Share

Chapter 68

Author: Hannfirda
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Malam berikutnya, Alex dan Reina berencana untuk bertemu dengan Susan dan meluruskan segalanya. Saat Alex menghubungi Susan, wanita itu senang sekali. Bahkan langsung melakukan perjalanan dari kota sebelah pada malam sebelumnya dan rela menginap di salah satu hotel.

Berlokasikan di salah satu restoran milik Alex yang dekat dengan alun-alun kota, Alex menyadari kecemasan yang mendera Reina sejak pertama kali tiba. Sepertinya, istrinya itu takut apabila Susan melakukan hal-hal di luar nalar lagi. Maka dari itu, genggaman keduanya tak terlepas barang sedetik.

Mereka berjanji untuk bertemu pukul tujuh malam. Tetapi kurang dari lima belas menit, Susan telah menampakkan dirinya. Saking semangat dan percaya dirinya, Susan menebar senyum manisnya dan hendak menghadiahi Alex kecupan, tapi keburu dicegah oleh Reina.

Susan mencebikkan bibirnya. Ingin sekali melempar Reina ke mana saja, yang penting jangan mengganggu pertemuannya dengan Alex sekarang ini. Sebetulnya wanita itu kecewa lantaran Al
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 69

    Sesaat, seluruhnya terpaku untuk membuka suara. Pertanyaan yang berhasil melarikan satu kenyataan mengejutkan itu membuat Susan menitihkan air mata yang tak dapat dibendung. Reina mengulum bibir bawahnya, merasakan kesedihan yang teramat sangat dari wanita yang kini tampak begitu rapuh itu.Genggaman Nora mengendur. Mencerna pertanyaan yang dilayangkan Susan dengan reaksi lain. Dilihatnya perut rata Susan, lantas memberanikan diri untuk mengelusnya penuh kelembutan."Kamu hamil, Susan?"Tangis Susan makin luruh. Wanita itu mengangguk, tak kuasa mengangkat kepalanya untuk melihat salah satu di antara tiga orang yang berada di depannya. Dia sangat malu. "Kenapa kamu harus mencari ayahnya, Susan? Memangnya, apa kalian tidak saling berkomunikasi?" tanya Nora penasaran. Sementara itu, Alex dan Reina melempar pandang. Sepertinya mereka mengetahui siapa ayah dari benih yang bersarang pada rahim Susan. Susan mengangguk pelan. "Aku tau, Tante. Tapi, ayahnya sudah meninggal sebelum aku menget

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 70

    "Mas, pijitin dong!"Reina mengerucutkan bibirnya, membangunkan Alex tepat tengah malam. Seharian ini, Reina merasa lebih cepat lelah dan beberapa bagian tubuhnya terasa pegal. Alex terbangun, mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali sebelum menjalankan perintah dari istri manjanya itu. Walaupun mengantuk, Alex takkan mau menolak perintah dari Reina."Mas ngantuk ya?" Reina bertanya polos. "Mas capek ya? Ya udah tidur lagi aja nggak apa-apa.""Ha?" Alex memdelik bingung. Baru saja beberapa pijitan, tetapi istrinya itu meminta untuk disudahi. "Nggak pegal? Katanya minta dipijitin, ya sini, biar Mas pijitin.""Enggak ah, aku pengin yang lain." Reina menampakkan cengiran lebarnya. Mendadak, Alex mempunyai firasat jika istrinya itu akan meminta sesuatu yang cukup ajaib. "Ma-mau minta apa?"Reina melirik jam dinding terlebih dahulu, lantas berdiri dengan semangat tinggi. "Ayo jalan-jalan, Mas!""Malam-malam begini?""Iya! Mas nggak mau?" Mata Reina langsung berkaca-kaca. "Yang minta ana

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 71

    Sejak menumpahkan semua kekhawatirannya pada Tara hari itu, Reina tidak mempunyai ketakutan lainnya. Memang bayangan mengenai Yohan yang mengakhiri hidup di depannya masih terekam jelas dalam ingatan, tetapi Reina memutuskan untuk menyudahi semua kepahitan itu dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.Perutnya mulai membuncit, walau tidak banyak. Justru terlihat seperti orang yang baru saja makan banyak. Meski begitu, Reina bersikeras untuk mengukur lingkar perutnya setiap hari. Dia akan mengabadikan proses sekecil apa pun terjadi pada tubuhnya hingga sang buah hati lahir.Sebagai suami siaga, Alex tidak ragu untuk menuruti semua permintaan Reina. Mulai dari mengendarai mobil-mobilan yang biasa dipakai oleh anak kecil, sampai naik kuda tetapi kudanya jalan di tempat—untuk yang satu ini, Alex kepayahan untuk membujuk si pemilik istal supaya mau memegangi kudanya.Sementara itu, ada pasangan tikus-kucing berupa Noah dan Tara yang menaiki kuda seperti syuting video klip. Melihat hal ter

