Beranda / Romansa / Istri Mungil Sang Penguasa / Menolong Korban Penculikan

Share

Istri Mungil Sang Penguasa
Istri Mungil Sang Penguasa
Penulis: Mirielle

Menolong Korban Penculikan

Penulis: Mirielle
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 23:31:27

“Tolong aku!”

Valerie Riven terpaksa berhenti menulis di buku hariannya lalu menengok ke sebelah kanan saat seorang gadis seumurannya duduk di sebelah kursinya secara tiba-tiba.

Dia mengangkat alisnya kebingungan saat gadis itu terlihat siaga, sesekali menengok ke arah belakang.

Mau tak mau, Valerie pun setengah berdiri mengikuti arah pandangannya, namun dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

"Ada apa?"

Gadis itu menggenggam tangan Valerie dengan mimik wajah ketakutan. “Tolong! Jika mereka menemukanku, mereka akan menyakitiku.”

“Mereka siapa?” Valerie tidak mengerti.

“Orang-orang yang menculikku.” Gadis itu terengah-engah dan terlihat menelan ludah. “Aku tahu kamu tidak percaya padaku, namun aku benar-benar minta tolong padamu.”

“Apa yang bisa ku lakukan?” Valerie ikut panik.

Gadis itu melihat-lihat sekitar Valerie, lalu menunjuk koper besarnya. “Apa kopermu kosong?”

Mana ada orang yang bepergian dengan koper besar yang kosong?

“Koper itu berisi pakaianku. Memangnya kenapa?”

“Aku akan sembunyi di sana. Keluarkan isinya segera. Cepat.”

Mana mungkin dia bisa sembunyi di sana? Ukuran koper itu memang besar, namun dibandingkan dengan tubuh gadis yang semampai di hadapannya ini, sepertinya itu mustahil.

“Cepat!” Gadis itu memohon sambil terus melihat ke belakang.

Valerie tidak punya pilihan lain. Dia mengeluarkan pakaiannya dan memindahkannya ke dalam ransel sementara gadis itu masuk ke dalam. Valerie menutup mulut karena dia nyaris berteriak saat gadis itu menekuk tubuh dan menggulungnya hingga bisa memenuhi koper. Masih menganga, Valerie tidak sadar jika gadis itu sudah memberinya kode untuk menutup koper.

Dalam kepanikan dan rasa takjub yang bercampur, tiba-tiba Valerie melihat beberapa orang mengenakan pakaian serba hitam seperti sedang mencari-cari sesuatu. Apa mereka orang-orang yang dikatakannya tadi?

Dengan cekatan Valerie segera menutup koper dan meletakkannya di tempat semula. Ransel yang menyembul karena berisi barang-barang dari kopernya diletakkannya di dekat koper dan seolah tidak terjadi apa pun, dia kembali ke posisinya semula. Valerie menyadarkan tubuhnya di kursi dan kembali memegang buku harian dan pulpennya.

Jemari Valerie gemetaran, tangannya juga. Dan bahkan peluh mulai memenuhi wajahnya walau mesin pendingin bekerja di dalam kereta api yang meluncur. Namun dia mencoba tetap tenang seolah tidak terjadi apa pun, demi nyawanya dan nyawa seseorang yang kini berada di dalam koper.

“Permisi Nona.”

Jantung Valerie mulai berdegup cepat saat seorang laki-laki berjas hitam lengkap dengan kaca mata hitamnya berdiri di samping Valerie. Valerie mengangkat wajahnya.

“Ada yang bisa ku bantu?”

“Apakah tadi Anda melihat seorang gadis seusia Anda dengan tinggi sekitar seratus enam puluhan berjalan ke arah sini?”

Valerie menelan ludahnya, terlebih saat dia melihat sekilas sebuah senjata menggantung di pinggang laki-laki itu, tertutup oleh jas hitamnya. Jika ketahuan, nyawanya pasti melayang dan Valerie tidak ingin hal itu terjadi. Dia mengangkat tangannya, menunjuk menggunakan pulpen yang digenggamnya.

“Dia melangkah ke sana, ku rasa. Aku tidak terlalu ingat karena aku tidak memperhatikan sekelilingku.”

“Ke sana? Baiklah. Thanks, Nona.”

