Beranda / Romansa / Istri Manja Dosen Posesif / Sakit Hati Frisca dan Bujukan Daniel

Share

Sakit Hati Frisca dan Bujukan Daniel

Penulis: Juliette Collen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Daniel meninggalkan kantornya lebih awal, ia baru saja ditemui oleh Dante yang marah besar padanya, bahkan kalau Justin tidak di sana, Dante mungkin akan menghabisi Daniel.

Dengan perasaan kacau, Daniel mengemudikan mobilnya menuju ke rumah mertuanya.

"Apa lagi yang terjadi kali ini, astaga...." Daniel mengusap wajahnya sesekali.

Stir mobilnya ia cengkeram erat-erat. Pikirannya yang sangat kacau tentang istrinya.

Butuh beberapa menit Daniel sampai di rumah mertuanya. Segara Daniel turun dari dalam mobil seraya menggulung lengan panjang kemejanya dengan tergesa-gesa.

Daniel masuk ke dalam rumah, ia sudah disambut dengan Johan.

"Maaf Pa, aku terlambat. Aku...."

"Duduk!" sentak Johan marah, Daniel merasakan kekecewaan lelaki itu.

Daniel pun langsung duduk, di rumah cukup sepi dan Mama mertuanya tidak terlihat menyambutnya. Apa lagi Dante yang jelas-jelas marah padanya.

"Papa tidak habis pikir denganmu, Daniel," ujar Johan tegas menatap wajah Daniel. "Selama ini Papa memang berlak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Manja Dosen Posesif   Beri Aku Semua Perhatianmu

    Keesokan harinya, Frisca dibujuk oleh Daniel untuk diajak pulang. Daniel berjanji akan melindunginya dan tidak akan membiarkan Frisca kembali disakiti oleh Silvia. Daniel juga menjelaskan pada istrinya untuk mencoba lebih dewasa menghadapi masalah, Frisca punya Daniel yang bisa ia ajak berbicara. "Kak, Frisca takut," lirih Frisca menggenggam tangan Daniel.Daniel merangkulnya erat. "Kenapa takut, Sayang? Ini rumah kita, rumahku sama saja dengan rumahmu. Aku akan meminta pada Mama untuk cepat pulang!" Frisca mendongak menatap wajah suaminya. "Kakak mengusir Mama?" "Heem, dia menyakitimu." "Tapi Kak Daniel, Mama...."Ucapan Frisca terhenti begitu Daniel menariknya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Di sana kedua orang tua Daniel menyambutnya, termasuk Kenan yang begitu merasa bersalah pada Frisca. Laki-laki itu mendekati menantunya dan menatap wajah Frisca yang sangat sedih. "Nak, kau baik-baik saja, Sayang?" tanya Kenan dan Frisca menggeleng. "Drama! Istrimu itu kebanyakan d

  • Istri Manja Dosen Posesif   Cemburunya Sangat Menggemaskan

    Pagi ini suasan kelas sangat jenuh, semua siswi sudah berdandan centil menunggu Daniel. Tapi belum muncul juga hingga beberapa teman Frisca terlihat kesal. "Frisca, Pak Daniel ke mana sih, kok kelasnya diganti sama Pak Sam?" Brenda, gadis berambut pirang yang duduk di belakang Frisca mulai bertanya. Seolah mereka semua tahu kalau Frisca sumber jawaban dari kebingungan mereka tentang Daniel. Anastasia yang duduk bersama Frisca langsung berdecak pelan. "Apa kau pikir Frisca ini stalkernya Pak Daniel yang tahu ke mana aja laki-laki itu pergi?!" sinis Anastasia. "Ada kok, cuma dia bilangnya tidak masuk ke kelas kita hari ini. Dia pergi meeting pagi tadi di kantornya sama beberapa koleganya dari Praha. Mungkin sekarang sudah di sini." Frisca menjawab dan menjelaskannya secara detail pada teman-temannya. Brenda, Selia, Kalle, dan yang lainnya menaikkan kedua alisnya. Mereka sedikit heran tentang Frisca yang tahu sedetail itu. Kalau Anastasia dan Allana yang tidak lagi heran dengan jaw

