Share

162. Saingan Baru

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-28 22:42:39

“Dinikahkan bagaimana? Sulis sudah sering bertengkar dengan kita karena urusan jodoh-menjodohi ini, Yah. Sulis enggak akan mau. Jangan buru-buru bicara ke keluarga lain. Ayah harus tanya Sulis lebih dulu.” Bu Dahlia merendahkan suara dengan sudut matanya menatap pintu kamar Sully yang tertutup.

“Dengan masalah yang dibawanya pulang, anak perempuan yang sudah banyak kau manja itu harusnya bersyukur kalau ayahnya hanya menjodohkan dia. Dari dulu, Dahlia … dari dulu saya sudah sering bicara kalau kamu jangan terlampau mau diajak bernegosiasi dengan Sulis. Walau dia putriku, yang dilakukannya sangat-sangat tak biasa. Tak ada anak perempuan temanku yang mewarnai rambutnya seperti Sulis. Tak ada yang berani sama ayahnya. Tapi Sulis beda.”

Bu Dahlia terduduk lemas di kursinya. Tiga orang putrinya yang lain sudah sangat legowo menerima perjodohan dari sang ayah. Meski kesemuanya hidup damai dan tenteram bersama keluarganya, tapi ia sendiri tidak suka jika harus dihadapkan dengan raut wajah ce
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Iin Iin
Wuih .....keren....keren....puolllll...️...️...️
goodnovel comment avatar
Salma
maz wira tambah keren donk ,
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
semangat mas Wira jemput bidadari mu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Nakal Mas Petani   163. Petuah Pak Gagah

    Harusnya esok pagi Wira sudah berangkat menuju ibukota. Tapi panggilan telepon dari proyek membuatnya harus meletakkan koper ke sudut ruang tamu dan pergi tergesa ke lokasi pembangunan. Tiga truk berisikan bahan bangunan tertahan di pintu masuk desa karena dua orang oknum perangkat desa yang katanya mempersulit. “Saya jemput pakai mobil yang ini. Sesuai permintaan Pak Wira. Silakan masuk, Pak.” Seorang pria yang baru tiba sesaat sebelum Wira keluar rumah, turun dari mobil Jeep Wrangler Rubicon membukakan pintu buat Wira. “Truknya masih belum bisa lewat?” “Kalau enggak dikasih pelicin sepertinya memang bakal terus dipersulit,” jawab pria itu. “Enggak ada alasan buat kita untuk ngasih pelicin ke mereka.” Wira berucap dengan mulut nyaris tak terbuka. Tiba di tempat yang dimaksud, ternyata dua truk sudah diperbolehkan jalan. Hanya tersisa truk yang supirnya diminta turun untuk bicara dengan dua orang yang dari pakaiannya terlihat jelas merupakan perangkat desa. “Selamat pagi … kira-

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Istri Nakal Mas Petani   164. Kuncinya Kejujuran Kokom

    Pak Gagah masih berdiri di halaman samping usai Wira berpamitan pergi beberapa detik yang lalu. Pagi itu Wira terlihat jauh lebih tampan dan gagah di matanya. Ia bahkan sedikit lupa memiliki anak laki-laki segagah itu. Tubuh Wira jauh terlihat jauh lebih tinggi dan berisi dari kali terakhir ia menyadari pertumbuhan putranya.Kemeja, jeans, sepatu boots hiking dan sebuah ransel yang tersangkut di bahu Wira membuat tampilannya sedikit tak biasa. Pak Gagah berharap Wira bakal seganteng itu saat mendatangi rumah Sully nantinya.“Awas aja ….”“Awas kenapa, Pak?” Wajah Oky yang melongok dari bagian atas teras membuat Pak Gagah tersentak.“Itu, Bagus. Kemarin-kemarin waktu Sulis di sini, dandanannya enggak sebegitu. Biasa aja. Kenapa sekarang jadi begitu? Apa ada wanita lainnya? Lagi mepetin siapa? Kamu tahu?” Pak Gagah mendongak memandang Oky.Oky memandang jalanan kosong yang baru ditinggalkan mobil Wira. Dahinya mengernyit beberapa saat, lalu menggeleng. “Memangnya ada yang salah dengan d

