"Suara apa itu?"Sarah langsung beranjak dari sofa setelah mendengar seperti ada keramaian dari halaman rumahnya.Sarah mengintip dari lobang pengintai di daun pintunya. "Paman Romi? Sedang apa dia bersama mereka?"Terlihat Romi berada di halaman tengah berbicara pada beberapa orang disana. Orang-orang itu adalah anak buah Romi, yang sedang menerima pengarahan tugas untuk melakukan penjagaan ketat di rumahnya.Sarah membuka pintu, merasa penasaran dengan apa yang sedang mereka lakukan. Namun Sarah hanya menatap dari teras, tidak berani mengganggu Romi yang sedang sibuk. Ia bermaksud untuk bertanya setelah Romi selesai berbicara dengan mereka. Usai memberikan arahan, Romi yang sudah melihat kehadiran Sarah pun menghampirinya."Selamat siang, Nyonya.""Paman, apa yang sedang kalian lakukan?""Kami hanya melakukan tugas baru dari Tuan.""Tugas apa itu?" tanya Sarah penasaran."Tuan meminta untuk memperketat penjagaan dan memasang cctv di rumah Nyonya. Untuk itu mulai hari ini akan ada b
Lama-lama Anna mulai merasa curiga, mengapa suaminya semakin sering jarang pulang. Dia tidak bisa tinggal diam lebih lama lagi. Anna berpikir harus segera mencari tahu, kemana suaminya bermalam selama ini."Glek."Anna yang sedang duduk di sofa menoleh ke arah pintu. Dilihatnya Adipati yang muncul baru kembali dari kantor. Segera, Anna berdiri dan menyambut suaminya. Anna tahu ia akan diacuhkan, tapi dia tetap melakukannya."Suamiku, aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu.""Aku tidak lapar." balas Adipati seraya terus berjalan menuju kamarnya.Anna yang awalnya mengikutinya pun terpaksa berhenti, saat suaminya menutup kasar daun pintu kamarnya.Brak!Anna membuang nafasnya kasar, entah sampai kapan ia harus bersabar menerima perlakuan tidak menyenangkan hati dari suaminya.Sangat berbeda dengan Kevin, dia selalu memperlakukannya dengan lembut. Tiba-tiba Anna mengingat selingkuhannya itu. Sudah beberapa lama ia tidak menemui atau pun menghubungi Kevin. Bahkan Anna selalu mengabaikan
Anna yang merasa kesepian dan butuh seseorang untuk berkeluh kesah, akhirnya membuang rasa malunya dan menghubungi Kevin lebih dulu.Awalnya Anna merasa ragu, saat melihat nama Kevin di ponselnya. Anna menggigit bibir bawahnya untuk berpikir sejenak.Anna takut jika Adipati akan marah, ketika mengetahui dirinya menghubungi pria itu lagi. Tapi persetan dengan suaminya, justru dialah penyebab utama yang membuat dirinya merasa hampa dan kesepian."Halo, Vin?""Halo honey, Ada apa? Kau selama ini tidak peduli padaku, tapi tiba-tiba kau menghubungiku sekarang." ucap Kevin dari seberang sana.Anna menghening sejenak. Ya, Anna mengakui dirinya memang sangat egois. Saat ia membutuhkan kehadiran Kevin dia akan datang dan mencarinya. Namun kemarin, saat Kevin membutuhkannya, dia menghilang."A-aku minta maaf. Seharusnya aku tidak menghubungimu lagi. Lagipula kau hampir mati karenaku. Akan ku matikan, selamat malam."Anna menutup panggilannya karena merasa malu pada Kevin. Namun tiba-tiba ia mene
Setelah mobil yang Anna naiki itu melaju meninggalkan tempatnya. Arjuna yang merasa curiga langsung masuk ke dalam kediaman Sarah untuk mencari tahu. Benar saja, Arjuna menemukan beberapa penjaga rumah Sarah tengah tergeletak seperti tidur lelap. Arjuna meninggalkan mereka, setelah cukup memeriksa dan mengetahui mereka baik-baik saja."Ahh sakit,,," rintih Sarah."Sarah?" pekik Arjuna saat mendapati wanita yang ditemukannya itu tengah menahan sakit yang luar biasa.Sarah sangat terkejut dengan kehadiran Arjuna. Namun ia tidak dapat memikirkan hal itu lebih jauh lagi."Arjuna? Tolong aku." Sarah memohon pada mantan kekasihnya itu untuk menolongnya."Apa yang membuatmu seperti ini?"Arjuna langsung menggendong Sarah dan membawanya ke dalam mobilnya.Arjuna melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Saat matanya melirik pada Sarah dari kaca spion, Arjuna melihat wanita itu sudah mulai hilang kesadaran. Arjuna baru tersadar, di kemejanya ada bercak darah. Sepertinya itu berasal dari Sa