  • Istri Manja Dosen Posesif   Seperti Tikus dan Kucing

    Setelah satu minggu Frisca menjalani kehidupan normalnya seperti dulu, tidak ada hambatan apapun. Hubungannya dengan Daniel sangat baik, laki-laki posesif yang terus mengintai Frisca ke manapun Frisca berada. Pagi ini Frisca berada di kampusnya, gadis itu membawa banyak buku dari perpustakaan dengan sangat kewalahan. "Berat," lirih Frisca membawa tumpukan buku. "Ke mana Anastasia, tumben belum datang." Langkah gadis itu melewati sebuah ruangan, Frisca menoleh ke dalam sana di mana nampak Daniel yang tengah mengobrol dengan seorang wanita. Sangat akrab dan begitu dekat. Mereka sedang asik tertawa, bahkan wanita itu juga nampak memukul pelan pundak Daniel. Bisa-bisanya wanita itu genit dengan Daniel. "Ekhem! Cemburu hanya nambah berat, mana bukunya!" Frisca mendongak menatap sosok laki-laki yang berdiri di hadapannya saat ini. Leon berdiri tersenyum manis memakai jersey basketnya berwarna merah. Frisca memberikan semua bukunyapada Leon dengan kasar. "Bawa ini semua, bawa!" pekik

  • Istri Manja Dosen Posesif   Tidak Bisa Berlama-lama

    Daniel mengembuskan napasnya panjang kala keluar dari dalam mobilnya seraya menyampirkan mantel hangat miliknya di lengan. Lengan panjang kemeja yang ia gulung sampai siku. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam rumah. Kedatangannya malam ini tidak disambut oleh sang istri kecilnya seperti biasanya. Melainkan hanya Bibi yang sedang menyiapkan makan malam untuk Daniel. "Malam Bi," sapa Daniel membuat wanita itu menoleh ke belakang dan tersenyum. "Malam juga Tuan." Bibi mengembuskan napasnya pelan. "Itu Tuan, Nona sudah makan malam, tadi pulang sore diantarkan Tuan Dante. Katanya tidak mau bertemu Tuan dulu, lagi males kata Nona."Laki-laki itu mengangguk. "Sekarang dia di mana?" "Nona ada di kamarnya, Tuan." Daniel mendongakkan kepalanya menatap lantai dua, ia melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Keningnya mengerut diikuti alisnya yang terangkat sebelah setelah membaca selembar kertas yang ditempelkan di depan pintu kamarnya. 'Tidak menerima laki-laki genit t

  • Istri Manja Dosen Posesif   Tertangkap Basah

    Pagi tiba, Frisca baru saja bangun dari tidurnya. Tidak biasa dirinya tidak mendapati suaminya di sampingnya seperti biasa."Ke mana Kak Daniel, tumben," cicit Frisca menyibakkan selimutnya. Gadis itu beranjak turun dari atas ranjang dan berjalan keluar dari dalam kamar tersebut. Frisca berdiri di selasar, di sana ia melihat seorang Daniel yang nampaknya bergegas pergi. "Ekhem!" Deheman penuh kesengajaan membuat sosok laki-laki tampan berbalut tuxedo hitam di bawah sana mendongak menatapnya. Seketika Daniel melambaikan tangannya meminta pada istrinya untuk segera turun. "Aku pikir hari ini libur," cicit Frisca cemberut. "Aku ada pertemuan dengan rekan bisnisku, Sayang. Maaf ya, nanti malam saja kita jalan-jalan, okay?" Daniel mengusak pucuk kepala Frisca dengan gemas. Frisca menjadi lesu, padahal hari ini ia ingin berduaan dengan Daniel. Tapi laki-laki itu nyatanya sama saja seperti Kakaknya, sangat sibuk. Kalau Daniel tidak bisa membuat mood Frisca membaik, Frisca masih punya

  • Istri Manja Dosen Posesif   Kakak Andalan Frisca

    "Terima kasih bunganya ya, Niel." Sarah tersenyum-senyum menghirup aroma mawar merah yang ia rebut begitu saja dari tangan Daniel saat ia bertemu tanpa sengaja dengan laki-laki itu di depan restoran. Daniel menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Sebenarnya aku membelikan bunga itu untuk seseorang. Tapi sudahlah, biar aku nanti membelikannya lagi." Senyuman Sarah yang tadinya merekah kini perlahan pudar setlah Daniel mengatakan kalau ternyata bunga itu tidak sebegitu tulus ia berikan padanya. Mereka berdua saling diam menikmati hidangan yang tersaji untuk keduanya, namun perhatian Daniel dan Sarah tiba-tiba teralihkan saat mendengar keributan dari depan. "Mana Daniel hah?! Biar Kakak banting dia!" teriak Dante menggulung lengan kemeja yang dipakainya."Jangan malu-maluin, Kak Dante!" teriak Frisca menangis mengejar Dante. "Kak! Laporin Mama nih! Kak Dante, ihhh!" Frisca berlari mengejar sang Kakak yang kini berjalan dengan kesalnya ke arah meja di mana Daniel yang Sarah bera

