Share

Chapter 20

Penulis: Hannfirda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Dasar! Punya anak nggak bisa mikir!"

Andre hanya mampu memejamkan matanya. Dia sedang menjadi objek kemarahan Papi Gustav dan Mami Sinta. Setelah pertengkarannya dengan Reina di mal kemarin, dia pulang larut malam sebab mengunjungi kelab untuk melampiaskan kekesalannya.

Baru pagi ini, Andre menyita waktu kedua orang tuanya untuk mengatakan yang sebenarnya mengenai hubungannya dan Reina. Pemuda itu menjelaskan segalanya, termasuk pernikahan Alex dan Reina dengan iming-iming kebebasan yang memang terlaksana dengan baik.

"Kamu itu bodoh! Udah dikasih kebebasan kayak gitu malah nggak bisa memanfaatkan dengan baik. Dasar! Malah hobinya cari sembarang cewek! Kalau kamu kena penyakit kelamin, Mami nggak mau ikutan ngurus!"

"Mi! Ya wajar dong kalau aku cari cewek lain! Mami tau sendiri Reina itu kakunya minta ampun kan? Dia memang manja, sayang sama aku, tapi tetap aja nggak bisa diatur sesuai kemauanku, Mi!"

Gustav menyahut, "Memangnya kamu mau Reina ngapain, Ndre? Kamu tau sendiri, biarp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 21

    "Jadi, ada apa?"Susan berdecak kesal. Alex memang menemuinya, tetapi istri manjanya yang bernama Reina itu turut duduk di samping Alex. Sengaja sekali merangkul lengan Alex. Tidak mau melepas—yang paling menyebalkan ketika Reina memerikan senyum kemenangan."Aku nggak bisa bicara kalau ada istrimu, Alex." Susan langsung menutup mulut rapat-rapat. Mengakui Reina sebagai istri Alex merupakan suatu kekalahan yang begitu dibenci."Kalian mau membahas hal penting ya?" Reina menatap Alex. "Aku ke kamar aja ya, Mas? Kamu bicara sama Mbak Susan aja nggak apa-apa."Alex mendelik, satu tangannya berusaha menahan Reina agar tidak pergi. Reina mendengus pelan. Sebenarnya dia sendiri penasaran dengan percakapan yang akan Susan mulai. Namun kalau dia tidak pergi, Susan tidak akan bersuara. "Tenang aja, Mas." Reina melancarkan aksinya. Kedua tangannya kembali mengelus dada Alex. "Kalian nggak bakal lama kan bicaranya? Aku tunggu di kamar, oke?"Reina mengedipkan matanya disertai kerlingan nakal ya

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 22

    Reina pikir, tidak masalah menemui Andre jika pemuda itu hanya ingin meminta maaf. Selama ini mereka sudah berpacaran lebih dari dua tahun. Kenangan yang keduanya ciptakan tidaklah sedikit. Bila ini saatnya berpisah, Reina menginginkan sebuah perpisahan yang baik. Tanpa adanya blunder dan dendam yang akan bercokol dalam benak masing-masing.Gadis itu baru saja mengirim titik pertemuan pada Andre. Selagi menunggu, dia menonton gosip terkini berupa kasus perselingkuhan dari televisi yang berada di sudut rumah makan sederhana. Reina meletakkan es tehnya, terbawa pada satu pikiran."Om Alex itu bukan tukang selingkuh kan ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Kayaknya sih nggak mungkin. Dia aja jadi duda lama banget, tandanya dia setia sama istri pertama—"Reina menghentikan ucapannya, lantas mengatupkan bibir begitu menyadari sesuatu. "Om Alex setia." Satu kenyataan yang seharusnya bisa dibanggakan oleh gadis itu, berhubung Alex merupakan suaminya sekarang ini.Namun dia teringat dengan pengu

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 23

    "Mereka?"Reina menjatuhkan majalahnya tanpa sadar. Gadis itu mengucek matanya, memastikan jika pemandangan sepasang manusia yang baru saja memasuki salon itu merupakan suatu kenyataan, bukan mimpi seperti yang diharapkan."Re? Kenapa majalahnya dijatuhin? Lihat apa—what? Itu bukannya—""Husshh!"Tara membungkam mulutnya sendiri dengan mata melebar. Reina menggeleng, "Diam aja, Tara. Aku mau coba lihat apa yang dilakukan Om Alex sama Mbak Susan di tempat ini.""Itukah alasanmu nggak mau menerima Om Alex, Re? Karena Om Alex punya pasangan lain di luar sana?" tanya Tara perlahan, nyaris berbisik."Dia bukan pasangannya, Tara." Reina menoleh, mengamati Susan yang menuju sisi lain salon, sementara Alex keluar dari area utama salon dengan wajah tertekuk kesal. "Dia sekretarisnya Om Alex, tapi pas pertama kali ketemu, sengaja ngomong sama aku kalau dia sahabat sekaligus cinta pertamanya Om Alex dulu.""Wah! Itu mbak-mbak naksir Om Alex tapi cintanya nggak bersambut, Re. Mungkin Om Alex udah