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Istri Nakal Mas Petani   165. Demi Dirimu

    Wira hilir-mudik bertelepon di bawah tatapan Rino, Kokom dan Asmari. Pembicaraan yang berlangsung sedang sangat serius. Terlihat dari raut wajah Wira yang beberapa kali menoleh ke Rino dengan raut kesal, lalu berpindah pada Kokom dan kembali memandang Rino.“Yang dua orang tadi minta langsung ke sini aja,” pinta Wira di telepon. “Iya…iya. Saya juga mau mencocokkan beberapa hal dengan aktor ibukota ini.” Wira lalu mengakhiri pembicaraan di telepon dan duduk di seberang Rino.Lima menit saling bertukar pandang dengan Rino, bel pintu kamar berbunyi. Asmari dengan sigap berdiri dan mengintip melalui lubang pintu sebelum membuka.“Duduk di sebelah saja aja, Pak. Itu aktor ibukota yang perlu dijaga malam ini,” ujar Asmari, sedikit membungkuk dan menunjuk Rino dengan sangat sopan. Dua pria yang baru masuk mengangguk dan mengambil tempat duduk di sekumpulan sofa lain.“Sebelum datang ke sini, saya mengecek beberapa hal. Mmmm … dimulai dari Pak Effendi. Yap, sebenarnya semua bermula dari Pak E

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Istri Nakal Mas Petani   166. KTV VIP

    “Saya keluar sekarang?” Rino mengulang pertanyaan karena merasa tak yakin dengan yang didengarnya barusan.Istri Kapolda mengangguk. “Iya, tunggu di luar sebentar. Nanti kita ngobrol. Bu Ajudan bisa ikut menemani kamu di luar.” Senyuman penutup dari perintah ke luar itu tak bisa dibantah lagi. Dua orang ajudan perempuan yang tadi duduk di dekat Istri Kapolda kini berdiri dan berjalan pelan menuju pintu. Seolah menanti Rino agar ikut menyusul mereka.Tersisa di ruangan itu hanya Wira dan Istri Kapolda yang sedang turun dari kursi besi tinggi di dekat balkon. Wanita itu membenarkan letak blazernya seraya berjalan menuju sofa berbentuk L di sudut ruangan. Tiba di dekat sofa, Istri Kapolda duduk menuangkan sparkling water ke gelas tinggi dan meneguknya sedikit.“Udah lama ya kenal Rino? Nama kamu siapa? Duduk di sini, dong ….” Istri Kapolda menunjuk bagian kosong di sebelahnya dengan tangannya yang memegang gelas.Wira sejak tadi mengamati ruangan tempatnya berdiri. Sangat gelap. Satu-sat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Istri Nakal Mas Petani   167. Lunas

    “Cukup, kan?” Istri Kapolda mencampakkan ponselnya ke sofa setelah menunjukkan hasil transfer dan pesan yang dikirimnya pada Sully.“Belum cukup ….”“Foto itu aja enggak akan cukup buat memeras saya. Kamu enggak usah bertele-tele.”“Saya bawa kamera tersembunyi yang juga merekam percakapan kita mulai dari saya masuk ke sini tadi. Saya yakin Ibu enggak akan mau masalah ini sampai ke telinga Bapak. Apalagi … ada hal penting yang harus saya informasikan ke Ibu. Ini soal Rino yang datang ke desa saya untuk mencari Sully. Tebakan saya, Ibu sendiri enggak tahu kalau Rino datang ke desa saya, kan?”Wira menyodorkan ponselnya pada Istri Kapolda. “Dengarkan baik-baik, Bu. Saya enggak akan mengulanginya lagi dan apa yang Ibu dengar semuanya demi kebaikan Ibu juga.” Wira mengetuk folder galeri yang menunjukkan foto seorang pria tua. “Pria tua ini namanya Pak Effendi. Tengkulak paling kaya dan berpengaruh di desa saya tinggal. Karena satu dua hal, pria tua ini sangat membenci saya. Sampai-sampai

