Arjuna yang memutar balik mobilnya berdiri di seberang rumah Sarah. Matanya tertuju di lantai atas rumah itu, yang sepertinya adalah sebuah kamar. Tidak lama kemudian, netra Arjuna menangkap siluet seorang wanita dan pria tengah memadu cinta. Dada Arjuna tiba-tiba berdegup kencang. Dia sangat yakin, siluet itu adalah bayangan Sarah dan bosnya, Adipati.Kedua tangan Arjuna mengepal. Dua baris giginya beradu. Hatinya seperti di remas hingga hancur terkoyak. "Sarah." lirihnya. Arjuna yang sudah tidak sanggup melihat siluet mereka berdua pun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.Arjuna memacu mobilnya dengan kecepatan penuh. Kebetulan sudah hampir tengah malam. Jalanan di tol pun mulai sepi. Beberapa kali Arjuna memukul kemudi mobilnya, meluapkan rasa sakit yang dia nikmati sendiri.*****Disisi lain, Sarah dan Adipati masih menikmati sensasi berc*nta mereka. Beberapa posisi telah berganti, setelah cukup untuk bermain di dekat jendela kamarnya, Adipati langsung mengangkat tubuh
"Arjuna, ku mohon jangan begini." Sarah berusaha menguraikan pelukan Arjuna.Arjuna yang menerima penolakan menatap Sarah merasa kurang senang. "Kenapa kau tidak membalas pelukanku?"Sarah tidak menjawab. Dalam benaknya saat ini, ia hanya takut keberadaan Arjuna terpergok oleh ibu dan pamannya. Sarah lantas menarik tangan Arjuna untuk menjauhi gerbang rumahnya. "Arjuna, apa yang kau lakukan disini?""Tentu untuk menemuimu, Sarah." Tiba-tiba wajah Arjuna menjadi sendu. "Semalam aku mengantar Adipati pulang ke rumah ini. Aku tidak turut masuk saat dia mengajakku, karena aku tahu ada ibu dan pamanmu di dalam." Mereka hening sejenak. "Apa benar kau sedang berbadan dua, Sarah?" lanjutnya.Deg! Sarah tidak pernah mengatakan ini padanya, sepertinya dia sudah mengetahui hal itu dari suaminya.Sarah melirik perutnya sepintas, demikian juga Arjuna. Lalu Sarah mengangguk perlahan, membenarkan pertanyaan Arjuna. "Benar, saat ini aku sedang mangandung."Mereka bergeming sesaat. Arjuna mencoba m
Drrt.Ponsel Adipati kembali berdering setelah beberapa detik diletakkan diatas meja. Netra Adipati melirik layar ponsel yang memperlihatkan nama pemanggil dengan jelas. 'Ayah Andre?' Sepertinya ada sesuatu yang penting sehingga ayah mertuanya sampai menghubunginya secara langsung. Apalagi semalam Adipati dengan sengaja mengabaikan Anna dengan tega di restaurant. Mungkin Andre menghubunginya untuk memaki dirinya. Teringat janjinya pada Andre terakhir kali, bahwa dia akan memperlakukan dan menjaga Anna dengan lebih baik lagi. Namun semalam Adipati dengan jelas mendeklarasikan bahwa hubungannya sudah tidak bisa diperbaiki bersama Anna."Halo, Ayah?""Halo, menantuku," sapa Andre dari seberang. Suaranya tidak terdengar sedang marah atau berniat akan memaki dirinya. Justru sangat ramah sekali."Ada apa Ayah menghubungiku?""Ayah ingin mengundangmu makan malam di rumah. Apakah kau luang malam ini?"Adipati tidak punya alasan untuk menolak. Meskipun dirinya tengah memiliki masalah dengan
Anna masih berlagak polos, seolah tidak mengerti apa maksud perkataan suaminya."Apa kau menuduhku, Honey?""Sudah cukup! Jangan memanipulasi diriku dengan aktingmu yang apik. Seharusnya aku mendukungmu untuk menjadi seorang aktris, agar bakatmu itu tidak sia-sia." Adipati benar-benar muak dengan skenario yang Anna buat. Ia memiliki masalah yang lebih penting daripada mengurusi acara sandiwara sang istri.Anna kelimpungan, ia benar-benar sudah kehabisan cara untuk mengambil hati suaminya. Mau tidak mau, hanya cara terakhir ini lah yang dapat dia lakukan. Bertahan tanpa rasa malu, dan siap menerima perlakuan dingin dari suaminya.Untuk sementara Anna harus mampu mengabaikan sikap acuh Adipati padanya. Ia harus bertahan, dia tidak ingin kalah dengan madunya. Adipati dari awal adalah miliknya, sampai akhir dia akan tetap mempertahankan miliknya. Terdengar tidak tahu diri memang, tapi dia tidak bisa kehilangan Adipati. Meskipun ia juga masih mencintai Kevin. Masalah Kevin, akan dia pikir