  • Istri Manja Dosen Posesif   Suamiku yang Penyayang

    Pagi ini Dante mengantarkan Adiknya ke kampus, kegiatan satu ini membuat laki-laki itu kembali mengingat saat Adiknya belum menikah di mana Frisca menjadikan Dante sebagai sopir yang bertugas mengantarkannya ke kampus. "Belajar yang pinter! Jangan kebanyakan nangis! Malu sama umur, udah mau dua puluh satu masih cengeng aja balik ke TK!" maki Dante saat Frisca hendak keluar dari dalam mobil."Iya, iya! Jangan marah mulu ah Kak, panas telinga Frisca! Lagian siapa juga yang cengeng!" "Ngaca! Usia sudah dewasa tapi pikirannya masih kayak bocah lima tahun! Sudah sana-sana, Kakak telat nih!" kesal Dante. Sedetik Frisca tersenyum manis memiringkan kepalanya. "Uang jatah," pintanya mengulurkan tangannya. Dante merotasikan kedua matanya dan mengambil dompet kulit hitam miliknya. Ia mengambil beberapa lembar uang dan diberikannya pada sang Adik. "Nih! Dasar bocah," sinis Dante. Gadis itu cemberut. "Kak, ini dapat apa? Frisca hari ini mau beli novel, beli topi, beli...." "Husssttt!" Dante

  • Istri Manja Dosen Posesif   Percintaan Malam ini

    "Hujan deras, Kak Daniel belum pulang...." Frisca berdiri di halte depan kampusnya, blouse motif bunga-bunga yang ia pakai tidak mampu menahan dinginnya udara sekitar. Rok lipit seatas lututnya juga membuat kedua kaki Frisca merinding kedinginan. Namun ia tetap setia menunggu Daniel yang sedang ada urusan dengan beberapa dosen lainnya di kampus. Frisca duduk di sebuah bangku sebelum ia menoleh ke arah gerbang kampus di mana banyak mobil milik para dosen yang sudah keluar. "Kak Daniel!" Frisca melambaikan tangannya pada mobil sang suami. Mobil milik Daniel berhenti di depan halte, buru-buru Frisca masuk ke dalam sana. "Kenapa belum pulang duluan, Sayang? Bajumu basah, hah?" Daniel mengulurkan tangannya menyentuh blouse yang Frisca pakai. "Basah sedikit, tidak papa." Frisca tersenyum manis. Daniel mengembuskan napasnya pelan, ia menoleh ke belakang dan mengambil mengambil mantelnya. "Ayo lepas bajunya," ujar Daniel dengan mudahnya. Kedua mata Frisca sontak terbeliak. "A... Apa

Bab terbaru

  • Istri Manja Dosen Posesif   AKHIR PENUH KEBAHAGIAAN

    Keesokan harinya.Justin ternyata datang ke rumah Celia lagi, bahkan sangat pagi-pagi sekali laki-laki itu menjemput Celia. Dia mengajak gadis cantiknya pergi ke suatu tempat, memaksanya dengan sabar karena tahu suasana hati Celia yang sangat buruk pagi ini. "Kau mau mengajakku pergi ke mana, Justin?" tanya Celia dengan wajah malas, dia menatap ke arah luar jendela mobil hitam milik laki-laki itu. "Ke suatu tempat." Justin tersenyum tipis. "Kenapa manyun saja, hem? Ada masalah?" tanya Justin mengusap pucuk kepala Celia. Gadis itu mengangguk. "Kenapa kau masih bisa sesantai ini setelah semalam Papaku mengatakan hal buruk tentang kita, kenapa?" Kening Justin mengerut, laki-laki itu tidak menjawab dan ia sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya Celia maksud saat ini. Sampai beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat. Kedua mata Celia melebar dan angin pagi yang semilir menyapanya dengan sangat lembut. Tidak terlalu menikmati perjalanan, tapi tiba-tiba mereka sudah

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Memberikannya Kebahagiaan Lebih

    "Bagaimana? Sudah bertemu dengan Justin?!" Miko tersenyum menatap adiknya yang memasang tampang kesal. Di samping Celia ada Justin yang tersenyum kepadanya. "Kalian ini niat sekali membuatku kesal, aku sampai seharian nangis," seru Celia, ia menendang kaki Miko yang duduk di sampingnya. Daniel dan Frisca tersenyum tipis. Mereka tidak bepergian jauh, mereka hanya sedang berkunjung ke vila baru yang dibeli Miko beberapa Minggu yang lalu. Sengaja juga mengerjai Celia. Daniel menghela napasnya pelan, laki-laki itu menatap pemuda tampan yang duduk di samping Celia. "Kau tidak kembali lagi ke London, Justin?" tanya Daniel menatap pemuda itu. "Tidak Om, saya mungkin akan ke sana nanti, bersama Celia." Justin menjawabnya seraya menatap Celia. Gadis cantik itu jelas saja langsung berseri-seri dan mengangguk antusias. "Halah, giliran begitu aja antusias banget!" Miko menarik pipi Celia dengan kuat hingga sang empu memekik melebarkan kedua matanya. Sontak, Justin langsung menepis tangan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Yang Ku rindukan Sudah Pulang