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 24

    "Bisa jalan, Reina?" tanya Alex penuh kecemasan saat Reina keluar dari mobil.Reina mendengus pelan. "Om, yang luka cuma sikutku lho, bukan kakiku. Ya bisa jalan dong! Oh! Kenapa Om nganterin aku pulang? Nanti Mbak Susan cariin lho!"Alex tau, istri manjanya itu akan memulai argumen setibanya di rumah. Masalahnya, mereka masih berada di garasi dan Reina tak memberikan kesempatan pada Alex untuk berpikir sejenak."Saya jelaskan di dalam, oke? Kita masuk dulu!""Ck! Pakai penjelasan segala," gerutu Reina. "Memangnya mau menjelaskan kayak gimana? Udah kelihatan nemenin Mbak Susan ke salon, bela-belain nunggu. Kalau memang pacaran, bilang dong! Kayak aku yang jujur kalau pacaran sama Andre, jadi kan kebebasannya bisa dirasakan langsung sama dua-duanya.""Saya nggak pacaran sama Susan, Reina." Sahut Alex selagi menyusul Reina dari belakang. Suaranya cukup lantang, namun tetap berat dan Reina merasa dikejar-kejar oleh om-om yang tidak dia kenal."Kalau pacaran bilang aja, Om! Soalnya aku la

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 25

    "Alex!"Si pemilik nama menoleh, menyuguhkan tatapan tajamnya. "Ke mana saja kamu kemarin? Kenapa tidak melanjutkan pekerjaanmu, Susan?"Susan terperangah. "Seharusnya aku yang tanya begitu, Alex! Kemarin kamu ke mana aja? Karena kamu nggak menjawab pas aku telepon, ya aku pulang dong! Kamu kabur begitu aja, tapi sekarang malah nodong aku soal kerjaan?""Kamu bekerja di sini, Susan. Sebagai sekretaris saya, yang perkerjaannya tidak sedikit." Sambung Alex. "Sekarang, saya tidak mau tau, kamu harus memberikan laporan yang semestinya menumpuk di meja kerja kamu.""Alex! Kamu itu kenapa sih? Padahal kemarin udah melunak lho, masa iya kamu melunak cuma di hari ulang tahunnya Delia aja?"Alex mengepalkan tangannya. Kemarin, memang ulang tahun istri pertamanya—Delia. Itulah mengapa, pada malam sebelumnya Alex melarang Reina untuk memasuki kamarnya. Sebab dia akan mengucapkan selamat ulang tahun pada bintang yang menghuni langit malam atas nama Delia.Laki-laki itu tak bisa membohongi diri, b

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 26

    Alex dan Reina saling merangkul seraya menyambut kedatangan Yudistira dan Maya, pasangan yang sangat berjasa bagi pernikahan keduanya. Terutama Yudistira, yang menjadi wali nikah Reina. Mereka tampak sehat dan baik-baik saja. Reina mendesah lega. Hanya mereka satu-satunya keluarga yang tersisa bagi Reina."Halo, Sayang! Maaf ya, malam-malam begini malah nyuruh kalian buat jemput Om sama Tante." Maya memeluk Reina. "Kamu pasti udah ngantuk kan? Biasanya jam segini udah tidur."Reina tersenyum manis. Senyum yang tak perlu dibuat-buat lantaran sungguh senang bertemu dengan sang bibi. "Tante Maya pasti juga udah ngantuk kan? Tapi biasanya nonton TV dulu."Alex mengambil alih barang bawaaan Yudis dan Maya. Mereka memasuki mobil, tak lama kemudian berada dalam perjalanan pulang. Di bangku tengah, Yudis dan Maya saling mendekatkan diri. Saling menyandarkan kepala dan memandang jalanan seadanya. Reina tersenyum simpul, turut bahagia atas romansa paman dan bibinya yang awet dan adem ayem samp