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 72

    Selepas kepulangan Alex pada malam harinya, Reina meminta ditemani berjalan berkeliling kompleks. Alex yang semula cukup lelah, tidak bisa mengelak. Sebenarnya tidak masalah pula, sebab energinya bertambah dengan sendirinya saat melihat senyum bahagia sang istri.Berganti pakaian rumahan secepat kilat, Reina sudah menunggu di depan pagar. Pak Tono sedang membukakan pintu, dan tak sengaja dirinya berhadapan dengan tetangga barunya yang sama-sama membuka pagar rumahnya di seberang."Oh, Mas Gilang? Mau jalan-jalan juga?" tanya Reina sopan.Gilang membalas senyuman Reina, lalu muncullah Alex dari belakang Reina. "Wah, ini suaminya Mbak Reina ya?" Gilang menyeberang, bersalaman dengan Alex yang menyambutnya ramah. "Perkenalkan, saya Gilang, tetangga barunya Pak Alex. Semoga kita bisa jadi tetangga yang baik ya, Pak!"Alex mengangguk. "Kalau ada kesulitan apa-apa, Pak Gilang bisa mampir ke rumah saya. Saya bersedia membantu. Omong-omong, Pak Gilang mau jalan ke depan? Kalau malam begini, a

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 73

    Reina bosan. Seharusnya dia ada janji untuk menemui Rendi dan Tara menjelang istirahat makan siang nanti, tetapi mengingat pekerjaannya di rumah konveksi sudah selesai dulu, kini tak ada kegiatan yang dapat dilakukannya. Gadis itu mengelus perutnya, memandang layar televisi tanpa minat. Andai suaminya itu tidak dalam pekan yang kelewat sibuk, bisa dipastikan dia akan menghambur ke kantor dan bermanja-manja dengan Alex.Sayangnya, dikabarkan bahwa suaminya itu sedang melangsungkan beberapa rapat penting yang tidak bisa ditinggal. Kemungkinan besar pulang larut malam pun tak bisa dihindari. Reina melirik jam dinding. Masih pukul sepuluh. Semua orang yang dikenalinya tengah bekerja.Bahkan Bi Ijah saja harus mondar-mandir membersihkan halaman belakang yang sejak dua hari lalu ditanami beberapa bunga. Reina berbaring di atas sofa, mengamati langit-langit ruang keluarga, memikirkan sesuatu yang dapat dilakukan untuk menghempas jenuh."Apa aku jalan-jalan sebentar ya? Eh, di depan gini, sot

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 74

    "Kamu kenapa, Reina? Mukanya cemberut gitu, ada yang kamu inginkan? Bicara sama Mas, nanti Mas belikan."Reina merentangkan tangannya, bersiap memeluk sang suami. Alex menyambut pelukan tersebut, lalu keduanya berdiam dalam posisi yang sama cukup lama. Alex terkekeh. Istri manjanya itu bersikap seolah mereka tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun saja."Mas, Rendi sama Tara jahat." Reina mengadu."Hm? Jahat kenapa?" Reina mendongakkan kepala, menyuguhkan wajah menggemaskan yang membuat Alex makin larut dalam pesonanya. Tak langsung menjawab, Reina berpikir sejenak. Haruskah dia memberitahu Alex? Bagaimana jika suaminya itu juga menganggapnya berlebihan dan membuat Alex jengah?Tidak! Reina cepat-cepat menggeleng. Dia sadar diri, sejak hamil ini, sifat kekanakannya tumbuh lebih besar dari yang pernah dibayangkan. Mungkin disebabkan oleh hormon kehamilan, serta didukung oleh sifat mengayomi Alex yang tak pernah luntur. Akhirnya, Reina cuma bergumam seadanya."Aku cuma bilang kalau