    Satu Minggu berlalu..."Mami dan Papi akan pergi dengan Kakak juga, Celia di rumah saja ya," bujuk Frisca pada putrinya. Gadis cantik yang baru bangun tidur itu langsung mengerjapkan kedua matanya. Tidak biasanya sang Mama akan meninggalkannya begini. Celia pun langsung cemberut saat itu juga. "Kenapa sih Mi? Memangnya Mami sama Papi mau ke mana? Seenggaknya itu jangan ajak Kakak dong, Celia kan tidak mau sendirian!" Gadis itu memprotes, seperti biasa kalau Celia sangat amat takut sendirian. "Manja banget sih jadi bocah, malu sama umur!" sinis Miko menyahuti. Ekor mata Celia melirik sang Kakak, pria tampan itu nampak membawa sebuah koper hitam miliknya dan berpenampilan sangat rapi dan berkelas, seperti biasa. Wajah Celia langsung menunjukkan ekspresi bingung. "Mau ke mana sih? Kok bawa koper besar segala?! Kenapa tidak kemarin-kemarin bilang ke Celia, sih Mi?!" amuk Celia pada Maminya. "Kita mau ke Italia, kenapa?" Miko pun ikut menyahuti. Saat itu juga Celia berdecak kesal,

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Selalu Ada Waktu Untukmu

    "Adikmu murung sekali, Miko. Kenapa Celi?" Daniel memperhatikan putrinya yang tampak sedih, gadis itu juga tidak mau bergabung bersama Mama dan Papanya seperti biasa. Celia diam di lantai dua, di depan jendela di samping sebuah pohon natal besar dan perapian. Pertanyaan sang Papa membuat Miko mendengkus pelan. "Galau dia Pi, ditinggal Justin." "Ohhh, Justin kan pulang ke London, tidak papa lah... Orang ke rumah keluarganya," jawab Daniel dengan santai. "Loh, dia asli orang Britania ya?" sahut Frisca seraya membantu Miko membungkus banyak hadiah. Daniel mengangguk. "Dari kabar yang aku dengar sih begitu. Tapi dia adalah anak muda yang sangat mandiri, bahkan dia mengembangkan perusahaannya tanpa mengeluh sedikitpun." Mendengar hal itu membuat Miko mengangguk, sejujurnya ia tidak membenci sosok Justin, juga tidak menganggap sebagai saingannya apalagi tidak menyukainya karena mendekati Celia, tapi bagi Miko ia takut kalau Justin yang sudah tahu tentang dunia luar akan menyakiti C

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Aku Yakin Dia Kembali

    Celia duduk diam menunduk kepalanya di bangku panjang di dalam bandara. Gadis cantik itu meletakkan tangannya di dada dan menggenggam kalung yang tadi Justin pakaikan padanya. Ponsel Celia berdering dan ternyata panggilan dari Papanya. Namun Celia enggan menjawab, pasti mereka hanya bertanya dia di mana, setelah itu mereka mengatakan mereka akan pergi dan Celia sendirian lagi. "Mereka pasti cuma mau pamit pergi saja," gumam Celia kembali mendongakkan kepalanya menatap sekitar. Beberapa orang berlalu-lalang di depannya dan tidak seramai tadi.Namun pintu kaca di depan sana tiba-tiba terbuka, nampak Ludwick berlari ke arahnya dan menatap wajah Celia dengan lekat. "Cel, duh... Aku kira pulang sendiri," ujar laki-laki itu seraya merapatkan mantel hangatnya. Kening Celia mengerut dan ia menatapnya lesu. "Justin pergi ke London, mendadak pula," ucap Celia. "Udah, nggak usah dipikirin! Ayo pulang, salju turun tebal di luar Cel, ayo!" Ludwick menarik pelan lengan Celia. Mereka berdua