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 27

    "Wah! Cerahnya muka kalian di pagi hari ini."Reina hanya mampu tersenyum mendengar celetukan dari Maya. Sebenarnya dia sendiri mau bercermin, memastikan kebenaran dari ucapan Maya. Kebetulan saja, Alex sudah selesai mandi dan mereka keluar secara bersamaan. Reina menduga, paman dan bibinya itu sudah berpikir ke arah lain."Maaf ya, Tan. Aku nggak sempat bantuin masak, tau-tau ternyata udah jadi sarapan sebanyak ini." Reina membantu membagikan piring. "Besok aku bantuin deh, eh memangnya Om sama Tante mau nginep di sini sampai kapan?""Rencananya cuma seminggu kok, Re. Butiknya Tante yang di sini juga kemarin dapat sedikit masalah. Tapi tenang aja, kami nggak terlalu lama kan? Cuma seminggu, setelah itu Om sama Tante kembali lagi ngatur yang di kota B."Reina tertawa hambar. Seminggu. Dalam sudut pandang Yudis dan Maya, itu tidak terlalu lama. Akan tetapi, bagi Reina sangatlah lama. Dia akan tidur bersama Alex lebih lama dari yang pernah dibayangkan.Tak sengaja, sudut matanya menangk

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 28

    "A-aku—""Reina?" Maya datang secara tiba-tiba. Menyadari adanya salah satu bibi Reina, Andre bersembunyi di balik manekin terdekat. "Kamu mau pilih lingerie yang lain lagi? Tapi yang dipajang ini katanya belum yang baru semua. Kalau mau yang baru-baru kayak tadi, masih ada di gudang.""Eng-enggak, Tante. Nggak usah. Tante udah selesai? Kita ke kantornya Mas Alex sekarang yuk?" ajak Reina, sesekali melirik titik persembunyian sang pacar."Aduh! Buru-buru banget sih, Re? Sebentar, kamu jadi ngambil lingerie yang model ini nggak? Tapi ini ada hiasan rantainya, yakin Mas Alex-mu suka?"Reina tersentak. Mengapa pula bibinya yang satu itu harus bertanya sepolos itu? Omong-omong, Reina sendiri tidak menyadari jika lingerie yang berada di depannya memiliki rantai pada beberapa bagian."Enggak jadi, Tan. Ribet." Reina tersenyum masam. "Ke kantornya Mas Alex yuk? Katanya Tante mau ngajak keliling, aku juga belum pernah keliling di sana.""Ah, oke! Tante ambil tas dulu ya? Tadi ketinggalan di a

Bab terbaru

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Melangkah Bersama

    Empat tahun setelah kelahiran Nayra, Alex dan Reina mendapatkan kabar bahwa mereka sedang mengandung anak kedua. Alex yang sudah dilanda bahagia, kian senang saat mendapati istri manjanya itu akan memberikan anak lagi.Ah, tapi tidak juga. Sekarang Reina sudah tak semanja dulu. Sejak melahirkan Nayra, rasanya Reina menjadi sosok lain yang mampu menghangatkan hati orang hanya dengan melihatnya saja. Ibu. Ya—Reina telah berubah menjadi seorang ibu yang secara perlahan meningkatkan kepedulian serta tanggungjawabnya untuk merawat dan membesarkan bayi mungil mereka.Pada beberapa kesempatan, Alex terpana. Dia seperti menikahi sosok Reina yang berbeda dari yang sebelumnya. Sebab Reina yang dilihatnya setiap hari jelas berbeda dari Reina yang biasa bergelayut manja padanya. Sempat pada beberapa malam, Alex mendapati istrinya itu menangis usai menidurkan Nayra. Detik itu, Alex mencari apa saja yang dialami seorang ibu ketika baru melahirkan. Ternyata, ada yang dinamakan baby blues. Pada satu

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Nayra

    Pagi hari yang damai, Reina sedang merajut di teras rumahnya. Alex telah pergi ke kantor setengah jam yang lalu, maka Reina memanfaatkan waktu tersebut untuk meningkatkan keahlian merajutnya sebelum berkontak dengan Felia dari rumah konveksi.Kehamilannya telah memasuki minggu ke-8. Belakangan Reina jadi susah bergerak, lebih mudah kelelahan. Maka dari itu, Reina memutuskan untuk duduk kalem sembari merajut sesuatu yang bisa mendistraksi pikirannya dari hal-hal buruk.Melupakan ponselnya yang tertinggal di kamar, Reina beranjak untuk meminta Alex memberikan benang rajut yang baru. Kalau tidak diingatkan sekarang, atau paling tidak menyisipkan pesan, suaminya itu akan lupa. Kesibukan yang melanda perusahaan turunan dari sang papa sedang kelewat sibuk. Bahkan sudah dua minggu ini, Alex pulang larut malam."Di mana ya?" Reina mengedar pandang sesampainya di kamar. Terakhir kali, dia menyembunyikan ponsel di salah satu laci nakas samping tempat tidur, sebab tak mau diganggu saat sedang be