Laki-laki itu memberi kode pada teman-temannya yang lain untuk melanjutkan kembali pencarian mereka ke arah yang ditunjuk Valerie. Terlihat ketegangan di wajah mereka semua seolah-olah mereka tengah kehilangan sesuatu yang berharga dan penting. Tapi tampilan mereka sama sekali bukan tampilan penculik, namun lebih ke tampilan bodyguard. Apa penculik zaman sekarang mengenakan setelan jas?

*

Sementara itu, di Mansion keluarga besar Lysander, Emrys Lysander berjalan hilir mudik di ruang tengah.

Di sebuah sofa khusus berlapiskan kain beludru, seorang laki-laki yang terlihat sudah berumur juga duduk sembari memegang tongkatnya. Wajahnya yang sudah keriput terlihat gelisah, dan bahkan sesekali terlihat dia menyeka air matanya.

“Grandpa, tenanglah. Belle akan baik-baik saja.” Emrys terus sibuk dengan ponselnya, dia sesekali mengecek Grandpanya yang duduk di sofa.

Mendengar itu, Grandpa memegang tongkatnya semakin erat, seolah-olah benda itu akan hilang jika tidak dipegangi. Dia menatap lampu gantung berukuran raksasa yang menggantung di void rumah. Tampak kristalnya berkilau saat lampu-lampunya menyala, lalu dia mendesah.

“Ini sudah seharian Emrys. Di mana adikmu sekarang berada?”

Emrys juga tidak tahu. Tapi bukannya dia tidak berusaha. Semua orang-orangnya sudah dikerahkannya untuk menyisir lokasi adiknya, Isabelle Lysander yang menghilang dari area sekolah sesaat setelah dia pulang mengambil ijazah dari sekolah menengahnya.

Setelah memeriksa kamera pengaman yang merekam kejadian itu, Emrys segera mengetahui jika itu adalah perbuatan kelompok Zeosix. Tidak ada masalah antara kelompoknya dengan kelompok Zeosix, dalam segala hal mereka sedang baik-baik saja saat ini. Satu-satunya alasan di balik penculikan itu sepertinya adalah karena perasaan cinta anak pemimpin kelompok itu.

Emrys sudah lama mengetahui jika Cassiel Clement, putera tunggal Dex Clement yang merupakan pemimpin kelompok Zeosix menyukai adiknya. Namun demi apa pun, Emrys tidak akan memberikan adik perempuan satu-satunya itu ke dalam tangan keluarga Clement. Hingga mati pun, Emrys tidak akan meluluskan permintaan itu.

Dan seolah mengetahui jika Emrys tidak akan memberi izin pada Cassiel, dia pada akhirnya memilih cara rendahan, yaitu dengan melakukan penculikan pada Isabelle. Dan Emrys tentu saja tidak akan tinggal diam. Sampai ke ujung bumi pun dia akan mengejar Cassiel dan Isabelle harus kembali ke rumah dengan selamat dan tanpa goresan sedikit pun.

Sedikit saja kulitnya tergores, setetes saja darahnya tertumpah, Emrys akan menjadikan hidup Cassiel seperti di neraka.

“Grandpa, istirahatlah dulu. Aku akan membereskannya. Aku berjanji akan membawa Belle pulang dengan selamat sebelum malam tiba.”

Emrys bersimpuh di depan Kakek yang merangkap sebagai orang tuanya juga. Saat Emrys dan Isabelle masih belia, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat akan mengunjungi salah satu cabang perusahaan mereka di Kota Anbul. Mereka tewas seketika, meninggalkan ribuan tanda tanya tentang penyebab kematian mereka.

Namun setelah penyelidikan yang panjang, petugas kepolisian dan beberapa detektif yang menangani kasus itu mengatakan jika itu murni sebuah kecelakaan. Tentu saja saat itu Emrys yang masih berusia enam belas tahun tidak percaya begitu saja, namun dia juga tidak bisa melakukan apa pun.

“Jill.” Emrys memanggil asisten pribadi Grandpa. “Bawa Grandpa istirahat ke kamarnya.”

“Baik Tuan Emrys.”

Emrys membantu Grandpa berdiri, dan menuntunnya sebelum Jill menggantikannya membawa Grandpa ke dalam kamar. Dia menarik nafas dalam, dan pandangannya berubah sedingin es yang sangat menusuk.