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Musim Dingin Tanpamu

    Dia minggu berlalu dengan cepat. Celia menjalani harinya seperti biasa dan gadis itu kini sedikit menjaga jarak dengan sang Kakak, lebih tepatnya saat mereka bertengkar beberapa waktu yang lalu. Hari ini di rumah Celia kedatangan tamu penting, Miko akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Kakak laki-laki Celia itu mudah sekali mendapatkan seorang pasangan. Calon istrinya pun sangat cantik, tapi secantik apapun dia Celia yang marah pada Miko, ia ikut malas pula pada Kakak iparnya. "Celia, tidak mau kenalan sama Kak Arzela?" tanya Frisca saat melihat putrinya berjalan menuruni anak tangga. Celia diam, di sana Miko menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Tapi Mi, Celi buru-buru dan-""Sapa sebentar, apa susahnya sih, Cel!" Miko menatap sinis pada sang adik. Celia merotasikan kedua matanya, ia langsung mendekati calon Kakak iparnya dan gadis itu langsung mengulurkan tangannya dengan sopan. Arzela pun hanya tersenyum manis. "Celia cantik sekali," ucap Arzela. "Iya Kak, kayak

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. KEMARAHAN MIKO

    Setelah beberapa hari yang lalu Celia bertengkar dengan Kakaknya, Celia menjadi sangat tertutup. Bahkan dia tidak mau bicara dengan Miko sedikitpun. Miko mencemaskan akan diamnya sang adik yang tidak biasa. Dia terus kepikiran tentang Celia setiap kali. "Pagi Mi, Pi," sapa Miko pada Mama dan Papanya saat ia baru saja menuruni anak tangga menuju ruang makan. "Hem, pagi juga Sayang. Adik mana?" tanya Frisca pada si sulung. Miko langsung menoleh ke arah sampingnya di mana meja nampak kosong dan ternyata Celia belum juga ke sana. "Loh, aku pikir Celi sudah duluan," jawab Miko menghela napasnya pelan. "Belum. Sudah beberapa hari ini dia sepertinya tidak mood pada apapun, kenapa ya?" Frisca menatap suami dan anaknya dengan tatapan bingung. "Mungkin ada masalah sendiri, maklum anak gadis," sahut Daniel. "Tapi Sayang, aku merasa tidak biasanya dia seperti ini. Makanya aneh saja kalau Celia tiba-tiba murung." Miko menyadari satu hal yang benar-benar membuat Celia berubah bukan hanya p

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. PERTENGKARAN

    "Thanks udah jagain Celia, sorry juga kalau adikku merepotkanmu," ucap Miko pada Justin. Justin hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja. "Santai aja, Celia gadis yang patuh denganku," balas Justin. Mendengar kata patuh yang Justin katakan membuat Miko merasa hal aneh dan sedikit khawatir kalau Justin menyukai Celia. Bukannya tidak boleh, tapi Miko sangat takut kalau adiknya akan terjerumus dalam pergaulan laki-laki di depannya ini. "Sudah ayo pulang, Mami dan Papi sudah menunggu kita di rumah," ajak Miko pada Celia. "Tunggu sebentar Kak, aku harus pamit ke Justin dulu," ucap Celia memegangi lengan dengan sang Kakak. Celia menatap Justin dengan tatapan yang sangat hangat sebelum akhirnya gadis itu menunduk dan tersenyum kembali menatapnya. Sedangkan Justin hanya menyunggingkan senyum dan ia cukup paham bagaimana cara seorang Celia menunjukkan sikap polosnya. "Justin, aku pulang dulu ya aku mah terima kasih sudah menjaga aku. Emm... Kalau kau merasa bosan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. DIAM DAN JATUH HATI

    Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Celia masih berada di apartemen milik Justin dan di sana ada Ludwick juga yang terkejut dengan kehadiran gadis yang pernah ia jumpai di club malam beberapa waktu yang lalu. Namun Ludwick tidak mengatakan apapun, dia tetap diam bersama dengan Justin saja. "Heh, Justin... Dia gadis yang waktu itu, kan?!" pekik Ludwick menyenggol lengan Justin. Dan sahabatnya itu menoleh ke arah Celia yang nampak sedih. "Heem, dia putri Pak Daniel. Rekan kerjaku," jawab Justin. Ludwick langsung menelan saliva. "Gila aja, bisa-bisanya langsung dekat," seru laki-laki itu melirik Justin dan mengembuskan napasnya pelan.Justin terkekeh, ia pun berjalan mendekati Celia yang tengah sedih duduk di sofa di depan kamar Justin. Sesekali gadis itu menatap was-was pada Ludwick yang memperhatikannya. Saat Justin mendekat, Celia langsung menarik lengan laki-laki itu dimintanya untuk mendekat. "Justin... Temanmu itu kenspa melihat aku aneh, aku takut," ujar Celia jujur. Just

DMCA.com Protection Status