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 110 - Tamat

    Kejutan yang dipersiapkan Alex bukan hanya yang Reina alami seharian ini saja. Melainkan, suaminya itu tengah menyodorkan layar ponselnya yang memperlihatkan pembayaran dua buah tiket penerbangan ke Singapura. Reina menganga sehingga Alex harus menutup mulut istrinya itu secara perlahan. "Mas? Tadinya aku yang mau kasih kejutan, tapi malah Mas yang kasih kejutan dulu ke aku." Reina memindai tiap kata yang tertera pada layar ponsel sang suami. "Kok mendadak sih, Mas?"Alex mengendikkan bahu. Walaupun tidak bisa fokus lantaran penampilan Reina saat ini terlalu menggoda, dia berusaha untuk menjawab. "Benar kata Ibu, Reina. Ada benarnya kalau kita berbulan madu selagi perut kamu belum terlalu besar. Sebenarnya Mas nggak masalah, kalau kamu mau berbulan madu saat menginjak trimester ketiga. Cuma takutnya Mas yang merasa nyaman dengan bulan madu itu, tapi enggak buat kamu."Reina mengelus perutnya yang berada di balik balutan gaun malam tipis—omong-omong, dia baru membelinya sore ini denga

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 109

    Reina tidak pernah ingat jika suaminya itu memiliki spasi tanpa atap pada ruangan khusus yang dimiliki di lantai dua. Ciuman keduanya yang berada di tangga harus terputus, sebab Tara melihat dari kejauhan dan berseru akan melemparkan piring kalau tidak mencari ruang terlebih dulu untuk melakukannya."Mas?" Reina berhenti melangkah. "Ini semua, Mas yang mempersiapkannya?"Alex mengendikkan bahu. "Enggak tau ya? Memangnya Mas bisa mempersiapkan semua ini di sela kesibukan yang menyerang Mas di kantor?"Reina mencebikkan bibirnya. Seingatnya, ruangan terbuka ini tak pernah ada. Ditilik dari cat kayu yang melapisi sebuah set meja bundar dan sepasang kursi pada tengah bagian, semuanya terlihat baru saja selesai dibangun. Begitu juga dengan sofa panjang berwarna cokelat yang terendus aroma barang baru saat Reina melewatinya."Ah satu lagi," Alex mendekat, lalu meletakkan kedua tangannya pada pinggang Reina. "Apa kamu tau seberapa cemasnya Mas selama beberapa hari ini, Sayang? Mas nggak bisa

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 108

    "Maaf, Reina."Reina memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya. Terkesan tidak sopan bila dia mengalihkan pandang selagi Gilang mengatakan sesuatu dengan bersungguh-sungguh. Belum selesai, Gilang melanjutkan kalimat yang berasal dari hati paling dalam."Seperti yang kamu lihat, aku juga menjadi bagian dari rencana yang diperbuat oleh Pak Alex dan dua sahabatmu itu."Tadinya Reina mau mengumpat, bahwa dua sahabatnya itu turut menjadi tim perencanaan. Namun dia urung, sebab masih berada dalam atmosfer lain yang Gilang ciptakan. Dan entah mengapa, dia merasakan satu titik kelegaan yang mengisi selubung di antaranya dan Gilang. Reina tak merasa terancam seperti dulu lagi. Situasi sudah berbeda, sehingga Reina tak perlu tertekan."Maaf karena sudah membuat kamu kesal belakangan ini, Reina. Hanya itu satu-satunya cara, supaya aku juga bisa melihat betapa besar kesungguhan yang kamu punya atas cinta suami kamu." Ucap Gilang. "Yah, tapi asal kamu tau, sebagian besar yang aku ucapkan itu

