang menjalar di sana."Dasar perempuan tak tau malu! Masih ada nyali kau datang ke sini, hah?" Hardiknya dengan mata melotot seperti akan copot dari rongganya."Aku kemari bukan untuk bertemu denganmu!" Tandasku tak mau kalah. Jelas aku tak akan pernah mau mengalah jika itu dengan rival."Terus mau ketemu dengan Mas Beni?! Jangan mimpi!" Ucap Vivi sengit dibarengi oleh tarikan tangannya pada rambutku.Aku langsung meringis menahan perih pada kulit kepala. Ternyata Vivi tak bisa diajak bicara baik-baik. Aku yang tak mau kalah darinya langsung membalas menarik surai pirang panjang miliknya. Kami pun saling jambak-jambakan satu sama lain, diiringi dengan berbagai macam sumpah serapah dan makian dari Vivi.Kericuhan ka

  • Istri Pelit Bin Medit   Part 51

    Part 51"Tolong, berhenti ... Jangaaan ... Aku betul-betul tak bersalah," rintihku dengan air mata yang mulai menitik, merasa benar-benar terdzolimi dengan perbuatan mereka.Namun bukannya iba dengan keadaanku, mereka malah makin beringas ingin melucuti pakaianku.Saat baju atasanku hampir terlepas sempurna, barulah terdengar suara seseorang membelaku."Hei! Sudah-sudah! Jangan main seperti ini. Matikan kameranya. Jangan asal viral-viralkan!" Terdengar suara seseorang yang amat sangat kukenal. Suara Heni."Halah! Kamu bela karena kamu temannya, kan?" Terdengar sahutan salah satu penghuni kost.Heni berdecak kesal, lalu beralih menatap Bu Diah."Bu, emang ibu mau kalau suami Ibu viral? Ibu udah siap mental belum, kalau dijulidin orang? Terus, apa ibu mau kalau kost ini jadi sepi karena para orang tua tak mempercayakan lagi anaknya ngekost di sini?" Sepertinya perkataan Heni kali ini berhasil meluluhkan mereka, terbukti me

DMCA.com Protection Status