"Suara apa itu?"Sarah langsung beranjak dari sofa setelah mendengar seperti ada keramaian dari halaman rumahnya.Sarah mengintip dari lobang pengintai di daun pintunya. "Paman Romi? Sedang apa dia bersama mereka?"Terlihat Romi berada di halaman tengah berbicara pada beberapa orang disana. Orang-orang itu adalah anak buah Romi, yang sedang menerima pengarahan tugas untuk melakukan penjagaan ketat di rumahnya.Sarah membuka pintu, merasa penasaran dengan apa yang sedang mereka lakukan. Namun Sarah hanya menatap dari teras, tidak berani mengganggu Romi yang sedang sibuk. Ia bermaksud untuk bertanya setelah Romi selesai berbicara dengan mereka. Usai memberikan arahan, Romi yang sudah melihat kehadiran Sarah pun menghampirinya."Selamat siang, Nyonya.""Paman, apa yang sedang kalian lakukan?""Kami hanya melakukan tugas baru dari Tuan.""Tugas apa itu?" tanya Sarah penasaran."Tuan meminta untuk memperketat penjagaan dan memasang cctv di rumah Nyonya. Untuk itu mulai hari ini akan ada b
Lama-lama Anna mulai merasa curiga, mengapa suaminya semakin sering jarang pulang. Dia tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi. Anna berpikir harus segera mencari tahu, kemana suaminya bermalam selama ini."Glek."Anna yang sedang duduk di sofa menoleh ke arah pintu. Dilihatnya Adipati yang muncul baru kembali dari kantor. Segera, Anna berdiri dan menyambut suaminya. Anna tahu ia akan diacuhkan, tapi dia tetap melakukannya."Suamiku, aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu.""Aku tidak lapar." balas Adipati seraya terus berjalan menuju kamarnya.Anna yang awalnya mengikutinya pun terpaksa berhenti, saat suaminya menutup kasar daun pintu kamarnya.Brak!Anna membuang nafasnya kasar, entah sampai kapan ia harus bersabar menerima perlakuan tidak menyenangkan hati dari suaminya.Sangat berbeda dengan Kevin, dia selalu memperlakukannya dengan lembut. Tiba-tiba Anna mengingat selingkuhannya itu. Sudah beberapa lama ia tidak menemui atau pun menghubungi Kevin. Bahkan Anna selalu mengabaikan
Anna yang merasa kesepian dan butuh seseorang untuk berkeluh kesah, akhirnya membuang rasa malunya dan menghubungi Kevin lebih dulu.Awalnya Anna merasa ragu, saat melihat nama Kevin di ponselnya. Anna menggigit bibir bawahnya untuk berpikir sejenak.Anna takut jika Adipati akan marah, ketika mengetahui dirinya menghubungi pria itu lagi. Tapi persetan dengan suaminya, justru dialah penyebab utama yang membuat dirinya merasa hampa dan kesepian."Halo, Vin?""Halo honey, Ada apa? Kau selama ini tidak peduli padaku, tapi tiba-tiba kau menghubungiku sekarang." ucap Kevin dari seberang sana.Anna menghening sejenak. Ya, Anna mengakui dirinya memang sangat egois. Saat ia membutuhkan kehadiran Kevin dia akan datang dan mencarinya. Namun kemarin, saat Kevin membutuhkannya, dia menghilang."A-aku minta maaf. Seharusnya aku tidak menghubungimu lagi. Lagipula kau hampir mati karenaku. Akan ku matikan, selamat malam."Anna menutup panggilannya karena merasa malu pada Kevin. Namun tiba-tiba ia mene
Setelah mobil yang Anna naiki itu melaju meninggalkan tempatnya. Arjuna yang merasa curiga langsung masuk ke dalam kediaman Sarah untuk mencari tahu. Benar saja, Arjuna menemukan beberapa penjaga rumah Sarah tengah tergeletak seperti tidur lelap. Arjuna meninggalkan mereka, setelah cukup memeriksa dan mengetahui mereka baik-baik saja."Ahh sakit,,," rintih Sarah."Sarah?" pekik Arjuna saat mendapati wanita yang ditemukannya itu tengah menahan sakit yang luar biasa.Sarah sangat terkejut dengan kehadiran Arjuna. Namun ia tidak dapat memikirkan hal itu lebih jauh lagi."Arjuna? Tolong aku." Sarah memohon pada mantan kekasihnya itu untuk menolongnya."Apa yang membuatmu seperti ini?"Arjuna langsung menggendong Sarah dan membawanya ke dalam mobilnya.Arjuna melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat matanya melirik pada Sarah dari kaca spion, Arjuna melihat wanita itu sudah mulai hilang kesadaran. Arjuna baru tersadar, di kemejanya ada bercak darah. Sepertinya itu berasal dari Sa