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 107

    Reina mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Barangkali saja salah mendengar, Reina menajamkan pendengaran, memastikan bahwa suara yang baru didengarnya merupakan khayalan belaka. Satu menit tak tersiar suara apa pun, Reina mengembuskan napas perlahan."Ternyata memang cuma khayalanku aja," wanita itu tersenyum kecut, seraya mengelus perutnya. "Pasti gara-gara semalam kurang tidur.""Apa? Kamu kurang tidur?"Reina terlonjak. Suara itu kembali menyapa telinga, namun kini dia berbalik, menghadap seseorang yang berdiri tepat di belakang sofa. Untuk beberapa saat, Reina tak bisa memercayai penglihatannya. Dunia seakan berhenti berputar, membuat Reina kepayahan untuk berkata-kata, sedangkan kedua matanya mulai memburam dengan sendirinya.Seseorang yang berdiri di belakang sofa lantas bergerak pelan, menghampiri Reina yang mematung dengan penuh kelegaan. Dalam satu tarikan napas, Alex memeluk Reina—sangat erat. Reina bergeming. Belum mampu mencerna segalanya dengan cepat, lantaran dia merasa ba

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 106

    Serangkaian malam yang tak mudah untuk dilewati lagi. Gambaran mengenai Evelynn yang berusaha menggoda Alex dalam balutan lingerie merah menyala terus menghantui bagaikan kaset rusak. Reina melirik jam dinding. Terbangun pukul tiga dini hari, padahal dia baru memejamkan mata satu jam sebelumnya. Mungkin lingkar matanya sudah seperti panda. Reina tidak mau bercermin kalau begini caranya."Jam delapan ...."Reina bergumam pelan sembari mengingat jadwal penerbangan yang akan Alex dan Evelynn lakukan. Masih tersisa lima jam. Wanita itu terheran-heran, adakah cara agar dua manusia tersebut membatalkan perjalanan udara mereka nanti?Tangannya yang semula hendak meraih ponsel, berubah haluan jadi menutup mulutnya yang menguap lebar-lebar. Tidak ada pilihan. Dia harus tertidur lagi barang sebentar. Demi kebaikan pikiran serta bayinya yang kelelahan di dalam perut, Reina harus mengistirahatkan diri.Reina membaringkan tubuh, tetapi sudut matanya menangkap hasil rajutan yang berada di atas meja

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 105

    Makan siang kali itu benar-benar menjatuhkan suasana hati Reina hingga ke dasar bumi sekaligus. Tetap saja, meski pada mulanya Alex sudah berbaik hati untuk mengajaknya makan bersama, pada akhirnya yang tampak menikmati sesi tersebut ialah Alex dan Evelynn. Keduanya berbicara seakan tidak ada hari esok. Bahkan yang membuat Reina ingin membanting piring, ketika suaminya menanyakan apa saja yang disukai oleh model cantik itu, begitu juga sebaliknya.Reina yang semula kelaparan, jadi tidak terlalu berminat untuk melahap bebek penyet yang menggugah selera itu. Terutama dengan sejumput pemandangan menyebalkan yang tersaji di hadapannya, Reina hanya mampu melahap sekadarnya demi sang anak yang berada di dalam perutnya.Saat Alex dan Evelynn telah menandaskan makanan masing-masing, keduanya langsung beranjak dan pamit begitu cepat. Reina menganga, tak membayangkan bahwa dia baru saja ditinggal—walaupun yang membayar tetap Alex. Rasanya luar biasa menjengkelkan. Bahkan Alex enggan menanyakan

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 104

    "Egois?"Gilang memiringkan kepala, sedangkan wanita hamil di depannya itu mengangguk penuh kepastian. Selama beberapa detik, keduanya tak mengeluarkan suara sekecil apa pun. Hanya deru napas masing-masing yang bersahutan seolah melempar amarah melalui udara di sekitar mereka.Reina hendak menyuruh laki-laki itu untuk menyingkir, lantaran tak perlu membicarakan hal lain lagi. Akan tetapi, Gilang malah mendecih disertai seutas senyum yang mengundang kernyitan pada dahi Reina. "Oke!"Lagi-lagi, Reina dibuat tak paham. Bertanya pun sudah terlalu malas, jadi dia membiarkan Gilang bertingkah semau laki-laki itu saja. Terlebih, dia ingin sekali keluar untuk mencari udara segar."Sepertinya semua sudah jelas." Gilang manggut-manggut tanpa diketahui apa penyebabnya. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Reina? Rasanya lega sekali setelah tau keadaan kamu baik-baik saja. Dan ... perasaanmu masih baik-baik saja."Reina memicingkan mata. "Perasaanku baik-baik saja? Apa maksudnya?"Gilang menggelen

DMCA.com Protection Status