"Sial kamu Cassiel. Kamu sudah salah berurusan denganku. Aku akan memberi perhitungan yang menyakitkan padamu, dan mengingatkanmu jika bermain-main denganku tidak pernah menyenangkan," batin Emrys penuh perhitungan.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Sri Lestari
kasihan banget gadis itu mau diculik
goodnovel comment avatar
Harfendi Kartawijaya
&hhhhhhhhhhhhhhh
goodnovel comment avatar
Indah Syi
ikuut baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Nyaris Ketahuan

    Di sisi lain, Valerie belum bergerak, namun bola matanya berputar menatap gerombolan laki-laki berpakaian hitam itu. Takut gadis yang ditolongnya mungkin tidak bisa bernafas karena Valerie mengunci rapat sleting kopernya, pelan-pelan Valerie melonggarkannya dan membuat jalur udara. Saat salah seorang dari gerombolan itu menengok ke arah Valerie lagi, dia segera menarik tangannya dari koper dan berusaha bersikap normal.Beberapa orang penumpang terlihat kesal saat gerombolan itu secara sengaja memeriksa di sekitar tempat duduk. Sebagian bersikap kasar dan membentak ketika penumpang menolak digeledah. Peluh makin membanjiri wajah Valerie seiring dengan warna wajahnya yang berubah pucat. Bagaimana kalau mereka kembali dan memaksa memeriksa barangnya seperti yang mereka lakukan pada penumpang lain?Tubuh Valerie bergetar hebat saat laki-laki yang menanyainya kembali berbalik. Dia menelan ludah, berpura-pura memejamkan matanya seolah-olah dia sedang istirahat. Dengan erat dia memeluk buku h

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Awal Persahabatan

    Kediaman keluarga Lysander.“Tuan Emrys ... Tuan Emrys ... "Ky Alexander, asisten sekaligus kaki tangan Emrys berlari memasuki ruang tengah dengan nafas tersenggal. Dia menatap Emrys, lalu menganggukkan kepalanya.“Nona Isabelle menghubungiku. Aku sudah meminta orang-orang kita yang paling dekat dengan lokasinya untuk menyusulnya segera.”“Benarkah? Di mana dia sekarang?”“Stasiun kereta api Hawe, Tuan.”Emrys menyambar jas hitam dan kaca mata hitamnya. Dia langsung meninggalkan kediamannya begitu Ky menyampaikan kabar tentang keberadaan Isabelle. Mengendarai Mercedes-Maybach Exelero miliknya, dia langsung bergerak menembus lalu lintas yang memadati kota. Dia mencoba tetap tenang, walau kenyataannya sedari tadi, Emrys nyaris pingsan saat mengetahui kabar penculikan Isabelle.Isabelle adalah satu-satunya saudaranya. Terpaut usia hampir enam belas tahun membuat Emrys merasa akan sangat gagal jika terjadi sesuatu pada Isabelle. Isabelle adalah tuan puteri kesayangan Emrys. Dia akan mela

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Pertemuan Pertama

    Puluhan –atau mungkin ratusan laki-laki bertubuh tegap dan mengenakan atasan hitam senada dengan bawahannya terlihat memenuhi stasiun. Mereka membentuk sebuah lingkaran dan seorang dengan tubuh kekar dan menjulang terlihat berjalan di tengah. Sebuah bross berbentuk sulur putih tampak disematkan di sebelah kanan atasan yang mereka kenakan.Emrys mempercepat langkahnya saat dia mengetahui akan segera bertemu Isabelle. Anak buahnya sudah memberi tahu mereka jika Isabelle aman dan masih berada di dalam stasiun, dekat dengan sebuah ruangan bekas staff yang tak lagi digunakan. Namun walau mereka mengatakan Isabelle aman, tetap saja Emrys tidak bisa menutupi bias bersalah dari wajahnya.Orang-orang segera menyingkir begitu melihat kerumunan berpakaian serba hitam melintas di dekat mereka. Penduduk di kota Norfolk sudah mengetahui jika ada beberapa kelompok atau geng tertentu di kota mereka, yang biasanya dipimpin oleh orang-orang yang berpengaruh. Persaingan demi persaingan membuat hanya kel