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 75

    Sudah lebih dari dua puluh menit sejak Reina terbangun, wanita itu tak kunjung beranjak. Justru asyik mengamati spasi kosong pada sisi kirinya yang terbiasa ditiduri oleh Alex. Semalam, dia memutuskan untuk kembali ke kamar utama. Terlelap sembari menghirup aroma mint yang senantiasa menyertai sang suami.Reina malas sekali untuk sekadar duduk. Meskipun masih kesal atas sikap Alex yang tak mengabari sama sekali, dia tak bisa mengabaikan kerinduan yang memenuhi dadanya. Lalu, entah mengapa dia ingin sekali disentuh oleh Alex. Masalahnya, Alex pergi tanpa berpamitan. Dia belum sempat bergumul dengan suaminya, yang kini malah menurunkan suasana hatinya lebih dulu.Reina baru beranjak ketika gelombang mual itu datang seperti biasa. Dengan terpaksa, Reina menuju kamar mandi dan memuntahkan seadanya. Terhenti beberapa saat, Reina memandangi pantulan dirinya pada cermin kamar mandi. Tidak ada secercah pun sinar yang menghinggapi wajah cantiknya. Hanya ada mendung yang menggelantung."Mas Ale

  • Istri Manja Om Duda   Cbapter 76

    Gilang tak memercayai penglihatannya. Baru saja keluar rumah untuk mengeluarkan mobil, tetangga cantiknya yang sedang hamil itu berdiri di seberang jalan dengan senyum merekah dalam pakaian yang lebih rapi. Gilang keluar dari mobil, mendekat dan bertanya-tanya."Ada apa ya, Mbak Reina?" tanyanya.Reina mengerjapkan mata, lalu menyuguhkan seutas senyum yang berhasil menjaring Gilang. "Mas Gilang mau menjemput adiknya kan? Saya boleh ikut? Janji, saya nggak akan merepotkan Mas Gilang. Sebenarnya, saya memang kepengin keluar, tapi nggak tau mau ke mana. Saya boleh ikut ya, Mas Gilang?"Gilang membuka mulut tanpa suara. Dia tidak pernah berhadapan dengan istri orang yang menggemaskan luar biasa seperti ini. Diberi tatapan memelas dengan pipi menggembung saja dia sudah kalah. Tanpa banyak bicara, Gilang mempersilakan Reina untuk memasuki mobilnya sementara dia mengunci rumah dan menutup pagar.Selagi menunggu Gilang selesai, Reina mengecek ponselnya. Belum ada kabar terbaru dari Alex. Rein

Latest chapter

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Melangkah Bersama

    Empat tahun setelah kelahiran Nayra, Alex dan Reina mendapatkan kabar bahwa mereka sedang mengandung anak kedua. Alex yang sudah dilanda bahagia, kian senang saat mendapati istri manjanya itu akan memberikan anak lagi.Ah, tapi tidak juga. Sekarang Reina sudah tak semanja dulu. Sejak melahirkan Nayra, rasanya Reina menjadi sosok lain yang mampu menghangatkan hati orang hanya dengan melihatnya saja. Ibu. Ya—Reina telah berubah menjadi seorang ibu yang secara perlahan meningkatkan kepedulian serta tanggungjawabnya untuk merawat dan membesarkan bayi mungil mereka.Pada beberapa kesempatan, Alex terpana. Dia seperti menikahi sosok Reina yang berbeda dari yang sebelumnya. Sebab Reina yang dilihatnya setiap hari jelas berbeda dari Reina yang biasa bergelayut manja padanya. Sempat pada beberapa malam, Alex mendapati istrinya itu menangis usai menidurkan Nayra. Detik itu, Alex mencari apa saja yang dialami seorang ibu ketika baru melahirkan. Ternyata, ada yang dinamakan baby blues. Pada satu

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Nayra

    Pagi hari yang damai, Reina sedang merajut di teras rumahnya. Alex telah pergi ke kantor setengah jam yang lalu, maka Reina memanfaatkan waktu tersebut untuk meningkatkan keahlian merajutnya sebelum berkontak dengan Felia dari rumah konveksi.Kehamilannya telah memasuki minggu ke-8. Belakangan Reina jadi susah bergerak, lebih mudah kelelahan. Maka dari itu, Reina memutuskan untuk duduk kalem sembari merajut sesuatu yang bisa mendistraksi pikirannya dari hal-hal buruk.Melupakan ponselnya yang tertinggal di kamar, Reina beranjak untuk meminta Alex memberikan benang rajut yang baru. Kalau tidak diingatkan sekarang, atau paling tidak menyisipkan pesan, suaminya itu akan lupa. Kesibukan yang melanda perusahaan turunan dari sang papa sedang kelewat sibuk. Bahkan sudah dua minggu ini, Alex pulang larut malam."Di mana ya?" Reina mengedar pandang sesampainya di kamar. Terakhir kali, dia menyembunyikan ponsel di salah satu laci nakas samping tempat tidur, sebab tak mau diganggu saat sedang be