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Istri Nakal Mas Petani   168. Istri Nakal Mas Petani (1)

    Berpura-pura tidak tahu bukanlah sebuah dosa bagi Sully selama bertahun-tahun bertetangga jauh dengan Erizal. Meski sebenarnya rumah mereka bisa dikatakan cukup jauh, tapi mau tak mau Sully menyadari keberadaan lelaki itu itu. Sejak Sully kelas satu SMP, Erizal yang sudah duduk di bangku SMA rajin hilir mudik di depan rumah. Perjalanan memutar yang cukup jauh pun dilakoni Erizal sebagai perbuatan yang menyenangkan hatinya sendiri. Demi melihat Sully yang cantik dan paling ceria di antara teman-temannya. Namun, Sully tak pernah peduli akan keberadaan laki-laki itu. Ia selalu berpura-pura tidak tahu kalau Erizal menyukainya. Alasannya, Sully tak mau menikah dengan pria sekampung dan berakhir dengan hidup di kampung.Sejak Sully tiba di kampungnyakemarin, ia mendapat telepon dan pesan dari Wira beberapa kali. Tidak terlalu sering. Mungkin Wira sudah paham kalau menghubungi berkali-kali pasti tak ada gunanya kalau tak ditanggapi. Sully masih mendongkol terhadap suaminya itu.Pagi pertama

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Istri Nakal Mas Petani   169. Istri Nakal Mas Petani (2)

    Dengan perut yang sudah kenyang, Sully kembali berbaring memeluk guling sambil memandangi pesan dari Wira. Ia menangis dengan sebuah guling menutup wajahnya.“Aku kangen Mas itu …,” lirih Sully. “Tapi tujuh ratus juta itu banyak … kasihan Mas itu kalau nikah denganku cuma ketiban apesnya aja.”Situasi rumah yang sangat bergantung dengan suasana hati Pak Anwar benar-benar mencekam. Tiga orang kakak perempuan Sully yang tadi bicara dengan riang, mulai undur diri satu persatu. Mereka mau-mau saja ikut membujuk Sully, tapi kalau harus mendengar nama mereka ikut diseret-seret dan dijadikan contoh, hari mereka pun terasa tak enak juga. Jadi, ketimbang bertikai dengan adik bungsu mereka, ketiga wanita itu memilih untuk tidak hadir saat ayah mereka berceramah.“Bagaimana? Ada si Erizal pagi tadi datang ke sini? Udah jumpa Sulis?” tanya Pak Anwar saat makan malam.“Erizal enggak singgah. Cuma lewat aja. Enggak sempat juga jumpa sama Sulis. Biarlah, Yah. Anak muda pasti tahu sendiri cara kenala

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Istri Nakal Mas Petani   170. Istri Nakal Mas Petani (3)

    “Ayah mana? Ayah mana?” Sully keluar membabi-buta mencari ayahnya. Lupa kalau hari masih sangat pagi dan tampilannya pasti membuat sang ayah kembali marah.“Ada apa?” Pak Anwar sedang duduk di teras belakang rumah. Di tempat itu biasanya Pak Anwar menghirup teh sambil mengawasi dua ekor kucing yang baru diberinya makan. Teriakan Sully membuat Pak Anwar meletakkan cangkir. “Kenapa enggak mandi dulu?”“Nanti mandinya. Ini sertifikat tanah.” Sully meletakkan map di meja kecil dekat ayahnya. “Sulis enggak jadi pakai uang tujuh ratus juta. Semua masalah Sulis beres. Uang Sulis juga udah balik. Aduh … rasa senangnya sampai bikin sesak napas. Senang … lega … luar biasa.” Sully mengusap-usap layar ponsel yang menampilkan bukti transfer seratus juta. Mengabaikan tatapan jengkel ayahnya.“Masalah apa yang udah beres dalam sekejab? Kamu ada bikin masalah apa lagi? Dari mana dapat uang tujuh ratus juta? Karena enggak mau menerima lamaran Erizal kamu pinjam uang dalam jumlah besar ke orang? Iya?”

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03

Bab terbaru

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status