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Aku Menemukannya

    “Aku pulang.”Valerie membuka pintu rumah dan seperti biasa dia disambut oleh pemandangan yang setiap hari dilihatnya sejak dia kecil. Barang-barang berserak di lantai, pakaian tercampak ke mana-mana. Setiap sudut rumah itu penuh dengan benda-benda yang seharusnya tidak berada di sana. Valerie menarik nafasnya, kelelahan.Dia baru saja keluar dari masalah pelik yang hampir saja membuat nyawanya melayang. Seharusnya dia bisa istirahat di kamarnya dan meminum teh camomile untuk menenangkan pikirannya. Namun bukannya ketenangan yang didapatnya setiba di rumah, melainkan pekerjaan yang menumpuk.“Minta uang!”Momnya, Lissa Stuart berdiri di depannya dengan penampilan urakan. Rambut sebahunya berantakan karena nyaris tak pernah disisir atau dibersihkan. Sebatang rokok yang masih menyala terselip di antara kedua sudut bibirnya. Dia mengenakan atasan tank top dan celana pendek di atas lutut yang membuat Valerie sedikit tidak nyaman.“Aku baru saja kembali dari pemakaman Granny. Aku tidak pun

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Mereka di Sini!

    Setelah selesai mengerjakan seluruh pekerjaan rumahnya dan juga membersihkan dirinya sendiri, jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Valerie merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia menatap langit-langit kamarnya, merenung dengan kehidupan yang seolah tidak berpihak padanya. Saat masuk ke dalam keluarga Riven, usianya hanya enam tahun. Dan sekarang dia sudah berusia sembilan belas tahun. Itu artinya dia sudah kurang lebih tiga belas tahun menjalani hidup yang tak manusiawi seperti ini.Valerie memejamkan matanya saat tiba-tiba wajah Emrys membayang di otaknya. Valerie segera membuka mata, duduk sembari menggelengkan kepalanya.Astaga, kenapa aku bisa membayangkan wajahnya begitu aku memejamkan mata? Aku hanya sekilas menatapnya, bagaimana bisa dia langsung diam dalam memoriku?Saat ponsel yang diletakkannya di atas nakas berbunyi, Valerie hampir saja melompat karena kaget. Dia sedang terhanyut dalam angannya sendiri tentang Emrys saat benda pintar itu berdengung.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Undangan Makan Malam

    "Aku juga merasa ada yang mengikutiku sore itu saat aku kembali naik ke kereta api.”Lewat sambungan telepon, Valerie dan Zach bertukar kabar dan Valerie segera memberitahu Zach soal apa yang dialaminya tadi malam. Valerie menuang susu segar yang diambilnya dari dalam kulkas ke dalam sebuah gelas. Dia kembali mengintip dari celah jendela ruang tengah dan orang-orang suruhan Emrys masih di sana. Sambil menumpukan pinggulnya ke sisi meja, dia meminum susu di gelasnya beberapa teguk.“Lalu, bagaimana caramu menghindar?” tanya Valerie penasaran.“Apa lagi? Aku berhenti di pemberhentian yang bukan tujuanku. Aku buru-buru keluar secepat mungkin, berusaha berbaur dengan kepadatan penumpang lalu kembali naik ke kereta api di arah yang berlawanan.”“Berarti kamu harus naik turun sebanyak empat kali?”“Benar sekali.”Valerie tersenyum. Ide yang sangat bagus. Dibandingkan dirinya yang langsung melengos pulang, Zach jauh lebih mempersiapkan semuanya. Selama hidup Valerie memang tidak pernah berhu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Malam Penculikan

    “Aku sudah meminta seseorang menjemputmu.” ucap Isabelle lewat sambungan telepon pada Valerie. “Zach juga sudah ku hubungi. Karena dia sekalian ada urusan di luar, dia menolak untuk dijemput. Dia akan datang sendiri dan aku sudah memberi alamatku.”Valerie tidak menyahut saat mendengar suara Isabelle lewat speaker yang dinyalakannya. Dia menatap isi lemarinya, memilah-milah mana pakaian yang tepat yang bisa digunakannya ke jamuan khusus keluarga Lysander. Namun kapan dia membeli gaun terakhir kalinya? Mungkin sekitar tiga atau empat tahun yang lalu, dan semua isi lemarinya hanyalah pakaian kasual yang jelas tidak pantas digunakannya.Kehabisan ide, Valerie membawa ponselnya ke kamar Lissa. Senja seperti ini, Lissa sudah keluar menuju cafe. Itu sebabnya Valerie bisa masuk ke kamarnya dan mengecek isi lemari Lissa, siapa tahu dia menemukan pakaian yang bisa digunakannya.“Hei, apa kamu mendengarku?” Valerie mendengar suara teriakan Isabelle. Dia tersenyum, lalu menggumam pelan.“Aku se