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 110 - Tamat

    Kejutan yang dipersiapkan Alex bukan hanya yang Reina alami seharian ini saja. Melainkan, suaminya itu tengah menyodorkan layar ponselnya yang memperlihatkan pembayaran dua buah tiket penerbangan ke Singapura. Reina menganga sehingga Alex harus menutup mulut istrinya itu secara perlahan. "Mas? Tadinya aku yang mau kasih kejutan, tapi malah Mas yang kasih kejutan dulu ke aku." Reina memindai tiap kata yang tertera pada layar ponsel sang suami. "Kok mendadak sih, Mas?"Alex mengendikkan bahu. Walaupun tidak bisa fokus lantaran penampilan Reina saat ini terlalu menggoda, dia berusaha untuk menjawab. "Benar kata Ibu, Reina. Ada benarnya kalau kita berbulan madu selagi perut kamu belum terlalu besar. Sebenarnya Mas nggak masalah, kalau kamu mau berbulan madu saat menginjak trimester ketiga. Cuma takutnya Mas yang merasa nyaman dengan bulan madu itu, tapi enggak buat kamu."Reina mengelus perutnya yang berada di balik balutan gaun malam tipis—omong-omong, dia baru membelinya sore ini denga

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 109

    Reina tidak pernah ingat jika suaminya itu memiliki spasi tanpa atap pada ruangan khusus yang dimiliki di lantai dua. Ciuman keduanya yang berada di tangga harus terputus, sebab Tara melihat dari kejauhan dan berseru akan melemparkan piring kalau tidak mencari ruang terlebih dulu untuk melakukannya."Mas?" Reina berhenti melangkah. "Ini semua, Mas yang mempersiapkannya?"Alex mengendikkan bahu. "Enggak tau ya? Memangnya Mas bisa mempersiapkan semua ini di sela kesibukan yang menyerang Mas di kantor?"Reina mencebikkan bibirnya. Seingatnya, ruangan terbuka ini tak pernah ada. Ditilik dari cat kayu yang melapisi sebuah set meja bundar dan sepasang kursi pada tengah bagian, semuanya terlihat baru saja selesai dibangun. Begitu juga dengan sofa panjang berwarna cokelat yang terendus aroma barang baru saat Reina melewatinya."Ah satu lagi," Alex mendekat, lalu meletakkan kedua tangannya pada pinggang Reina. "Apa kamu tau seberapa cemasnya Mas selama beberapa hari ini, Sayang? Mas nggak bisa

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 108

    "Maaf, Reina."Reina memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya. Terkesan tidak sopan bila dia mengalihkan pandang selagi Gilang mengatakan sesuatu dengan bersungguh-sungguh. Belum selesai, Gilang melanjutkan kalimat yang berasal dari hati paling dalam."Seperti yang kamu lihat, aku juga menjadi bagian dari rencana yang diperbuat oleh Pak Alex dan dua sahabatmu itu."Tadinya Reina mau mengumpat, bahwa dua sahabatnya itu turut menjadi tim perencanaan. Namun dia urung, sebab masih berada dalam atmosfer lain yang Gilang ciptakan. Dan entah mengapa, dia merasakan satu titik kelegaan yang mengisi selubung di antaranya dan Gilang. Reina tak merasa terancam seperti dulu lagi. Situasi sudah berbeda, sehingga Reina tak perlu tertekan."Maaf karena sudah membuat kamu kesal belakangan ini, Reina. Hanya itu satu-satunya cara, supaya aku juga bisa melihat betapa besar kesungguhan yang kamu punya atas cinta suami kamu." Ucap Gilang. "Yah, tapi asal kamu tau, sebagian besar yang aku ucapkan itu