Arjuna masih berupaya menguasai keadaan, ciumannya menjalar ke leher dan akan menuju ke dada. "Arjuna. Tolong hentikan! Aku tidak bisa melakukannya," teriak Sarah yang kewalahan menghadapi sifat menakutkan Arjuna.Sontak Arjuna menghentikan sikapnya. "Kenapa? Kita saling mencintai, Sarah.""Jika kau adalah suamiku saat ini, apakah kau rela aku disentuh oleh pria lain?" Sarah sedang lemah, ia hanya mampu menahan Arjuna dengan kata-kata yang diharap mampu menyentuh hatinya.Sarah mengenal Arjuna sebagai pria yang sangat menghormati wanita, jadi dia sangat terkejut saat Arjuna memaksa untuk menerkamnya dalam kondisinya yang lemah.Arjuna yang seolah tersadar, langsung menjauhkan dirinya dari Sarah. Ia memejamkan mata, merasa malu saat mengingat kembali sikap yang barusan dilakukan."Maafkan aku, Sarah. Aku tidak bermaksud untuk menakutimu. Aku hanya, aku tidak tahu mengapa aku, HAAAH,,,!" teriak Arjuna yang frustasi saat tersadar betapa memalukannya perbuatannya tadi.Sarah yang awalny
"Tuan, Nyonya Anna tidak ada dirumah."Setelah menyisir semua ruangan, Romi tidak menemukan keberadaan istri pertama Adipati.Sangat jelas, Adipati semakin naik pitam. Rahangnya mengeras, matanya nyalang. Adipati merasa dipermainkan oleh istrinya sendiri. "Tuan, sebaiknya Anda menghubungi mertua Anda untuk mencari tahu keberadaan Nyonya Anna. Mungkin saja Nyonya Anna sedang berada disana," usul Romi.Adipati berpikir sejenak. Apa mungkin Anna berani bersembunyi di rumah orang tuanya? Padahal dia baru saja melakukan kesalahan besar. Namun jika dia bodoh, mungkin saja dia ada disana. Sepertinya Anna sudah tidak mengindahkan perkataan suaminya. Bahwa dia tidak akan memaafkannya lagi jika tertangkap kembali bersama Kevin. Pria yang sengaja mendekati Anna untuk membalas dendam pada Adipati."Lebih baik kita langsung kesana. Jika aku menghubungi mertuaku, sama saja aku memberikan kesempatan mereka untuk menyembunyikan Anna." ucap Adipati dengan rahang yang berkedut. Romi mengangguk setuj
Adipati benar-benar terjaga hingga pagi. Dari ruang kerjanya dia berdiri di dekat jendela, menatap gerbang yang terlihat dari sana. Berharap Sarah datang memasuki gerbang itu.Dia tidak pernah berhenti memikirkan Sarah sejak tadi, terutama kondisinya yang sedang mengandung bayinya. Fajar telah menyingsing, cahayanya menyusup ke celah jendela. Dilihatnya arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 8 pagi."Kapan kau akan pulang, Sarah?"Beberapa saat kemudian, terlihat sebuah mobil yang seperti Adipati kenal, berhenti di depan gerbang rumahnya. Mobil itu menekan klakson, para penjaga disana langsung membukakan pintu. Sebelum diizinkan masuk ke dalam, para penjaga terlebih dahulu meminta pengemudinya menurunkan kaca jendela untuk memastikan dia tamu yang dikenal.Setelah diizinkan, mobil itupun melenggang memasuki halaman rumah.Adipati yang melihatnya bergegas turun untuk menemui mereka."Ayah, Ibu? Bagaimana kalian bisa tahu rumah ini?"Tampak Dharmawangsa dan Maya t
"Apa Arjuna menyentuhmu?" tanya Adipati lirih. Sarah menggeleng, "Tidak, Paman. Apa kau tidak percaya padaku?" Sarah sedikit cemas jika suaminya diam-diam sebenarnya tidak percaya pada kesetiaannya. "Aku percaya padamu, tapi aku sulit percaya pada Arjuna. Dia adalah pria yang memiliki nafsu. Tapi jika benar tidak terjadi apa-apa, aku harus berterima kasih padanya, nanti.""Ya, kau harus melakukannya, Paman."Ada rasa cemburu yang enggan Adipati ungkapkan. Karena dirinya bukanlah orang yang dengan mudah menjatuhkan harga dirinya. Apa lagi ini mengenai masa lalu Sarah, rasanya ia tidak selevel jika harus bersaing dengan pria yang telah menjadi masa lalu istrinya. Jika dia menunjukkan kecemburuannya, sama saja dia menunjukkan rasa ketidak percayaan dirinya."Paman, apa yang kau lakukan?" Sarah terkejut karena tiba-tiba suaminya mengangkat tubuhnya."Diamlah, aku akan membawamu ke kamar."Adipati menggendong Sara