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Istri Mungil Sang Penguasa   Malam Penculikan (II)

    “Aku tidak bisa menghubunginya.” Isabelle menaiki anak tangga dan nyaris menangis di hadapan Emrys. Dia, Emrys dan Ky berdiri di teras kediaman Lysander saat supir yang diperintahkan oleh Ky memberitahunya jika rumah Valerie kosong. Isabelle menunjukkan isi pesan yang dikirim Valerie padanya yang memberitahu dia jika Valerie sudah di jalan.“Ke mana dia sekarang? Siapa yang membawanya?” Isabelle terlihat sangat panik. “Emrys ...” Dia memegang lengan Emrys yang berdiri diam layaknya patung.“Belle, tenanglah,” ujar Emrys pendek. “Kita akan menemukannya.”“Belle.”Zach yang baru saja tiba berlari menaiki anak tangga dan bergabung dengan Isabelle, Emrys dan Ky di teras. Dia menundukkan kepalanya menyapa Emrys dengan nafas tersengal. Saat Isabelle mengabarinya jika Valerie dijemput oleh orang yang bukan suruhan keluarganya, perasaan Zach langsung tidak enak. “Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Valerie?” ujarnya lagi.Isabelle menggeleng. “Tidak ada. Tapi orang-orang Emrys sudah bergerak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01

Bab terbaru

  • Istri Mungil Sang Penguasa   ENDING SCENE

    Hal pertama yang dilakukan Isabelle adalah memeluk erat Valerie ketika dia turun dari sedan yang membawanya kembali ke rumah. Dalam diam, dia menangis sesenggukan, menumpahkan semua rasa sakit hati dan penyesalan yang tak terukur dalam dirinya. Isabelle tidak bisa menggambarkan betapa terlukanya perasaannya dan sedalam apa rasa sakitnya.Rasa sakit itu bukan hanya karena dia berpikir jika dia kehilangan Valerie, namun juga karena rasa cinta yang sudah menggebu-gebu dalam dirinya untuk Rick. Tapi keadaan ini membuat dirinya sendiri tidak mengizinkan cinta itu berbalas. Dia sangat sakit hati hingga dia membatasi dirinya untuk tidak mencintai.“Heh, berikan Grandpa kesempatan.” Isabelle melepas pelukannya. Dia berdiri di sisi Valerie, menyeka air matanya dan membiarkan Grandpa memeluk sosok yang sangat dirindukannya itu.Tangisan Grandpa pecah saat memeluk Valerie. Dia terus mengelus punggung Valerie dan mengatakan maaf, bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali hingga Valerie pun

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Valerie, Maafkan Aku

    “Emrys bunuh diri.” Lucy tergesa-gesa masuk ke dalam rumah Karlis ketika Valerie sedang menonton televisi.Valerie berdiri, kedua bola matanya membulat tak percaya, namun dia kembali duduk dengan santai. "Jangan membohongiku. Aku tidak akan percaya.""Valerie...""Aku tahu kamu selalu memaksaku pulang. Tapi jangan menggunakan cara seperti ini." ujar Valerie."Aku tidak berbohong. Emrys benar-benar bunuh diri." Lucy membuka ponselnya, menunjukkan pesan yang dikirim oleh Ky padanya. “Apa katamu?” desis Valerie.“Setelah mengirim pesan padaku, dia menghubungiku juga. Dia bertanya dimana aku sekarang dan aku berbohong jika aku sedang diluar kota untuk urusan pekerjaan. Dia memintaku untuk menenangkan Isabelle dan memberitahu jika Emrys bunuh diri.”“Ke-kenapa bisa...”“Dia melompat dari tebing yang sama dengan tebing tempatmu nyaris dibunuh. Dalam suratnya yang dia letakkan di meja kamar, dia mengatakan jika dia ingin mengalami sendiri apa yang kamu alami.”“Tapi ini sudah satu setengah