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 107

    Reina mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Barangkali saja salah mendengar, Reina menajamkan pendengaran, memastikan bahwa suara yang baru didengarnya merupakan khayalan belaka. Satu menit tak tersiar suara apa pun, Reina mengembuskan napas perlahan."Ternyata memang cuma khayalanku aja," wanita itu tersenyum kecut, seraya mengelus perutnya. "Pasti gara-gara semalam kurang tidur.""Apa? Kamu kurang tidur?"Reina terlonjak. Suara itu kembali menyapa telinga, namun kini dia berbalik, menghadap seseorang yang berdiri tepat di belakang sofa. Untuk beberapa saat, Reina tak bisa memercayai penglihatannya. Dunia seakan berhenti berputar, membuat Reina kepayahan untuk berkata-kata, sedangkan kedua matanya mulai memburam dengan sendirinya.Seseorang yang berdiri di belakang sofa lantas bergerak pelan, menghampiri Reina yang mematung dengan penuh kelegaan. Dalam satu tarikan napas, Alex memeluk Reina—sangat erat. Reina bergeming. Belum mampu mencerna segalanya dengan cepat, lantaran dia merasa ba

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 106

    Serangkaian malam yang tak mudah untuk dilewati lagi. Gambaran mengenai Evelynn yang berusaha menggoda Alex dalam balutan lingerie merah menyala terus menghantui bagaikan kaset rusak. Reina melirik jam dinding. Terbangun pukul tiga dini hari, padahal dia baru memejamkan mata satu jam sebelumnya. Mungkin lingkar matanya sudah seperti panda. Reina tidak mau bercermin kalau begini caranya."Jam delapan ...."Reina bergumam pelan sembari mengingat jadwal penerbangan yang akan Alex dan Evelynn lakukan. Masih tersisa lima jam. Wanita itu terheran-heran, adakah cara agar dua manusia tersebut membatalkan perjalanan udara mereka nanti?Tangannya yang semula hendak meraih ponsel, berubah haluan jadi menutup mulutnya yang menguap lebar-lebar. Tidak ada pilihan. Dia harus tertidur lagi barang sebentar. Demi kebaikan pikiran serta bayinya yang kelelahan di dalam perut, Reina harus mengistirahatkan diri.Reina membaringkan tubuh, tetapi sudut matanya menangkap hasil rajutan yang berada di atas meja

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 105

    Makan siang kali itu benar-benar menjatuhkan suasana hati Reina hingga ke dasar bumi sekaligus. Tetap saja, meski pada mulanya Alex sudah berbaik hati untuk mengajaknya makan bersama, pada akhirnya yang tampak menikmati sesi tersebut ialah Alex dan Evelynn. Keduanya berbicara seakan tidak ada hari esok. Bahkan yang membuat Reina ingin membanting piring, ketika suaminya menanyakan apa saja yang disukai oleh model cantik itu, begitu juga sebaliknya.Reina yang semula kelaparan, jadi tidak terlalu berminat untuk melahap bebek penyet yang menggugah selera itu. Terutama dengan sejumput pemandangan menyebalkan yang tersaji di hadapannya, Reina hanya mampu melahap sekadarnya demi sang anak yang berada di dalam perutnya.Saat Alex dan Evelynn telah menandaskan makanan masing-masing, keduanya langsung beranjak dan pamit begitu cepat. Reina menganga, tak membayangkan bahwa dia baru saja ditinggal—walaupun yang membayar tetap Alex. Rasanya luar biasa menjengkelkan. Bahkan Alex enggan menanyakan

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 104

    "Egois?"Gilang memiringkan kepala, sedangkan wanita hamil di depannya itu mengangguk penuh kepastian. Selama beberapa detik, keduanya tak mengeluarkan suara sekecil apa pun. Hanya deru napas masing-masing yang bersahutan seolah melempar amarah melalui udara di sekitar mereka.Reina hendak menyuruh laki-laki itu untuk menyingkir, lantaran tak perlu membicarakan hal lain lagi. Akan tetapi, Gilang malah mendecih disertai seutas senyum yang mengundang kernyitan pada dahi Reina. "Oke!"Lagi-lagi, Reina dibuat tak paham. Bertanya pun sudah terlalu malas, jadi dia membiarkan Gilang bertingkah semau laki-laki itu saja. Terlebih, dia ingin sekali keluar untuk mencari udara segar."Sepertinya semua sudah jelas." Gilang manggut-manggut tanpa diketahui apa penyebabnya. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Reina? Rasanya lega sekali setelah tau keadaan kamu baik-baik saja. Dan ... perasaanmu masih baik-baik saja."Reina memicingkan mata. "Perasaanku baik-baik saja? Apa maksudnya?"Gilang menggelen

DMCA.com Protection Status