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Emrys Bunuh Diri

    Lucy berguling menghadapkan tubuhnya pada Valerie yang masih terlentang menatap kosong langit-langit kamar. Setiap akhir pekan, Lucy selalu menyempatkan diri untuk melihat Valerie dan bermalam di sana. Valerie selalu mengalami mimpi buruk, berteriak dalam tidurnya untuk diselamatkan. Lucy tahu sahabatnya itu terluka sangat dalam hingga dalam mimpi pun dia masih bergulat. Namun, Lucy juga tidak bisa melakukan apa-apa.“Belum mengantuk?” bisik Lucy.Valerie menggeleng, menarik selimut menutupi dadanya. Dia mendesah panjang. “Bagaimana kondisi perusahaan Emrys?”“Sudah lebih baik.” Lucy memilih duduk. “Sejak aku memutuskan untuk menarik semua produk yang kami luncurkan dan mengembalikan apa yang seharusnya milik Lysander Kingdom berikut hak ciptanya, perusahaan mereka semakin membaik.”“Bagaimana dengan Isabelle?”“Isabelle?” Lucy mengingat-ingat. “Aku tidak terlalu sering bertemu dengannya karena aku sibuk di perusahaan. Tapi Rick mengatakan jika Isabelle masih marah dan menolak dirinya

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Kamu Tidak Mau Kembali?

    Sebulan kemudian.Sepasang bola mata yang indah dan teduh itu menatap layar televisi yang ukurannya nyaris seukuran dengan kardus pembungkus mie instan yang biasa dimakannya. Kedua bola mata itu bergerak mengikuti arah gambar yang menayangkan acara komedi. Dia tidak tertawa saat tokoh dalam acara itu menjatuhkan dirinya ke dalam kubangan lumpur. Apapun adegannya, dia tidak tersenyum.Seorang wanita paruh baya masuk ke ruanganya. Dia membawakan semangkuk bubur yang masih mengepul panas dan meletakkannya di atas meja. Dengan lembut wanita itu menarik remote dari tangannya dan mematikan saluran televisi. “Sudah malam, Nak. Makanlah dulu. Kamu perlu tetap hidup demi janin dalam perutmu.”Pemilik mata teduh itu adalah Valerie. Ketika wanita yang menemukannya dan menyelamatkannya itu menyebut janinnya, dia secara naluri memegang perutnya. Di keningnya ada beberapa bekas luka goresan yang belum hilang, begitu pula di tangannya.Dia ingat. Ketika tubuhnya dihempas oleh arus, seseorang tiba-t

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Apakah Valerie Benar-Benar Pergi?

    “Bagaimana Grandpa, Belle?” Rick dan Zach menghampirinya bersamaan.Isabelle tidak menyahut, pun tidak melirik mereka. Dia melengos begitu saja lalu pergi mengambil beberapa kaleng alkohol dari dalam kulkas dan membawanya ke taman belakang rumahnya. Hati Isabelle benar-benar kacau dan dia masih sakit hati. Semua kebohongan yang mereka lakukan di depannya membuat dia tidak bisa memaksakan diri untuk berbicara pada keduanya.Dia membuka kaleng alkoholnya dan langsung menenggaknya. Dalam sekali tegukan panjang, dia menghabiskan seisi kaleng itu hingga tumpah ke pakaiannya. Isabelle menghela nafas, menyeka sisa alkohol yang membanjiri dagunya. Isabelle mengingat Valerie. Dia menunduk, air matanya jatuh dan dia menangis sesenggukan hingga dadanya terasa sangat sesak. Dia memukul-mukul dadanya yang seolah terhimpit oleh beban berat, berusaha mencari oksigen agar bisa bernafas lebih leluasa. Namun sesak itu bukan karena jantungnya kekurangan oksigen, melainkan karena semua kekacauan dalam h

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Kita Pasti Akan Menemukannya

    Angin malam yang kencang membuat tubuh Victoria yang terayun-ayun merasakan kengerian yang teramat besar. Dia berteriak meminta agar Emrys menurunkannya. Rasanya dia nyaris pingsan melihat betapa tingginya posisinya berada hingga benda-benda di bawahnya terasa sangat kecil. Victoria menangis, kembali memohon agar Emrys bermurah hati padanya.Hati Emrys tidak tergugah. Dia sama sekali tidak tergerak. Tekadnya sudah bulat sekalipun dia akan membayar apa yang dilakukannya dengan nyawanya sendiri.Dia akan melakukan apa pun, dia sanggup menukar apa pun, hanya jika Valerie bisa kembali.Ketika Emrys hendak melempar tubuh Victoria dari lantai enam belas bangunan itu, tiba-tiba beberapa anggota kepolisian menghampirinya dan berusaha menahannya.“Emrys, jangan.” Sosok kapten yang ditemuinya di villa tadi malam berdiri di sana. “Jangan kotori tanganmu, ini bukan gayamu.”Air mata Emrys mengalir terus dan dia benar-benar tidak berdaya. Bayang-bayang bagaimana Valerie jatuh menari-nari di kepala

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Aku Akan Memberitahumu Dimana Valerie

    “Siapa yang mengganggu malam-malam begini?” Victoria menggerutu kesal saat mendengar bunyi bel pintu terus berdering. Dengan malas dan setengah pusing dia melangkah dan membuka pintu. Namun begitu melihat Emrys berdiri dengan murka di sana, dia membelalak dan buru-buru menutup kembali pintu kamarnya. Dengan kasar Emrys menendang pintu hingga membuat Victoria terpelanting. Wanita itu beringsut mundur dengan gugup dan gemetar.“Di mana Valerie?” Emrys menunduk, meraih kerah baju Victoria dengan kasar dan tatapan dingin mematikan. Rick dan Ky ada di belakangnya. Ketika Emrys mengabari Ky, Ky juga langsung memberitahu Rick. Ky hanya berpikir mungkin Rick melihat keberadaan Valerie, namun karena Rick juga tidak tahu dimana Valerie, dia memutuskan ikut.“Ada apa, Vic?” Cassiel berseru dari dalam kamar mandi ketika dia mendengar saura ribut-ribut.Victoria hendak berteriak, namun dengan cepat Emrys meninju mulutnya hingga berdarah. Victoria tergeletak di lantai, kesakitan dan berlumuran dar

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Aku Menyesal

    Lembaran hitam putih itu membuat jantung Emrys memacu. Tangannya gemetar, wajahnya memutih, dan sekujur tubuhnya gemetar luar biasa. Dia melihat nama Valerie tertera di foto USG itu dan hal itu membuktikan jika kertas foto itu adalah benar milik Valerie. Buru-buru Emrys membuka buku harian Valerie dilembaran dimana kertas foto itu jatuh.Air matanya langsung mengalir begitu membacanya, merasakan kepedihan yang teramat besar dan juga rasa penyesalan. Emrys menggeleng, menolak jika Valerie menyiratkan jika dia sudah menyerah dalam tulisan itu. Dan ketika dia membaca tulisan Valerie yang mengatakan dia hamil, buku harian di tangannya langsung jatuh.“Ha-hamil?” Gumam Emrys kaget. “Anakku? Dia hamil anakku?”Emrys berdiri, memegang kepalanya yang berdenyut karena bingung. Foto USG dan tulisan di buku Valerie sangat mempengaruhinya. Dia tidak menyangka bahwa dalam tubuh Valerie ada janin dimana darahnya mengalir. Janin itu adalah bukti pencapaian tertinggi rasa cinta diantara mereka. Tang

  • Istri Mungil Sang Penguasa   Apakah Aku Mati?

    “Dia akan mencariku segera ketika mengetahui aku tidak ada di rumah. Apa kamu tidak takut?”Cassiel tertawa. “Takut? apa yang harus ditakuti?”“Jika kamu tidak takut, kenapa kamu bersembunyi selama ini?”Valerie terus bicara, berharap Cassiel kehilangan hasrat untuk membunuhnya. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini. Dia harus memancing Cassiel terus bicara dan sebisa mungkin tidak menyinggungnya. Jika tidak, meski dengan kekuatan kecil, tubuhnya akan langsung meluncur ke bawah jika Cassiel mendorongnya.“Itu karena perintah pria itu, tahu?” jawab Cassiel santai.“Maksudmu, Dex?” tebak Valerie.Cassiel mengangguk. “Aku harus menuruti ayahku, bukan?”Angin menerbangkan rambut Valerie. Kuncirannya berantakan diterpa angin dan dia kedinginan. Kakinya kaku saat dia menginjak sebuah batu dan batu itu langsung longsor jatuh ke bawah. Valerie memberanikan diri menengok ke bawah. Buih-buih putih terlihat memecah dinding jurang hingga membuat Valerie menelan ludahnya.“Aku tidak ingin mengh

DMCA.com Protection Status